BARITO KUALA,
Matrik UKL UPL Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/Detik
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PengelolaInstitusi Dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
Keterangan Sumber
Dampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup
Lokasi Pemantauan
Lingkungan Hidup
Periode Pemantuan Lingkungan
Hidup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Survey
Awal dan Perencan aan
Persepsi positif
Besaran dampak persepsi positif ditunjukkan dengan adanya jumlah
masyarakat yang memiliki
pandangan positif serta dukungan masyarakat sekitar proyek khususnya masyarakat Di Wilayah
Kecamatan Marabahan yang berdekatan langsung dengan lokasi kegiatan, dimana secara administrasi lokasi kegiatan berada pada Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan,
1. Sebelum melakukan kegiatan lapangan, melakukan
pendekatan kepada RT/RW setempat dan masyarakat sekitar yang berbatasan langsung dengan lokasi proyek.
2. Menginformasikan lebih awal pada masyarakat/ pelaku usaha di sekitar berkaitan kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 20 Liter/detik bahwa akan dilakukan kegiatan survey Awal dan Perencanaan. 3. Melakukan koordinasi
di lapangan secara terus menerus denganRT/RW, pihak aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan untuk mengurangi timbulnya
Pada tapak lokasi proyek Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 20 Liter/detik dan pada area sekitar proyek, RT/RW setempat, Desa Ulu Benteng Kecamatan Marabahan
Pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan survey awal dan
perencanaan berlangsung.
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan dan melakukan wawancara atau dialog dengan masyarakat sekitar proyek.
Pada tapak lokasi proyek Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 20 Liter/detik dan pada area sekitar proyek, RT/RW
setempat, Desa Ulu Benteng Kecamatan Marabahan
Satu kali pada masa kegiatan survey lapangan berlangsung sampai masa konstruksi dimulai.
a. Pela ksana
Pemrakarsa
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat Desa Ulu Benteng dibantu Kecamatan Marabahan
c. Pen erima Laporan
Kabupaten Tabalong.
potensipotensi konflik.
4. Survey awal dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat sekitar dapat melihat secara langsung dan memberikan masukan teknis.
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Kegiatan Tahap Konstruksi Mobilisa
si Peralata n dan Material
Penurun an kualitas udara
Besaran dampak penurunan kualitas udara dari kegiatan mobilisasi material dan peralatan adalah konsentrasi kualitas udara yang terjadi yaitu yang telah diambil hasil sampling yang sudah dilakukan pada laporan hasil uji kualitas udara dan kebisingan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient.
Pengelolaan dampak untuk areal yang dilalui kendaraan
1.
Pengaturan arus lalulintas sehingga kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini berlangsung bertahap dan singkat sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas udara.
2.
Jadwal pengangkutan peralatan dan material disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas dan sedapat mungkin dihindari saat jamjam sibuk lalulintas.
3.
Pemilihan kendaraan pengangkut material dan peralatan yang masih layak pakai dengan kondisi mesin yang masih memadai, untuk mengurangi
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan dan melakukan kegiatan sampling kualitas udara satu kali selama masa konstruksi
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek
Pemantaua n dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
c. Pen erima
Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :
-
SO2 ≥ 900 ug/Nm3-
CO ≥ 20.000 ug/Nm3-
NO2 ≥ 200 ug/Nm3emisi gas buang kendaraan, termasuk tonase dan ukuran kendaraan pembawa material
4.
Kendaraan pembawa material harus dilengkapi dengan tutup sehingga material tidak mudah diterbangkan angin.
5.
Penutupan terutama untuk material yang mudah terdispersi dan terbawa oleh angin atau material sumber debu.
6.
Adanya ramburambu lalu lintas di sekitar area proyek yang menunjukkan arah lokasi pembangunan proyek.
Pada areal di dalam lokasi proyek
1.
Menyiapkan lokasi penampungan material di dalam areal proyek dan khusus untuk materialmaterial yang mudah diterbangkan angin disimpan dalam tempat khusus.
2.
Penyiraman atau pembasahan secara berkala untuk mengurangi debu di
Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
dalam areal proyek maupun di sekitar lokasi permukiman penduduk terutama untuk daerahdaerah rawan debu.
3.
Pembersihan ban kendaraan
pengangkut material bila keluar dari lokasi proyek sehingga tidak mengotori jalan yang dilewati dan tidak menimbulkan debu apabila kotoran tersebut telah mengering.
Peningka tan kebisinga n
Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah intensitas bising yang terjadi
dibandingkan dengan kriteria tingkat
kebisingan berdasarkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007, besaran dampak kebisingan yang terjadi
diperkirakan adalah 60 70 dBA dan terjadi sesaat pada
1.
Jadwal pengangkutan material dan peralatan sedapat mungkin tidak pada saatsaat istirahat penduduk atau pada malam hari.
2.
Pemilihan kendaraan pengangkut material dan peralatan yang masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan.
