• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. MATRIK DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "C. MATRIK DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

38 III-38

C. MATRIK DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.1. TAHAP KONSTRUKSI

C.1.1. Dampak Terhadap Lingkungan Sosial

 Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP).

 Operasionalnya alat berat dan angkutan material .

 Persepsi negatif (-) masyarakat karena timbulnya kecemburuan sosial dari warga sekitar yang tidak terekrut sebagai tenaga kerja.

 Persepsi positif (+) masyarakat oleh adanya peluang

terciptanya unit usaha baru.

 Sekitar 25 % tenaga kerja diambil dari masyarakat sekitar yaitu dari Desa Klepu, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

 Munculnya beberapa unit usaha baru di sekitar lokasi kegiatan.

 Jumlah Keluhan dan protes dari masyarakat sekitar.

 Terciptanya unit usaha baru.

 Jumlah tenaga kerja lokal yang dapat diserap dalam kegiatan tersebut.

 Frekuensi warga yang protes tidak diterima sebagai tenaga kerja proyek.

 Mendata dan mengevaluasi kegiatan harian pekerja proyek.

 Melakukan pengarahan terhadap pekerja

pendatang/ luar daerah

 Melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat .

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

 Pengamatan langsung di lapangan dan didukung dengan data sekunder.

 Analisis data dilakukan dengan metode tabulasi silang dan analisa kualitatif dan kuantitatif.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Sekali , selama tahap

konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Desa Klepu.

- Kec.Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH

Kab. Semarang.

C.1.2. Dampak Terhadap Lingkungan Fisika Dan Kimia C.1.2.1. Dampak Terhadap Kualitas Udara Dan Kebisingan

 Mobilisasi alat berat dan angkutan material yang melalui jalan-jalan Kabupaten dengan batasan MST < 10 ton maupun jalan lingkungan yang belum terklasifikasi,

 Kegiatan Pembangunan konstruksi fisik Gedung Wettable Powder (WP).

 Penurunan kualitas udara, peningkatan gas buang kendaraan angkut.

 Keresahan yang dirasakan warga masyarakat akibat meningkatnya debu dan kebisingan.

Saat pengambilan sampel

pembangunan fisik telah selesai Parameter Kualitas Udara yang diuji adalah Temperatur, Kecepatan Angin.

Arah Angin, Kelembaban, Kebisingan, Carbon monoksida (CO), Debu (TSP) ,PM 10, PM 2,5 Sulfur Dioksida (SO2 ) , Nitrogen dioksida (NO2), Oxidan (O3), Timbal (Pb), Hidrogen Sulfida (H2 S),Pb dan Kebisingan (Hasil Analisa Terlampir).

 Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No.

8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah.

 Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat kebisingan.

 Penutupan bak kendaraan pengangkut material (dump truck).

 Aktivitas yang menimbulkan kebisingan dilakukan dari pukul 08.00 - 16.00 WIB.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan .

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

 Pengambilan sampel di lapangan dan analisis oleh laboratorium yang terkreditasi.

 Pengumpulan data sekunder.

 Wawancara (indepth

interview) Deskriptif.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Sekali , selama tahap

konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

(2)

39 III-39

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.1.2. 2. Dampak Terhadap Kualitas Air Permukaan

 Aktivitas Kegiatan Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP).

 Limpasan Air Hujan.

Dampak negatif (-), Penurunan kualitas air permukaan, merupakan dampak dari limbah cair domestik dari

aktivitas tenaga kerja pada tahap

konstruksi.

Saat pengambilan sampel

pembangunan fisik telah selesai Parameter Kualitas air permukaan yang diuji adalah Suhu, Zat Padat Terlarut, Zat Padat

Tersuspensi, pH, Fe, Mn, Ba, Cu,Zn, Cr +6 Hg,Pb,Sn,As, Se, Ni, Co, CN, H2S, F, Cl2, (NO2-N) ,(NO3-N) BOD5, COD, Senyawa aktif biru metaline, Fenol, Minyak Mineral, Minyak Naabati (Hasil Analisa Terlampir).

