• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lamp I SK. No. 129 Thn 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lamp I SK. No. 129 Thn 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

       Nomor 188.45/ 129 /KUM/2016

       Tanggal 21 Maret 2016

TENTANG     IZIN   LINGKUNGAN     KEGIATAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN RAFANDA LUTFIA

PERMAI   PT.   PUTRA   TUNGGAL   MANDIRI

PERKASA   DI   JALAN   TRANS   KALIMANTAN

KELURAHAN   BERANGAS/HANDIL   BAKTI

KECAMATAN ALALAK,  KABUPATEN   BARITO

KUALA

Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL UPL)

No. Sumberdampak Jenis Dampak Besaran Dampak UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pemantauan LingkunganInstitusi Pengelola dan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan

Lingk Hidup pengelolaanLokasi pengelolaanPeriode Pemantauan Lingk HidupBentuk Upaya PemantauanLokasi PemantauanPeriode TAHAP PRAKONSTRUKSI

1. Pembebasan

Lahan  Persepsi masyarakat

 Komponen sosial ekonomi

Tidak munculnya gejolak sosial masyarakat

 Pembebasan lahan melibatkan aparat dan instansi terkait

 Melakukakan pengukuran lahan bersama aparat dan masy setempat

 Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan

Tapak proyek dan masyarakat sekitar lokasi

Selama kegiatan penentuan lokasi, pembebasan lahan dan perijinan

Pelaksanaan pemantauan dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak pembebasan lahan

Tapak proyek dan masyarakat sekitar lokasi

Dilakukan sekali selama masa prakontruksi

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, BPN Kab. Barito Kuala

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala

2. Sosialisasi dan

Perijinan  Persepsi masyarakat

Tidak munculnya gejolak sosial masyarakat

Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan

Tapak proyek dan masyarakat sekitar lokasi

Selama kegiatan penentuan lokasi, pembebasan lahan dan perijinan

Pelaksanaan pemantauan dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat yang terkena dampak

Tapak proyek dan masyarakat sekitar lokasi

Dilakukan sekali selama masa prakontruksi

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

(3)

No. Sumberdampak Jenis Dampak Besaran Dampak UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pemantauan LingkunganInstitusi Pengelola dan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan

Lingk Hidup pengelolaanLokasi pengelolaanPeriode Pemantauan Lingk HidupBentuk Upaya PemantauanLokasi PemantauanPeriode

Ketaatan thd perijinan Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala

3. Pembersihan lahan dan Pemanfaatan lahan

 Perubahan Kualitas udara dan kebisingan

 Perubahan Biota darat

 Komponen Hidrologis dan kualitas air

 Kesehatan masyarakat

 Sikap dan persepsi masyarakat

 Kualitas udara PPRI No 41/1999 dan Pergub Kalsel No. 053 tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien (parameter TSP, SO2 NO2, CO)

 Kepmen LH No.48/1996 untuk parameter kebisingan

 Kondisi Hidrologis (parameter genangan air),

 kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat dibandingkan dengan rona awal

 PP No. 82 tahun 2001dan Per Gub. Kal-Sel No.05 tahun 2007 (parameter BOD, COD, DO, TSS, pH, Fe)

 Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan keperluan proyek,

 penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja,

 mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling menuju kolam retensi,

 segera melakukan penanaman penutup atau pelindung untuk lahan terbuka

 untuk pemanfaatan lahan harus memenuhi ketentuan perijinan yang berlaku

 dalam kegiatan pemanfaatan lahan harus memperhatikan ceceran dan buangan bekas galian

 tetap memperhatikan status sungai alami dengan memperhatikan penampang sungai

 untuk pembersihan lahan harus memperhatikan kontur untuk arah aliran air

Tapak proyek perumahan dan sekitarnya

Selama tahap konstruksi dan dilanjutkan pada tahap operasi

 Pemantauan kualitas udara (NO2, SO2 CO dan

debu) dilakukan dengan pengambilan langsung dilapangan dengan high volume air pump, selanjutnya sampel ditimbang dengan timbangan analitik dengan metode gravimetric dan dianalisis di laboratorium).

 Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan alat Continous Sound Level Meter, range 3-120 dBA.

 Pemantauan hidrologi dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan dan wawancara dengan masyarakat.

 Kualitas air dilakukan dengan pengukuran insitu terutama untuk parameter yang mudah berubah (suhu dan oksigen terlarut) dan analisis laboratorium untuk parameter yang tidak memungkinkan diukur secara insitu.

 Kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat dengan cara

Tapak proyek, pemukiman penduduk dan sekitarnya

Selama tahap konstruksi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kebersihan Kab Barito Kuala

(4)

dampak Lingk Hidup pengelolaan pengelolaan Pemantauan Lingk Hidup Pemantauan Pemantauan Hidup wawancara

TAHAP KONSTRUKSI 1. Rekruitmen

Tenaga Kerja Konstruksi

 Terbukanya peluang kerja/usaha

 Keresahan masyarakat akibat proses rekruitmen tenaga kerja

 Timbulnya konflik antara pekerja dan pemrakarsa

 Jenis peluang kerja yang tersedia saat kontruksi

 Prosentase jumlah tenaga kerja lokal dan luar daerah yang diterima saat kontruksi

 Memberi prioritas pada masyarakat setempat sebagai tenaga kerja jika memenuhi syarat

 Pemberian upah minimal sesuai dengan UMR yang berlaku

 Sistem penerimaan kerja lewat satu pintu dengan melibatkan aparat kelurahan setempat

Tapak proyek Sekali saat penerimaan karyawan

 Pendataan jumlah tenaga kerja lokal yang diterima saat operasi

 Pendataan intensitas gejolak sosial

Tapak proyek sampai batas sosial yaitu wilayah Desa Berangas dan Handil Bakti

Sekali saat penerimaan karyawan

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Disnakertrans Kab. Barito Kuala

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala,

Disnakertrans Kab. Barito Kuala

2. Mobilisasi peralatan dan material

 Perubahan Kualitas udara

 Kebisingan

 Peningkatan kepadatan lalu lintas dan kerusakan jalan

 Sikap dan persepsi masyarakat

 Per. Gub. Kalsel. No.053 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan di Kalimantan Selatan

 Intensitas kecelakaan lalu lintas

 Kondisi kerusakan badan jalan

 Kelancaran arus lalu lintas

 Kenyamanan pengguna jalan

 Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut

 Pembuatan rambu-rambu sepanjang jalan masuk dan pengaturan lalu lintas

 Melakukan pengangkutan pada jam-jam tidak sibuk (siang hari)

 Pembatasan muatan sesuai dengan kapasita alat angkut dan kelas jalan

 Menggunakan penutup saat melakukan pengangkutan

Jalan angkutan menuju lokasi proyek

Selama tahap

konstruksi  kualitas udara (NO2, SO2, CO dan debu) dilakukan dengan pengambilan langsung dilapangan dengan high volume air pump, selanjutnya sampel ditimbang dengan timbangan analitik dengan metode gravimetric dan dianalisis di laboratorium.

 Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan alat continous Sound Level Meter, range 3-120 dBA.

 Pemantauan lalulintas darat dilakukan dengan pengamatan langsung untuk menghitung data LHR dan Kemacetan.

 Pemantauan sikap dan persepsi masyarakat dengan wawancara dengan responden

Jalan angkutan menuju lokasi proyek, pemukiman penduduk dan sekitarnya

Selama tahap konstruksi dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dishubkominfo Kab. Barito Kuala

(5)

No. Sumberdampak Jenis Dampak Besaran Dampak UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pemantauan LingkunganInstitusi Pengelola dan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan

Lingk Hidup pengelolaanLokasi pengelolaanPeriode Pemantauan Lingk HidupBentuk Upaya PemantauanLokasi PemantauanPeriode

3. Pembangunan Perumahan dan Fasilitas Penunjangnya

 Perubahan kualitas udara dan kebisingan

 Kualitas air

 Kondisi Hidrologis;

 Kesehatan masyarakat

 Per. Gub. Kalsel. No.053 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat Kebisingan di Kalimantan Selatan

 Kualitas air mengacu pada PerGub Kal Sel No. 05 tahun 2007 (Parameter TDS, TSS, BOD, COD, DO, pH, Fe)

 Parameter Hidrologis (Debit, Limpasan/Genang an Air);

 Kesehatan masyarakat dibandingkan dengan rona awal (10 besar penyakit)

 Perawatan peralatan yang digunakan sehingga kebisingan, gas buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan,

 Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja,

pemberlakuan peraturan-peraturan K3,

 meminimalkan perubahan tata guna lahan dan kondisi hidrologis dengan melakukan pembangunan Perumahan Citra Praja Idaman sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan lahan terbuka hijau yang cukup dan tetap

mempertahankan lahan tersebut tidak kedap air (tidak disemen atau diaspal),

 menanam pohon penghijauan dan tanaman hias di sekitar tapak proyek,

 serta pembuatan saluran drainase keliling diseluruh jalan lingkungan dan jalan utama perumahan

Pintu masuk proyek dan ruas jalan di dalam lingkungan maupun di depan tapak proyek

Selama kegiatan kontruksi berlangsung

 Pemantauan kualitas udara (CO, NO2, SO2 dan debu) dilakukan dengan pengambilan langsung dilapangan dengan high volume air pump, selanjutnya sampel ditimbang dengan timbangan analitik dengan metode gravimetric dan dianalisis di laboratorium.

 Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan alat continous Sound Level Meter, range 3-120 dBA.

 Pemantauan ruang, tanah dan lahan dilakukan dengan pengamatan langsung serta penggunaan data sekunder dari instansi terkait.

 Pemantauan hidrologi dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan

 Kualitas air dilakukan dengan pengukuran insitu terutama untuk parameter yang mudah berubah (suhu dan oksigen terlarut) dan analisis laboratorium untuk parameter yang tidak memungkinkan diukur secara insitu

 Kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi

Tapak proyek, pemukiman penduduk dan sekitarnya

Selama tahap konstruksi dan berlanjut pada tahap operasional dengan frekuensi setiap 6 bulan sekali

 Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kebersihan Kab. Barito Kuala

(6)

dampak Lingk Hidup pengelolaan pengelolaan Pemantauan Lingk Hidup Pemantauan Pemantauan Hidup masyarakat dengan cara

wawancara TAHAP OPERASI

1. Pemakaian /

hunian rumah  Perubahan kualitas udara, kebisingan

 perubahan transportasi darat,

 penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

 Pergub Kalsel No. 053 tahun 2007 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Kebiisingan (Parameter TSP, NO2, SO2, dan

CO);

 Tingkat kemacetan lalulintas (LHR),

 Pendapatan masyarakat dibandingkan dengan rona awal.

 Melakukan penanaman pohon terutama yang berfungsi untuk menyerap bahan pencemar udara dan meredam bunyi sebagai bentuk RTH,

 pengaturan lalulintas (pemasangan rambu-rambu) pada jalan komple ,

 memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar untuk berusaha terutama yang berhubungan dengan pemakaian/penghunian rumah,

 pengelolaan sampah diwajibkan menggunakan metode 3 R ( Reduce, Reuse dan Recycle),

 Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan ketentuan Ijin Lokasi

Tapak proyek Selama tahap operasi terutama pada saat pemakaian atau penghunian rumah

 Pemantauan kualitas udara (NO2, SO2, CO dan debu) dilakukan dengan pengambilan langsung dilapangan dengan high volume air pump, selanjutnya sampel ditimbang dengan timbangan analitik dengan metode gravimetric dan dianalisis di laboratorium.

 Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan alat continous Sound Level Meter, range 3-120 dBA.

 Parameter pendapatan masyarakat dengan cara pengamatan langsung, wawancara dan data sekunder dari instansi terkait.

Tapak proyek,

perumahan Selama tahap operasi  Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kebersihan Kab. Barito Kuala

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala,

2. Aktivitas dapur  Limbah padat dari dapur ini kalau dibuang secara langsung akan berdampak terhadap estetika dan kualitas udara (bau tidak sedap/busuk)

 Kesehatan

 Perda Kab. Barito Kuala No. 15 tahun 2001 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum,

 kualitas air mengacu pada Pergub Kalsel No. 05 tahun 2007 (Parameter TDS, TSS, BOD, COD,

 Meminimalkan limbah padat dan cair dengan cara efisiensi penggunaan air

 Menyediakan tempat sampah disetiap blok kavling perumahan

 Pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga ke TPS atau TPA dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga

Tiap rumah dalam komplek perumahan

Selama tahap pemakaian perumahan

 Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan pengambilan langsung dilapangan dengan high volume air pump, selanjutnya sampel ditimbang dengan timbangan analitik dengan metode gravimetric dan dianalisis di laboratorium

 Kualitas air dilakukan dengan pengukuran insitu

Tiap rumah di lokasi perumahan

Selama tahap

operasi  Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kebersihan Kab. Barito Kuala

(7)

No. Sumberdampak Jenis Dampak Besaran Dampak UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pemantauan LingkunganInstitusi Pengelola dan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan

Lingk Hidup pengelolaanLokasi pengelolaanPeriode Pemantauan Lingk HidupBentuk Upaya PemantauanLokasi PemantauanPeriode masy

 Kualitas air  DO, pH, Fe);Per Gub Kalsel No. 036 tahun 2008 tentang Baku Mutu Limbah Cair;

 kesehatan masyarakat mengacu pada rona awal (data 10 besar penyakit)

 Melakukan sosialisasi dan pertemuan rutin dengan masy penghuni mengenai pentingnya kebersihan di areal perumahan

terutama untuk parameter yang mudah berubah (suhu dan oksigen terlarut) dan analisis laboratorium untuk parameter yang tidak memungkinkan diukur secara insitu