3.
Pengaturan arus lalu lintas sehingga tidak terjadi kemacetan di jalan sekitar proyek yang dapat menimbulkan kebisingan.
Pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan pengangkut material dan peralatan terutama pada Jalan jalan sekitar proyek, dalam areal lokasi kegiatan proyek
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat sekitar
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek
Pemantaua n dilakukan satu kali setiap kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan
suatu waktu (Canter and Hill, 1999) atau saat kendaraan pengangkut material dan peralatan datang dan keluar dari lokasi proyek.
Kabupaten Barito Kuala.
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Penurun
an Kinerja Jalan
Kegiatan mobilisasi peralatan kerja dan material diprakirakan akan menambah volume lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Kegiatan
mobilisasi kendaraan pengangkut material proyek setiap hari diprakirakan akan menurunkan kinerja jalan di sekitar proyek. Apabila kondisi jalan yang buruk sangat
berpengaruh besar terhadap kemacetan bahkan tidak menutup kemungkinan peluang
1.
Setiap bak kendaraan pengangkut material urugan (tanah) diharuskan
tertutup/tersedia jaring penutup pada bak kendaraan agar material tidak tercecer di jalan
2.
Penempatan petugas untuk mengatur keluar masuknya alatalat berat proyek di akses keluar masuk lokasi proyek
3.
Material dan peralatan yang akan digunakan berasal dari daerah yang paling dekat dengan lokasi proyek sehingga mengurangi terjadinya kemacetan atau penambahan arus lalulintas pada ruas jalan tertentu disekitar lokasi proyek.
Pada jalan yang dilalui oleh
kendaraan pengangkut material dan peralatan terutama pada Jalan jalan sekitar proyek, dalam areal lokasi kegiatan proyek
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan terhadap kondisi jalan dan visual kepadatan lalin
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi Kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Periode pengelolaan lingkungan dilakukan satu kali setiap dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung .
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
terhadap terjadinya kecelakaan.
4.
Mengatur lokasi yang cocok untuk penyimpanan material sehingga akan mengurangi gangguan yang disebabkan arus lalu lintas angkutan kendaraan pengangkut
5.
Adanya pemasangan rambu keluar masuk kendaraan proyek dilengkapi petugas proyek pada lokasi proyek.
6.
Adanya pemasangan dan pemeliharaan rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus diberi garisgaris (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam hari.
7.
Kontraktor harus menyediakan dan menempatkan petugas pengatur lalu lintas di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang diperkirakan mengganggu arus lalu
lintas.
8.
Menyesuaikan kapasitas kendaraan pengangkut dengan tipe jalan yang dilalui agar tidak menimbulkan
kerusakan jalan (< 10 ton)
9.
Pemberitahuan kepada RT/RW terdekat untuk jadwal dimulainya kegiatan pengiriman bahan material proyek dan peralatan, serta jadwal jadwal pengiriman material dan peralatan
10.
Jika terjadi pengiriman material dan peralatan berat pada malam hari, maka harus melalui koordinasi dengan Polsek Marabahan dan pihak Aparat Desa Ulu Benteng.
Mobilisa si Tenaga Kerja
Kesempa tan kerja
Besaran dampak adanya
peningkatan kesempatan kerja ditunjukkan dengan adanya kebutuhan pekerja proyek sebanyak 20 orang yang direkrut secara bertahap sesuai
1.
Memberikan informasi secara transparan kepada masyarakat tentang adanya lowongan tenaga kerja untuk kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik. Informasi dapat dilakukan satu pintu lewat Kantor Desa
Pada kontraktor pelaksana dan masyarakat sekitar proyek serta tenaga kerja proyek.
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung
Melakukan dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek dan tenaga kerja proyek tentang mekanisme rekruitmen tenaga kerja, klasifikasi
Pada tapak lokasi Kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik dan pada area sekitar proyek,
RT/ RW
setempat, Desa Ulu Benteng Kecamatan
Satu kali setiap kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung .
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector :
dengan
keperluan dan jadwal proyek.
setempat.
2.
Mengutamakan tenaga kerja non skill yang berasal dari daerah sekitar proyek atau masyarakat Desa setempat.
3.
Adanya keterbukaan syaratsyarat tenaga kerja oleh kontraktor pelaksana dalam proses pengambilan tenaga kerja melalui sistem satu atap yaitu melalui kantor Desa setempat.
4.
Pemberian upah para pekerja baik mandor, tukang, tenaga kasar sesuai aturan yang umumnya berlaku melalui perjanjian antara kontraktor dan tenaga kerja yang terlibat sehingga terhindar adanya perselisihan.
5.
Melakukan kontrak kerja yang jelas sehingga pada masa pemutusan kerja tidak terjadi salah paham dan menimbulkan gejolak.
6.