 PP. No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran air serta lainnya.

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik.

 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 37 Tahun 2003 Tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan Dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.

 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah.

 Kelancaran dan kebersihan saluran umum/drainase;

 Membuat jalan paving blok berpori (porous).

 Membuat sumur resapan dan lubang biopori.

(Peta lokasi sumur)resapan/bio pori terlampir).

 Membuat septic tank yang layak untuk semua bangunan.

 Membuat saluran drainase dengan kapasitas yang sesuai, sehingga aliran lancer (Peta Drainase

Terlampir).

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

 Melakukan pengontrolan secara rutin terhadap kelancaran aliran drainase.

 Melakukan pemantauan secara rutin dengan dibantu laboratorium terakreditasi terhadap kualitas air permukaan.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Sekali , selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

C.1.2.3. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan Karena Limbah Padat/Timbunan Sampah : Pembangunan

Wettable Powder (WP) di PT. Bina Guna Kimia.

Menurunnya Estetika Lingkungan, dengan adanya timbulan sampah An Organik berupa sisa-sisa bahan bangunan, kemasan

makanan/minuman dan sampah organik berupa sisa

makanan, potongan pohon, tanaman.

Jumlah limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas pekerjaan sipil dapat

menyebabkan/

menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik, timbulnya limbah padat/sampah pada lokasi proyek, diperkirakan 20 kg/hr.

Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

 Pengangkutan sampah proyek rutin, setiap hari.

 Pemilahan sampah, dipisahkan organik dan anorganik.

 Pembuatan TPS dan penyediaan bak sampah.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

 Pengamatan langsung khususnya di tempat-tempat penampungan sampah di lokasi Kegiatan.

 Volume timbunan sampah dan kebersihan lingkungan.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Setiap hari , selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

(3)

40 III-40

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.1.2.4. Dampak Terhadap Insiden Kebakaran

 Kelalaian tenaga kerja berupa api yang berasal dari puntung rokok, korek api.

 Terjadinya hubungan arus pendek

listrik/konsleting.

Terjadinya kebakaran di lingkungan PT. Bina Guna Kimia.

Frekuensi terjadinya kebakaran dan Jumlah Kerugian material, jika terjadi kebakaran.

 Kepmen Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 10 / KPTS/ 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

 Kepmen Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 11/ KPTS/ 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.

 Diterapkan aturan larangan merokok dilokasi tapak proyek..

 Penempatan genset pada ruangan dari tangki solar.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

 Pemantauan dilakukan secara berkala tiap 1 (satu) bulan sekali terhadap kelayakan teknis operasional alat pemadam yang digunakan, agar kondisi APAR tidak mudah rusak dan masih cukup baik jika sewaktu-waktu digunakan.

 Memperketat sistem pengamanan lingkungan dan kerjasama dengan masyarakat sekitar khususnya dalam kegiatan siskamling.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Sekali , selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- DPU ESDM Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

C.1.2.5. Dampak Terhadap Kondisi Lalu Lintas Mobilitas

pengangkutan material bahan bangunan dan tenaga kerja.

Berkurangnya kenyamanan lingkungan karena meningkatnya kebisingan, ,kemacetan lalu lintas dan meningkatnya polusi udara karena emisi bahan bakar dari lalu lalangnya alat transportasi/alat angkut PT. Bina Guna Kimia.

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas

transportasi PT. Bina Guna Kimia, saat pembangunan konstruksi /perbaikan fisik.

Kelancaran lalu lintas, tidak terjadinya

kemacetan dan kecelakaan lalu lintas disekitar PT. Bina Guna Kimia.

Pengaturan lalu lintas pada areal keluar masuk lokasi kegiatan.

Areal tapak Pembangunan Gedung Wettable Powder (WP) dan lokasi dimana dilakukan perbaikan.

Selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

Mengevaluasi kondisi kelancaran dan tingkat terjadinya kecelakaan serta efektifitas Pemantauannya.

Areal tapak Pembangunan Kantor, Ruang Fitness,

Lapangan Futsal dan Area Parkir.

Setiap hari , selama tahap konstruksi /perbaikan berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Desa Klepu.

- Kec. Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

(4)

41 III-41

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2. TAHAP OPERASIONAL

C.2.1. Dampak Terhadap Lingkungan Fisika Dan Kimia C.2.1.1. Dampak Terhadap Kualitas Udara

 Proses bongkar muat bahan baku dan pengangkutan produk.

 Kegiatan proses produksi dan utilitas ( stack, scrubber, emisi .)

Negatif (-) Penurunan kualitas udara.

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas

operasional PT. Bina Guna Kimia.

Parameter Kualitas Udara yang diuji adalah Temperatur, Kecepatan Angin.

Arah Angin, Kelembaban, , Carbon monoksida (CO), Debu (TSP), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Oxidan (O3), Timbal (Pb), Hidrogen Sulfida (H2 S),Amonia (NH3).

 PP.No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

 Permen LH no 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha /kegiatan minyak dan gas bumi (untuk Genset).

 Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 10 Tahun 2000 tentang Baku Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

 Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Tengah No.

8 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara Ambien di Provinsi Jawa Tengah.

 Keresahan yang dirasakan warga masyarakat akibat meningkatnya debu dan kebisingan.

 Memasang Exhaust fan, cyclone, bag house, scrubber dan carbon active filter.

 Karyawan

laboratorium agar selalu

menggunakan masker dan jas laboratorium.

 Karyawan bagian produksi agar selalu

menggunakan masker dan helm.

 Penggunaan APD pernapasan, badan dan kepala sesuai dengan ketentuan.

 Pembuatan Green Barier dan pagar tembok keliling pabrik untuk mengendalikan pencemaran udara.

Disekitar ruang produksi dan seluruh areal perusahaan.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia

berlangsung.

 Pengambilan sampel di lapangan dan analisis oleh laboratorium yang

terakreditasi.

 Pengamatan dan evaluasi kondisi penghijauan di lingkungan PT.

Bina Guna Kimia.

Disekitar ruang produksi dan seluruh areal perusahaan.

Tiga bulan sekali , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab. Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

C.2.1.2. Dampak Terhadap Peningkatan Kebisingan

 Proses bongkar muat bahan baku dan proses

pengangkutan produk.

 Ruang produksi dan utilitas (stack, scruber, boiler, emisi ).

 Operasional genset.

Negatif (-) Peningkatan kebisingan.

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Parameter yang diuji adalah Kebisingan.

 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat kebisingan.

 KEP.MENLH. RI. No.

49/MENLH/II/Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Getaran.

 KEPMENAKER 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas (NAB).

 Penggunaan ear plug bagi karyawan produksi.

 Pembuatan Green Barier dan pagar tembok keliling pabrik untuk mengendalikan kebisingan dan getaran.

Disekitar ruang produksi dan seluruh areal perusahaan.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia

berlangsung.

 Pengambilan sampel di lapangan dan analisis oleh laboratorium yang

terakreditasi.

 Pengamatan dan evaluasi kondisi penghijauan di lingkungan PT.

Bina Guna Kimia.

Disekitar ruang produksi dan seluruh areal perusahaan.

Tiga bulan sekali , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab. Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

(5)

42 III-42

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.1.3. Dampak Terhadap Kualitas Air Permukaan

 Proses produksi.

Berupa ceceran / tumpahan produk,bahan baku dan penolong .

 Pencucian drum bahan beku dan penolong.

 Keperluan domestic (Kantin, Loundry, MCK).

Negatif (-) Penurunan kualitas air permukaan.

