• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan upaya pemantauan lingkungan hidup - UKL UPL - TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan upaya pemantauan lingkungan hidup - UKL UPL - TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dan upaya pemantauan lingkungan hidup

- UKL – UPL -

TOWER TELEKOMUNIKASI

(BTS)

PT. TRITUNGGAL PUTERA PERKASA

Alamat kantor : Komp. Holis Commercial Residence Jl. Holis Regency M 39 dan M 41 Bandung Provinsi Jawa Barat 40222

Alamat usaha : Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

(2)

UKL-UPL PT. Tritunggal Putera Perkasa

K

ATA PENGANTAR

Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Kegiatan yang tidak menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional PT. Tritunggal Putera Perkasa di Kabupaten Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.

Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL ini.

Sukabumi, 14 September 2016 PT. Tritunggal Putera Perkasa

(3)

UKL-UPL PT. Tritunggal Putera Perkasa

D

AFTAR ISI

Hal. PERNYATAAN PELAKSANAAN

IZIN LINGKUNGAN HIDUP SURAT REKOMENDASI UKL-UPL

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI ……… ii

DAFTAR TABEL ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ……… v Bab 1 Identitas Pemrakarsa ……….. i-1

1.1. Identitas pemrakarsa ……….. i-1

1.2. Identitas penyusun ……… i-1

Bab 2 Rencana Kegiatan ………. ii-1

2.1. Nama Kegiatan ……… ii-1

2.2. Lokasi Kegiatan ………..

2.3. Skala Kegiatan ……….

2.4. Kesesuaian Tata Ruang ……….

2.5. Rona lingkungan awal ……….

2.6. Tahap Pra Konstruksi ………..

2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat ………

2.6.2. Pemanfaatan lahan ………. 2.6.3. Pengurusan Perizinan ……… ii-1 ii-3 ii-5 ii-5 ii-7 ii-7 ii-7 ii-7 2.7. Tahap Konstruksi ………..

2.7.1. Rekrutmen tenaga kerja konstruksi ………..

2.7.2. Pematangan lahan ………..

2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan material ...

ii-8 ii-8 ii-9 ii-9

(4)

UKL-UPL PT. Tritunggal Putera Perkasa

2.7.4. Pembangunan sarana dan prasarana ... ii-10

2.8. Tahap Operasi ……….. ii-12

2.8.1.Mobilisasi Tenaga Kerja ………. ii-12

2.8.2.Kegiatan Tower ……… ii-12

Bab 3 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup ……….. iii-1

3.1. Tahap Pra Konstruksi ……….. iii-1

3.2. Tahap Konstruksi ……… iii-4

3.3. Tahap Operasi ……….. iii-14

MATRIKS UKL – UPL

Bab 4 Jumlah dan Jenis izin PPLH yang dibutuhkan ……… iv-1 DAFTAR PUSTAKA

(5)

UKL-UPL PT. Tritunggal Putera Perkasa

D

AFTAR TABEL

Hal. Tabel 2.1. Penggunaan lahan ……….. ii-3 Tabel 2.2. Luas bangunan ………. ii-3 Tabel 2.3. Peralatan yang digunakan ………. ii-4 Tabel 2.4. jadwal rencana kegiatan ………. ii-5 Tabel 2.5. Baku mutu tingkat kebisingan ………. ii-6 Tabel 2.6. Perizinan yang dimiliki ……….. ii-8 Tabel 2.7. Tenaga kerja konstruksi ……….. ii-9 Tabel 2.8. Peralatan yang digunakan ………. ii-10 Tabel 2.9. Material yang digunakan ………. ii-10 Tabel 2.10. Koefisien limpasan ………. ii-13 Tabel 3.1. Perubahan debit limpasan air hujan tahap konstruksi ……….. iii-8

(6)

UKL-UPL PT. Tritunggal Putera Perkasa

D

AFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1. Peta lokasi kegiatan ……….. ii-2 Gambar 2.2. Model sumur resapan ……….. ii-11

(7)

Bab 1

Identitas Pemrakarsa

1.1. Identitas Pemrakarsa

Nama Perusahaan : PT. TRITUNGGAL PUTERA PERKASA

Alamat Perusahaan : Komp. Holis Commercial Residence Jl. Holis Regency M 39 dan M 41 Bandung 40222

Pimpinan : H. Moh. Lili Suharli

Jabatan : Direktur

Alamat : Margahayu Raya Barat A-2 No. 290 RT. 05/05 Kel.

Sekejati Kec. Buah Batu Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

Telp/fax : 022-

Penanggung Jawab UKL-UPL

- Nama : H. Moh. Lili Suharli

- Jabatan : Direktur

Jenis Usaha : Tower Telekomunikasi (BTS)

Lokasi Kegiatan : Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan

Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Luas Tanah : + 156 m2

Tinggi Menara : + 52 m

1.2. Identitas Penyusun

Nama Perusahaan : Inasa Sakha Kirana, PT.

Alamat Studio : Gg. Pelukis No. 806 RT. 04/01 Desa Sukamanah

Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Telp/HP : 087721817759

Tim penyusun : 1. Dedi Abdillah, S.T.

(8)

Bab 2

Rencana Kegiatan

2.1. Nama Kegiatan

Kegiatan ini adalah rencana pembangunan Tower Telekomunikasi (BTS) dengan fasilitas pendukung lainnya oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa yang selanjutnya

disingkat Tower. Rencana kegiatan pembangunan tower diatas lahan 156 m2 dengan

tinggi Menara 52 m dengan type tower konvensional – self supporting tower IM3/SATC/ISAT/other.

2.2. Lokasi Kegiatan

Lokasi tower berada di Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Lokasi rencana kegiatan berada pada titik koordinat 6°45'21.17"S 106°46'54.12"E. Luas tanah untuk rencana land

pembangunan tower sebesar + 156 m2 dengan tinggi Menara 52 meter type tower

konvensional – self supporting tower IM3/SATC/ISAT/other.