Memberikan kesempatan lahan kepada masyarakat sekitar /warga sekitar untuk
tenaga kerja yang
dibutuhkan dan hal hal yang terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana
Muara Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan
membuka warung bagi tenaga kerja dengan mekanisme kerjasama dengan pemrakarsa sehingga tidak terjadi kegiatan liar di sekitar proyek (warung tidak permanen) dan tidak mengganggu jalannya kegiatan proyek atau dapat bekerja sama dengan warga sekitar terhadap penyediaan konsumsi tenaga kerja atau tempat pondokan.
7.
Tenaga kerja yang terlibat wajib melapor dan menyerahkan KTP untuk dilakukan registrasi demi menjaga pelaksanaan proyek
Peningka tan Pendapat an
Besaran dampak yang terjadi adalah besarnya pendapatan tenaga kerja sebanyak 20 orang yang digunakan selama kegiatan pra konstruksi dan konstruksi Kegiatan
Pembangunan
IPA IKK
Marabahan Kapasitas 90
1. Pemberian batas waktu kontrak yang jelas dan upah yang jelas termasuk tanggal penerimaan gaji.
2. Untuk tenaga kerja yang digunakan, sistem upah/ gaji yang diberlakukan dan minimal disesuaikan dengan Upah Minimum Regional Kabupaten Barito Kuala atau tarif tukang/mandor/buruh bangunan yang umumnya diberikan di Kabupaten Barito
Pada tapak lokasi
Kegiatan Pembangunan IKK IPA Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Satu kali setiap kegiatan penerimaan tenaga kerja berlangsung.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek dan tenaga kerja proyek yang terlibat selama tahap kegiatan konstruksi proyek.
Pada tapak lokasi Kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Satu kali setiap kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala
Liter/detik (tenaga skill dan tenaga non skill), dengan besar pendapatan minimal tenaga kerja adalah sesuai nilai UMR Kabupaten Barito Kuala atau pendapatan yang diterima setiap minggu oleh tukang yang disesuaikan dengan upah minimum untuk tiap
tukang/mandor/ buruh bangunan yang umumnya berlaku di Kabupaten Barito Kuala.
Kuala Instansi
Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Daerah Kabupaten Barito Kuala
Kecembu ruan Sosial
Adanya kecemburuan sosial dapat terukur dengan jumlah
masyarakat setempat yang protes atau mengeluh karena rekruitmen tenaga kerja oleh kontraktor
1. Prioritas tenaga kerja harus dari masyarakat Desa setempat melalui upaya memasukkan salah satu klausul atau SPK pada kontraktor pelaksana untuk mengambil tenaga kerja dari masyarakat sekitar proyek
2. Transparasi dalam proses rekruitmen dan dilewatkan informasi peluang kerja pada
Pada lokasi proyek dan masyarakat sekitar proyek.
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung
Melakukan dialog / wawancara dengan tenaga kerja proyek, kontraktor pelaksana proyek, aparat Desa dan warga di sekitar proyek tentang mekanisme rekrutmen tenaga kerja
Pada lokasi proyek dan masyarakat sekitar proyek.
Satu kali selama masa kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Tenaga
Tolok Ukur: Jumlah tenaga kerja pada
pelaksana tidak diutamakan dari masyarakat sekitar Kecamatan Marabahan tersebut.
Kantor Desa setempat.
3. Memberi kemudahan masyarakat yang akan berusaha untuk membuka warung di dalam areal proyek dan diutamakan pada masyarakat sekitar proyek.
bagi warga sekitar, klasifikasi tenaga kerja setempat yang dibutuhkan dan halhal yang terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana.
Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Penyiapa
n Lahan Peningkatan kebisinga n
Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah tingkat kebisingan yang terjadi
dibandingkan dengan kriteria tingkat
kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan
1. Sedapat mungkin tidak melakukan kerja pada malam hari dan pada waktu istirahat penduduk terutama yang menimbulkan kebisingan sehingga tidak mengganggu masyarakat sekitar.
2. Pemilihan alat untuk kegiatan penyiapan lahan yang masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Pada areal penyiapan lahan
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat sekitar
Pada areal penyiapan lahan
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung
a.Pelaksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup
Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Tingkat
Kebisingan. Pada saat kegiatan penyiapan lahan, besaran kebisingan yang terjadi
diperkirakan dapat mencapai 70 80 dBA karena peralatan yang digunakan menghasilkan suara/ kebisingan dengan level cukup tinggi dan terjadi sesaat pada suatu waktu (Canter and Hill, 1999).
3. Kegiatan penyiapan lahan dilakukan secara bertahap untuk meminimalkan terjadinya kebisingan dari alat pemotong tanaman.
4. Jika untuk kepentingan penyiapan lahan, diperlukan genset maka genset harus dalam keadaan layak pakai dan tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.
Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Penurun an kualitas udara
Besaran dampak penurunan kualitas udara dari pekerjaan penyiapan lahan adalah
konsentrasi partikel debu yang
ditimbulkan selama pekerjaan penyiapan dan pembersihan lahan dibandingkan dengan Peraturan
1. Melakukan kegiatan pembersihan lahan secara bertahap sehingga meminimalkan terjadinya debu yang terdispersi ke udara.
2. Penyiraman atau pembasahan secara berkala pada areal di sekitar proyek dan permukiman penduduk terdekat untuk mengurangi debu terutama untuk wilayah wilayah rawan debu.
3. Pengangkutan material hasil pembersihan lahan berupa tanaman dan
Pada tapak areal proyek khususnya pada areal lahan yang akan
digunakan
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung.
1. Melakukan pengamata n secara langsung di lapangan. 2. Melakukan
kegiatan sampling kualitas udara
Pada tapak areal proyek khususnya pada areal lahan yang akan
digunakan
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung .
a.Pelaksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :
Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient, yaitu
konsentrasi debu ≥ 230 ug/Nm3.
lainlain dengan kendaraan tertutup dan tidak melebihi kapasitas kendaraan pengangkut
4. Pemilihan peralatan untuk kegiatan pembersihan lahan yang masih layak pakai
5. Pada saat pembersihan lahan, apabila terdapat pohon – pohon besar di lokasi kegiatan diusahakan selama pohon – pohon tersebut tidak mengganggu rencana pembangunan maka pohon – pohon yang sudah hidup dan
besar tetap
dipertahankan/jangan dipotong
Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
-
CO ≥ 20.000 ug/Nm3-
NO2 ≥ 200 ug/Nm3-
Debu ≥ 230 ug/Nm3Pembang unan dan Pengoper asian Basecam p
Dihasilka nnya sampah
Besaran jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan tenaga kerja kurang lebih adalah 0,04 m3/hari, dengan asumsi setiap tenaga kerja membuang
sampah 2
liter/orang/hari dengan jumlah tenaga kerja 20 orang.
Sedangkan sampah yang berasal dari lapak atau sisa sisa konstruksi proyek
1. Penyediaan tempat sampah di dalam areal proyek yang mudah diakses tenaga kerja dan mudah diambil oleh petugas kebersihan.
2. Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk menangani sampah yang sifatnya adalah sampah kardus, plastik, sampah sisa kayu, dan bahanbahan bangunan lainnya agar dimanfaatkan kembali.
3. Pemberlakuan larangan bagi tenaga kerja proyek untuk membuang sampahnya secara sembarangan.
Pada tempat pewadahan sampah di areal
basecamp
Setiap hari selama masa kegiatan konstruksi proyek berlangsung
Melakukan pengamatan terhadap pengoperasian
basecamp
secara
langsung di lapangan.
Pada tempat pewadahan sampah di areal basecamp
Setiap hari selama masa kegiatan konstruksi proyek berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Tata Kota Dan Kebersihan Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :
Tolok Ukur : Jumlah dan jenis sampah yang
diprakirakan sekitar 1 2 m3/hari,
sehingga total sampah akibat adanya proyek dan aktivitas tenaga kerja proyek adalah 1,04 2,04 m3/ hari.
4. Penanganan sampah sisa proyek dengan melakukan kerja sama dengan pihak pengumpul material bekas, atau digunakan kembali untuk proyek di tempat lain milik kontraktor yang bersangkutan dan tidak membuang sampah proyek ke TPA. Apabila masih terdapat sisa material yang dapat digunakan maka kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan tersendiri atau gudang.
5. Bekerja sama dengan pihak ketiga/pengumpul material bekas/tukang puing dalam melakukan pengangkutan sampah proyek yang masih dapat dimanfaatkan namun tidak digunakan lagi di dalam proyek
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Dihasilka nnya air limbah domestik
Besaran volume air limbah yang dihasilkan dalam satu hari dari kegiatan pekerja proyek dengan asumsi kebutuhan air tiap pekerja 40 liter/orang/hari x 20 orang x 70% yaitu sebanyak 0,56
1. Melakukan koordinasi untuk pemakaian
KM/WC antara
pemrakarsa dan kontraktor pelaksana sekaligus pemberian informasi terkait penggunaan sarana yang ada di dalam Base Camp
2. Memasang
pemberitahuan untuk selalu menjaga kebersihan KM/WC dan lingkungan base camp
Lokasi KM/WC yang
digunakan pekerja serta tempat base camp
Setiap hari selama KM/WC untuk pekerja digunakan
Melakukan pengamatan terhadap pengoperasian
basecamp
secara
langsung di lapangan
Lokasi KM/WC yang
digunakan pekerja serta tempat base camp
Setiap hari selama KM/WC untuk pekerja digunakan
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan
m3/hari. pekerja
3. Larangan tenaga kerja proyek untuk membuang air limbahnya secara sembarangan
4. Melakukan penutupan atau merapikan kemabli bekas basecamp terutama untuk fasilitas KM/WC setelah proyek selesai
Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Ganggua
n Kamtibm as
Besaran dampak adanya
gangguan kamtibmas yaitu jumlah dan jenis kejadian
gangguan kamtibmas yang terjadi pada lingkungan sekitar proyek yang umumnya berupa tindak pencurian material dan lain sebagainya.
