Bab 1 Identitas Pemrakarsa ……………………………………………………….. i-1
2.6. Tahap Pra Konstruksi
2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan material
Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan konstruksi pembangunan tower beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai rencana teknis oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa adalah :
Tabel 2.8. Peralatan yang digunakan
No. Jenis Peralatan Jumlah Fungsi
1 Crane/skylif 1 Mengangkat beban berat
2 Vibrator 1 Memadatkan
3 Cangkul 10 Menggali
4 Balincong 10 Menggali,
5 Mollen 1 Pengolahan beton
6 Alat bangunan sederhana lainnya
Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa
Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi adalah :
Tabel 2.9. Material yang digunakan
No. Jenis Material Fungsi
1 Pasir batu Bahan lapisan base course
2 Pasir Campuran beton
3 Semen Campuran beton
4 Krikil Campuran beton
5 Baja siku Tiang, rangka
6 Batu belah Pondasi
7 BRC Pagar
8 Kolom pedestal Pondasi tiang
9 Pipa besi Pagar
10 Bahan bangunan lainnya
Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa
2.7.4. Pembangunan sarana dan prasarana
Tower Telekomunikasi (BTS)
Pembangunan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa berdasarkan rencana teknis
dengan memanfaatkan luas tanah seluas 156 m2 sebagai land area. Sedangkan
untuk ukuran tower berbentuk segi empat dengan panjang sisi 5,2 m dengan luas
27,04 m2. Pembangunan pondasi dibuat dengan konsep pondasi telapak 120 x 120
cm beton bertulang beralaskan lantai kerja cor beton 1:3:5 dengan tebal 10 cm. Kedalaman penggalian pondasi sampai 900 cm atau tanah keras serta pemadatan tiang menggunakan tanah urugan.
Pembangunan Sarana Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi seperti plan purpose BTS, plan purpose pole ACPDB, fence dan pole, antenna microwave, yard lamp, panel listrik, baterai dan lain-lain. Pemasangan sarana telemomunikasi BTS tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang mendukung kinerja tower BTS.
Penggunaan Jaringan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 1 KVA. Disamping itu, sumber energy listrik cadangan menggunakan baterai sebesar 1 KVA bilamana listrik dari PLN padam.
Pemasangan Alat Pemadam Kebakaran
Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran digunakan APAR 3 kg sebanyak 2 unit.
Sumur Resapan
PT. Tritunggal Putera Perkasa diharuskan membangun sumur resapan dan atau biopori dalam menangangi limpasan air larian atau run off. Sumur resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur
resapan adalah 2 m3. Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana
pembangunan tower berjumlah 1 unit yang akan ditempatkan sisi-sis dalam jaringan drainase dan lindi pada land area.
2.8. Tahap Operasi
Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan tower. 2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Untuk operasional BTS tidak memerlukan tenaga kerja di lokasi kegiatan akan tetapi teknisi dari perusahaan telekomunikasi yang akan melakukan maintenance bila diperlukan.
2.8.2. Kegiatan Tower
Potensi Timbulnya Keresahan Warga
Potensi timbulnya keresahan warga disebabkan radiasi gelombang elektromagnetik/gelombang radio yang memancar dari atena tower BTS. Selama ini menjadi kekhawatiran warga masyarakat setempat akan menimbulkan dampak negative sebagai sumber wabah penyakit mutasi genetik baik secara fisik maupun kimiawi. Selain itu, adanya kekhawatiran Menara tower roboh menimpa pemukiman yang berada di sekitar lokasi, dikarenakan oleh gempa atau bencana alam.
Oleh karena itu, harus dilakukan sosialisasi dan menjalin komunikasi dengan baik dengan warga masyarakat sekitar lokasi kegiatan dan Muspika setempat. Disarankan jarak antara pemukiman dengan tower sejauh 53 meter. Ketika tower dengan ketinggian 52 meter mengalami roboh tidak akan menimpa pemukiman setempat. Selain itu, memberikan jaminan kesehatan dan ganti rugi kepada warga masyarakat sekitar jika mengalami kecelakaan atau gangguan kesehatan yang disebabkan dari operasional tower BTS tersebut.