Kesampaian lokasi kegiatan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat serta truk engkel dikarenakan akses jalan menuju lokasi melewati jalan Desa. Adapun lokasi rencana pembangunan tower, berbatasan langsung dengan kegiatan sekitar antara lain :

Sebelah utara : tanah darat yang ditanami

Sebelah timur : tanah darat akses jalan masuk

Sebelah selatan : tanah darat yang ditanami

(9)
(10)

2.3. Skala Kegiatan Penggunaan Lahan

Lahan yang akan digunakan untuk rencana pembangunan tower oleh PT.

Tritunggal Putera Perkasa seluas + 156 m2 diatas tanah hak milik (SHM) Uci Suryadi

seluas 3.040 m2.

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan

No Bangunan Tertutup (m2) Terbuka (m2) Persen (%)

A Lahan tertutup bangunan

1 Landasan tower 156 - 100 Jumlah 156 - 100 B. Lahan Terbuka RTH - - 0 Jumlah - - 0 Jumlah total 156 100

Dimensi pembangunan landasan tower yaitu 12 x 13 meter dan dimensi Menara tower berbentuk persegi dengan panjangn sisi - sisi 5,2 x 5,2 m. Menara tersbut dibangun dengan ketinggian mencapai 52 m dari dasar permukaan lantai.

Tabel 2.2. Luas Bangunan

No. Bangunan Dimensi (m) Luas (m2)

1 Landasan 12 x 13 156

2 Menara 5,2 x 5,2 27,04

3 Ketinggian 52 -

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

Kegiatan Utama

Kegiatan utama adalah Tower Telekomunikasi (BTS) yang merupakan salah satu media pemancar gelombang elektromagnetik / gelombang radio untuk sarana telekomunikasi yang berfungsi untuk penerima dan pengirim sinyal telekomunikasi. BTS merupakan bagian network elemen GSM yang berhubungan langsung dengan mobile

station/HP. Suatu BTS dapat mengcover area sejauh 35 KM (jarak tembak ke udara).

Standar yang dikeluarkan WHO (World Health Organization) masing-masing 4,5

Watt/m2 untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 Watt/m2 untuk

1.800 MHz. Sementara itu, standar yang dikeluarkan IEEE C95.1-1991 malah lebih

tinggi lagi, yakni 6 Watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk perangkat

(11)

Kebutuhan Peralatan dan Bahan

Rencanan pembangunan tower dan saran pendukungnyan membutuhkan peralatan penunjang kegiatan diantaranya adalah :

Tabel 2.3. Peralatan yang digunakan

No Jenis alat/barang Fungsi

1 Rectifier Penyearah tegangan dari tegangan AC dari PLN

dikonversi ke dalam tegangan searah untuk dikonsumsi perangkat lainnya

2 PWSB Power suplai independen perangkat GSM/BTS

3 BB2F Base Band/pengatur slot trafik pada BTS

4 WCGA Combiner antara transmitter ke DVJA

5 DVJA Duplexer/output semua sector, sebagai pemisah

antara transmitter dengan receiver

6 TSGB TRX unit, menentukan kanal frekuensi

7 M2LA Sebagai combiner receiver ke DVJA

8 BOIA Prosesor BTS (bentuk sama dengan BB2F namun

memiliki port penghubung untuk maintenance)

9 Antenna OMNI Memberikan servis dalam radius 360 drahat dari titik

lokasi

10 Baterai Backup power ke BTS apabila PLN padam

11 Microwave sistem Terdiri atas indoor unit dan outdoor unit

12 Antenna sectoral Penghubung antar BTS dengan HP

13 Feeder Kaber media rambatan gelombang radio antara BTS

dengan antenna sector

14 Shelter Tempat penyimpanan equipment

15 Baja Untuk konstruksi tiang/menara

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk operasional BTS tidak memerlukan tenaga kerja di lokasi kegiatan akan tetapi teknisi dari perusahaan telekomunikasi yang akan melakukan maintenance bila diperlukan.

Jadwal Kegiatan

Jadwal rencana kegiatan pembangunan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa dimulai dari melakukan pemanfaatan lahan sampai operasional kegiatan tower dan fasilitas pendukungnya. Adapun rencana kegiatan dirangkum dalam tabel di bawah ini.

(12)

Tabel 2.4. Jadwal Rencana Kegiatan

2017 VI VII VIII IX X XI XII I

I Pra Konstruksi

1 Pemanfaatan Lahan

2 Sosialisasi kepada masyarakat 3 pengurusan perizinan

II Konstruksi

1 rekrutmen tenaga kerja konstruksi 2 pematangan lahan

3 mobilisasi alat dan material

4 pembangunan sarana dan prasarana

III Operasi

1 kegiatan BTS

No Kegiatan

2016 Bulan

Keterangan : kerjasama pemanfaatan lahan sudah selesai di proses kedua belah pihak antara pemilik lahan dan penyewa lahan yakni PT. Tritunggal Putera Perkasa.

2.4. Kesesuaian Tata Ruang

Rencana kegiatan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa haruslah sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi.

2.5. Rona Lingkungan Awal 1. Iklim

Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah – ubah, sedangkan iklim adalah keadaan rata – rata cuaca dalam waktu relatif lama dan tetap. Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari, temperatur, kelembaban relative dan dataran sedang. Desa Kutajaya memiliki kelembaban rata-rata berkisar antara 75-89 %, temperatur 25-35°C, curah hujan 3.835 mm/tahun dan jenis tanah latosol dan andisol.

2. Kualitas Udara

Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau banyak terdapat debu dari jalan. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah.