1. Penempatan peralatan dan material sesuai dengan jenis materialnya terutama material mahal sehingga terhindar dari kasus pencurian.
2. Memperbanyak
penerangan malam hari di dalam wilayah proyek sehingga akan terkesan aman dan tidak gelap, terutama di lokasi dumping area untuk material
3. Penempatan petugas keamanan 24 jam di lokasi proyek.
4. Bekerja sama dan berinteraksi secara aktif antara pemrakarsa dan petugas keamanan
Lokasi areal basecamp dan sekitarnya
Satu kali selama masa kegiatan pengoperasia n base camp berlangsung
Melakukan pengamatan kondisi kamtibmas secara langsung di lapangan
Lokasi areal basecamp dan sekitarnya
Satu kali selama masa kegiatan pengoperasi an base camp berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan Instansi Pendukung : Badan Lingkungan
lingkungan
5. Jumlah tenaga kerja yang tinggal di base camp dibatasi dengan jumlah seminimal mungkin.
6. Jika terdapat tenaga kerja yang menempati basecamp maka harus terdata secara rinci dan dilaporkan ke aparat terdekat minimal RT/RW setempat.
Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Keresaha n masyara kat
Besaran dampak adanya
keresahan masyarakat ditunjukkan dengan adanya masyarakat sekitar yang memprotes atau resah karena perilaku pekerja di dalam basecamp
1. Bekerja sama dan berinteraksi secara aktif antara masyarakat, aparat dan pemilik proyek.
2. Sedikit mungkin atau dibatasinya keberadaan tenaga proyek yang menempati base camp
3. Peningkatan penerangan di dalam kawasan proyek
4. Melibatkan aparat Muspika dalam kegiatan pengamanan wilayah proyek
5. Berkoordinasi antara kontraktor pelaksana dengan mandor proyek atau pengawas proyek.
6. Pihak pemrakarsa dapat memberikan ruang / lahan di sekitar area proyek bagi warga sekitar untuk membuka usaha
7. Penempatan petugas Pada masyarakat sekitar proyek.
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan operasional basecamp berlangsung.
1. Melakukan pengamata n secara langsung di lapangan. 2. Melakukan
dialog / wawancara dengan aparat pemerintah setempat, tokoh masyaraka t, dan warga di sekitar proyek tentang kegiatan pengoperas ian basecamp.
Pada masyarakat sekitar proyek.
Satu kali selama masa kegiatan penyiapan operasional basecamp berlangsung .
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten
Tolok Ukur ; ada tidaknya protes atau penolakan masyarakat setempat terhadap kegiatan
keamanan 24 jam di lokasi proyek
8. Bekerja sama dengan aparat Desa setempat terutama pendataan tenaga kerja di lokasi proyek sebagai penduduk sementara sehingga keberadaannya
terpantau dan menyerahkan KTP
Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Pekerjaa
n Banguna n Penunja ng
Penurun an kualitas udara
Besaran dampak penurunan kualitas udara dari pekerjaan bangunan penunjang adalah konsentrasi partikel debu yang
ditimbulkan selama pekerjaan bangunan penunjang dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient.
1. Penyiraman atau pembasahan secara berkala pada areal di sekitar proyek dan permukiman penduduk terdekat untuk mengurangi debu terutama untuk wilayah wilayah rawan debu.
2. Pekerjaan pembangunan bangunan penunjang dilakukan sesuai SOP yang ada.
3. Pemilihan peralatan untuk kegiatan galian yang masih layak pakai.
Di lokasi kegiatan pembangunan bangunan penunjang
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pembanguna n bangunan penunjang
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan
Di lokasi kegiatan pembangunan bangunan penunjang
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pembangun an
bangunan penunjang
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan
Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :
-
SO2 ≥ 900 ug/Nm3-
CO ≥ 20.000 ug/Nm3-
NO2 ≥ 200 ug/Nm3Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
230 ug/Nm3 Peningka
tan kebisinga n
Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah tingkat kebisingan yang terjadi
dibandingkan dengan kriteria tingkat
kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Tingkat
Kebisingan. Pada saat kegiatan penyiapan lahan, besaran kebisingan yang terjadi
diperkirakan dapat mencapai 70 80 dBA karena peralatan yang digunakan menghasilkan suara/ kebisingan dengan level cukup tinggi dan terjadi sesaat pada suatu waktu (Canter and Hill, 1999).
1. Pemilihan alat kerja yang masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan.
2. Jika untuk kepentingan pembangunan bangunan penunjang, diperlukan genset maka genset harus dalam keadaan layak pakai dan tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.
Lokasi kegiatan bangunan penunjang
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan bangunan penunjang berlangsung
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan
Lokasi kegiatan pembangunan bangunan penunjang
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan bangunan penunjang berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Pemasang an Bangunan IPA
tan kebisinga n
peningkatan kebisingan akibat kegiatan pemasangan bangunan IPA yang
diprakirakan adalah berkisar antara 60 – 70 dBA dan terjadi sering pada beberapa tempat atau termasuk dalam kategori skala kualitas lingkungan sedang.
masih layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan.
2. Jika untuk kepentingan kegiatan pemasangan IPA, diperlukan genset maka genset harus dalam keadaan layak pakai dan tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.
kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
selama masa kegiatan pekerjaan pemasangan IPA berlangsung
pengukuran tingkat kebisingan di lapangan
kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
selama masa kegiatan pekerjaan pemasanga n IPA berlangsung
ksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Penurun an kualitas udara
Besaran dampak penurunan kualitas udara dari kegiatan pemasangan bangunan IPA adalah
konsentrasi
1. Penyiraman atau pembasahan secara berkala pada areal di sekitar proyek dan permukiman penduduk terdekat untuk mengurangi debu terutama untuk wilayah
Area lokasi kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan
Area lokasi kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasanga n IPA
a. Pela ksana
Pemrakarsa, kontraktor pelaksana proyek
kualitas udara yang terjadi dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang baku Mutu Kualitas Udara Ambient
wilayah rawan debu.
2. Pekerjaan pemasangan IPA dilakukan sesuai SOP yang ada.
3. Pemilihan peralatan untuk kegiatan galian yang masih layak pakai.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :
-
SO2 ≥ 900 ug/Nm3-
CO ≥ 20.000 ug/Nm3-
NO2 ≥ 200 ug/Nm3-
Debu ≥ 230 ug/Nm3Keresaha n masyara kat
Besaran dampak adanya
keresahan masyarakat ditunjukkan dengan adanya masyarakat sekitar yang memprotes atas gangguan debu dan bising, gangguan K3
1. Menjelaskan sistem pemasangan IPA yang direncanakan kepada aparat Desa dan warga sekitar bahwa sistem yang dipilih adalah lebih aman terhadap lingkungan
2. Menginformasikan lebih awal pada masyarakat yang lokasinya dekat dengan lokasi rencana pemasangan IPA.
3. Melakukan koordinasi di
Pada areal yang
digunakan sebagai lokasi pemasangan IPA
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasangan IPA
berlangsung
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan
Pada areal yang digunakan sebagai lokasi pemasangan IPA
Satu kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasanga n IPA berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa, kontraktor pelaksana proyek
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan
serta getaran yang mungkin terjadi
lapangan yang melibatkan masyarakat sekitar ketika akan dilakukan kegiatan pemasangan IPA
Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan
c. Pen erima Laporan
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Ganggua
n K3
Besaran dampak adanya
Gangguan K3 ditunjukkan dengan adanya kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi kegiatan yang disebabkan pelanggaran/kec erobohan pekerja terhadap peraturan – peraturan yang berhubungan dengan keselamatan kerja
1. Memberlakukan
kewajiban pada tenaga kerja proyek untuk menggunakan SK3 (Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
2. Pemberian sanksi apabila terdapat pelanggaran dalam pemakaian SK3.
3. Memberikan jaminan asuransi kesehatan dan keselamatan kerja (BPJS) kepada tenaga kerja yang terlibat dalam pengerjaan proyek.
4. Melengkapi seluruh tenaga kerja proyek dengan alat pelindung
diri untuk
mengantisipasi
Pada tenaga kerja proyek dan kontraktor pelaksana
Satu kali selama masa kegiatan pemasangan IPA
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan
Pada tenaga kerja proyek dan kontraktor pelaksana
Satu kali selama masa kegiatan pemasanga n IPA
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :
terjadinya kecelakaan kerja.
5. Memasang tanda atau peringatan bahaya pada pekerjaanpekerjaan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja dan tempattempat yang rawan bahaya.
6. Memasang prosedur/ langkahlangkah kerja yang aman di dalam areal lokasi proyek (SOP).
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala, Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pela poran
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Demobili
sasi Peralata n dan Pembersi han Sisa Material
Penurun an kualitas udara
Besaran dampak penurunan kualitas udara dari kegiatan mobilisasi material dan peralatan adalah konsentrasi kualitas udara yang terjadi yaitu yang telah diambil hasil sampling yang sudah dilakukan pada laporan hasil uji kualitas udara dan kebisingan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur
1. Pengaturan arus lalu lintas sehingga kegiatan demobilisasi peralatan ini berlangsung singkat sehingga tidak menimbulkan penurunan kualitas udara.
2. Jadwal pengembalian peralatan disesuaikan dengan kondisi arus lalu lintas dan sedapat mungkin dihindari saat jamjam sibuk lalulintas
3. Pemilihan kendaraan pengangkut peralatan yang masih layak pakai dengan kondisi mesin yang masih memadai, untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan.
Pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek dan
permukiman penduduk disekitar proyek
Satu kali selama masa kegiatan demobilisasi peralatan dan
pembersihan sisa material berlangsung.
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan terhadap kondisi kualitas udara di areal proyek dan
melakukan pengukuran (pengambilan sampel) kualitas udara di lapangan. Selanjutnya hasil pengujian dianalisis dengan membandingk
Pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek dan
permukiman penduduk disekitar proyek
Pemantaua n dilakukan satu kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n sisa material berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas
Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :
-
SO2 ≥ 900 ug/Nm3Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007 tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient.
an hasil pengukuran konsentrasi partikel pencemar dengan ketentuan dalam Baku Mutu Kualitas Udara Ambient berdasar Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007.
Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
ug/Nm3
-
NO2 ≥ 200 ug/Nm3-
Debu ≥ 230 ug/Nm3Peningka tan Kebising an
Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah intensitas bising yang terjadi
dibandingkan dengan kriteria tingkat
kebisingan berdasarkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 tahun 2007, besaran dampak kebisingan yang terjadi
diperkirakan adalah 70 80 dBA dan terjadi sesaat pada suatu waktu (Canter and Hill,
1. Jika melakukan demobilisasi peralatan dan pembersihan sisa material pada malam hari, maka harus melakukan izin kepada RT/RW setempat agar tidak mengganggu masyarakat.
2. Pemakaian kendaraan yang layak pakai untuk mengurangi tingkat kebisingan baik.
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek
Pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan
pembersihan sisa material berlangsung
Melakukan pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat sekitar.
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek
Pemantaua n dilakukan satu kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n sisa material berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala
1999) atau saat kendaraan pengangkut material dan peralatan datang dan keluar dari lokasi proyek.
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Penurun
an Kinerja jalan
Kegiatan demobilisasi peralatan dan sisa material diprakirakan akan menambah volume lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Kegiatan
mobilisasi kendaraan pengangkut material proyek setiap hari diprakirakan akan menurunkan kinerja jalan di sekitar proyek. Apabila kondisi jalan yang buruk sangat
berpengaruh besar terhadap kemacetan bahkan tidak menutup kemungkinan peluang terhadap terjadinya kecelakaan
1. Setiap bak kendaraan pengangkut sisa material, terutama pada material yang mudah terbawa angin diharuskan
tertutup/tersedia jaring penutup pada bak kendaraan agar material tidak tercecer di jalan
2. Penempatan petugas untuk mengatur keluar masuknya kendaraan pada saat dilakukan kegiatan demobilisasi di akses keluar masuk lokasi proyek
3. Melakukan pembersihan roda kendaraan yang keluar masuk lokasi proyek, dengan cara disemprot atau dibuatkan cekungan penampung air untuk pembersihan ban kendaraan tersebut, agar mencegah terjadinya dispersi debu dan ceceran material proyek.
4. Pemberitahuan kepada RT/RW terdekat untuk jadwal dimulainya
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar proyek
Pengelolaan dilakukan satu kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan
pembersihan sisa material berlangsung
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan terhadap kondisi jalan dan visual kepadatan lalu lintas
Lokasi pemantauan lingkungan adalah pada sepanjang jalan di sekitar proyek
Pemantaua n dilakukan satu kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n sisa material berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector :
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan
kegiatan demobilisasi peralatan dan sisa material kegiatan pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
Demobili sasi Tenaga Kerja
Hilangny a kesempa tan kerja
Besaran dampak hilangnya kesempatan kerja adalah adanya
pemutusan hubungan kerja pada kurang lebih 20 orang tenaga kerja pada kegiatan pra konstruksi dan konstruksi secara bertahap. Demobilisasi tenaga kerja dilakukan bertahap sesuai dengan jadwal penyelesaian proyek Kegiatan Pembangunan
IPA IKK
Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
1. Pemberian informasi sejak awal kepada tenaga kerja terhadap batas kontrak kerja sama dengan kontraktor.
2. Memberikan informasi kepada tenaga kerja yang telah habis masa kontraknya akan adanya kegiatan yang serupa di tempat lain.
3. Memberikan referensi kerja kepada tenaga kerja sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bila melamar pekerjaan lain yang sejenis.
Pada tenaga kerja proyek.
Satu kali selama masa kegiatan demobilisasi tenaga kerja berlangsung.
Melakukan dialog / wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek dan tenaga kerja proyek tentang mekanisme pemutusan kontrak kerja, referensi kerja yang diberikan dan halhal yang terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana.
Pada tenaga kerja proyek.