Secara umum Besaran dampak fluktuatif

tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia, besaran dampak

diperkirakan

± 1.002,6 m3/bln. Parameter yang diuji adalah Temperatur , Zat Padat Terlarut, zat padat tarsus pensi, ,pH , Fe, Mn, Ba,Cu Zn, Cr

+6,Cr,Cd,Hg,Pb,Sn,As, Se, Ni, Co, CN, H2S, F, Cl2, (NO3-N), (NO2-N), BOD5, COD, Senyawa Aktif Birumethaline, fenol, Minyak mineral, minyak nabati.

 PP.No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air ,Pengendalian Pencemaran Air.

 Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

 Kep. Gub. No.

660.1/02/1997 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

1. Limbah cair (B3) dr ruang produksi (Foto terlampir) :

 Ditampung dalam Bak Limbah I dan Bak Limbah II.

 Ditranfer ke dalam Intermediate Bulk Container (IBC ) atau Drum 200 liter bertutup kecil, diberi Identitas,

 IBC/Drum ditransfer ke mobil transporter untuk dibawa ke Vendor (pihak ketiga) PT. PPLI yang memiliki ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup.

2. Pengelolaan Limbah cair domestic dengan system biofilter.

 Saluran umum .

 Areal

penyimpanan dan pengiriman limbah cair (B3).

 Saluran pembuangan/

drainase air limbah domestic.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

 Pemantauan dan analisa effluent inlet dan out let Oleh laboratorium terakreditasi .

 Pemantauan proses penyimpanan sementara dan pengiriman limbah cair (B3).

 Memantau terhadap pengolahan air limbah domestic pada Biofilter.

 Pemantauan terhadap

kelancaran aliran drainase.

 Effluent , inlet dan Out Let.

 Saluran /Parit luar.

 Areal

penyimpanan dan

pengiriman limbah cair (B3).

 Saluran pembuangan/

drainase air limbah domestic.

Pemantauan dan Analisa laboratorium :

 Effluent , inlet dan outlet satu bulan sekali .

 Saluran parit luar satu bulan sekali.

 Sungai’Air Badan Penerima Up Stream dan Down Stream 6 bulan sekali

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Perindag Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

C.2.1.4. Dampak Terhadap Kualitas Air Bawah Tanah

 Proses produksi.

Berupa ceceran / tumpahan produk,bahan baku dan penolong .

 Pencucian drum bahan beku dan penolong.

 Keperluan domestic (Kantin, Loundry, MCK).

 Kebocoran perpipaan.

Penurunan Kualiitas Air Tanah.

Besaran dampak yang bersumber dari keperluan proses produksi dan domestic domestic rata – rata ± 1.002,6 m3/bln. Parameter yang diuji adalah Coliform, E. Coli, Jumlah Zat Padat Terlarut ,Warna, Bau ,Rasa,

Kekeruhan ,pH,Ca, Fe, Mn, Mg,Na,K- ,Zn, HCO3, O,F,NO2,NO3,SO2, As,Cd,CN,Cr+, Pb,Hg,Se, KMnO4, Surfactans Anionic as MBAS, CaCO3

 Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001

 Permenkes RI . No.

416/MENKES/PER/IX / 1990 tentang Baku Mutu Air Bersih.

 Kep. Gub. No.

660.1/02/1997 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

3. Limbah cair (B3) dr ruang produksi (Foto terlampir) :

 Ditampung dalam Bak Limbah I dan Bak Limbah II.

 Ditranfer ke dalam Intermediate Bulk Container (IBC ) atau Drum 200 liter bertutup kecil, diberi Identitas,

 IBC/Drum ditransfer ke mobil transporter untuk dibawa ke Vendor (pihak ketiga) PT. PPLI yang memiliki ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup.

4. Pengelolaan Limbah cair domestic dengan system biofilter.

 Sumur artetis

 Areal

penyimpanan dan pengiriman limbah cair (B3)

 Saluran pembuangan/

drainase air limbah domestic.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

 Memantau terhadap pengolahan air limbah domestic pada Biofilter.

 Memantau

pengiriman limbah cair dari proses produksi ke pihak ketiga yang berijin.

