• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lamp I SK 480 Thn 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lamp I SK 480 Thn 2016"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BARITO KUALA,

Matrik UKL UPL Pembangunan IPA IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/Detik

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PengelolaInstitusi Dan Pemantauan

Lingkungan Hidup

Keterangan Sumber

Dampak

Jenis Dampak

Besaran Dampak

Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Periode Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Bentuk Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup

Lokasi Pemantauan

Lingkungan Hidup

Periode Pemantuan Lingkungan

Hidup

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Survey 

Awal dan Perencan aan

Persepsi  positif

Besaran dampak persepsi   positif ditunjukkan dengan   adanya jumlah

masyarakat yang memiliki

pandangan positif   serta dukungan masyarakat sekitar   proyek khususnya masyarakat   Di Wilayah

Kecamatan Marabahan yang berdekatan langsung dengan lokasi   kegiatan, dimana   secara administrasi lokasi   kegiatan berada   pada Desa   Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan,

1. Sebelum   melakukan kegiatan   lapangan, melakukan

pendekatan   kepada RT/RW   setempat   dan masyarakat   sekitar yang   berbatasan langsung   dengan lokasi proyek.

2. Menginformasikan lebih   awal   pada masyarakat/   pelaku usaha   di   sekitar berkaitan   kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan   Kapasitas 20   Liter/detik   bahwa akan   dilakukan kegiatan   survey   Awal dan Perencanaan. 3. Melakukan   koordinasi

di   lapangan   secara terus   menerus denganRT/RW,   pihak aparat   Desa   Ulu Benteng,   Kecamatan Marabahan   untuk mengurangi  timbulnya

Pada   tapak lokasi   proyek Pembangunan IPA     IKK Marabahan Kapasitas   20 Liter/detik dan pada area sekitar proyek, RT/RW setempat, Desa   Ulu Benteng Kecamatan Marabahan

Pengelolaan dilakukan satu   kali setiap kegiatan survey   awal dan

perencanaan berlangsung.

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan   dan melakukan wawancara atau   dialog dengan masyarakat sekitar proyek.

Pada   tapak lokasi   proyek Pembangunan IPA     IKK Marabahan Kapasitas   20 Liter/detik   dan pada   area sekitar   proyek, RT/RW

setempat,   Desa Ulu   Benteng Kecamatan Marabahan

Satu   kali pada  masa kegiatan survey lapangan berlangsung sampai masa konstruksi dimulai.

a. Pela ksana

Pemrakarsa 

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat   Desa Ulu   Benteng dibantu Kecamatan Marabahan

c. Pen erima Laporan

(3)

Kabupaten Tabalong. 

potensi­potensi konflik.

4.   Survey   awal dilakukan   secara terbuka   sehingga masyarakat   sekitar dapat   melihat   secara langsung   dan memberikan   masukan teknis.

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Kegiatan Tahap Konstruksi Mobilisa

si  Peralata n dan  Material

Penurun an  kualitas  udara

Besaran dampak penurunan kualitas   udara dari   kegiatan mobilisasi material   dan peralatan adalah konsentrasi kualitas   udara yang   terjadi yaitu   yang   telah diambil   hasil sampling   yang sudah dilakukan pada   laporan hasil uji kualitas udara   dan kebisingan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Mutu   Kualitas Udara Ambient.

Pengelolaan   dampak untuk   areal   yang   dilalui kendaraan

1.

Pengaturan arus lalu­lintas sehingga   kegiatan mobilisasi   peralatan dan   material   ini berlangsung   bertahap dan   singkat   sehingga tidak   menimbulkan penurunan   kualitas udara.

2.

Jadwal   pengangkutan peralatan dan material disesuaikan   dengan kondisi   arus   lalu­ lintas   dan   sedapat mungkin   dihindari saat   jam­jam   sibuk lalu­lintas.

3.