Satu kali selama masa kegiatan demobilisasi tenaga kerja berlangsung .
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.
b. Pen gawas
Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Tolok Ukur : Jumlah tenaga kerja yang
Kabupaten Barito Kuala
Penurun an Pendapat an
Besaran dampak penurunan pendapatan adalah sebesar upah rata – rata tukang, kuli maupun mandor daerah
Kabupaten Barito Kuala per harinya yang telah disepakati oleh kontraktor dengan tenaga kerja tersebut dan juga para pedagang yang membuka usaha/warung tidak permanen pada saat Kegiatan
Pembangunan
IPA IKK
1. Pemberian informasi sejak awal kepada tenaga kerja terhadap batas kontrak kerja sama dengan kontraktor.
2. Pemberian informasi sejak awal kepada sektor informal/pedagang disekitar lokasi kegiatan yang muncul bersamaan dengan kegiatan konstruksi berkaitan dengan berakhirnya kegiatan konstruksi pada Kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik.
Pada tenaga
kerja proyek. Satu kaliselama masa kegiatan demobilisasi tenaga kerja berlangsung.
Melakukan dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek dan tenaga kerja proyek tentang mekanisme pemutusan kontrak kerja
Pada tapak area proyek dan disekitar proyek
Satu kali setiap masa kegiatan PHK tenaga kerja berlangsung
a. Pela ksana
Pemrakarsa dan kontraktor
b. Pen gawas
Leading Sector :
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c. Pen erima
Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik.
Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Kegiatan Tahap Operasional
Operasio nal IPA dan Banguna n Penunja ng
Kesehata n masyara kat
Besaran dampak adanya
kesehatan masyarakat dapat diukur dari tersedianya air bersih terutama pada masyarakat pelanggan/pelay anan baru di Kecamatan Marabahan
1. Menjaga kondisi sarana dan prasarana jaringan air bersih dan bangunan penunjang lainnya seperti assesoris pipa, instalasi pengolahan air, pompa, reservoir dan lainlain.
2. Adanya informasi dari pihak pengelola (Unit IKK Marabahan dan PDAM Kabupaten Barito Kuala) berkaitan dengan pelayanan jaringan / SR kepada pelanggan baru di Wilayah Kecamatan Marabahan
3. Adanya kegiatan penataan
landscape/RTH disekitar area IPA IKK Marabahan
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 liter/detik
Selama masa kegiatan operasional IPA IKK Marabahan dan bangunan penunjang
Melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan dan wawancara langsung kepada masyarakat/p elanggan baru
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah
pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Selama masa kegiatan operasional IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik dan bangunan penunjang
a. Pelaksan a
Pengelola / Unit IKK Marabahan
b. Pengawa s
Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala
Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
Tolok Ukur : Jumlah SR/Masyara kat di Kecamatan Marabahan yang mendapatka n pelayanan air bersih dari IPA IKK Marabahan
Keresaha n masyara
Besaran dampak yang terjadi ditandai dengan
Menjaga kondisi jaringan pipa air bersih, IPA dan bangunan penunjang tidak
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan
Selama masa kegiatan
Melakukan pengamatan secara
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan
Selama masa kegiatan
a. Pelaksan a
Pengelola /
kat adanya kekhawatiran dari masyarakat akan terjadinya kebocoran pada pemasangan jaringan pipa, kebocoran pada bangunan IPA dan pondasi IPA yang kurang baik dalam struktur nya, yang nantinya berpengaruh pada distribusi air minum ke masyarakat.
mengalami gangguan atau kerusakan
daerah pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 liter/detik
operasional IPA IKK Marabahan dan bangunan penunjang
langsung di lapangan
daerah
pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
operasional IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik dan bangunan penunjang
Unit IKK Marabahan
b. Pengawa s
Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.
keluhan dari masyarakat terhadap pelayanan IKK Marabahan berkaitan dengan pelayanan air bersih
Pemeliha raan IPA dan Banguna n Penunja ng
Peningka tan kesehata n lingkung an
Besaran dampak adanya
peningkatan kesehatan lingkungan dapat diukur dari cukup tersedianya sarana prasarana pelayanan air minum dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan sumber air
Menjaga kondisi sarana dan prasarana jaringan air bersih dan bangunan penunjang lainnya seperti assesoris pipa, instalasi pengolahan air, pompa, reservoir dan lainlain.
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 liter/detik
Selama masa kegiatan operasional IPA IKK Marabahan dan bangunan penunjang
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Pada lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah
pelayanan yang terlayani oleh IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik
Selama masa kegiatan operasional IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik dan bangunan penunjang
a. Pelaksan a
Pengelola / Unit IKK Marabahan
b. Pengawa s
Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :
bersih di sekitar wilayah
Kecamatan Marabahan dan pada umumnya di wilayah Kabupaten Barito Kuala
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala
c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.