 Memantau kualitas air limbah dengan pengujian/analisa di laboratorium yang terakreditasi.

 Sumur Artetis..

 Areal

penyimpanan dan pengiriman limbah cair (B3).

 Saluran pembuangan/

drainase air limbah domestic.

Tiga bulan sekali , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - KLH Kab.

Semarang.

- Dinas Kesehatan Kab.Semarang.

- Dinas Perindag Kab.Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang.

(6)

43 III-43

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.1.5. Dampak Terhadap Limbah Padat/Sampah Domestik Keperluan

domestic , kantin dan aktifitas kantor.

 Dampak (-), Menurunnya estetika lingkungan, karena adanya timbulan sampah/limbah padat baik organic maupun an organic.

 Dampak (-) ,munculnya vektor penyakit.

 Dampak (-), Munculnya lalat, kecoa,

tikus,nyamuk, semut dll.

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Besaran dampak diperkirakan

± 20 kg/hari

 Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

 Kebersihan semua bagian dan

lingkungan PT. Bina Guna Kimia

 Penyediaan tempat sampah sesuai dengan peruntukannya.

 Pemilahan sampah/

Limbah padat domestik pada sumbernya.

 Sampah/limbah padat dikumpulkan dan di buang ke TPA.

Seluruh areal PT. Bina Guna Kimia

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia

berlangsung.

Melakukan observasi langsung ke sumber sampah dan TPS

Seluruh areal PT. Bina Guna Kimia

Setiap hari , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

C.2.1.6. Dampak Terhadap Limbah Padat Proses Produksi Proses produksi,

berupa drum bekas kemasan, bahan baku dan penolong,.

Menurunnya estitika lingkungan

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Besaran dampak diperkirakan

± 40 kg kg/hari

Kebersihan semua bagian proses produksi, TPS

Limbah padat (B3) proses produksi berupa drum –drum kemasan bahan baku dan penolong, diolah

dengan cara drum-drum dicuci kemudian di pres selanjutnya dikirim ke pihak ketiga PT. Logam Jaya Abadi di Bekasi atau PT Eben Haezer di Pati.

Ruang produksi,TPS limbah padat, dan lingkungan sekitarnya

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia

berlangsung.

Melakukan observasi langsung ke sumber sampah dan TPS

Ruang produksi,TPS limbah padat, TPS limbah cair dan lingkungan sekitarnya

Setiap hari , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Dinas Perindag

Kab.

Semarang.

- BLH Kab.

Semarang.

- Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

(7)

44 III-44

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.1.7. Dampak Terhadap Limbah Padat Sludge

 Kegiatan proses produksi,

 Limbah sludge dari bak limbah I & II.

Menurunnya estitika lingkungan

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Besaran dampak diperkirakan

± 10 kg kg/hari

Kebersihan semua bagian proses produksi, TPS

 Limbah padat yang berasal dari proses produksi berupa sluge dari bak limbah I & II dikemas dalam tempat /drum plastic tertutup kemudian dikirim ke

Pengolah/Pengepul/Pemanfa at Limbah (PPLI) di desa Nambo Cileungsi Bogor.

 Limbah padat yang berasal dari proses produksi yang masih mentah diambil oleh Holcim.

Ruang produksi,TPS dan

lingkungan sekitnya.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Melakukan observasi langsung ke sumber sampah dan TPS

Ruang produksi,TPS limbah padat, TPS limbah cair dan lingkungan sekitarnya

Setiap hari , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Dinas Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kebersihan Kab. Semarang - Dinas Perindag

Kab.

Semarang.

- Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

C.2.1.8. Dampak Terhadap Gangguan Lalu Lintas Aktifitas transportasi

perusahaan serta keluar masuknya kendaraan pengunjung maupun karyawan.

Gangguan kelancaran lalu lintas,

kemacetan lalu lintas,

kerusakan jalan

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Lalu lintas lancer , tidak terjadi kemacetan dan kecelakaan

.