(13)

3. Kebisingan

Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relative aman, karena berada di areal pemukiman dan lahan terbuka hijau. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi kendaraan umum pengguna jalan Kp. Selaawi yang merupakan jalan Desa.

Tabel 2.5. Baku Mutu Tingkat Kebisingan

No. Parameter Baku Mutu (dBA)

1. Perumahan dan pemukiman 55

2. Perdagangan dan jasa 70

3. Perkantoran dan perdagangan 65

4. Ruang terbuka hijau (RTH) 50

5. Industri 70

6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60

7. Rekreasi 70

Sumber : Kepmen LH. No. 48/1996

4. Perairan

Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi dan kondisi bentang alam daerah. Kondisi lahan wilayah studi merupakan dataran dengan kemiringan yang landai < 10º. Secara alami air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan.

5. Kependudukan

Desa Kutajaya yang memiliki wilayah 641 Ha terdiri dari 142 Ha tanah sawah, 279 Ha tanah kering dan 220 Ha tanah bangunan/pekarangan. Jumlah penduduk Desa Kutajaya sebanyak 17.246 jiwa terdiri dari 8.915 laki-laki dan 8.331 perempuan. Sebanyak 5.621 Kepala Keluarga (KK), yang tersebar dalam wilayah 9 kedusunan, 7 RW dan 47 RT. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai pedagang dan buruh industri sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta/karyawan, tenaga pengajar, TNI, POLRI, buruh tani, peternak, dan sebagainya.

(14)

2.6. Tahap Pra Konstruksi

Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pemanfaatan lahan, dan pengurusan perizinan.

2.6.1. Sosialisasi Kepada Masyarakat

Sosialisasi rencana kegiatan pembangunan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat setempat di Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan kesepakatan/persetujuan masyarakat. Pada prinsipnya warga masyarakat sekitar lokasi tidak keberatan dan mendukung pembangunan tower ini.

2.6.2. Pemanfaatan Lahan

Tanah seluas 156 m2 dimanfaatkan oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa untuk

pembangunan rencana kegiatan melalui proses pengajuan sewa lahan antara pemilk

lahan Sertifikat Hak Milik (SHM) no. 74 atan nama Uci Suryadi seluas 3.040 m2 dengan

PT. Tritunggal Putera Perkasa sebagai pegembang Tower. Durasi sewa lahan untuk 10 tahun dan dapat diperpanjang sesuai peraturan yang berlaku. Tanah eksisting berupa tanah darat yang tidak produktif. Surat perjanjian kerjasama dan pernyataan tidak sengketa serta pernyataan persetujuan dari hak waris terlampir dalam dokumen ini. Sehingga disimpulkan status lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan oleh sebab itu pembangunan tower dapat dilaksanakan.

2.6.3. Pengurusan Perizinan

Pengurusan izin tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa termasuk pula didalamnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :

 Persetujuan warga

 Surat keterangan domisili

 Surat rekomendasi Kecamatan

 Rekomendasi UKL-UPL

 Izin Lingkungan

(15)

 Tanda daftar perusahaan (TDP)

 SIUP

 IMB

Adapun izin yang dimiliki PT. Tritunggal Putera Perkasa antara lain : Tabel 2.6. Perizinan yang dimiliki

No. Jenis surat Nomor Instansi

1 Izin tetangga - - 2 Pernyataan akses 24 jam - Pemilik lahan 3 Pernyataan tidak sengketa - Pemilik lahan

4 SHM 74 tahun 1991 BPN Kab. Sukabumi

5 Berita acara sewa - Penyewa lahan

6 Persetujuan keluarga - -

7 Domisili desa 470/227/Pemdes/2016 Desa Kutajaya

8 Rekomendasi Camat 500/65/Trantib/2016 Kecamatan Cicurug

9 Rekomendasi Cell Plan 555/041/Bid.Kominfo Dishubkominfo

10 Akta perusahaan 47 tahun 2009 Notaris Tendy

Suwarman, SH

11 SK-IKR Distarkimsih

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

2.7. Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja, pematangan lahan, mobilisasi alat dan material, dan pembangunan tower.

2.7.1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi

Untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa membutuhkan tenaga kerja konstruksi sebanyak 25 orang untuk pembangunan sesuai dengan rencana teknis yang sudah ditetapkan.

(16)

Tabel 2.7. Tenaga Kerja Konstruksi

No. Tenaga Kerja Pendidikan Jumlah Asal

1 Kepala proyek Sarjana 1 Sukabumi

2 Teknik Sarjana 3 Sukabumi

3 Tukang - 5 Warga sekitar

4 Asisten tukang - 14 Warga sekitar

5 Keamanan - 2 Warga sekitar

Jumlah 25

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan ahli khusus akan di prioritaskan warga Kabupaten Sukabumi atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga kerja lainnya di rekrut memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan pengalaman dan keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap hari kerja dari senin – sabtu dan hari minggu libur.

2.7.2. Pematangan Lahan

Lahan yang berupa tanah darat dilakukan pembersihan dan pematokan tanah yang akan di manfaatkan untuk lantai kerja. Dilakukan kegiatan penggalian serta pengurugan untuk pembangunan pondasi dan land area. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan pondasi dan selasar beton. Selain itu, dilakukan pula uji sondir dan struktur mengukur kekuatan ketahanan beban tanah terhadap beban bangunan Menara serta dilakukan pengerjaan teknik sipil lainnya.