Lahan Tertutup Bangunan (Run Off)
Adanya tanah seluas 156 m2 terbangun beton tidak tembus air akan
menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional,
Q = 0,00278 C.A.I Dimana:
Q = Total Debit Limpasan
C = Koefisien air limpasan
A = Rencana luas lahan terbangun
Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :
Tabel 2.10. Koefisien Limpasan
Tipe Area Koefisien
Run off
Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90
Tanah yang bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
Atap yang tidak tembus air 0,75 - 0,90
perkerasan aspal, beton 0,80 - 0,90
Tanah padat sulit diresapi 0,40 - 0,55
Tanah agak mudah diresapi 0,05 - 0,35
Taman / lapangan terbuka 0,05 - 0,25
Kebun 0,05 - 0,20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 - 0,40 Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 - 0,70 Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 - 0,80
Daerah rekreasi 0,20 - 0,30
Daerah Industri 0,80 - 0,90
Daerah perniagaan 0,90 - 0,95
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma
Jika diketahui :
- Luas lahan terbangun adalah 156 m2 (0,0156 Ha)
- Intensitas hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi, dengan durasi hujan
120 menit dan periode ulang hujan 5 tahun terakhir, intensitas hujannya adalah 0,44 mm/jam untuk wilayah Sukabumi Kab. Sukabumi.
Maka :
Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah perkerasan beton adalah: Q = 0,00278 C . A . I = 0,00278 x 0,8 x 0,0156 x 0,44 = 0,000015 m3/s = 1,3 m3/hari Q = 0,00278 C . A . I = 0,00278 x 0,9 x 0,0156 x 0,44 = 0,000017 m3/s = 1,5 m3/hari
Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 1,3 – 1,5
m3/hari. Oleh karena itu, dibangun lindi air pusat tiang tower dan drainase yang
mengalirkan limpasan air hujan dengan baik menuju sumur resapan. Sumur dibuatkan
sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 1 unit bervolume 2 m3 pada sisi land
Bab 3
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolan Lingkungan Hidup serta Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi pada rencana pembangunan Tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa yang terletak di Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi :
1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat,
pemanfaatan lahan, dan pengurusan perizinan.
2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi,
pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana;
3. Tahap operasi, meliputi : Kegiatan tower.
Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :
3.1. Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Persepsi Masyarakat Sumber Dampak
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana pembangunan tower.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi.
Lokasi UKL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UKL
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UPL
Sekali pada saat pembuatan izin tetangga dan Rekomendasi Camat.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa. Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug.
Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug.
Keterangan
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangunan Tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa.
2. Pemanfaatan Lahan Sumber Dampak
Adanya kegiatan pemanfaatan lahan untuk rencana pembangunan Tower. Pemanfaatan lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan.
Jenis Dampak
Adanya lahan tidak produktif seluas 156 m2 dimanfaatkan untuk rencana
pembangunan tower PT. Tritunggal Putera Perkasa.
Besaran Dampak
Bertambahnya nilai investasi asset dalam bentuk lahan yang dimanfaatkan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan pengukuran luas lahan.
Memagar batas-batas lahan.
Melakukan transaksi sewa lahan.
Membuat surat perjanjian/pernyataan atas hak pemanfaatan lahan.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UKL
Sekali pada proses pemberian hak atas pemanfaatan lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UPL
Pada tahap pra konstruksi saat dikeluarkannya surat pernyataan hak pemanfaatan lahan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.
Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BPN Sukabumi.
Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BPN Sukabumi.
Keterangan
Pemilik lahan yakni Uci Suryadi telah mengeluarkan surat pernyataan atas hak pemanfaatan lahan miliknya kepada PT. Tritunggal Putera Perkasa.
3.2. Tahap Konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Dampak
Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sesuai rencana teknis membutuhkan tenaga kerja konstruksi.
Jenis Dampak
Terserapnya tenaga kerja lokal.
Besaran Dampak
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 25 orang.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung.
Lokasi UKL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UKL
Seminggu sebelum pekerjaan pematangan lahan dilakukan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk
sekitar.
Pencatatan dan dokumentasi
Lokasi UPL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UPL
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi.
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.
Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Disnakertrans.
Keterangan
Tenaga kerja tukang dan asisten tukang di prioritaskan berasal dari warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari wilayah Sukabumi atau luar Sukabumi.