 Pengaturan lalu lintas oleh petugas khusus,

 Pemasangan rambu-rambu lalu lintas.

 Penataan parkir roda 2 maupun roda 4 untuk karyawan dan pengunjung oleh petugas khusus

Jalan dan lingkungan sekitar PT. Bina Guna Kimia.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Observasi langsung secara visual pada tempat-tempat yang rawan terjadinya kemacetan terutama angka kecelakaan lalu lintas

Jalan dan lingkungan sekitar PT. Bina Guna Kimia.

Setiap hari , selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas :

 Dishubkominf o. Kabupaten Semarang.

 Polsek Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

(8)

45 III-45

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR

DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.1.9. Dampak Terhadap Insiden Kebakaran

 Konsleting listrik

 Human error.

 Kerusakan mesin

Terjadinya insiden

kebakaran Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia.

Terjadinya

Insiden kebakaran  Memasang Alat Pemadam Api Kebakaran pada semua bagian berjumlah 71 ( Tujuh puluh satu ) buah merk guard all, yamato YA 20 L, womald type GAF dan dry chem. Powder kapasitas bervariasi sesuai kebutuhan.

 Penyiapan Alat Pemadam Api Dorong kereta sejumlah 14 ( empat belas ) buah merk guard all type GAF dan dry chem. Powder.

 Perawatan Instalasi listrik.

 Pelatihan penggunaan peralatan pemadam kebakaran.

 Pemasangan tulisan

himbauan dilarang merokok di areal perusahaan.

 Memasang Cyclone, Bag house,Scrubber, Carbon Filter.

PT. Bina Guna Kimia dan Lingkungan Sekitar

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pengecekan kesiapan petugas, fasilitas pemadam kebakaran, pengecekan instalasi listrik dan peralatn produksi

PT. Bina Guna Kimia dan

Lingkungan Sekitar

Setiap bulan Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Kantor

Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Kabupaten Semarang - Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

(9)

46 III-46

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.2. Dampak Terhadap Lingkungan Biologi C.2.2.1. Dampak Terhadap Flora

Dampak sekunder air limbah ke lingkungan yang mencemari badan air penerima

Terganggunya kehidupan flora darat / tumbuh- tumbuhan

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia

Kelestarian flora yang terdapat disekitar lokasi usaha

Upaya yang dilakukan untuk mengelola lingkungan biologi, ekosistem terestrial yang perlu dikelola adalah flora darat / tumbuh-

tumbuhan dengan menambah keaneka ragaman tanaman pelindung yang memiliki fungsi ganda yaitu peneduh dan pagar hijau (green barier) di sekitar lingkungan perusahaan

Seluruh Area PT.

BIna Guna Kimia Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Melakukan observasi langsung pada penghijauan di PT.Bina Guna Kimia dan sekitarnya

Seluruh Area PT. BIna Guna Kimia

Setiap bulan Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia.

Pengawas : - Dinas Dinas

Cipta Karya, Perumahan dan Kebersihan Kab.

Semarang - KLH Kab.

Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang C.2.2.2. Dampak Terhadap Fauna

Perubahan terhadap biota air yang terjadi karena adanya proses peruraian bahan-bahan organik yang masuk ke dalam air

Menurunnya kesuburan fauna karena adanya debu emisi, stack,scruber, genset dan limbah air

Secara umum besaran dampak fluktuatif tergantung dari aktifitas operasional PT. Bina Guna Kimia

Kondisi fauna yang terdapat disekitar lokasi usaha

 Tidak melakukan pembuangan limbah B3 ke lingkungan

perusahaan.

 Pembuangan limbah domestic ke TPA.

Sedangkan Pengelolaan limbah proses produksi kepada pihak ketiga yang berijin dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Seluruh Area PT.

BIna Guna Kimia Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Melakukan Pematauan terhadap jenis- jenis biota air yang hidup di perairan dimana air limbah dibuang.