2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan Material

Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan konstruksi pembangunan tower beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai rencana teknis oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa adalah :

(17)

Tabel 2.8. Peralatan yang digunakan

No. Jenis Peralatan Jumlah Fungsi

1 Crane/skylif 1 Mengangkat beban berat

2 Vibrator 1 Memadatkan

3 Cangkul 10 Menggali

4 Balincong 10 Menggali,

5 Mollen 1 Pengolahan beton

6 Alat bangunan sederhana lainnya

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi adalah :

Tabel 2.9. Material yang digunakan

No. Jenis Material Fungsi

1 Pasir batu Bahan lapisan base course

2 Pasir Campuran beton

3 Semen Campuran beton

4 Krikil Campuran beton

5 Baja siku Tiang, rangka

6 Batu belah Pondasi

7 BRC Pagar

8 Kolom pedestal Pondasi tiang

9 Pipa besi Pagar

10 Bahan bangunan lainnya

Sumber : PT. Tritunggal Putera Perkasa

2.7.4. Pembangunan sarana dan prasarana

 Tower Telekomunikasi (BTS)

Pembangunan tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa berdasarkan rencana teknis

dengan memanfaatkan luas tanah seluas 156 m2 sebagai land area. Sedangkan

untuk ukuran tower berbentuk segi empat dengan panjang sisi 5,2 m dengan luas

27,04 m2. Pembangunan pondasi dibuat dengan konsep pondasi telapak 120 x 120

cm beton bertulang beralaskan lantai kerja cor beton 1:3:5 dengan tebal 10 cm. Kedalaman penggalian pondasi sampai 900 cm atau tanah keras serta pemadatan tiang menggunakan tanah urugan.

(18)

 Pembangunan Sarana Telekomunikasi

Sarana telekomunikasi seperti plan purpose BTS, plan purpose pole ACPDB, fence dan pole, antenna microwave, yard lamp, panel listrik, baterai dan lain-lain. Pemasangan sarana telemomunikasi BTS tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang mendukung kinerja tower BTS.

 Penggunaan Jaringan Listrik

Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 1 KVA. Disamping itu, sumber energy listrik cadangan menggunakan baterai sebesar 1 KVA bilamana listrik dari PLN padam.

 Pemasangan Alat Pemadam Kebakaran

Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran digunakan APAR 3 kg sebanyak 2 unit.

 Sumur Resapan

PT. Tritunggal Putera Perkasa diharuskan membangun sumur resapan dan atau biopori dalam menangangi limpasan air larian atau run off. Sumur resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur

resapan adalah 2 m3. Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana

pembangunan tower berjumlah 1 unit yang akan ditempatkan sisi-sis dalam jaringan drainase dan lindi pada land area.

(19)

2.8. Tahap Operasi

Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan tower. 2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja

Untuk operasional BTS tidak memerlukan tenaga kerja di lokasi kegiatan akan tetapi teknisi dari perusahaan telekomunikasi yang akan melakukan maintenance bila diperlukan.

2.8.2. Kegiatan Tower

Potensi Timbulnya Keresahan Warga

Potensi timbulnya keresahan warga disebabkan radiasi gelombang elektromagnetik/gelombang radio yang memancar dari atena tower BTS. Selama ini menjadi kekhawatiran warga masyarakat setempat akan menimbulkan dampak negative sebagai sumber wabah penyakit mutasi genetik baik secara fisik maupun kimiawi. Selain itu, adanya kekhawatiran Menara tower roboh menimpa pemukiman yang berada di sekitar lokasi, dikarenakan oleh gempa atau bencana alam.

Oleh karena itu, harus dilakukan sosialisasi dan menjalin komunikasi dengan baik dengan warga masyarakat sekitar lokasi kegiatan dan Muspika setempat. Disarankan jarak antara pemukiman dengan tower sejauh 53 meter. Ketika tower dengan ketinggian 52 meter mengalami roboh tidak akan menimpa pemukiman setempat. Selain itu, memberikan jaminan kesehatan dan ganti rugi kepada warga masyarakat sekitar jika mengalami kecelakaan atau gangguan kesehatan yang disebabkan dari operasional tower BTS tersebut.

Lahan Tertutup Bangunan (Run Off)

Adanya tanah seluas 156 m2 terbangun beton tidak tembus air akan

menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional,

Q = 0,00278 C.A.I Dimana:

Q = Total Debit Limpasan

C = Koefisien air limpasan

A = Rencana luas lahan terbangun

(20)

Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :

Tabel 2.10. Koefisien Limpasan

Tipe Area Koefisien

Run off

Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90

Tanah yang bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75

Atap yang tidak tembus air 0,75 - 0,90

perkerasan aspal, beton 0,80 - 0,90

Tanah padat sulit diresapi 0,40 - 0,55

Tanah agak mudah diresapi 0,05 - 0,35

Taman / lapangan terbuka 0,05 - 0,25

Kebun 0,05 - 0,20

Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) 0,25 - 0,40 Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) 0,40 - 0,70 Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) 0,70 - 0,80

Daerah rekreasi 0,20 - 0,30

Daerah Industri 0,80 - 0,90

Daerah perniagaan 0,90 - 0,95

Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma

Jika diketahui :

- Luas lahan terbangun adalah 156 m2 (0,0156 Ha)

- Intensitas hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi, dengan durasi hujan

120 menit dan periode ulang hujan 5 tahun terakhir, intensitas hujannya adalah 0,44 mm/jam untuk wilayah Sukabumi Kab. Sukabumi.

Maka :

Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah perkerasan beton adalah: Q = 0,00278 C . A . I = 0,00278 x 0,8 x 0,0156 x 0,44 = 0,000015 m3/s = 1,3 m3/hari Q = 0,00278 C . A . I = 0,00278 x 0,9 x 0,0156 x 0,44 = 0,000017 m3/s = 1,5 m3/hari

(21)

Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 1,3 – 1,5

m3/hari. Oleh karena itu, dibangun lindi air pusat tiang tower dan drainase yang

mengalirkan limpasan air hujan dengan baik menuju sumur resapan. Sumur dibuatkan

sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 1 unit bervolume 2 m3 pada sisi land

(22)

Bab 3

Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya

Pengelolan Lingkungan Hidup serta Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup

Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi pada rencana pembangunan Tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa yang terletak di Kp. Benteng RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi :

1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat,

pemanfaatan lahan, dan pengurusan perizinan.