2. Pematangan Lahan Sumber Dampak
Penggunaan lahan tidak produktif seluas 156 m2 dilakukan pembersihan,
perataan, dan penggalian untuk pondasi Menara sesuai rencana teknis.
a. Jenis Dampak Kualitas Udara
Peningkatan kadar debu.
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus
lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350
mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman lahan secara periodik pada musim kemarau.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Pada saat musim kemarau.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.
b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan
Besaran Dampak
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk ruang terbuka hijau 50 dBA.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari.
Lokasi UKL
Areal pagar batas lahan.
Periode UKL
Sebelum pematangan lahan dilakukan.
Selama kegiatan pematangan lahan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji tingkat intensitas kebisingan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Di dalam dan di luar areal proyek.
Periode UPL
Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.
c. Jenis Dampak Estetika Lingkungan
Penurunan estetika lingkungan.
Besaran Dampak
Volume puing-puing tanah sisa galian yang berceceran tidak beraturan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pembersihan lahan.
Pemanfaatan tanah sisa galian untuk perataan.
Penyediaan TPS sementara.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama kegiatan pematangan lahan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Selama kegiatan pematangan lahan.
d. Jenis Dampak Flora dan Fauna
Terganggunya flora dan fauna di lokasi kegiatan
Besaran Dampak
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang dilindungi
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan
Periode UKL
Sebelum melaksanakan kegiatan pematangan lahan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual
Pencatatan dan dokumentasi
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan
Periode UPL
Selama kegiatan pematangan lahan
e. Jenis Dampak Run Off
Peningkatan run off pada saat turun hujan.
Besaran Dampak
Perkiraan selisih perubahan limpasan air hujan dari tanah kebun menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q =
Tabel 3.1. Perubahan Debit limpasan air hujan tahap konstruksi Komponen Sebelum
pematangan pematangan Sesudah
Luas lahan (Ha) 0,0156 0,0156
Intensitas hujan
(mm/jam)
0,44 0,44
Koefisien air limpasan 0,05 0,40
Konstanta 0,00278 0,00278
Debit air limpasan (m3/s)
0,000001 0,00001
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan.
Membuat saluran drainase.
Lokasi UKL
Trap lumpur/kolam pengendapan.
Saluran drainase.
Periode UKL
Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual pada saat turun hujan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Trap lumpur.
Saluran drainase.
Periode UPL
selama kegiatan pematangan lahan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.
Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH Sukabumi.
Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH Sukabumi.
Keterangan
3. Mobilisasi Peralatan dan Material Sumber Dampak
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.
a. Jenis Dampak Kualitas Udara
Peningkatan kadar debu.
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel
lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350
mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman secara periodik pada musim kemarau.
Penggunaan kendaraan angkut yang telah lulus uji emisi.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama kegiatan dilaksanakan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sebelum kegiatan dan sekali disela-sela pelaksanaan kegiatan.
b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan
Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.
Besaran Dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk pemukiman sebesar 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sebelum dan pada saat kegiatan dilaksanakan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji tingkat intensitas kebisingan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal kegiatan.
Periode UPL
Sebelum dan sekali di sela-sela pelaksanan kegiatan.
c. Jenis Dampak Lalu Lintas
Peningkatan arus lalu lintas.
Besaran Dampak
Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Selaawi.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari.
Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi
proyek.
Melaksanakan rekomendasi ANDALALIN
Lokasi UKL
Jalan Selaawi.
Pintu keluar masuk lokasi proyek.
Periode UKL
Pada saat kendaraan angkut datang.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Periode UPL
Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.
d. Jenis Dampak Kualitas Badan Jalan
Penurunan kualitas badan jalan.
Besaran Dampak
Panjang jalan yang terkotori lumpur dan mengalami kerusakan oleh kendaraan proyek.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan.
Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi.
Bobot kendaraan angkut tidak boleh melebihi tonase yang di izinkan.
Lokasi UKL
Jalan Selaawi.
Pintu keluar masuk lokasi proyek.
Periode UKL
Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Jalan Selaawi.
Pintu keluar masuk lokasi proyek.
Periode UPL
Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa. Pengawas : BLH, Dishubkominfo.
Penerima laporan : BLH, Dishubkominfo.
Keterangan
Peralatan dan material akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis.