Seluruh Area PT. BIna Guna Kimia

Setiap bulan Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Dinas Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kebersihan Kab.

Semarang - KLH Kab.

Semarang.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

(10)

47 III-47

SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK TOLOK UKUR DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PERIODE

C.2.3. Dampak Terhadap Sosial, Ekonomi , Budaya dan Kesehatan Karyawan C.2.3.1. Dampak Terhadap Ekonomi Dan Budaya

 Rekruitmen Tenaga Kerja

 Aktifitas PT. Bina Guna Kimia.

 Perilaku karyawan PT.

Bina Guna Kimia.

Timbulnya persepsi positif dan negatif warga masyarakat.

Frekuensi terjadinya aduan / complain warga masyarakat di sekitar Lokasi Kegiatan.

 Adanya hubungan yang harmonis antar perusahaan dengan masyarakat sekitarnya.

 Indeks penyerapan tenaga kerja masyarakat Desa Klepu di PT. Bina Guna Kmia.

Mengupayakan

penggunaan tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan skill yang ditentukan

Lingkungan masyarakat sekitar PT.Bina Guna Kimia

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pengamatan dan evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja yang berasal dari warga Desa Klepu dan persepsi masyarakat sekitar tapak lokasi kegiatan.

Lingkungan masyarakat sekitar PT. Bina Guna Kimia

Setahun sekali Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang;

- Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

C.2.3.2. Dampak Terhadap Kesehatan Karyawan.

Operasional PT. Bina Guna Kimia

Gangguan Kesehatan Pada Masyarakat.

Frekuensi terjadinya karyawan yang sakit di sekitar Lokasi Kegiatan yang disebabkan

operasional PT. Bina Guna Kimia.

Tidak ada Karyawan PT. Bina Guna Kimia sakit yang disebabkan opersional PT. Bina Guna Kimia.

Melengkapi sarana kerja yang memadai,

pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)/safety tools, pemasangan dust collector, handrail, tidak mengelola limbah sendiri tapi kepada pihak ketiga yang berijin dari

Kementerian Lingkungan Hidup, penyiapan klinik pengobatan bagi karyawan yang sakit, pemberian tunjangan kesehatan.

Lingkungan areal perusahaan khusunya di sekitar proses produksi.

Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

 Menghitung angka prosentasi karyawan yang sakit;

 Memeriksa produktifitas kerja karyawan.

Lingkungan area

perusahaan khususnya di sekitar proses produksi.

Setahun sekali Selama operasional PT. Bina Guna Kimia berlangsung.

Pelaksana : PT. Bina Guna Kimia

Pengawas : - Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Semarang;

- Desa Klepu.

- Kecamatan Pringapus.

Pelaporan : Bupati Cq. BLH Kab. Semarang

Referensi

Dokumen terkait

BUNGASARI FLOUR MILLS INDONESIA (INDUSTRI TEPUNG TERIGU) Jln. Pulau Saparua Selatan Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Jenis Dampak Sumber Dampak Tolok Ukur Dampak Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup / Pelaksanaan RKL Kondisi Lingkungan Hasil

VALUASI EKONOMI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN BIAYA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN STUDI AMDAL RUMAH SAKIT.

Pengelolaan emisi udara dari ketel uap dan genset dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.. Melakukan pemantauan emisi gas buang untuk ketel uap dengan

Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan LH Lokasi Pengelolaa n LH Periode Pengelolaa n LH Bentuk Upaya Pemantaua n LH Lokasi

BESARAN DAMPAK BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN `HIDUP LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERIODE PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BENTUK UPAYA PEMANTAUAN

Pemantauan kualitas udara, kebisingan, aksesibilitas, persepsi, keresahan dan kesehatan masyarakat dilakukan minimal sekali dalam tahap kegiatan pembangunan embung

UKL-UPL ALUN-ALUN SINJAI BERSATU Page 1 KATA PENGANTAR Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UKL-UPL Rencana Kegiatan Pembangunan Alun-Alun