Pemilihan   kendaraan pengangkut   material dan   peralatan   yang masih   layak   pakai dengan   kondisi   mesin yang   masih   memadai, untuk   mengurangi

Lokasi pengelolaan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek 

Satu   kali selama masa kegiatan mobilisasi material   dan peralatan berlangsung

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan   dan melakukan kegiatan sampling kualitas   udara satu   kali selama   masa konstruksi

Lokasi pemantauan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek 

Pemantaua n dilakukan satu   kali setiap kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :  Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.

c. Pen erima

Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku   Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :

-

SO2    ≥ 900 ug/Nm3

-

CO   ≥ 20.000 ug/Nm3

-

NO2      ≥ 200 ug/Nm3

(4)

emisi   gas   buang kendaraan,   termasuk tonase   dan   ukuran kendaraan   pembawa material 

4.

Kendaraan   pembawa material   harus dilengkapi   dengan tutup   sehingga material   tidak   mudah diterbangkan angin. 

5.

Penutupan terutama untuk material   yang   mudah terdispersi   dan terbawa   oleh   angin atau   material   sumber debu.

6.

Adanya   rambu­rambu   lalu lintas   di   sekitar   area proyek   yang menunjukkan   arah lokasi   pembangunan proyek.

Pada areal di dalam lokasi proyek

1.

Menyiapkan   lokasi penampungan material di   dalam   areal   proyek dan   khusus   untuk material­material   yang mudah   diterbangkan angin   disimpan   dalam tempat khusus.

2.

Penyiraman   atau pembasahan   secara berkala   untuk mengurangi   debu   di

Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

(5)

dalam   areal   proyek maupun   di   sekitar lokasi   permukiman penduduk   terutama untuk   daerah­daerah rawan debu.

3.

Pembersihan   ban kendaraan

pengangkut   material bila keluar  dari lokasi proyek   sehingga   tidak mengotori   jalan   yang dilewati   dan   tidak menimbulkan   debu apabila   kotoran tersebut   telah mengering.

Peningka tan  kebisinga n

Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah intensitas bising   yang terjadi

dibandingkan dengan   kriteria tingkat

kebisingan berdasarkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007, besaran   dampak kebisingan   yang terjadi

diperkirakan adalah   60   ­   70 dBA   dan   terjadi sesaat   pada

1.

Jadwal   pengangkutan material dan peralatan sedapat mungkin tidak pada   saat­saat istirahat   penduduk atau pada malam hari.

2.

Pemilihan   kendaraan pengangkut   material dan   peralatan   yang masih   layak   pakai untuk   mengurangi tingkat kebisingan. 

3.

Pengaturan arus lalu lintas sehingga   tidak   terjadi kemacetan   di   jalan sekitar   proyek   yang dapat   menimbulkan kebisingan.

Pada   jalan yang   dilalui oleh

kendaraan pengangkut material   dan peralatan terutama  pada Jalan   jalan sekitar proyek, dalam   areal lokasi kegiatan proyek  

Satu kali  selama masa kegiatan  mobilisasi  material dan peralatan  berlangsung

Melakukan pengukuran tingkat kebisingan   di lapangan   dan wawancara dengan masyarakat sekitar

Lokasi pemantauan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek 

Pemantaua n dilakukan satu   kali setiap kegiatan mobilisasi material dan peralatan berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :  Dinas Kesehatan

(6)

suatu   waktu (Canter and Hill, 1999)   atau   saat kendaraan pengangkut material   dan peralatan datang dan   keluar   dari lokasi proyek.

Kabupaten Barito Kuala.

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Penurun

an  Kinerja  Jalan

Kegiatan mobilisasi peralatan   kerja dan   material diprakirakan akan menambah volume   lalu lintas   di   sekitar lokasi   proyek. Kegiatan

mobilisasi kendaraan pengangkut material   proyek setiap   hari diprakirakan akan menurunkan kinerja   jalan   di sekitar   proyek. Apabila   kondisi jalan yang buruk sangat

berpengaruh besar   terhadap kemacetan bahkan   tidak menutup kemungkinan peluang

1.

Setiap   bak   kendaraan pengangkut   material urugan   (tanah) diharuskan

tertutup/tersedia jaring   penutup   pada bak   kendaraan     agar material tidak tercecer di jalan 

2.

Penempatan petugas untuk mengatur   keluar masuknya   alat­alat berat   proyek   di   akses keluar   masuk   lokasi proyek

3.

Material   dan   peralatan yang   akan   digunakan berasal   dari   daerah yang   paling   dekat dengan   lokasi   proyek sehingga   mengurangi terjadinya   kemacetan atau   penambahan arus   lalu­lintas   pada ruas   jalan   tertentu disekitar   lokasi proyek.

Pada   jalan yang   dilalui oleh

kendaraan pengangkut material   dan peralatan terutama  pada Jalan   jalan sekitar proyek, dalam   areal lokasi kegiatan proyek  

Satu kali  selama masa kegiatan  mobilisasi  material dan peralatan  berlangsung

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan terhadap kondisi   jalan dan   visual kepadatan lalin

Lokasi pemantauan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi Kegiatan Pembangunan IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

Periode pengelolaan lingkungan dilakukan satu   kali setiap dilakukan kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung .

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :  Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

(7)

terhadap terjadinya kecelakaan.

4.

Mengatur   lokasi   yang cocok   untuk penyimpanan   material sehingga   akan mengurangi   gangguan yang   disebabkan   arus lalu   lintas   angkutan kendaraan pengangkut

5.

Adanya   pemasangan rambu   keluar   masuk kendaraan   proyek dilengkapi   petugas proyek   pada   lokasi proyek.

6.

Adanya   pemasangan   dan pemeliharaan   rambu lalu lintas, penghalang dan   fasilitas   lainnya yang   sejenis   pada setiap   tempat   dimana kegiatan   pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas   umum.   Semua rambu  lalu  lintas   dan penghalang   harus diberi   garis­garis (strips)   yang   reflektif dan   atau   terlihat dengan   jelas   pada malam hari.

7.

Kontraktor   harus menyediakan   dan menempatkan petugas pengatur lalu lintas di semua   tempat kegiatan   pelaksanaan yang   diperkirakan mengganggu   arus  lalu

(8)

lintas. 

8.

Menyesuaikan   kapasitas kendaraan pengangkut dengan tipe jalan yang dilalui   agar   tidak menimbulkan

kerusakan jalan  (< 10 ton)

9.

Pemberitahuan   kepada RT/RW terdekat untuk jadwal   dimulainya kegiatan   pengiriman bahan material proyek dan   peralatan,   serta jadwal   jadwal pengiriman   material dan peralatan

10.

Jika   terjadi     pengiriman material dan peralatan berat   pada   malam hari,   maka   harus melalui   koordinasi dengan   Polsek Marabahan   dan   pihak Aparat   Desa   Ulu Benteng.

Mobilisa si  Tenaga  Kerja

Kesempa tan   kerja

Besaran dampak adanya

peningkatan kesempatan kerja ditunjukkan dengan   adanya kebutuhan pekerja   proyek sebanyak  20 orang  yang direkrut   secara bertahap   sesuai

1.

Memberikan   informasi secara   transparan kepada   masyarakat tentang   adanya lowongan tenaga kerja untuk   kegiatan Pembangunan IPA IKK Marabahan   Kapasitas 90   Liter/detik. Informasi   dapat dilakukan   satu   pintu lewat   Kantor   Desa

Pada kontraktor pelaksana   dan masyarakat sekitar   proyek serta   tenaga kerja proyek.

Satu kali  selama masa kegiatan  mobilisasi  tenaga kerja  berlangsung

Melakukan dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek   dan tenaga   kerja proyek tentang mekanisme rekruitmen tenaga   kerja, klasifikasi

Pada   tapak lokasi   Kegiatan Pembangunan IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik   dan pada   area sekitar   proyek,

RT/   RW

setempat,   Desa Ulu   Benteng Kecamatan

Satu   kali setiap kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung .

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector :

(9)

dengan

keperluan   dan jadwal proyek.

setempat.

2.

Mengutamakan   tenaga kerja   non   skill   yang berasal   dari   daerah sekitar   proyek   atau masyarakat   Desa setempat.

3.

Adanya   keterbukaan syarat­syarat   tenaga kerja   oleh   kontraktor pelaksana   dalam proses   pengambilan tenaga   kerja   melalui sistem satu atap yaitu melalui   kantor   Desa setempat.

