1.1 Latar belakang
SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus, serta tabung gas. Dalam melaksanakan kegiatannya SPBU memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi standart mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh PT. Pertamina. Oleh karena itu sebagai penjaminan kualitas terhadap pelayanan yang diberikan, PT. Pertamina dalam persyaratan perijinan SPBU mensyaratkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memenuhi persyaratan pemenuhan ijin baru SPBU. Salah satu hal yang perlu dipenuhi dalam pemenuhan ijin baru tersebut adalah dilengkapinya dokumen pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan skala kegiatan.
Jumlah kendaraan bermotor semakin tahun semakin meningkat baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Kebutuhan bahan bakar semakin meningkat pula, sehingga banyak didirikannya SPBU hampir di setiap kecamatan. Hal ini mendorong pengelola untuk mendirikan SPBU 54.69.207 yang berlokasi di Bancelok Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang merupakan prasarana umum yang disediakan PT. Pertamina dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat Kecamatan Kamal dan sekitarnya. Dalam meningkatkan pelayanan dan memenuhi persyaratan dalam pemenuhan ijin, pengelolaSPBU 54.69.207berinisiatif melakukan pengelolaan lingkungan melalui perencanaan yang sistematis dan terpadu dalam sebuah dokumen kegiatan pengelolaan dan
PENDAHULUAN
Dokumen Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Untuk melaksanakan perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut, diperlukan kegiatan penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) yang memuat kondisi eksisting, analisa sejumlah parameter kondisi lingkungan, langkah–langkah pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Pelaksanaan dari output kegiatan ini diharapkan merupakan bentuk jaminan produk dan keselamatan kerja yang diberikan pihak pengelola selaku pemrakarsa sekaligus pengelola SPBU 54.69.207 terhadap lingkungan dan masyarakat.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang pengekolaan lingkungan, maka pengelola SPBU 54.69.207 dalam mendirikan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) melakukan studi dengan tujuan sebagai berikut :
1. Melaksanakan peraturan dan hukum yang berlaku untuk pengelolaan lingkungan hidup
2. Memelihara kualitas lingkungan, baik di lokasi kegiatan maupun sekitar lokasi kegiatan
3. Merumuskan tindakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dalam kegiatan Pendirian SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) serta untuk mengembangkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif serta disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
4. Berkaitan dengan usaha pengelolaan pencemaran lingkungan secara dini, dokumen ini merupakan pedoman dalam pengelolaan pemantauan serta pengawasan lingkungan bagi pihak-pihak terkait.
Sesuai tujuan tersebut diatas, maka dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Pendirian SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum), mempunyai kegunaan sebagai berikut :
1. Pedoman bagi pengoperasian SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) , tentang sistem dan cara pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2. Gambaran bagi pihak terkait tentang usaha-usaha yang telah dan akan dilakukan oleh pemrakarsa sekaligus pengelola SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum)
3. Dikaitkan dengan usaha pengembangan pada umumnya, maka dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) ini dapat menunjang upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan, khususnya dalam bidang kesehatan lingkungan.
1.3 Dasar Hukum
Dalam rangka mengupayakan pengelolaan lingkungan yang didasarkan pada kebijakan nasional secara terpadu, telah dihasilkan perundangan yang memuat ketentuan pokok pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Peraturan perundangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai acuan dalam penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) yang terkait dengan penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum). Dasar hukum yang menjadi dasar dilaksanakannya studi DPLH ini adalah :
1. Undang-undang RI No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, sebagai dasar penataan kepemilikan tanah dan fungsinya
2. Undang-undang RI No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan lingkungan pada tahap konstruksi Pembangunan Kolam renang maupun pada tahap operasional SPBU.
3. Undang-undang RI No. 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya,
lingkungan yang terkait dengan sumber daya air, udara, maupun sumberdaya alam yang lain.
4. Undang-undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial tenaga Kerja, sebagai dasar dalam pelaksanaan Jamsostek tenaga kerja
5. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, sebagai dasar perencanaan bangunan SPBU 6. Undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenaga kerjaan, sebagai dasar hukum di bidang ketenaga kerjaan
7. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagai dasar dalam penentuan tatanan organisasi yang terkait dengan institusi pemerintah yang terlibat dalam proses UKL-UPL maupun dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat masing yang dibuat masing-masing daerah/wilayah
8. Undang-undang RI No. 38 tahun 2004 tentang Jalan,
sebagai dasar dalam menganalisa aspek transportasi yang dikaji dalam DPLH
9. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, sebagai dasar penetapan kelayakan lokasi terkait dengan rencana tata ruang yang ada
10. Undang-undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang
Persampahan, sebagai dasar pengelolaan persampahan di wailayah studi
11. Undang-undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang
Pariwisata, sebagai dasar dalam menyelenggarakan kegiatan keparawisataan dalam wilayah SPBU
12. Undang-undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sebagai pedoman dalam kegiatan
13. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkuangan Hidup, sebagai
pedoman dalam penyusunan DPLH
14. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
sebagai dasar untuk proses analisis prakiraan dampak dan pengelolaannya terkait dengan aspek kesehatan masyarakat 15. Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, sebagai dasar untuk membuat sertifikat kepemilikan tanah
16. Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, sebagai dasar pedoman untuk pengelolaan dampak kualitas udara
17. Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
sebagai dasar sebagai penentuan golongan peruntukan air dan pengelolaan kualitas air
18. Peraturan pemerintah RI No. 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah, sebagai dasar untuk pengaturan tata guna tanah atau lahan yang dimiliki
19. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air, sebagai dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan air
20. Peratuan Pemerintah RI No. 41 Tahun 2009 tentang
pengendalian pencemaran udara sebagai dasar dalam pengelolaan parameter udara
21. Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisa Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.
22. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1990 tentang Pengendalian Dampak Lingkungan, sebagai
23. Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 tentang
Kebijikan Nasional di Bidang Tanah, sebagai dasar pengaturan tata guna tanah atas lahan yang dimiliki
24. Paraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPS/1987
tentang Perencanaan Kawasan Prmukiman Kota, sebagai dasar agar terjadi senergitas yang tinggi antara pemukiman dan rencana pembangunan SPBU
25. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air, sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan kualitas air bersih/minum yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
26. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambien di Dalam Ruang, sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan kulitas udara ambient di dalam gedung.
27. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambien di Dalam Ruang
28. Peraturan Menteri Negara Lingkngan Hidup no. 11 Tahun 2006 tentang jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi Dengan analisis Mengenai Dampak Lingkungan, sebagai dasar untuk menapis atau melingkup proyek atau kegiatan yang wajib AMDAL ataupun tidak wajib AMDAL
29. Peraturan Manteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006
tentang Pedoman Pesyaratan Teknis Bangunan Gedung,
sebagai dasar dalam perencanaan teknis pembangunan SPBU 30. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang UKL dan UPL dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, sebagai dasar dan pedoman dalam menysun UKL-UPL pembangnan SPBU
31. Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Per/MENKES/IV/2010 Tentang Syarat-syarat Kualitas Air Minum sebagai dasar dalam penilaian dan penentan kualitas air minum bagi usaha SPBU
32. Peraturan Menteri Kesehatan No.
736/Per/MENKES/IV/2010 Tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air Minum, sebagai dasar dalam proses pengawasan kelayakan kualitas air minum untuk keperluan SPBU
33. Keputusan Menteri Kesehatan No.
718/MENKES/PER/IV/1987 tentang Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan, sebagai dasar menentukan tingkat kebisingan yang dapat diterima oleh masyarakat
34. Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. kep-02/menKLH/1988 tentang Baku Mutu Air Kesehatan, sebagai acuan kualitas efluen hasil pengelolaan limbah domestik
35. Keputusan Menteri Lingkngan Hidup No. 48/MENLH/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, sebagai
dasar penentu baku mutu kebisingan yang terjadi akibat adanya pembangunan SPBU
36. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran, sebagai
dasar Tolok ukur dari getaran yang dapat dioperasikan dan aman bagi masyarakat sekitar
37. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 50/MENLH/1996/ tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan, sebagai
dasar dalam mentukan dan menetapkan suatu kegiatan bermasalah atau tidak terhadap munculnya bau.
38. Keputusan Menteri lingkngan Hidup No. 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara,
sebagai dasar dalam perhitungan untuk menentukan kriteria ISPU
39. Keputusan Menteri Pkerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan, sebagai dasar untuk menilai kelayakan kemudahan pencapaian rencana kegiatan
40. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 20/KPTS/2000 tentang ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan,
sebagai dasar untuk pengelolaan kebakaran yang mungkin dapat terjadi pada saat operasional SPBU
41. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik, untuk memberi batasan hasil pengelolaan limbah domestik yang aman dibuang keperairan
42. Peraturan Daerah Jawa Timur No. 3 Tahun 1999
Tentang Pemakaian Air, sebagai dasar dalam penetapan pemakaian air untuk kegiatan operasional air untuk kegiatan operasional proyek
43. Peraturan Dareah Jawa Timur No. 2 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Propinsi Jawa Timur, sebagai dasar dalam melakukan pengelolaan pencemaran air
44. Peraturan Gubenur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009
tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jwa Timur, sebagai dasar dalam menetapkan apakah pencemaran udara atau tidak akibat kegiatan yang akan dilakukan
45. Keputusan Gubenur Jawa Timur No. 14 tahun 2001
tentang Pengambilan contoh Uji Air, Limbah Cair, dan Udara di Propensi Jawa Timur, sebagai dasar dalam menentukan titik sample, pengambilan sample kualitas air dan udara
46. Keputusan Gubenur Jawa Timur No. 10 Tahun 2004
Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, sebagai
pedoman dalam penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) SPBU
47. Keputusan Gubenur Jawa Timur No.
188/21/KTPS/013/2005 tentang Penunjukan laboraturium BBTKL-PPM sebagai Laboratorium Lingkungan Di Jawa Timur, berkaitan dengan laporatorium lingkungan di Jawa Timur yang terakreditasi
48. Keputusan Gubenur Jawa Timur No. 29 Tahun 2009
tentang Tata cara permohonan izin Pembuangan Limbah cair ke Sumber-sumber Air di Propensi Jawa Timur, sebagai dasar dalam menetapkan rencana pembuangan air limbah ke perairan 49. Peraturan Gubenur Jawa Timur No. 24 Tahun 2010
tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 2 Tahun 2008 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Propensi Jawa Timur, sebagai
dasar dalam melakukan pengelolaan pencemaran udara
50. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan No. 10 Tahun 2009 Tentang RTRW Kabupaten Bangkalan 2009-2029, Sebagai
dasar kebijakan penataan ruang untuk kegiatan pembangunan di Kabupaten Bangkalan