• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Tinjauan Ilmu Kimia

4. Mobile Learning

a. Pengertian Mobile Learning

Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn dalam tulisan (Triarso, Agus: 2010) adalah media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersedian materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah m-learning atau mobile learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti android, tablet, smartphone, handphone, laptop dan perangkat teknologi informasi yang banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini difokuskan pada perangkat handphone.

Perkembangan terbaru dalam teknologi handphone semakin memungkinkan untuk mendukung mobile learning dan memanfaatkan situasi

untuk mengintegrasikan belajar spontan dalam skenario pembelajaran yang lebih formal. (Goh, 2009) (Ahmadi dkk, 2010:30).

Ally (2004: 1), mendefinisikan bahwa mobile learning adalah penyampaian materi pembelajran elektronik menggunakan peralatan komputasi mobile. Akses dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kedua definisi diatas menekankan pada penggunaan peralatan komputasi mobile untuk mengakses materi pelajaran. Penggunaan peralatan mobile memungkinkan siswa bisa mengakses materi kapan saja dan dimana saja.

Menurut Nugraha (2010: 10), peralatan mobile device yang digunakan antara lain adalah handphone, PDA maupun smartphone. Meskipun demikian, secara umum peralatan mobile yang digunakan bisa berupa apa saja yang berukuran kecil, mudah di bawa dari satu tempat ketempat lain, dan bisa digunakan untuk mengakses materi pelajaran baik dari memori internal device maupun melalui akses jaringan internet.

Wijaya (2006: 2), menjelaskan bahwa tidak semua materi mengajar cocok disampaikan dengan konsep mobile learning. Materi yang tidak cocok

antara lain materi yang bersifat “hands on”, keterampilan sebagai mana dokter

gigi, seni music khususnya mencipta lagu, interview skills, team work, seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian.

Mobile learning merupakan kelanjutan dari pembelajaran elektronik atau lebih dikenal dengan e – learning yang merupakan bagian dari D-learning

(distance learning – pembelajaran jarak jauh) (Georgiev: 2004: 1). Hal ini sejalan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 pasal 1 poin 15 yang menyatakan: Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

Gambar 2. skema pembelajaran m- learning (Georgiev dkk: 2004)

Pembelajaran jarak jauh dimaksudkan untuk mengatasi jarak dan waktu antara guru dengan siswa, sehingga proses pembelajaran tetap berjalan meskipun guru dan siswa tidak berada pada waktu dan tempat yang sama. Media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh bisa berupa modul, buku, dan media mengajar lain. Namun pembelajaran jarak jauh lebih identik dengan penggunaan media elekronik sehingga dikenal dengan istilah elektronik learning atau e- learning .

Pada pembelajaran e-learning kebebasan untuk belajar tanpa harus terikat waktu dan tempat menjadi faktor penting yang sering ditekankan. Namun Holzinger (2005: 1), menjelaskan bahwa di dalam e-learning tradisional kebutuhan minimum pada sebuah PC yang terhubung dengan jaringan internet. Dengan demikian memiliki konsekuensi independensi waktu dan tempat tidak

sepenuhnya terpenuhi karena siswa harus berada di depan komputer atau TV yang berada ditempat tertentu.

Untuk mengatasi keterbatasan pada e-learning dikembangkan model pembelajaran baru dengan memanfaatkan peralatan elektronik mobile (mobile device). Penggunaan mobil device memunculkan istilah baru dalam dunia pendidikan yaitu mobile learning atau lebih dikenal dengan istilah m-learning. Menurut Wood (2005) dalam Riyanto (2006: 387), istilah mobile learning (m- learning) mengacu pada penggunaan perangkat IT genggam (handphone), laptop, dan tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran.

Peralatan yang digunakan pada m-learning menggunakan perangkat mobile yang sangat fleksibel untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Pada mobile learning akses data menggunakan jaringan wireless dengan kecepatan yang di batasi oleh teknologi jaringan wireless yang diantaranya adalah GPRS, 3G, wifi. Model pembelajaran m- learning adalah bentuk interaksi antara guru dan siswa yang bersifat informal.

b. Implementasi Mobile Learning

Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi bergerak (mobile device) seperti PDA atau Handphone memungkinkan pembelajaran jarak jauh mobile learning bisa berlangsung fleksibel dan dinamis terhadap ruang dan waktu. Penggunaan mobil device juga memberi kesempatan lebih banyak antara guru dan siswa untuk dapat berkolaborasi dan berinteraksi secara informal (Riyanto, 2006: 2).

Menurut Zulkifli (2011: 15), terdapat tiga model implementasi mobile learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional), pelengkap (komplemen), dan pengganti (subtitusi).

1) Tambahan (suplemen)

Mobile learning menjadi suplemen atau tambahan jika penggunaan m- learning terpisah dari proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa tidak ada keharusan untuk menggunakan m-learning. Meskipun bersifat opsional, siswa yang menggunakan m-learning tentu memiliki tambahan wawasan dan pengalaman belajar.

2) Pelengkap (komplemen)

Mobile learning berfungsi sebagai pelengkap pembelajaran di kelas jika m-learning deprogram untuk melengkapi pembelajaran di kelas. Materi m- learning digunakan sebagai penguat (reinforsmen) atau pengulang (remedial) bagi siswa.

3) Pengganti(subtitusi)

Mobile learning berfungsi sebagai pengganti jika m-learning sepenuhnya digunakan umenggantikan proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran sperti ini bertujuan memberi keleluasaan pada siswa untuk mengatur jadwal pembelajaran dengan kegiatan siswa lainnya. Pembelajaran seperti ini lebih efektif digunakan pada jenjang pendidikan tinggi seperti yang telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi di negara maju.

Wijaya (2006: 3), menjelaskan bahwa kesiapan untuk mengimplementasikan mobile learning di dalam pendidikan sangat bergantung pada semua stakeholder yang terkait. Kesiapan dapat di pahami sebagai kemampuan untuk menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam mobile learning. Adapun stakeholder yang terkait antara lain guru, siswa, sekolah sebagai pihak penyelenggara dan pemerintah sebagai penyedia infrastruktur.

Mobile learning memiliki teknologi konektifitas yang lebih fleksibel antara lain Wifi, GSM/CDMA, dan GPRS. Satu peralatan mobile bisa menggunakan lebih dari satu macam teknologi komunikasi memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan teknologi komunikasi yang digunakan mempengaruhi jangkauan dan kecepatan akses dari peralatan mbile yang digunakan.

Mobile learning memungkinkan komunikasi antara guru dan siswa bisa berlangsung secara synchronous atau asynchronous. Komunikasi asynchronous berlangsung jika antara guru dan siswaberada pada saat yang bersamaan. Contoh yang paling umum dari komunikasi synchronous ini adalah komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa yang berada pada saat yang berbeda. Pada saat tertentu guru mengunggah materi dan dan disaat yang lain siswa mengunduh materi untuk dipelajari. Sistem m-learning dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajran atau layanan informasi administrasi. Contoh pemanfaatan sistem mobile learning dalam pembelajaran antara lain materi, soal – soal tes, dll. Pemanfaatan sistem mobile learning untuk layanan informasi administrasi contohnya adalah laporan nilai akademis siswa, pengumuman sekolah dll.

c. Kelebihan dan Kekurangan Mobile learning

Beberapa kelebihan Mobile learning dibandingkan dengan pembelajaran lain sebagai berikut:

1) Dapat digunakan dimanapun dan kapanpun

2) Memiliki harga yang relative lebih murah dibandingkan dengan PC desktop 3) Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC desktop

4) Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m- learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Fitur makin canggih

6) Jangkauan wireless/seluler yang luas sehingga akses ke sumber daya pembelajaran lebih mudah dan cepat.

Mobile learning memiliki keterbatasan–keterbatasan terutama dari sisi perangkat/media belajarnya. Keterbatasan perangkat bergerak antara lain sebagai berikut:

1) Kemampuan pemroses

2) Kapasitas memori untuk menyimpan 3) Layar tampilan

4) Catu daya 5) Network

Kekurangan mobile learning sendiri sebenarnya lambat laun dapat teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.

Kecepatan processor pada ponsel semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal ssaat ini semakin besar dan murah. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dalam penggunaan mobile learning adalah bahwa tidak semua konten pembelajaran konvensional maupun konten pembelajaran e-learning dapat ditransformasikan ke dalam konten mobile learning.

Sistem yang optimal adalah menggabungkan mobile learning dengan e- learning, dimana ada alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan perangkat computer atau device bergerak (handphone) atau digabungkan dengan sistem tradisional.

Dokumen terkait