2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi,

pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana;

3. Tahap operasi, meliputi : Kegiatan tower.

Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :

3.1. Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Persepsi Masyarakat Sumber Dampak

Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga.

Jenis Dampak

(23)

Besaran Dampak

Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana pembangunan tower.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi.

Lokasi UKL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UKL

Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi.

Lokasi UPL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UPL

Sekali pada saat pembuatan izin tetangga dan Rekomendasi Camat.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa. Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug.

Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug.

Keterangan

Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangunan Tower oleh PT. Tritunggal Putera Perkasa.

2. Pemanfaatan Lahan Sumber Dampak

Adanya kegiatan pemanfaatan lahan untuk rencana pembangunan Tower. Pemanfaatan lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan.

(24)

Jenis Dampak

Adanya lahan tidak produktif seluas 156 m2 dimanfaatkan untuk rencana

pembangunan tower PT. Tritunggal Putera Perkasa.

Besaran Dampak

Bertambahnya nilai investasi asset dalam bentuk lahan yang dimanfaatkan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Melakukan pengukuran luas lahan.

 Memagar batas-batas lahan.

 Melakukan transaksi sewa lahan.

 Membuat surat perjanjian/pernyataan atas hak pemanfaatan lahan.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UKL

Sekali pada proses pemberian hak atas pemanfaatan lahan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UPL

Pada tahap pra konstruksi saat dikeluarkannya surat pernyataan hak pemanfaatan lahan.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.

Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BPN Sukabumi.

Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BPN Sukabumi.

Keterangan

Pemilik lahan yakni Uci Suryadi telah mengeluarkan surat pernyataan atas hak pemanfaatan lahan miliknya kepada PT. Tritunggal Putera Perkasa.

(25)

3.2. Tahap Konstruksi

Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Dampak

Untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sesuai rencana teknis membutuhkan tenaga kerja konstruksi.

Jenis Dampak

Terserapnya tenaga kerja lokal.

Besaran Dampak

Tenaga kerja konstruksi sebanyak 25 orang.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung.

Lokasi UKL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UKL

Seminggu sebelum pekerjaan pematangan lahan dilakukan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk

sekitar.

 Pencatatan dan dokumentasi

Lokasi UPL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UPL

Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi.

Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.

Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Disnakertrans.

(26)

Keterangan

Tenaga kerja tukang dan asisten tukang di prioritaskan berasal dari warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari wilayah Sukabumi atau luar Sukabumi.

2. Pematangan Lahan Sumber Dampak

Penggunaan lahan tidak produktif seluas 156 m2 dilakukan pembersihan,

perataan, dan penggalian untuk pondasi Menara sesuai rencana teknis.

a. Jenis Dampak Kualitas Udara

Peningkatan kadar debu.

Besaran Dampak

Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus

lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350

mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999).

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Penyiraman lahan secara periodik pada musim kemarau.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Pada saat musim kemarau.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji kualitas udara.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UPL

Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan

(27)

Besaran Dampak

Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk ruang terbuka hijau 50 dBA.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.

 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari.

Lokasi UKL

Areal pagar batas lahan.

Periode UKL

 Sebelum pematangan lahan dilakukan.

 Selama kegiatan pematangan lahan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji tingkat intensitas kebisingan.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Di dalam dan di luar areal proyek.

Periode UPL

Sekali pada saat dilakukan pematangan lahan.

c. Jenis Dampak Estetika Lingkungan

Penurunan estetika lingkungan.

Besaran Dampak

Volume puing-puing tanah sisa galian yang berceceran tidak beraturan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pembersihan lahan.

 Pemanfaatan tanah sisa galian untuk perataan.

 Penyediaan TPS sementara.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Selama kegiatan pematangan lahan.

(28)

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UPL

Selama kegiatan pematangan lahan.

d. Jenis Dampak Flora dan Fauna

Terganggunya flora dan fauna di lokasi kegiatan

Besaran Dampak

Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang dilindungi

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan

Periode UKL

Sebelum melaksanakan kegiatan pematangan lahan

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual

 Pencatatan dan dokumentasi

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan

Periode UPL

Selama kegiatan pematangan lahan

e. Jenis Dampak Run Off

Peningkatan run off pada saat turun hujan.

Besaran Dampak

Perkiraan selisih perubahan limpasan air hujan dari tanah kebun menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q =

(29)

Tabel 3.1. Perubahan Debit limpasan air hujan tahap konstruksi Komponen Sebelum

pematangan pematangan Sesudah

Luas lahan (Ha) 0,0156 0,0156

Intensitas hujan

(mm/jam)

0,44 0,44

Koefisien air limpasan 0,05 0,40

Konstanta 0,00278 0,00278

Debit air limpasan (m3/s)

0,000001 0,00001

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Membuat trap lumpur/kolam pengendapan.

 Membuat saluran drainase.

Lokasi UKL

 Trap lumpur/kolam pengendapan.

 Saluran drainase.

Periode UKL

Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual pada saat turun hujan.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

 Trap lumpur.

 Saluran drainase.

Periode UPL

selama kegiatan pematangan lahan.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.

Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH Sukabumi.

Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH Sukabumi.

Keterangan

(30)

3. Mobilisasi Peralatan dan Material Sumber Dampak

Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.

a. Jenis Dampak Kualitas Udara

Peningkatan kadar debu.

Besaran Dampak

Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel

lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350

mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Penyiraman secara periodik pada musim kemarau.

 Penggunaan kendaraan angkut yang telah lulus uji emisi.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Selama kegiatan dilaksanakan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji kualitas udara.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UPL

Sebelum kegiatan dan sekali disela-sela pelaksanaan kegiatan.

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan

Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.

Besaran Dampak

Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk pemukiman sebesar 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

(31)

 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Sebelum dan pada saat kegiatan dilaksanakan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji tingkat intensitas kebisingan.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal kegiatan.

Periode UPL

Sebelum dan sekali di sela-sela pelaksanan kegiatan.

c. Jenis Dampak Lalu Lintas

Peningkatan arus lalu lintas.

Besaran Dampak

Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Selaawi.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari.

 Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi

proyek.

 Melaksanakan rekomendasi ANDALALIN

Lokasi UKL

 Jalan Selaawi.

 Pintu keluar masuk lokasi proyek.

Periode UKL

Pada saat kendaraan angkut datang.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual.

 Pencatatan dan dokumentasi.

(32)

Periode UPL

Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.

d. Jenis Dampak Kualitas Badan Jalan

Penurunan kualitas badan jalan.

Besaran Dampak

Panjang jalan yang terkotori lumpur dan mengalami kerusakan oleh kendaraan proyek.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan.

 Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi.

 Bobot kendaraan angkut tidak boleh melebihi tonase yang di izinkan.

Lokasi UKL

 Jalan Selaawi.

 Pintu keluar masuk lokasi proyek.

Periode UKL

Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

 Jalan Selaawi.

 Pintu keluar masuk lokasi proyek.

Periode UPL

Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa. Pengawas : BLH, Dishubkominfo.

Penerima laporan : BLH, Dishubkominfo.

Keterangan

Peralatan dan material akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis.

(33)

4. Pembangunan Sarana dan Prasana Tower Sumber Dampak

Adanya kegiatan pembangunan sarana dan prasarana untuk tower.

a. Jenis Dampak Kualitas Udara

Peningkatan kadar debu

Besaran Dampak

Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel

lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350

mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999).

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Penyiraman secara periodic pada musim kemarau.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Sebelum kegiatan dilaksanakan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji kualitas udara dan kadar debu.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UPL

Sekali ditengah-tengah pelaksanaan kegiatan.

b. Jenis Dampak Tingkat Kebisingan

Peningkatan tingkat intensitas kebisingan.

Besaran Dampak

Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk pemukiman 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pemagaran di sekeliling areal kegiatan.

 Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang

(34)

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan.

Periode UKL

Selama pelaksanaan kegiatan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Uji tingkat kebisingan.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal pembangunan.

Periode UPL

Sekali pada saat pelaksanaan kegiatan.

c. Jenis Dampak Estetika Lingkungan

Penurunan estetika lingkungan.

Besaran Dampak

Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan yang berserakan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara.

 Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau

di jual.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan pembangunan.

Periode UKL

Selama kegiatan pembangunan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan pembangunan.

Periode UPL

(35)

d. Jenis Dampak Kecelakaan Kerja

Potensi terjadinya kecelakaan kerja.

Besaran Dampak

Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Pemakaian alat pelindung kerja konstruksi sesuai SNI seperti helm,

sarung tangan, sepatu dan pakaian khusus proyek dan lain-lain.

 Penyediaan P3K.

Lokasi UKL

Areal lokasi kegiatan pembangunan.

Periode UKL

Selama kegiatan pembangunan.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual.

 Medical chek up.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Areal lokasi kegiatan pembangunan.

Periode UPL

Sekali sebelum dan setelah kegiatan pembangunan.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa.

Pengawas : BLH, Distarkimsih, DIshubkominfo, BPPTPM.

Penerima laporan : BLH, Distarkimsih, Dishubkominfo, BPPTPM.

Keterangan

Luas lahan 156 m2 untuk land area dengan luas alas Menara sebesar 27,04 m2.

3.3. Tahap Operasi

Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah sebagai berikut :

(36)

1. Kegiatan Tower Sumber Dampak

Adanya praduga dampak dari gelombang elektromagnetik/radio yang terpancar dari tower dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan masyarakat sekitar serta potensi bencana mengakibatkan Menara tower roboh menghantam pemukiman sekitar lokasi.

a. Jenis Dampak Keresahan Warga

Adanya stigma negatif terhadap bahaya tower BTS telekomunikasi yang menimbulkan keresahan warga masyarakat.

Besaran Dampak

Jumlah warga masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan mengalami kerugian material yang diakibatkan dari pancaran gelombang elektromagnetik dan bencana robohnya menara tower.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Melakukan mantainence terjadwal secara rutin

 Memasang warning simbol pada setiap bagian komponen sarana BTS

 Melakukan sosialisasi, komunikasi dan koordinasi secara baik dengan

warga masyarakat sekitar lokasi dan Muspika setempat.

 Disarankan jarak antara lokasi tower BTS dengan pemukiman terdekat

sejauh 52 meter.

 Pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan

kesehatan diakibatkan dari aktivitas tower BTS.

 Memberikan penggantian material kepada warga yang dirugikan dari

bencana robohnya tower BTS.

Lokasi UKL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UKL

Selama operasional tower.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Melakukan wawancara dan komunikasi dengan warga sekitar lokasi

kegiatan.

(37)

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

Warga Kp. Benteng RT. 01/05 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kecamatan Sukabumi.

Periode UPL

Selama operasional tower dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali.

b. Jenis Dampak Run Off

Peningkatan run off limpasan air.

Besaran Dampak

Perkiraan limpasan air hujan dengan menggunakan rumus rasional untuk

areal perkerasan beton diperkirakan sebesar 1,3 – 1,5 m3/hari.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

 Membuat saluran drainase.

 Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 1 unit.

 Membuat saluran lindi.

 Membuat grill.

Lokasi UKL

 Drainase.

 Sumur resapan.

 Lindi

 Sisi-sisi land area.

Periode UKL

Sebelum operasional.

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)

 Pengamatan visual.

 Pencatatan dan dokumentasi.

Lokasi UPL

 Drainase.

 Sumur resapan.

 Lindi.

(38)

Periode UPL

Pada saat musim hujan.

Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa

Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishukominfo.

Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishubkominfo.

Keterangan

Operasional Tower akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia serta melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali.

(39)

MATRIKS

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

A. Pra Konstruksi Persepsi masyarakat Sikap dan persepsi masyarakat Jumlah respon positif dan negative dari warga masyarakat Melakukan komunikasi, sosialisasi, dan observasi rencana kegiatan Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi

Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi Kp. Cibuntu RT. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomenda si Camat Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung setuju dengan adanya rencana pembangu nan tower PT. Tritunggal Putera Perkasa Pemanfaata n lahan Adanya lahan tidak produktif seluas 156 m2 dimanfaatkan untuk rencana pembangunan tower PT. Tritunggal Putera Perkasa. Bertabahnya nilai asset dalam bentuk lahan yang dimanfaatkan

 Melakukan pengukuran luas lahan

 Memagar batas-batas luar lahan  Melakukan transaksi sewa lahan  Membuat surat perjanjian/pernyat aan ha katas pemanfaatan lahan Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Sekali pada proses pemberian ha katas pemanfaatan lahan Pencatatan dan dokumentasi Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Pada tahap pra konstruksi pada saat dikeluarkan nya surat ha k atas pemanfaata n lahan Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug, BPN Kab. Sukabumi Penerima laporan : Desa Kutajaya, Pemilik lahan yakni Uci Suryadi telah mengeluark an surat pernyataan atas hak pemanfaat an lahan miliknya kepada PT. Tritunggal Putera Perkasa

(40)

2

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

Kec. Cicurug, BPN Kab. Sukabumi B. Konstruksi Rekrutmen tenaga kerja konstruksi Terserapnya tenaga kerja lokal Tenaga kerja konstruksi sebanyak 25 orang Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Seminggu sebelum pekerjaan pematangan lahan dilaksanakan  Melakuka n wawancar a dan observasi  Pencatata n dan dokument asi Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug, Disnakertrans Tenaga kerja tukang mempriorit askan warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di datangkan dari wilayah Sukabumi dan luar Sukabumi Pematanga n lahan Peningkatan kadar debu Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau Areal lokasi kegiatan Pada saat musim kemarau  Uji kualitas udara  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi kegiatan Sekali pada saat dilakukan pematanga n lahan Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug, BLH -

(41)

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

Peningkatan

kebisingan Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA  Pemagaran di sekeliling areal kegiatan  Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari  Areal pagar batas lahan  Areal lokasi kegiatan  Sebelum pematanga n lahan dilakukan  Selama kegiatan pematanga n lahan  Uji tingkat kebisinga n  Pencatata n dan dokument asi Di dalam dan di luar areal proyek Sekali pada saat dilakukan pematanga n lahan Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kec. Cicurug, BLH Penurunan estetika lingkungan

Volume sisa tanah galian yang berceceran tidak beraturan  Pembersihan lahan  Pemanfaatan

tanah sisa galian untuk perataan  Penyediaan TPS

sementara

Areal lokasi

kegiatan Selama kegiatan pematangan lahan  Pengamat an visual  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi

kegiatan Selama kegiatan pematanga n lahan

Terganggunya flora dan fauna di sekitar

Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi Areal lokasi

kegiatan Sebelum melaksanakan kegiatan pematangan lahan  Pengamat an visual  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi

kegiatan Selama kegiatan pematanga n lahan

Peningkatan run off pada saat turun hujan

Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional Q = 0,00278 C.I.A adalah sebesar 0,000009 m3/s  Membuat trap lumpur/kolam pengendapan  Membuat saluran drainase  Trap lumpur/k olam pengenda pan  Saluran drainase Selama kegaitan berlangsung pada saat turun hujan  Pengamat an visual pada saat turun hujan  Pencatata n dan dokument asi  Trap lumpur/k olam pengenda pan  Saluran drainase Selama kegiatan pematanga n lahan

(42)

4

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

Mobilisasi peralatan dan material

Peningkatan

kadar debu Kualitas melebihi kualitas udara udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)  Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau  Penggunaan kendaraan angkut yang telah lulus uji emisi

Areal lokasi

kegiatan Selama kegiatan dilaksanakan  Uji kualitas udara  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi

kegiatan Sebelum kegiatan dan sekali di sela-sela pelaksanaa n kegiatan Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : BLH, Dishubkominf o Penerima laporan : BLH, Dishubkominf o Peralatan dan material akan didatangka n secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan perusahaa n. Peningkatan intensitas kebisingan Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk areal pemukiman sebesar 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan  Pemagaran di sekeliling areal kegiatan  Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Areal lokasi

kegiatan Sebelum dan pada saat kegiatan dilaksanakan  Uji tingkat kebisinga n  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi

kegiatan Sebelum kegiatan dan sekali di sela-sela pelaksanaa n kegiatan

Peningkatan arus lalu lintas

Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Selaawi  Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari  Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi proyek  Melaksanakan rekomendasi Andalalin  Jalan Selaawi  Pintu keluar masuk lokasi proyek Pada saat kendaraan angkut datang  Pengamat an visual  Pencatata n dan dokument asi Jalan Selaawi Pada saat keluar masuk kendaraan angkut ke lokasi proyek

(43)

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

Penurunan kualitas badan jalan

Panjang jalan yang terkotori lumpur dan mengalami kerusakan oleh kendaraan proyek  Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan.  Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi.  Bobot kendaraan angkut tidak boleh melebihi tonase yang di izinkan.  Jalan Selaawi  Pintu keluar masuk lokasi proyek Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek  Pengamat an visual  Pencatata n dan dokument asi  Jalan Selaawi  Pintu keluar masuk lokasi proyek Pada saat kendaraan angkut keluar masuk lokasi proyek Pembangun an sarana dan prasarana Peningkatan kadar debu Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m3 dan debu maksimum 350 mm3/m2 per hari (PP. 41 tahun 1999) Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau Areal lokasi kegiatan Sebelum kegiatan dilaksanakan  Uji kualitas udara dan kadar debu  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi kegiatan Sekali ditengah-tengah pelaksanaa n kegiatan Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : BLH, Distarkimsih Penerima laporan : BLH, Distarkimsih Luas lahan 156 m2 untuk land area dengan luas alas Menara sebesar 27,04 m2. Peningkatan intensitas kebisingan Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk areal pemukiman sebesar 55 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan  Pemagaran di sekeliling areal kegiatan  Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Areal lokasi

kegiatan Selama pelaksanaan kegiatan  Uji tingkat kebisinga n  Pencatata n dan dokument asi Areal pembangun an Sekali pada saat pelaksanaa n kegiatan

(44)

6

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

Penurunan estetika lingkungan Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan yang berserakan  Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara  Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual Areal lokasi pembangun an Selama kegiatan pembangunan  Pengamat an visual  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi pembangun an Selama kegiatan pembangun an Potensi kecelekaan kerja Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan Pemakaian alat pelindung kerja konstruksi sesuai SNI seperti helm, sarung tangan, sepatu dan pakaian khusus proyek Penyediaan P3K Areal lokasi pembangun an Selama kegiatan pembangunan  Pengamat an visual  Medical chek up  Pencatata n dan dokument asi Areal lokasi pembangun an Sekali sebelum dan sesudah kegiatan pembangun an C. Operasi Kegiatan

tower Terjadinya keresahan warga setempat Jumlah warga masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan dan mengalami kerugian material yang diakibatkan dari pancaran gelombang elektromagnetik dan bencana robohnya menara tower  Melakukan mantainence terjadwal secara rutin  Memasang warning simbol pada setiap bagian komponen sarana BTS  Melakukan sosialisasi, komunikasi dan koordinasi secara baik dengan warga masyarakat Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Selama operasional tower  Melakuka n wawancar a dan komunika si dengan warga sekitar lokasi kegiatan.  Melakuka n jejak pendapat berupa kuisioner Kp. Benteng Rt. 01/04 Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Selama operasional tower dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali Pelaksana : PT. Tritunggal Putera Perkasa Pengawas : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishubkominf o Operasiona l industri pengolahan batu tower PT. Tritunggal Putera Perkasa akan menyesuai kan dan mengikuti perkemban gan peraturan

(45)

Sumber

Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan dan Pemantaua n Keteranga n Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode

sekitar lokasi dan Muspika setempat.  Disarankan jarak antara lokasi tower BTS dengan pemukiman terdekat sejauh 52 meter.  Pemberian jaminan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan diakibatkan dari aktivitas tower BTS.  Memberikan penggantian material kepada warga yang dirugikan dari bencana robohnya tower BTS. kepada masyarak at sekitar  Pencatata n dan dokument asi. Penerima laporan : Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, BLH, Dishubkominf o dan perundang an Pemerintah an Indonesia Peningkatan run off limpasan air Perkiraan

limpasan air hujan dengan

menggunakan rumus rasional untuk areal beton diperkirakan sebesar 1,3 – 1,5 m3/hari  Membuat saluran drainase  Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 1 unit  Membuat saluran lindi  Membuat grill  Drainse  Sumur resapan  Lindi  Sisi-sisi land area Sebelum

operasional  Pengamatan visual  Pencatata n dan dokument asi  Drainse  Sumur resapan  Lindi  Sisi-sisi land area Pada saat musim hujan

(46)

BAB 4

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG

DIBUTUHKAN

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup.

Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH).

Adapun rencana kegiatan Tower telekomunikasi bersifat permanen namun bukan kegiatan operasi produksi melainkan jasa serta tidak menghasilkan limbah produksi, maka dari itu rencana kegiatan tersebut tidak diwajibkan memiliki izin PPLH.

(47)

http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/ http://green.kompasiana.com/polusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-kerusakan-lingkungan-hidup-540449.html http://tehniksumurresapan.blogspot.com/2013/02/standard-sumur-resapan.html http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=menghitung%20beban%20pencemaran %20air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http%3 A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-Dyah.pdf&ei= 14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctpRA-vylb4JnQ6hNqL9T5sPRg

Kementerian Lingkungan Hidup RI – Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, “Teologi Lingkungan : Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif Islam” cetakan kedua, 2012;

Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008

Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008 Soemarwoto, Otto. 2004. “Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan”;

Gambar

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan
Tabel 2.3. Peralatan yang digunakan
Tabel 2.4. Jadwal Rencana Kegiatan
Tabel 2.5. Baku Mutu Tingkat Kebisingan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberlakukannya dokumen UKL dan UPL oleh perusahaan didalam kawasan industri Medan Star kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang memberikan motivasi kepada

DALAM PENGENDALIAN PERSOALAN LINGKUNGAN BERKENAAN DENGAN PEMBANGUNAN HOTEL DI

Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, yang telah memberikan informasi yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan Penulisan Hukum/Skripsi. Bapak Magaliasih, Staf

dampak dan limbah yang dihasilkan selama tahap konstruksi dengan baik dan sesuai

Perizinan yang dibutuhkan dalam proses pembangunan perumahan adalah izin mendirikan bangunan (IMB), serta izin dari instansi terkait lainnya. Besaran

Peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai acuan dalam penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) yang terkait dengan

(3) Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Melakukan pembongkaran dan pengangkutan hasil bongkaran gudang pelumas dan drum yard serta fasilitas TBBM lainnya pada musim kemarau.