 Kesehatan masyarakat dipantau dengan metode wawancara dan data sekunder

Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala,

3. Aktivitas MCK  Limbah cair yang banyak mengandung bahan-bahan kimia yang dapat berdampak negatif terhadap parameter kualitas air,

 Kesehatan masy

 Persepsi masy

 Per Gub KalSel No. 04 tahun 2007 dan Per Gub Kalsel No. 036 tahun 2008 tentang Baku Mutu Limbah Cair;

 kesehatan masyarakat mengacu pada rona awal (data 10 besar penyakit)

 Membuat septic tank sesuai standar sanitasi lingkungan

 Membuat saluran pembuangan air limbah secara terintegrasi

 Membuat sumur resapan di tiap rumah

 Mensosialisasikan bagamana cara hidup sehat

 Membuat peraturan yang menunjang bagi kesehatan lingkungan

Tapak

perumahan Selama tahap operasi perumahan

 Kualitas air dilakukan dengan pengukuran insitu terutama untuk parameter yang mudah berubah (suhu dan oksigen terlarut) dan analisis laboratorium untuk parameter yang tidak memungkinkan diukur secara insitu

 Biota air dengan pengambilan sampel dan wawancara dengan masyarakat

 Wawancara dengan masy

Tiap rumah dalam lokasi perumahan

Selama tahap

operasi  Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala,

4. Aktivitas sosial

masyarakat  sosial ekonomi,sosial budaya, kesehatan masyarakat,

 persepsi masyarakat serta

 keamanan dan ketertiban Kualitas air

 Limbah padat

 Berkembangnya sosial ekonomi masyarakat

 Perubahan sosial budaya

 Meningkatnya jenis penyakit dan angka kesakitan masyarakat

 Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat dampak yang

 Melakukan pertemuan antar warga secara rutin misal bulanan guna pemecahan permasalahan perumahan atau pemeliharaan komplek perumahan.

 Melakukan atau membuat dan mengaktifkan pos pelayanan seperti kesehatan serta

Tapak

perumahan Selama tahap operasi perumahan

 Parameter sosial ekonomi, sosial budaya serta sikap dan persepsi masyarakat dipantau dengan cara pengamatan langsung, wawancara dan data sekunder dari instansi terkait

 Parameter Keamanan dan Ketertiban dipantau dengan cara mengamati besarnya tingkat kejahatan dan gangguan

Perumahan Selama tahap

operasi  Instansi Pelaksana yaitu PT. Putra Tunggal Mandiri Perkasa

 Instansi Pengawas yaitu Badan Lingkungan Hidup Kab. Barito Kuala, Dinas PU dan Perumahan Kab. Barito Kuala, Dinas Kesehatan Kab. Barito Kuala

(8)

dampak Lingk Hidup pengelolaan pengelolaan Pemantauan Lingk Hidup Pemantauan Pemantauan Hidup terjadi pada

komponen lingkungan lain

 Gangguan keamanan dan ketertiban setelah adanya perumahan dibanding rona awal

keamanan dan ketertiban

 Membuat ikatan hubungan sosial antar warga

ketertiban dengan cara pengamatan langsung dan data sekunder

 Kesehatan masyarakat dipantau dengan metode wawancara dan data sekunder

Barito Kuala,

BUPATI BARITO KUALA,

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Kebisingan di dalam lokasi kegiatan PT Konimex - Industri Coklat, Kembang Gula, Susu Bubuk dan Roti/Kue Serta Industri Minuman Ringan dan permukiman penduduk yang berada

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) C-3 daur ulang terhadap sampah yang bisa di

Lebakjero RT 003/004 Desa Parakanlima Kecamatan Cikembar Kabupaten Sukabumi Selama tahap operasional berlangsung Pengujian laboratorium kualitas udara Areal produksi

10   Perguruan  Tinggi  sebagai  Organisasi  Publik:  Perguruan  tinggi  pemerintah  dan  swasta   12   Lingkungan  Eksternal  Perguruan  Tinggi:  Politik,  Ekonomi,

Dalam hal hasil kajian kelayakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) atau rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan

LG Innotek Indonesia yang meliputi kualitas air buangan industri, kualitas udara, jenis flora dan fauna yang ada di sekitar pabrik, serta informasi kondisi

Kemudian pada variabel ketimpa- ngan pendapatan, indikator pengeluaran untuk investasi menjadi indikator terkuat dalam membentuk ketimpangan pendapa- tan, sehingga

Tujuan pengembangan penelitian ini untuk menganalisa dan merancang aplikasi Sistem Informasi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado berbasis GIS, dengan menggunakan metodologi