4. Pembangunan Sarana dan Prasana Tower Sumber Dampak
Adanya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk tower.
a. Jenis Dampak Kualitas Udara
Peningkatan kadar debu
Besaran Dampak
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel
lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350
mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999).
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyiraman secara periodic pada musim kemarau.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Sebelum kegiatan dilaksanakan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji kualitas udara dan kadar debu.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UPL
Sekali ditengah-tengah pelaksanaan kegiatan.
b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan
Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.
Besaran Dampak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk pemukiman 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan.
Periode UKL
Selama pelaksanaan kegiatan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Uji tingkat kebisingan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal pembangunan.
Periode UPL
Sekali pada saat pelaksanaan kegiatan.
c. Jenis Dampak Estetika Lingkungan
Penurunan estetika lingkungan.
Besaran Dampak
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan yang berserakan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara.
Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau
di jual.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan pembangunan.
Periode UKL
Selama kegiatan pembangunan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan pembangunan.
Periode UPL
d. Jenis Dampak Kecelakaan Kerja
Potensi terjadinya kecelakaan kerja.
Besaran Dampak
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Pemakaian alat pelindung kerja konstruksi sesuai SNI seperti helm,
sarung tangan, sepatu dan pakaian khusus proyek dan lain-lain.
Penyediaan P3K.
Lokasi UKL
Areal lokasi kegiatan pembangunan.
Periode UKL
Selama kegiatan pembangunan.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Medical chek up.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Areal lokasi kegiatan pembangunan.
Periode UPL
Sekali sebelum dan setelah kegiatan pembangunan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.
Pengawas : BLH, Distarkimsih, DIshubkominfo, BPPTPM.
Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, Dishubkominfo, BPPTPM.
Keterangan
Luas lahan 156 m2 untuk land area dengan luas alas Menara sebesar 27,04 m2.
3.3. Tahap Operasi
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Tower Sumber Dampak
Adanya praduga dampak dari gelombang elektromagnetik/radio yang terpancar dari tower dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan masyarakat sekitar serta potensi bencana mengakibatkan Menara tower roboh menghantam pemukiman sekitar lokasi.
a. Jenis Dampak Keresahan Warga
Adanya stigma negatif terhadap bahaya tower BTS telekomunikasi yang menimbulkan keresahan warga masyarakat.
Besaran Dampak
Jumlah warga masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan mengalami kerugian material yang diakibatkan dari pancaran gelombang elektromagnetik dan bencana robohnya menara tower.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Melakukan mantainence terjadwal secara rutin
Memasang warning simbol pada setiap bagian komponen sarana BTS
Melakukan sosialisasi, komunikasi dan koordinasi secara baik dengan
warga masyarakat sekitar lokasi dan Muspika setempat.
Disarankan jarak antara lokasi tower BTS dengan pemukiman terdekat
sejauh 52 meter.
Pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan
kesehatan diakibatkan dari aktivitas tower BTS.
Memberikan penggantian material kepada warga yang dirugikan dari
bencana robohnya tower BTS.
Lokasi UKL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UKL
Selama operasional tower.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Melakukan wawancara dan komunikasi dengan warga sekitar lokasi
kegiatan.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.
Periode UPL
Selama operasional tower dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali.
b. Jenis Dampak Run Off
Peningkatan run off limpasan air.
Besaran Dampak
Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk
areal perkerasan beton diperkirakan sebesar 1,3 – 1,5 m3/hari.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
Membuat saluran drainase.
Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 1 unit.
Membuat saluran lindi.
Membuat grill.
Lokasi UKL
Drainase.
Sumur resapan.
Lindi
Sisi-sisi land area.
Periode UKL
Sebelum operasional.
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Pengamatan visual.
Pencatatan dan dokumentasi.
Lokasi UPL
Drainase.
Sumur resapan.
Lindi.
Periode UPL
Pada saat musim hujan.
Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa
Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishukominfo.
Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishubkominfo.
Keterangan
Operasional Tower akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia serta melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali.
MATRIKS
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumber
Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode
A. Pra Konstruksi Persepsi masyarakat Sikap dan persepsi masyarakat Jumlah respon positif dan negative dari warga masyarakat Melakukan komunikasi, sosialisasi, dan observasi rencana kegiatan Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi Kp. Cibuntu RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomenda si Camat Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug