• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN UKL UPL. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOKUMEN UKL UPL. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN UKL–UPL

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU

(TPST) BATULAYAR

DIDUSUN PENYANGGET, DESA SENTELUK, KECAMATAN BATULAYAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Jl. Soekarno – HattaGiriMenang, Gerung, Kab. Lombok Barat.

(2)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - i -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB

KATA PENGANTAR

PujiSyukurkami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa,Allah SWT., berkatrakhmatdanhidayah-NyaDOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) Rencana Usaha dan/atauKegiatan Pembangunan TempatPengolahanSampahTerpadu (TPST)Batulayardi DusunPenyangget, DesaSenteluk, KecamatanBatulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Baratdapatdisusunsecara baik.

Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai amanat Pasal 2 ayat (1) PeraturanPemerintahRepublik IndonesiaNomor 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan, yang menyatakan bahwa “Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan”. Sedangkan penyusunannyamengacu padaPeraturanMenteriLingkunganHidupRepublik IndonesiaNomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai salah satu kelengkapan untukmemperolehIzin Lingkungan, dan sebagai pedoman bagi pemrakarsa/penanggung jawab,danpihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam pelaksanaanpengelolaan dan pemantauan lingkungan hiduprencanausahadan/ataukegiatan TPST ini.

Kami menyadari Dokumen UKL-UPL ini belum sempurna, oleh karena itu masukan dan saran konstruktif untuk penyempurnaannyasangat kami harapkan. Terima kasih kami sampaikan kepada Komisi Penilai Amdal dan Tim Teknis Amdal Kabupaten Lombok Barat serta pihak lainnya yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan dokumen ini.

Gerung,November 2019 Pemrakarsa/Penanggung Jawab,

Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.

(3)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - ii -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. IDENTITAS PEMRAKARSA ... 1

II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ... 1

A. NamaRencana Usaha dan/atauKegiatan ... ... 1

B. LokasiRencana Usaha dan/atauKegiatan ... ... 2

C. Skala Usaha dan/atauKegiatan ... ... 4

1. Lahan ... ……….………….. 4 2. Bangunan ... ……….. 6 3. Lahan Terbuka ... 6 4. Peralatan ... 6 5. Air Bersih ... 7 6. SumberListrik ... 7

7. Kapasitas Usaha dan/atauKegiatan ... 8

D. GarisBesarKomponenRencana Usaha dan/atauKegiatan ... 9

1. KesesuaianLokasiRencanaKegiatanDengan Tata Ruang ... ... 9

2. UraianMengenaiKomponenRencanaKegiatan Yang Dapat MenimbulkanDampakLingkungan. ... 9

a. Tahap Pra-Konstruksi ... 10

b. Tahap Konstruksi ... 12

c. Tahap Operasi ... 21

d. Tahap PascaOperasi ... 35

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DANUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL) ... 36

A. TAHAP PRA KONSTRUKSI ... 36

1. PenetapanLokasi ... ……… 36

2. Sosialisasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ... 38

3. PengurusanPerizinan ... 39

B. TAHAP KONSTRUKSI ... 40

1. PenerimaanTenagaKerja. ... 40

2. MobilisasiBahan/Material danPeralatan. ... 42

(4)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - iii -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB 4. Pembangunan danPengoperasianDireksi Kit. ... 46

5. PembangunanBangunan/Fasilitas TPST ... ……….………. 47

6. Pemulihan area danDemobilisasiSisaBahan/Material danPeralatan ... 50

7. Pemutusan Hubungan Kerja ... 52

C. TAHAP OPERASI ... ……... 53

1. Penerimaan Tenaga Kerja ... 53

2. Operasional TPST ………. ... 55 3. PemeliharaanBangunandanSarana/Prasarana ... 58 4. Operasional PeralatanPermesinan ……… ... 60 5. Pengelolaan Limbah ... ... 62 a. LimbahPadat ... 62 b. LimbahCairDomestik ... 63 c. Sampah ... 65 d. Limbah B3 ... 66

D. TAHAP PASCA OPERASI ... ...……... 68

1. PemutusanHubunganKerja ... ... 68

2. Peninggalan Asset ... ... 69

IV. JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (PPLH) YANG DIBUTUHKAN ... 92

SURATPERNYATAAN ... ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 96

(5)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - iv -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB

DAFTAR TABEL

` halaman

Tabel1. Luasmasing-masing unit bangunan/fasilitas TPST Batulayar yang

direncanakan ………..………. 6 Tabel2. Jenisdanjumlahperalatan yang direncanakanuntukmendukung

operasional TPST Batulayar ………..………..……….. 7 Tabel3. Kapasitasusahadan/ataukegiatan yang direncanakanpada TPST

Batulayar ……….……….. 8 Tabel4. Jenisrekomendasidanperizinanpembangunan TPST Batulayar ……….. 11 Tabel 5. JumlahdankualifikasitenagakerjapadaTahapKonstruksi

Pembangunan TPST………..…… 12 Tabel 6. Jenisbahan yang dibutuhkanpadaTahapKonstruksi Pembangunan

TPST Batulayar ……… 14 Tabel7. Jenisperalatanmekanis yang dibutuhkanpadaTahapKonstruksi Pembangunan

TPST ……….…..…… 14 Tabel8. KebutuhanTenagaKerjaPadaTahapOperasi TPST Batulayar ..………..…….. 22 Tabel9. MatriksDampakLingkungan Yang Ditimbulkan, UpayaPengelolaan

LingkunganHidup (UKL)danUpayaPemantauanLingkunganHidup (UPL) Pembangunan TPST BatulayarolehBPPW NTB di Dusun

Penyangget, DesaSenteluk, KecamatanBatulayar, Kabupaten Lombok

Barat, Provinsi NusaTenggara Barat ………... 72 Tabel10. Daftar Jumlah dan Jenis Izin Perlindungan dan PengelolaanLingkungan

(6)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - v -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 1. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamPeta Wilayah

Kabupaten Lombok Barat ……….. 2 Gambar 2. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamPeta Wilayah

KecamatanBatulayar ………..………. 3 Gambar3. Lokasirencanausahadan/ataukegiatandalamFotoSatelit Google ... 3 Gambar 4. DenahLokasiRencanaUsaha dan/atauKegiatanPembangunan

TPSTBatulayar ………. 4 Gambar5. Denah (Site Plane) Rencana Usaha dan/atauKegiatan

Pembangunan TPST Batulayar ………. 5 Gambar 6. Skemasistempengelolaansampahpada TPST Batulayar ………. 23

(7)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR. - vi -

Di DusunPenyangget, DesaSenteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB DAFTAR LAMPIRAN halaman Lampiran 1. Copy KartuTandaPenduduk (KTP) Pemrakasa ... 97

Lampiran 2. SuratKeteranganLahan ... ………... 98

Lampiran3. RekomendasiBKPRD Kabupaten Lombok Barat ... 100

(8)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 1 -

DOKUMEN UKL - UPL

PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU(TPST)BATULAYAR

I. IDENTITAS PEMRAKARSA.

Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) merupakan dokumen lingkungan yang harus disusun oleh pemrakarsa/penanggung jawab didalam setiap rencana usaha dan/atau kegiatan dalam rangka memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Adapun identitas pemrakarsa/penanggung jawab Dokumen UKL-UPL rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ini adalah :

1. Badan Usaha/Institusi.

Nama : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok Barat 83363.

No. Tlp./fax. : 0370-6816511

e-mail : BLH@lombokbaratkab.go.id 2. Penanggung Jawab.

Nama : Ir. BUDI DARMAJAYA, MM.

Jabatan : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat. Alamat : Jl. Soekarno Hatta, Giri Menang, Gerung Kabupaten Lombok

Barat 83363.

No. Tlp./fax/email : 0370-6816511; BLH@lombokbaratkab.go.id.

II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN. A. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

Nama usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Baratselaku pemrakarsa/penanggung jawab adalah Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST),yang merupakan unit atau tempat pengelolaan dan pengolahan sampah dan limbah yang dihasilkan oleh masyarakat menjadi bentuk (produk) lain yang memiliki nilai ekonomis dan ramah terhadap lingkungan.

(9)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 2 -

B. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan berada di Dusun Penyangget, DesaSenteluk, Kecamatan Batulayar, KabupatenLombok Barat, ProvinsiNusa Tenggara Barat, pada pada titik koordinat -8.5379447° LS, 116.0785238° BT.Adapun lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dimaksud berbatasan langsung dengan kegiatan/lahan lain, yakni :

- Sebelah Utara : Jalan Raya Senteluk - Sebelah Timur : Jalan Raya Senteluk - Sebelah Selatan : Gang/Jalan Kecil,

- Sebelah Barat : Perumahan/Kampung Penyangget.

Kesampaian lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dengan adanya akses jalan, dengan jarak tempuh sekitar 500 meter atau waktu tempuh sekitar 5menit dari Sandik.Untuk memberikan gambaran mengenai lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dijelaskan melalui peta wilayah KabupatenLombok Barat pada Gambar 1dan peta wilayah Kecamatan Batulayar pada Gambar 2 berikut.

Gambar 1.Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat.

RENCANA LOKASI

(10)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 3 -

Gambar 2.Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam Peta Wilayah Kecamatan Batulayar

Untuk memberikan informasi secara lebih luas dan detail terhadap lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dapat dijelaskan melalui Foto Satelit Google pada Gambar 3 dan Denah Lokasi pada Gambar 4 berikut.

Gambar 3 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam Foto Satelit Google

RENCANA LOKASI RENCANA

(11)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 4 -

Gambar 4.Denah Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan TPST Batulayar

C. Skala Rencana Usaha dan/atau Kegiatan. 1. Lahan.

a. Luas Lahan.

Totalluas lahan TPST Batulayar adalah 6.000 m² atau 0,60 hektar, danyang dimanfaatkanuntuk pembangunan sarana dan prasaranaseluas3.800 m² atau 0,38 hektar, dan sisanya seluas 2.200 m² atau 0,22 hektaruntuk area pengembangan dan untuk lahan terbuka (landscape dan RTH).

b. Status Lahan.

Status lahan yang akan digunakan untuk pembangunan TPST merupakan asset Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sesuai Surat Keterangan Kepala BPKAD Kabupaten Lombok Barat Nomor :046/135/BPKAD/2019, tanggal 21 Februari 2019 2019 (copy Surat Keterangan padaLampiran 2). c. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan.

Lahan yang ada pada TPST Batulayar, direncanakan dimanfaatkan/ digunakan untuk :

(12)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 5 -

1). Area Penerimaan Sampah. 2). Area Komposting.

3). Area Pengeringan, Pengayakan dan Pengepakan Kompos. 4). Kantor, Toilet, Gudang dan Mushola

5). Area BSF (Ruang Gelap dan Ruang Terang) 6). Ruang Genset

7). Area Digister Biogas dan Kolam Ikan

Untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengenai penggunaan/ pemanfaatan lahan yang ada dapat dijelaskan melalui Rencana Denah (Site Plane) TPST Batulayar pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5.Denah (Site Plane)Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan TPST Batulayar Area Pengomposan Area Penerimaan Sampah AreaPengeringan, Pengayakan dan Pengepakan Kompos Area Fasilitas BSF Digester Biogas Kantor, Toilet, Gudang

dan Musholla Ruang Genset

(13)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 6 -

2. Bangunan.

Luas bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan seluas 1.490,5 m² (0,15hektar) atau sebesar 24,84% dari luas lahan keseluruhan, baik bangunan/fasilitas untuk aktifitas manajemen dan administrasi maupun bangunan/fasilitas untuk kegiatan operasional TPST, yang masing-masing dirinci seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.Luas masing-masing unit bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan.

No. Jenis Bangunan Jumlah (unit) Luas (m²) %

1. Area BSF Ruang Gelap (20,0 x 10,0 m) 1 200.0 13.42

2. Area BSF Ruang Gelap (15,0 x 11,0 m) 1 165,0 11.07

3. Ruang Biogester (10,0 x 10,0 m) 1 100,0 6.71

4. Ruang Genset (5,0 x 5,0 m) 1 27,5 1.85

5. Kolam Ikan (10,0 x 5,0 m) 1 50,0 3.35

6. Area Penerimaan (10,0 x 30,0 m) 1 300,0 20.13

7. Area Komposting (10,0 x 30,0 m) 1 300,0 20.13

8. Kantor dan Toilet 1 100,0 6.71

9. Area Penyaringan dan Pengemasan 1 150,0 10.06

10. Bengkel 1 12,0 0.81

11. Gudang Peralatan 1 12,0 0.81

12. Gudang Kompos 1 32,0 2.15

13. Ruang Genset 1 12,0 0.81

14. Ruang Penyimpanan Kompos 1 30,0 2.01

Jumlah 8 1.490,50 100,00

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

3. Lahan Terbuka.

Luas lahan terbuka yang direncanakan pada TPST Batulayarseluas 4.509,5 m² (0,45 hektar) atau sebesar 75,16% dari luas keseluruhan, yang merupakan lahan sisa untuk bangunan/fasilitas, yang dimanfaatkan untuk taman dan ruang terbuka hijau (RTH), dan area parkir.

4. Peralatan.

Berbagai peralatanpermesinan yang diperlukan dan direncanakan untuk mendukung operasional TPSTBatulayar,baik peralatan mobilisasi maupun peralatan pengolahan, yang diuraikan seperti pada Tabel 2 berikut.

(14)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 7 -

Tabel 2. Jenis dan jumlah peralatan yang direncanakan untuk mendukung operasional TPSTBatulayar.

No. Jenis Peralatan Jumlah (unit)

1. Conveyor Pemilah Sampah CPS 605 2

2. Rotary Kiln Engine Biophoskko® RKE-3000 1

3. Pencacah Sampah Organik MPO 850 HD [Mesin Yanmar] 4 4. Mesin Pencacah Limbah Plastik MPLP 100 [Yanmar 8.5 HP] 2

5. Mesin komposting 10

6. Digester Biogas BD 10000 L 1

7. Mesin Pemilah Pengayak MPP 3000 Elektrik 2

8. Sepeda Motor Gerobak 10

9. Pick Up Sampah 4

10. Wadah/Tong/Gerobak Sampah 10

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

5. Air Bersih.

Kebutuhan air bersih untuk TPSTBatulayardirencanakan akan bersumber dari sumur bor yang dibangun. Konsumsi air bersih dalam rencana usaha dan/atau kegiatan (menggunakan SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan sebesar 60 liter/hari/orang), yakni :

a. Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi.

Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi TPST Batulayar(menggunakan SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan sebesar 60 liter/hari/orang)sekitar 1.980 liter per hari, yang diperoleh dariperhitungan :33 orang tenaga kerja x 60 liter (kebutuhan per orang/hari).

b. Kebutuhan air bersih pada tahap opersional.

Kebutuhan air bersih pada tahap operasional TPST Batulayar(menggunakan SNI-Tahun 2002 untuk penduduk pedesaan sebesar 60 liter/hari/orang)sekitar3.060 liter per-hari, yang diperoleh dari :51 orang tenaga kerja dan manajemen x 60 liter(kebutuhan per orang/hari).

6. Sumber Listrik.

Kebutuhan listrik pada TPST Batulayar, baik untuk penerangan kantor, ruangan/bangunan, penerangan lingkungan, maupun untuk aktifitas (operasional)direncanakan bersumber dari PLN dengan daya sebesar 20 Kva.Sedangkan sebagai cadangan apabila aliran listrik PLN mengalami

(15)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 8 -

gangguan/pemadaman dilengkapi dengan Generator/Genset sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas ± 20 Kva.

7. Kapasitas Usaha dan/atau Kegiatan.

Sasaran kapasitas usaha dan/atau kegiatan TPSTBatulayaryang direncanakan, sebagai berikut :

a. Sasaran Layanan (Sumber Sampah).

Sasaran layanan penerimaan dan pengambilan sampah untuk TPST Batulayar sekitar 10.000 KK, yang tersebar di Kecamatan Batulayar.Proyeksi volume sampah yang direncanakan TPST Batulayar pada tahun 2028 sebesar 106,27 m³, dengan volume layanan sekitar 70%, sehingga volume sampah yang harus diolah pada TPST adalah 74,39 m³/hari.

b. Penerimaan dan Pengolahan Sampah.

Proyeksi volume penerimaan, pencacahan dan pengolahan sampah padaTPST Batulayar (konversi 1 m³ sampah =0,25ton sampah),seperti yang dijelaskan melalui Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Kapasitas usaha dan/atau kegiatan yang direncanakanpada TPSTBatulayar.

No. Kegiatan Per-Hari Per-Bulan Per-Tahun

(m³) (%) (m³) (m³)

A. Pre Processing

1. Penerimaan dan Pemilahan

a. Sampah Organik 50,62 68,05 1.518,60 18.223,20 b. Sampah An-Organik 23,77 31,95 713,10 8.557,20 Jumlah A.1. 74,39 100,00 2.231,70 26.780,40 2. Pencacahan a. Sampah Organik 50,62 72,69 1.518,60 18.223,20 b. Sampah An-Organik 19,02 27,31 570,60 6.847,20 Jumlah A.2. 69,64 100,00 2.089,20 25.070,40 B. Pengolahan 1. Komposting 30,370 74,32 911,10 10.933,20 2. Digister Biogas 10,120 24,76 303,60 3.643,20 3. BSF 0,375 0,92 11,25 135,00 Jumlah B. 40,865 100,00 1,225,95 14.711,40

(16)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 9 -

D. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan. 1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang.

Rencana lokasi Pembangunan TPST dimaksud, yaknidiDusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai berikut :

a. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011-2031, dalam Pasal Pasal 16 ayat (2) huruf a yang menyatakan bahwa “tempat penampungan sementara (TPS) tersebar pada setiap desa” dan huruf c yang menyatakan bahwa “untuk mengurangi volume timbunan sampah, pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3R dengan melibatkan masyarakat maupun pihak swasta. Dengan belum diaturnya ketentuan mengenai sitem pengelolaan sampah berbasis Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) maka diperlukan rekomendasi dari Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Lombok Barat.

b. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang untuk TPST Batulayar, sesuai Keputusan Ketua Badan Koordinasi Pemanfaatan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Lombok Barat, Nomor : 01.11/Ket.TR/2016, tanggal 24November 2016 (copy surat keterangan pemanfaatan ruang pada Lampiran 3).

2. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan.

Rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPST Batulayar yang berlokasi di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimulai sejak kegiatan penetapan lokasi sampai kemungkinan usaha dan/atau kegiatan tidak berfungsi lagi dibagi ke dalam 4 (empat) tahap, yaitu : Tahap Pra-Konstruksi, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi, dan Tahap Pasca Operasi, dengan uraian kegiatan sebagai berikut :

(17)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 10 -

a. Tahap Pra-Konstruksi.

Tahap Pra-Konstruksi merupakan tahapan kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan Pembangunan TPST Batulayar berlangsung, sebagai berikut :

1). Survey dan Penetapan Lokasi.

Sebagai langkah awal dari suatu usaha dan/atau kegiatan adalah survey dan penetapan lokasi, yang dilaksanakan melalui survey dan observasi, yang dilanjutkan dengan penyusunan Fiesibility Stady (FS) dan Desain Estimation (DED) bekerjasama dengan konsultan.Disamping itu keputusan dalam penetapan lokasi juga berdasarkan hasil pemeriksaan fisik lahan dan lokasi, baik menyangkut kesesuaian tata ruang dan kebijakan pemerintah, karakteristik tanah/lahan, luasan lahan, dan kajian lingkungan di sekitarnya secara komprehensip.Kegiatan-kegiatan yang dijelaskan diatas sudah dilaksanakan pada tahapan sebelumnya, dan dalam pelaksanaannya tidak terdapat dampak yang terjadi, baik dari masyarakat maupun pihak-pihak berkepentingan lainnya.

2). Pembebasan dan Penetapan Batas Lahan.

Lahan yang direncanakan sebagai tempat kegiatan usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPSTBatulayarberada di Dusun Penyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan lahan milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, yang diserahkan pengelolaannya untuk TPST Batulayar,Surat Keterangan Kepala BPKAD Kabupaten Lombok Barat Nomor : 046/135/BPKAD/2019, tanggal 21 Februari 2019 2019, seperti pada Lampiran 2,sehingga proses pembebasan dan penetapan batas lahan tidak perlu dilaksanakan.

3). Sosialisasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.

Sosialisasi mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPSTBatulayar perlu direncanakan dan dilakukan,dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman berkaitan dengan berbagai aspek yang berhubungan dengan pembangunan, serta untuk

(18)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 11 -

memperoleh masukan aspiratif dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Kegiatan sosialisasi akan dilakukan dalam bentuk pertemuan dan pengarahan, dilakukan di kantor desa setempat, dan akan dihadiri oleh warga/masyarakat yang ada di sekitar lokasi (dalam radius) rencana usaha dan/atau kegiatan, difasilitasi oleh Kepala Desa dan/atau Camat setempat,yang akan dilaksanakan sebelum pembangunan TPST dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang dimaksud sudah tentu dapat menimbulkan dampak, sehingga perlu dilakukan pengelolaan secara baik.

4). Pengurusan Perizinan.

Berbagai perizinan yang dipersyaratkan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPSTBatulayartelah dan sedang diupayakan oleh pemrakarsa, dimulai sejak pengurusan rekomendasi Kepala Desa, Camat dan dilanjutkan dengan pengurusan rekomendasi diinstitusi teknis yang membidangi sesuai yang dipersyaratkan. Sedangkan pengurusan perizinan lainnya seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB)akan dilakukan setelah izin lingkungan diperoleh.Daftar rekomendasi dan perizinan yang dipersyaratkan seperti diuraikan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4.Jenis Rekomendasi dan perizinan pembangunan TPSTBatulayar.

No. Jenis Rekomendasi/Perizinan Yang Mengeluarkan 1. Surat Rekomendasi Desa Kepala Desa Senteluk 2. Surat Rekomendasi Camat Camat Batulayar

3. Rekomendasi Pemanfaatan Ruang TKPRD Kab. Lombok Barat. 4. Izin Peruntukan dan Penggunaan

Tanah (IPPT) DPMPTSP Kab. Lombok Barat

5. Rekomendasi Dokumen UKL-UPL DLH Kab. Lombok Barat

6. Izin Lingkungan DPMPTSP Kab. Lombok Barat

7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) DPMPTSP Kab. Lombok Barat

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

(19)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 12 -

Tahap konstruksi merupakan tahapan kegiatan pelaksanaan fisik konstruksi, dengan perkiraan waktu pelaksanaan sekitar 160,0 (seratus dua puluh) hari atau 4 (empat) bulan, terhitung sejak pembukaan dan persiapan lahan sampai pekerjaan akhir, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :

1). Penerimaan Tenaga Kerja.

Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi Pembangunan TPST dengan prakiraan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 33 orang, baik tenaga kerja dibidang managemen, administrasi, maupun tenaga kerja pekerjaan teknis,seperti yang disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.

No. Kualifikasi Pekerjaan Kebutuhan (orang) Asal

1. Kepala Proyek 1 Mataram

2. Pengawas 1 Mataram

3. Tenaga Administrasi 2 Mataram

4. Operator Alat Berat 2 Lombok Barat

5. Mekanik dan Teknisi 4 Lombok Barat

6. Kepala Tukang 3 Lombok Barat

7. Tukang 6 Lokal (setempat)

8. Buruh 12 Lokal (setempat)

9. Petugas Pengamanan 2 Lokal (setempat)

Jumlah 33

Sumber : Data Perencanaan TPST Batulayar.

Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan selektif, yang dilaksanakan di lokasi pembangunan, difasilitasi oleh kontraktor dan/atau perangkat desa.Kegiatan penerimaan (rekruitment) tenaga kerja pada tahap konstruksi akan berlangsung secara bertahap sesuai dengan tahapan kegiatan fisik konstruksi TPST, dengan kualifikasi keahlian/ keterampilan yang berbeda. Calon tenaga kerja yang dipekerjakan pada tahap konstruksi dapat berasal dari luar daerah dan/atau tenaga kerja yang berasal dari sekitar lokasi proyek (masyarakat setempat), dengan tetap mempersyaratkan keahlian atauketerampilan yang dimiliki/ dipersyaratkan.

(20)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 13 -

Berdasarkan angka prakiraan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja pada Tabel 3 diatas terdapat beberapa tenaga kerja yang berasal dari luar lokasi proyek, terbatas untuk kualifikasi tenaga kerja dengan posisi kepala proyek, pengawas, tenaga administrasi dan mekanik/teknisi, sedangkan sisanya diupayakan berasal dari masyarakat setempat. Kebutuhan tenaga kerja secara perlahan-lahan akan dikurangi sejalan dengan semakin berkurangnya pekerjaan fisik, dan selanjutnya tenaga yang dibutuhkan beralih pada tenaga kerja terampil untuk melakukan pengujian atas berbagai peralatan mechanical engenering (ME), serta penyelarasan penampilan bentuk akhir bangunan gudang (final touch) sesuai dengan desain konstruksi yang ada. Dalam rangka keselamatan kerja, maka penerapan Standar Operasi Prosedur (SOP) dan penggunaan alat pelindung diri harus dipersyaratdi dalam pelaksanaan kegiatan/pekerjaan.

Dalam rangka perlindungan terhadap tenaga kerja yang dipekerjakan, ketentuan-ketentuan yang menyangkut Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), penerapan Upah Minimum Regional (UMR) dan tunjangan lainnya bagi para pekerja merupakan perhatian pemrakarsa sesuai dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

2). Mobilisasi Peralatan dan Bahan/Material.

Berbagai perlatan dan bahan/material yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahap konstruksi akandimobilisasi dari sumber ke lokasi kegiatan menggunakan alat angkutan darat jenis pickup dan/ataudumptruk, sedangkan untuk mobilisasi alat berat menggunakan armada khusus angkutan alat berat. Mobilisasi dilakukan secara bertahap berdasarkan kebutuhan sesuai tahapan pelaksanaan pembangunan, baik jenis maupun jumlah masing-masing. Dalam kegiatan mobilisasi, yang diperlukan adalah adanya rambu dan petugas pengatur lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan, yang bertugas untuk mengatur keluar masuknya kendaraan proyek, dan melakukan kerjasama dengan Dinas Perhubungan,dalam upaya meminimalisasi

(21)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 14 -

adanya dampak terhadap bangkitan lalu lintas. Dalam pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan pada tahap konstruksi dibutuhkan berbagai jenis peralatan dan bahan/material.

a). Bahan/Material Kerja.

Bahan/material yang dibutuhkan dalam tahap konstruksi semaksimal mungkin didatangkan dari supplyer lokal yang berada di sekitar lokasi, dan apabila tidak tersedia baru diupayakan dari supplyer yang ada di luar lokasi, seperti pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6.Jenis bahan yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.

No. Jenis Peralatan Sumber/Asal

1. Besi Beton berbagai ukuran Lombok Barat

2. Bahan-Bahan Galian Lombok Barat

3. Semen (Portland Cement) Lombok Barat

4. Keramik Lombok Barat

5. Pavin Block Lombok Barat

6. Spandek Lombok Barat

7. Bahan Sanitary Lombok Barat

8. Baja Ringan Lombok Barat

9. Dan lainnya Lombok Barat

Sumber : Data Perencanaan TPSTBatulayar.

b). Peralatan Kerja.

Penggunaan berbagai peralatan mekanis sebagai peralatan kerja diperlukan dalam usaha mempercepat pelaksanaan pekerjaan, dank arena adanya tuntutan struktur fisik bangunan yang ada.Peralatan mekanis yang diperlukan tahap konstruksi pembangunan di sajikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7.Jenis peralatan mekanis yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi Pembangunan TPST.

No. Jenis Peralatan Sumber/Asal

1. Damp Truck Angkutan Material Lombok Barat

2. Dumper untuk pemadatan Lombok Barat 3. Dozer Lombok Barat

4. Generator/Genset Lombok Barat

(22)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 15 -

3). Pembukaan dan Persiapan Lahan.

Rencana pemanfaatan lahan pada lokasi yang ditentukan, dibagi menjadi beberapa bagian atau blok sesuai dengan fungsi masing-masingdi dalam lokasi TPST.Penyiapan lokasi untuk kegiatan pembangunan, antara lain berupa pembersihan, pengurugan, pematangan dan penataan lahan, yang dilakukan pada keseluruhan tanah/lahan yang akandimanfaatkan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dari pekerjaan pembersihan lahan dari pepohonan dan semak yang tidak diperlukan, selanjutnya dilakukan pengurugan menggunakan material tanah urug, dengan maksud untuk memperoleh tingkat ketinggian permukaan lahan sesuai desain konstruksi yang ditetapkan/diinginkan.Material tanah urug yang akan digunakan berasal dari hasil kegiatan pertambangan legal yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari instansi yang berwenang. Perataan yang akan digunakan dalam kegiatan pembukaan dan persiapan lahan ini berupaexcavatordan dozer, dan dumper untukpemadatan sampai kondisi lahan siap terbangun.

4). Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit.

Bangunan Direksi Kitberupa bangunan semi permanen perlu disiapkan sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi dimulaisebagai tempat penyimpanan bahan/material dan peralatan, juga dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi para pekerja. Bangunan Direksi Kityang direncakan berukuran 4,0 x 5,0 meter (seluas 20 m²).

Ruang lingkup kegiatan pembangunan Direksi Kitbersifat terbatas, baik penggunaan bahan/material, peralatan maupun tenaga kerja, berupa kegiatan pembersihan dan perataan lokasi, pembuatan pondasi sementara menggunakan batu bata, pendirian tiang dan kap menggunakan kayu, pemasangan atap menggunakan spandek dan pemasangan dinding menggunakan triplex atau spandek.

Direksi Kityang difungsikan sebagai tempat tinggal sementara bagi pekerja, seperti istrahat dan memasak dan adanya aktifitas mandi dan cuci memerlukan sarana MCK dalam bentuk portabel.Dengan demikian

(23)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 16 -

maka dampak-dampak yang kemungkinan timbul dalam pembangunan maupun pengoperasian Direksi Kitini harus dikelola secara baik.

5). Pembangunan Bangunan/Fasilitas TPST.

Bangunan/fasilitas TPST Batulayaryang direncanakan sesuai perencanaan,berupa bangunan untuk manajemen dan administrasi, serta bangunan pengelolaan dan pengolahan sampah.

a). Bangunan Kantor.

Bangunankantor TPST Batulayar beserta ruang/lokal pendukung, seperti toilet dan musholla. Kantordifungsikan sebagai tempat kegiatan manajemen dan administratif, berupa bangunan permanen sebanyak 1 (satu) unit, berkukuran 10,0 x 10,0 meter atau seluas 100 m². Bangunan kantor merupakan bangunan permanen dengan konstruksi sebagaimana bangunan perkantoran pada umumnya, dimana adanya pondasi, pembesian dan pengecoran sloff, kolom dan ring, dinding menggunakan batu bata dan plesteran, kusen dan daun jendela maupun pintu menggunakan kayu atau aluminium, serta bagian kap menggunakan baja ringan dan atap menggunakan genteng atau spandek.

b). Bangunan Penanganan dan Pengolahan Sampah. ◙ Bangunan Penerimaan Sampah.

Bangunan penerimaan sampah merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai tempat penerimaan, pemilahan, pencacahan sampah, dan juga sebagai tempat pengeringan, pengayakan dapengepakan kompos yang dihasilkan.

Bangunan ini berada di bagian depan area TPST dan bersebelahan dengan area/bangunan composting. Bangunan penerimaan sampah berukuran 10,0 x 30,0 meter atau seluas 300 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari

(24)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 17 -

beton bertulang, rangka atap dari baja ringan, dan atap menggunakan spandek.

Bangunan penerimaan sampah ini dilengkapi dengan alat timbangan, conveyor pemilah sampah, mesin pencacah sampah organik, mesin pencacah limbah plastik, mesin pemilah dan pengayakan kompos.

◙ Bangunan Komposting.

Bangunan komposting merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai tempat composting (pengolahan sampah menjadi kompos), didalamnya akan dilengkapi dengan mesin komposting dan pengayakan.

Bangunan ini berada di bagian depan area TPST dan bersebelahan dengan area/bangunan penerimaan sampah. Bangunan komposting berukuran 10,0 x 30,0 meter atau seluas 300 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari beton bertulang, rangka atap dari baja ringan, dan atap menggunakan spandek.

Bangunan penerimaan sampah ini dilengkapi dengan alat pengolahan sampah berupa Rotary Kiln Engine Biophoskko, melalui proses penguraian (dekomposisi) sampah.

◙ Bangunan Digister Biogas dan Kolam Ikan.

Bangunan Digister Biogas merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding/tembok pembatas), yang akan difungsikan sebagai tempat pengolahan sampah menjadi biogas (metana CH4, NH2, H2S, N2) melalui proses pembusukan,dimana biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energy listrik,dapat digunakan sebagai bahan bakar genset biogas maupun bahan bakar kompor gas. Bangunan Digister Biogas ini dilengkapi dengan alat reactor (gas holder) atauDigister Biogas.

(25)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 18 -

Bangunan Digister Biogasini berada di bagian belakang area TPST,berdekatan dengan area/bangunan BSF. Bangunan Digister Biogas berukuran 10,0 x 10,0 meter atau seluas 100 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, tiang dari beton bertulang atau pipa baja, rangka atap dari baja ringan, dan atap menggunakan spandek.

Sedangkan kolam ikan merupakan bangunan terbuka (tanpa dinding/tembok pembatas dan atap), yang akan difungsikan disamping tempat pemeliharaan ikan yang memanfaatkan nutrisi dari limbah Digister Biogas, juga sebagai sumber air.

Bangunan kolam iniberdekatan dengan bangunan Digister Biogas, memiliki ukuran 10,0 x 5,0 meter atau seluas 50 m². Menggunakan konstruksi dengan pondasi batu dan pembesian sloff, lantai menggunakan coran beton, yang dilapisi dengan waterproff (lapisan anti bocor).

◙ Bangunan/Ruang Genset.

Bangunan/ruang Genset merupakan bangunan permanen, yang akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan dan pengoperasian genset,dilengkapi dengan cerobong asap yang berfungsi sebagai filter untuk mengeliminasi terjadinya pencemaran udara oleh asap. Bahan bakar yang digunakan dalam bentuk biogas yang berasal dari Digister Biogas.

Bangunan/ruangan Genset ini berada di belakangkantor TPST,berdekatan dengan area/bangunan BSF dan Bangunan Digister Biogas, memiliki ukuran 5,5 x 5,0 meter atau seluas 27,5 m². Bangunan Genset merupakan bangunan permanen dengan konstruksi sebagaimana bangunan gedung pada umumnya, dimana adanya pondasi, pembesian dan pengecoran sloff, kolom dan ring, dinding menggunakan batu bata dan plesteran, kusen dan daun jendela maupun pintu menggunakan kayu atau

(26)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 19 -

aluminium, serta bagian kap menggunakan baja ringan dan atap menggunakan genteng atau spandek.

c). Bangunan Kontrol dan Perlindungan Lingkungan. ◙ Sumur Uji/Pantau.

Sumur uji diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran terhadap air dan tanah, yang disebabkan oleh adanya rembesan lindi atau limbah cair dari dasar TPST. Sumur uji yang akan dibangun sebanyak 1 (satu) buah dengan dimeter (Ø) sumur 80 cm dan kedalaman sesuai dengan kondisi air tanah di lokasi TPST Batulayar, menggunakan bahan buis beton.

◙ Drainase.

Drainase yang berfungsi sebagai pembawa aliran limpasan air hujan dari area terbuka TPST dan/atau limbah cair dari sarana pencucianagar tidak masuk langsung ke badan air, maka perlu dibuat saluran drainase ke bak penampungan dan peresapan. ◙ Tempat Pencucian Peralatan.

Tempat pencucian peralatan diperlukan duntuk pembersihan kendaraan angkutan dan peralatan lainnya.Bangunan tempat pencucian merupakan bangunan terbuka berukuran, yang dasar atau lantainya dibuat dari konstruksi beton, dan aliran bekas cucian dihubungkan dengan perpipaan menuju bak penampungan dan peresapan.

◙ Green Barrier (Tanaman Pelindung).

Untuk mengantisipasi penyebaran bau, populasi lalat, dan partikel-partikel debu, maka perlu dibuat green barrier berupa area/barisan pepohonan disekeliling TPST. Tebal barisan green barrier yang direncanakan kurang lebih 1,0 – 1,5meterdari tembok batas area TPST. Penggunaan vegetasi untuk green barrier disamping memiliki konsep estetika, juga diupayakan menggunakan jenis vegetasi yang mampu menyerap bahan-bahan oksidan (karbondiosida)maupun partikel-partikel debu,

(27)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 20 -

antara lain seperti :tanaman bambu hias, angsana dan glodokan, sedangkan untuk jenis tanaman perdu/hias, antara lain seperti kembang sepatu, bougenvile, dan lainnya.Kegiatan penanamangreen barrier dimulai sejak pekerjaan pengukuran/pematokan, perataan, pemadatan, penanaman vegetasi di area yang sudah ditentukan.

Untuk lebih jelas mengenai posisi masing-masing bangunan dapat dilihat pada Denah (Site Plane) TPST Batulayar pada Gambar 6 sub bahasan sebelumnya dan Desain Konstruksi pada Lampiran 5. 6). Pemulihan Area dan DemobilisasiSisa Bahan/Material dan Peralatan.

Setelah kegiataan pembangunan fisik konstruksi TPST selesai, maka langkah akhir yang dilakukan pemrakarsa sebelum memasuki masa operasi adalah melakukan pemulihan area dan demobilisasi perlatan kerja dan sisa bahan/material.

Semua peralatan kerja yang sudah tidak digunakan lagi harus dikumpulkan sampai tidak ada yang tertinggal, demikian juga halnya dengan sisa-sisa bahan/material di sekitar areal proyek. Peralatan dan sisa bahan/material yang sudah dikumpulkan selanjutnya didemobilisasi ke luar lokasi proyek menggunakan armada angkutan jenis pickup atau damtruck, dilakukan secara bertahap dan/atau dilakukan sekaligus pada hari yang sama, selanjutnya ditempatkan pada tempat yang sudah disiapkan agar tidak mengganggu lingkungan, untuk dimanfaatkan sesuai kondisi yang ada, atau yang tidak dapat dimanfaatkan didemobilisasi ke TPA Regional bekerjasama dengan armada DLH Kabupaten Lombok Barat.

7). Pemutusan Hubungan Kerja.

Dengan telah selesainya pekerjaan fisik pada tahap konstruksi maka dilakukan proses pemutusan hubungan kerja, yang dapat dilakukan secara bertahap selama kegiatan konstruksi berjalan (pada saat paket pekerjaan selesai dilaksanakan), maupun secara serentak (sekaligus) setelah semua paket pekerjaan selesai dilaksanakan. Pelaksanaan

(28)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 21 -

pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap masing-masing jenis kegiatan/pekerjaan fisik konstruksi yang ada, dilakukan dengan cara musyawarah(antara manajemen, kontraktor dan pekerja) untuk mendapatkan mufakat atau kesepakatan, dan secara transparan (terbuka), serta memberikan hak pekerja sesuai dengan kesepakatan danketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Tahap Operasi.

Tahap operasi merupakan tahapan penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana TPST Batulayar yang terbangun, baik untuk kegiatan-kegiatan manajemen, administrasi maupun teknis. Kegiatan-kegiatan-kegiatan TPST yang termasuk didalam tahap operasi ini, sebagai berikut :

1). Penerimaan Tenaga Kerja.

TPST Batulayar yang dibangun melalui APBN Kementerian PUPR RI, yang selanjutnya dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dimana dalam pengelolaan dan operasionalnya merupakan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tenaga kerja dalam pengelolaan TPST, baiktenaga kerja yang menangi kegiatan menejemen maupun administrasi merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sehingga penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi ini terbatas pada tenaga kerja kontrak untuk kegiatan teknis penanganan dan pengelolaan sampah pada TPST Batulayar.

Kebutuhan tenaga kerja dalam tahap operasi TPST Batulayar ini direncakanansekitar 51 orang, dimana tenaga kerja untuk manajemen dan administrasi direncanakan sebanyak 14 orang, sedangkantenaga kerja teknis sebanyak 37 orang, dengan kualifikasai tenaga kerja seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut.

(29)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 22 -

Tabel 8.Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Tahap Operasi TPST Batulayar.

No. Kualifikasi Pekerjaan Kebutuhan (orang) Asal

A. Manajajemen UPTD 14

1. Kepala UPTD TPST 1 DLH. Kab. Lobar

2. Sekretaris UPTD 1 DLH. Kab. Lobar

3. Kepala Seksi/Urusan 3 DLH. Kab. Lobar

4. Bendahara 1 DLH. Kab. Lobar

5. Staf 6 DLH. Kab. Lobar

6. Sekurity 2 Kab. Lombok Barat

B. Tenaga Teknis 37

1. Operator Mesin 3 Kab. Lombok Barat

2. Tenaga Angkutan Sampah 24 Kab. Lombok Barat

3. Tenaga Pengolahan Sampah 10 Kab. Lombok Barat

Jumlah 51

Sumber : Perencanaan TPST Batulayar.

Proses rekruitment tenaga kerja kontrak pada tahap operasi ini dilakukan secara selektif dan transparan, melalui mekanisme yang ditetapkan, dimanacalon tenaga kerja diutamakan berasal dari anggota masyarakat di sekitar lokasi TPST. Penerimaan tenaga kerja dapat difasilitasi oleh Kepala Desa dan/atau langsung oleh Perangkat Daerah yang membidangi.

2). Operasional TPST.

Kegiatan operasional yang ada padaTPST Batulayar, dibagi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama, yang masing-masing diuraikan, sebagaiberikut : a). Operasional Perkantoran.

Dalam rangka berjalannya aktifitas TPST, maka perkantoran yang melaksanakan fungsi administrasi dan manajemen, meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan (kontrol), dimana setiap fungsi diikuti dengan proses administrasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan manajemen dan administasi perkantoran, komponen sumber daya manusia (SDM) sebagai subyek memegang peranan penting dan strategis, karena kemajuan suatu usaha dan/atau kegiatan sangat dipengaruhi oleh seberapa

(30)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 23 -

mampunya komponen ini dalam berkerja.Dalam pelaksanaan fungsi manajemen dan administrasi, maka dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan dampak terhadap lingkungan, baik secara internal maupun eksternal yang harus diantisipasi dan dikelola secara baik. b). Penanganan dan Pengolahan Sampah.

Penanganan dan pengelolaan sampah di TPST Batulayar mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan,maka sistem pengelolaan sampah pada TPST Batulayarseperti yang diilustrasikan melalui skema pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Skema sistem pengelolaan sampah pada TPST Batulayar

◙ Kegiatan Pre Processing.

Penerimaan dan Penimbangan Sampah.

◊ Sampah yang masuk berasal dari rumah tangga dan/atau TPS 3R di masing-masing Dusun/Desa yang ada di Kecamatan Batulayar dibawa oleh armada angkutan sampah dalam

(31)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 24 -

keadaan masih tercampur (belum ada pemilahan) dan/atau sudah terpilah.Setiap sampah yang masuk harus dilakukan penimbangan dan dilakukan pencatatan.

◊ Jenis Sampah

Sampah terdiri dari beberapa jenis, yakni :

● Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya : - Sampah Organik : merupakan sampah yang jenisnya

dapat membusuk dan dapat melebur dengan tanah, seperti : buah-buahan, sisa makanan, daun-daunan, ranting, akar, dan lain-lain.

- Sampah Anorganik : merupakan sampah yang jenisnya tidak membusuk dan tidak melebur dengan tanah, seperti : plastik, besi/logam, pecahan gelas dan lain-lain.

● Berdasarkan karakteristik sampah.

- Rabish, merupakan sampah yang bersumber dari perdagangan maupun perkantoran mulai dari yang mudah terbakar seperti plastic, karton, kertas dan lain-lain maupun yang tidak mudah terbakar seperti klip, pecahan gelas ataupun kaca, kaleng bekas dan lain sebagainya.

- Garbage, merupakan jenis sampah yang berasal dari rumah tangga seperti hotel, restoran dan lain sebagainya dan merupakan hasil dari pengolahan maupun pembuatan makanan yang mudah untuk membusuk. - Sampah industry, merupakan sampah yang asalnya dari

pabrik atau industry.

- Bangkai binatang, merupakan sampah yang terjadi karena binatang yang mati ditabrak kendaraan maupun dibuang oleh orang sehingga menjadi bangkai.

- Sampah jalanan, merupakan sampah yang terjadi karena pembersihan jalan, biasanya sampah seperti ini terdiri

(32)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 25 -

dari berbagai macam campuran sampah seperti kertas, plastic, besi, pecahan kaca, debu dan lain-lain.

- Bangkai kendaraan, merupakan sampah yang terjadi karena kendaraan tersebut tidak terpakai/rusak yang termasuk bangkai kendaraan seperti bangkai sepeda, bangkai mobil, bangkai sepeda motor dan lain-lain. Pemilahan Sampah.

◊ Proses pemilahan sampah pada TPST Batulayar menggunakan alat mekanis berupa Conveyor Belt, untuk memilah sampah yang masuk ke dalam katagori sampah organic dan anorganik sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.

◊ Pada saat ban (belt) berjalan perlahan, di sisi kanan dan sisi kiri conveyor ada petugas yang secara manual mengambil sampah anorganik, sehingga sampah yang terus berjalan dan jatuh pada wadah yang disediakan pada area pencacah adalah hanya sampah organik. Penggunaan Conveyor belt ini untuk mempermudah dan mempercepat proses pemilahan sampah yang akan diproses lebih lanjut.

◊ Proses pemilahan menghasilkan 3 jenis sampah, yakni :

- Sampah organik (berupa buah-buahan, sayuran, sisa makanan,daun-daunan, ranting, akar, dan lainnya), ditampung pada tempat khusus untuk selanjutnya dilakukan pencacahan.

- Sampah anorganik yang bisa di-reuse dan di-reduce(seperti : kertas, plastic, besi, pecahan kaca, botol, besi plat, dan lainnya),ditampung ditempat khusus untuk diolah lebih lanjut, dan

- Residu dan B3,yaitu sampah/limbahyang tidak dapat diolah, ditampung pada tempat khusus, selanjutnya dibuang ke TPA Regional menggunakan armada TPST atau bekerjasama dengan armada pemerintah.

(33)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 26 -

Pembersihan Sampah.

Kegiatan pembersihan dilakukanterbatas terhadap sampah anorganik yang sudah melalui proses pemilahan, melalui pembersihan secara basah dan pembersihan secara kering. ◊ Pembersihan Secara Basah.

- Pembersihan secara basah dilakukan terhadap sampah/limbah yang dapat digunakan kembali (reuse) dan dapat didaur ulang (reduce), seperti sampah plastik (kemasan plastik, gelas plastik dan botol plastik), untuk menghilangkan kotoran dan noda yang melekat dan sulit dibersihkan tanpa menggunakan air.Pembersihan dilakukan dengan cara penyemprotan, perendaman, pengelapan dan pengeringan.

- Kegiatan pembersihan secara basah dilakukan pada ruang/ bagian khusus pembersihan basah, dimana air limbah pembersihan dialirkan melalui pipa saluran ke bak penampungan (safety tank) dan bak peresapan.

- Material yang sudah dibersihkan selanjutnya diserahkan ke bagian pengolahan untuk dilakukan proses lebih lanjut. ◊ Pembersihan Secara Kering.

- Pembersihan secara kering dilakukan terhadap sampah-sampah yang dapat digunakan kembali (reuse) namun tidak tahan dengan air, (antara lain sampah kertas, kardus, potongan logam, dan lainnya), untuk menghilangkan kotoran yang melekat dan dapat dibersihkan tanpa menggunakan air. Pembersihan dilakukan dengan cara penyemprotan udara, dan pengelapan.

- Kegiatan pembersihan secara kering dilakukan pada ruang/ bagian khusus pembersihan kering, dimana partikel-partikel debu yang timbul disedot keluar oleh exouse melalui saluran pembuangan yang dilengkapi dengan saringan.

(34)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 27 -

- Material yang sudah dibersihkan selanjutnya dilakukan pengemasan dan pengepakan untuk dijual/dipasarkan. Pencacahan Sampah.

Ada 2 (dua) jenis kegiatan pencacahan pada TPST Batulayar, yakni pencacahan sampah organik dan pencacahan sampah anorganik.

◊ Pencacahan Sampah Organik.

Maksud dilakukannya pencacahan terhadap sampah-sampah organik yang sudah terpilah adalah proses mereduksi ukuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (berupa serbuk)untuk memudahkan proses pemasukan sampah ke dalam alat mesin dan untuk mempercepat proses pelapukan. Hasil pencacahan sampah organik ditampung pada tempat khusus, dan dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui proses composting, Digester Biogas dan/atau BSF(Black Soldier Fly). ◊ Pencacahan Sampah Anorganik.

Maksud dilakukannya pencacahan terhadap sampah-sampah anorganik (khusus untuk sampah jenis plastik) yang sudah terpilah adalah untuk mereduksi ukuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (berupa serbuk) yang akan dijadikan sebagai bahan baku daur ulang oleh industry pengolahan.Hasil pencacahan ditampung pada tempat khusus, dan dilakukan pengemasan dan pengepakan untuk dijual kepihak pengepul yang berizin.

◙ Kegiatan Pengolahan/Prosessing.

Kegiatan pengolahan sampah yang direncakan pada TPST Batulayar, khususnya pengolahan sampah organik yang merupakan komposisi terbanyak pada wilayah pelayanan, akan diolah menggunakan 3 (tiga) sistem pengolahan, yaitu Sistem Komposting, Digester Biogas dan BSF(Black Soldier Fly), sebagai berikut :

(35)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 28 -

Pengolahan Melalui Komposting.

◊ Komposting merupakan pengolahan sampah secara aerobik dengan sistem mekanis atau menggunakan mesin composting, untuk mempercepat dan mempermudah proses pengomposan.Selian itu dengan menggunakan mesin kompos ini kebutuhan lahan untuk area pengomposan dapat lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan lahan pengomposan dengan open windrow.

◊ Tahapan Komposting Menggunakan Mesin.

- Sampah organik yang sudah dicacah (berukuran kecil sekitar 10-15 mm), dimasukkan ke dalam mesin kompos (Composter Rotary Klin).

- Dalam wadah yang berbeda siapkan 1 kg (0,1% dari berat sampah organik) aktivator kompos tambahkan molases atau tetes tebu untuk 9 sendok dan dicampur hingga merata dan simpan selama 2-4 jam.

- Setelah membuat larutan aktivator, tuangkan Activator Kompos setelah dilarutkan tersebut ke dalam tumpukan material organik dalam komposter.

- Pada hari ke 3 sampai ke 5 proses dekomposisi memperlihatkan gejala panas (suhu hingga 70°C), ditandai dengan keluarnya uap, dan jika suhu terlalu tinggi akan membuat berputarnya aeration tool secara otomatis setiap kali suhu lebih dari 55 derajat celcius.

- Pada hari ke 5 - 7 jika suhu dibawah 30°C atau telah dianggap sudah dingin, kran pintu bagi pengeluaran pupuk cair akan terbuka secara otomatis. Setelah cairan dari proses aerobik keluar semua, selanjutnya mengeluarkan kompos padat dari dalam rotary kiln (komposter).

- Kompos padat yang keluar disimpan di tempat sejuk dan tetap tertutup. Dalam beberapa hari kemudian (sekitar 7 hari), bahan kompos akan kering dan gembur.

(36)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 29 -

- Kompos kering dan gembur diayak untuk memisahkan berbagai jenis ukuran sesuai keperluan, selanjunya dipacking dan disimpan dalam gudang penyimpanan kompos.

Pengolahan Dengan Biodigister Biogas.

◊ Biodigester adalah suatu sistem yang mempercepat pembusukan bahan organik.Terbentuk biogas dan senyawa-senyawa lain yang dihasilkan melalui pembusukan anaerob.Biogas dapat digunakan untuk bahan bakar memasak, memanaskan, pembangkit listrik, juga menjalankan mesin.Biodigester kini menjadi salah satu alternatif terbaik untuk memanfaatkan dan mengurangi jumlah sampah. Sebuah solusi yang tidak hanya mengurangi sampah tapi juga menghasilkan green energy yang bisa digunakan oleh masyarakat..

◊ Pemilihan pengolahan sampah dengan sistem Biodigister selain mempertimbangkan kapasitas reduksi pengolahan sampah organik, juga diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energy terutama listrik untuk proses pengolahan sampah mekanis pada conveyor belt dan mesin kompos.

◊ Tahapan Biogidister Biogas.

- Menyiapkan bahan baku berupa material Biomassa yang telah dicacah, selanjutnya dicampur air dengan perbandingan 1 : 1 hingga berupa bubur (slurry) kedalam inlet pemasukan (intake chamber) . Secara otomatis slurry di bagian dekat outlet dalam reaktor akan terdorong sebesar volume yang dimasukan.

- Biomassa dan berbagai bahan organik (limbah peternakan, sampah makanan, sisa masakan, tinja/feces, limbah kebun dan industri pangan) dapat terus menerus ditambahkan ke lobang pemasukan (intake chamber), dan akan diurai oleh bakteri anaerobic dalam aktivator.

- Proses awal, selama 27 hari telah mulai mengeluarkan gas methana (CH4) dan tersimpan di bagian atas tabung atau

(37)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 30 -

reaktor biogas (gas holder), selanjutnya dengan ditambahkan material sejumlah volume 10% dari kapasitas reaktor, biogas akan terus dihasilkan pada kisaran 6 m³/hari. Besaran gas ini semakin melimpah ketika bahan baku mengandung selulosa tinggi seperti bahan rumput, gulma perairan (alga, ganggang,eceng gondok).

- Lumpur (sludge) keluaran telah selesai terfermentasi, tidak lagi mengandung biogas (metana CH4, NH2, H2S, N2) sehingga tidak berbau busuk. Lumpur dengan kadar air tinggi ini mengandung nutrisi (NPK dan mikro element), senyawa, hormon dan nutrisi sekualitas pupuk organik cair sangat baik bagi penumbuhan plankton dan zooplankton di perairan maupundijadikanpupukbagi semuajenistanaman. Lumpur dapat dikelola lebih lagi dengan diberi oksigen melalui aerasi (pompa aerator) serta ditambahkan bakteri maupun hormon disesuaikan dengan target jenis tanaman yang akan dipupuk.

- Biogas yang terbentuk akan mengalir lewat slang outlet ke plastik penyimpan (holder), dan dapat digunakan untuk bahan bakar genset biogas maupun bahan bakar kompor gas.

Pengolahan Dengan BSF(Black Soldier Fly).

Lima unit proses utama yang meurpakan kunci fasilitas pengolahan sampah dengan BSF adalah sebagai berikut:

◊ Unit pembiakan masal BSF.

Unit ini digunakan untuk memelihara larva-larva kecil (disebut 5-DOL) agar selalu tersedia dengan jumlah yang konsisten dan dapat digunakan untuk mengolah sampah organik yang datang setiap harinya di fasilitas pengolahan tersebut.Namun, dalam unit pemeliharaan ini, jumlah larva yang menetas dibatasi dalam jumlah tertentu untuk menjamin kestabilan pembiakan populasinya.

(38)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 31 -

◊ Unit penerimaan sampah dan pra-proses.

Hal yang sangat penting adalah memastikan bahwa sampah yang diterima di fasilitas tersebut cocok untuk menjadi makanan bagi larva-larvanya.Untuk itu, langkah pertama adalah mengontrol sampah untuk memastikan bahwa sampah tersebut tidak mengandung material berbahaya dan bahan non-organik. Langkah selanjutnya adalah memperkecil ukuran partikel sampah, mengurangi kadar air jika tingkat kelembabannya terlalu tinggi, dan/atau mencampur beragam jenis sampah organik untuk menghasilkan makanan yang seimbang, nutrisi dan kelembabannya untuk larva (70-80%).

◊ Unit pengolahan sampah dengan BSF.

Pada unit ini, 5-DOL dari unit pembiakan diberi makan sampah organik dalam kontainer yang disebut “larvero”. Larva yang memakan sampah organik ini kemudian tumbuh menjadi larva besar sehingga dapat mengolah dan mengurangi sampah

◊ Unit pemanenan produk.

Tepat sebelum berubah menjadi prepupa, larva diambil dari larvero. Residu sampah yang tertinggal di larvero juga merupakan produk yang bernilai tinggi

◊ Unit pasca pengolahan (pemurnian larva dan pemrosesan residu). Apabila diperlukan, baik larva dan residu dapat diolah lebih lanjut untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar lokal.Hal ini disebut “pemurnian produk”.Biasanyalangkah awalnya dilakukan dengan mematikan larva.Namun ada juga langkah lainnya untuk pemurnian larva, seperti pembekuan atau pengeringan, atau dengan memisahkan minyak larva dari protein larva.Sedangkan untuk pemurnian residu, biasanya dilakukan dengan pengomposan atau dimasukkan ke digester biogas untuk bahan produksi.

(39)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 32 -

3). Pemeliharaan Sarana Pendukung.

Sarana pendukung pada TPST seperti akses jalan, drainase, kolam, sumur uji, dan lainnya,perlu dilakukan pemeliharaan secara periodik dengan tujuan agar sarana pendukung dapat berfungsi secara baik dan tidak menghambat aktifitas TPST secara keseluruhan, dan tidak menimbulkan dampak.

4). Operasional Peralatan Permesinan.

Penggunaan mesin pompa, genset, kendaraan angkutan dalam operasiona TPST dapat menimbulkan pencemaran udara akibat adanya asap/gas buangsehingga peralatan perlu dilakukan pemeliharaan, dan peralatan permesinan yang ada harus dilengkapi dengan cerobong gas buang (scrubber/cyclone) yang memenuhi standar gas CO, NOx, dan SO2, partikulat dan opasitas yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan dapat lepas keluar melalui cerobong standar sehingga tidak mencemari lingkungan.

5). Pencegahan Kebakaran.

Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai akanfaktor-faktor penyebab munculnya atau terjadinya kebakaran, dan mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya kebakaran. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan, termasuk pengawasan karyawan, rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk pemeliharaanya, baik dari segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapai (jangkauannya).

TPST harus dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran dan hydrant, sehingga ketiga kelas kebakaran dapat diatasi secara tepat dan cepat, disebabkan karena setiap jenis dan sumber kebakaran harus ditangani dengan peralatan yang memiliki bahan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai jenis kebakaran sebagai berikut :

(40)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 33 -

a). Kebakaran Kelas A.

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya.Media pemadaman kebakaran yang digunakan berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP).

b). Kebakaran Kelas B.

Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakarberupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, biogas, dan lain-lainnya.Media pemadaman kebakaran yang digunakan untuk kelas ini berupa pasir dan alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.

c). Kebakaran Kelas C.

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering (DCP). Matikan dulu sumber listrik agar aman dalam memadamkan kebakaran.

Beberapa bahan dan alat pencegahan kebakaran dan langkah-langkah pencegahan :

a). Penyediaan APAR/Fire Extinguishers/Racun Api.

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran kelas A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul di daerah tersebut, tempat penimbunan bahan bakar dengan tabung racun api dengan ukuran 5 – 68 kg. bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang terbuat dari kimia kering, foam/busa CO2.

(41)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 34 -

b). Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran.

Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsippemadamandan perlengkapan pemadaman suatu kebakaranmakapemrakarsa harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen/pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.Langkah-langkah untuk pencegahannya.

6). Pengelolaan Sampah dan Limbah.

Jenis-jenis sampah dan limbah, serta pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang dari semua limbah yang dihasilkan (Prinsip 3R).

a). Sampah.

Sampah berasal dari sisa-sisa makanan, kertas pembungkus, kardus pembungkus, plastik pembungkus, sisa-sisa pemeliharaan tanaman (daun, ranting dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang menghasilkan sampah sebesar 0,7–0,8 kg/hari (SNI 19-39883-1995), maka diprediksi timbulan sampah pada tahap operasional TPST adalah 51 orang x 0.7 kg = 35,7 kg per hari.

Penanganan sampah dilakukan dengan cara pengumpulan dan diserahkan ke bagian pemilahan untuk dijadikan bahan baku dan diolah lebih lanjut.

b). Limbah Cair Domestik.

Aktifitas manusia yang ada di TPST menghasilkan limbah, dimana penangannya dengan cara limbah dialirkan melalui sistem perpipaan yang dihubungkan dengan bak-bak penampungan (septic-tank), dan dihubungkan dengan bak peresapan (safety-tank). Untuk selanjutnya dalam waktu tertentu (secara periodik) dilakukan pengurasan dan pembersihan melalui penyedotan menggunakan mesian, dan limbah yang disedot dapat dijadikan sebagai bahan bakucomposting atau Digister Biogas.

(42)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 35 -

c). Limbah B3.

Limbah B3merupakan limbah yang tidak dapat dilakukan pengolahan (reuse maupun reduse), dan akanmenjadi masalah apabila tidak ditangani secara serius.Penanganan Limbah B3 dilakukan dengan cara pengumpulan pada tahap pre prosesising (pemilahan), dan ditempatkan pada tempat tersendiri (wadah Limbah B3), dan selanjutnya dilakukan pengangkutan atau pembuangan ke TPA Regional menggunakan armada TPST dan atau bekerjasama dengan armada pemerintah.

d. Tahap Pasca Operasi.

Tahap pasca operasi merupakan tahap dimana asset TPST tidak berfungsi lagi, dengan kegiatan sebagai berikut :

1). Pemutusan Hubungan Kerja.

Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi manakala TPST sudah tidak berfungsi lagi dengan berbagai sebab.Pemutusan hubungan kerja khusus dilakukan terhadap karyawan non PNS (tenaga kerja kontrak), sedangkan karyawan dengan status PNS pemutusan hubungan kerja sudah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemutusan tenaga kerja kontrak dilakukan melalui musyawarah untuk memperoleh kesepakatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga tidak menimbulkan keresahan bagi pekerja dan masyarakat.

2). Peningggalan Asset.

Dengan tidak berfungsinya TPST, yang diakibatkan oleh berbagai sebab, maka secara otomatis tidak terdapat lagi aktifitas/kegiatan di dalamnya. Kondisi ini akan menyebabkan bangunan dan fasilitas pendukungnya akan tidak terurus dan terpelihara, yang berpengaruh terhadap konstruksi bangunan akan menjadi rusak, kumuh, dan kotor apabila tidak dikelola secara baik, serta menimbulkan dampak lainnya mengingat dalam area TPST yang sudah tidak berfungsi lagi kemungkinan besar masih terdapat limbah-limbah yang belum dikelola.

(43)

UKL-UPL PEMBANGUNAN TPST BATULAYAR

Di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Prov. NTB. - 36 -

Dalam upaya untuk penanganan terhadap asset yang tidak beroperasi lagi, maka harus melalui penugasan tenaga khusus untuk menjaga dan melakukan pemeliharaan fisik bangunan dan fasilitas yang ada, melakukan pengawasan (kontrol) secara periodik, serta melakukan pemulihan terhadap lingkungan di sekitarnya.

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL).

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan TPST oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), di DusunPenyangget, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,sehingga harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap lingkungan hidup secara baik sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut :

A. Tahap Pra-Konstruksi.

Uraian mengenai dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan, upaya pemantauan dan institusi pelaksana, institusi pengawasan dan institusi penerimaan laporan pada Tahap Prakonstruksi Pembangunan Perumahan dan Toko ini dapat diuraikan, sebagai berikut :

1. Penetapan Lokasi.

a. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan. 1). Sumber Dampak.

Penetapan lokasi. 2). Jenis Dampak.

Persepsi negatif masyarakat. 3). Besaran Dampak.

Gambar

Gambar 1.Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam Peta   Wilayah Kabupaten Lombok Barat
Gambar 3 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam  Foto Satelit Google
Gambar 5.Denah (Site Plane)Rencana Usaha dan/atau Kegiatan  Pembangunan TPST Batulayar Area   Pengomposan Area Penerimaan Sampah AreaPengeringan, Pengayakan dan Pengepakan Kompos Area  Fasilitas BSF  Digester Biogas Kantor, Toilet, Gudang
Tabel 1.Luas masing-masing unit bangunan/fasilitas   TPST Batulayaryang direncanakan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberlakukannya dokumen UKL dan UPL oleh perusahaan didalam kawasan industri Medan Star kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang memberikan motivasi kepada

Demikian Berita Acara Penutupan Upload Dokumen Prakualifikasi pekerjaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Rumah Sakit

Nama paket pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultansi Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)- Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Kantor Pusat Operasional

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha

Adapun upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan pelabuhan perikanan adalah pengelolaan PPSNZJ yang berbasis Eco Port memiliki dokumen AMDAL dan UKL/UPL,

Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Lingkungan Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan UKL-UPL Rumah Sakit Muara Bungo 3 Perencanaan Pembangunan Lahan untuk kegiatan Rumah Sakit Muara Bungo m²