4.

Pemberian   upah   para pekerja   baik   mandor, tukang,   tenaga   kasar sesuai     aturan   yang umumnya   berlaku melalui   perjanjian antara kontraktor  dan tenaga   kerja   yang terlibat   sehingga terhindar   adanya perselisihan.

5.

Melakukan   kontrak   kerja yang   jelas   sehingga pada masa pemutusan kerja   tidak   terjadi salah   paham   dan menimbulkan gejolak.

6.

Memberikan   kesempatan lahan   kepada masyarakat   sekitar /warga   sekitar   untuk

tenaga   kerja yang

dibutuhkan dan   hal   ­   hal yang   terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana

Muara Dinas Tenaga

Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat   Desa Ulu   Benteng, Kecamatan Marabahan

(10)

membuka warung bagi tenaga   kerja   dengan mekanisme   kerjasama dengan     pemrakarsa sehingga   tidak   terjadi kegiatan liar di sekitar proyek   (warung   tidak permanen)   dan   tidak mengganggu   jalannya kegiatan   proyek   atau dapat   bekerja   sama dengan   warga   sekitar terhadap   penyediaan konsumsi tenaga kerja atau   tempat pondokan. 

7.

Tenaga   kerja   yang   terlibat wajib   melapor   dan menyerahkan   KTP untuk   dilakukan registrasi   demi menjaga   pelaksanaan proyek

Peningka tan  Pendapat an

Besaran   dampak yang   terjadi adalah   besarnya pendapatan tenaga   kerja sebanyak   20 orang   yang digunakan selama   kegiatan pra   konstruksi dan   konstruksi Kegiatan

Pembangunan

IPA   IKK

Marabahan Kapasitas   90

1. Pemberian   batas waktu   kontrak   yang jelas   dan   upah   yang jelas termasuk tanggal penerimaan gaji.

2. Untuk   tenaga   kerja yang   digunakan, sistem upah/ gaji yang diberlakukan   dan minimal   disesuaikan dengan   Upah Minimum   Regional Kabupaten   Barito Kuala   atau   tarif tukang/mandor/buruh bangunan   yang umumnya diberikan di Kabupaten   Barito

Pada   tapak lokasi

Kegiatan Pembangunan IKK   IPA Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

Satu   kali setiap kegiatan penerimaan tenaga   kerja berlangsung.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan   cara dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek   dan tenaga   kerja proyek   yang terlibat selama tahap kegiatan konstruksi proyek.

Pada   tapak lokasi   Kegiatan Pembangunan IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik 

Satu   kali setiap kegiatan mobilisasi tenaga kerja berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek

b. Pen gawas

Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala

(11)

Liter/detik (tenaga   skill   dan tenaga non skill), dengan   besar pendapatan minimal   tenaga kerja   adalah sesuai nilai  UMR Kabupaten Barito Kuala   atau pendapatan   yang diterima   setiap minggu   oleh tukang   yang disesuaikan dengan   upah minimum   untuk tiap

tukang/mandor/ buruh   bangunan yang   umumnya berlaku   di Kabupaten Barito Kuala.

Kuala Instansi

Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Daerah Kabupaten Barito Kuala

Kecembu ruan  Sosial

Adanya kecemburuan sosial   dapat terukur   dengan jumlah

masyarakat setempat   yang protes   atau mengeluh karena rekruitmen tenaga kerja oleh kontraktor

1. Prioritas  tenaga   kerja harus   dari   masyarakat Desa   setempat   melalui upaya   memasukkan salah   satu   klausul   atau SPK   pada   kontraktor pelaksana     untuk mengambil   tenaga   kerja dari   masyarakat   sekitar proyek

2. Transparasi   dalam proses   rekruitmen   dan dilewatkan   informasi peluang   kerja   pada

Pada   lokasi proyek   dan masyarakat sekitar proyek.

Satu kali  selama masa kegiatan  mobilisasi  tenaga kerja  berlangsung

Melakukan dialog   / wawancara dengan   tenaga kerja   proyek, kontraktor pelaksana proyek,   aparat Desa   dan warga   di sekitar   proyek tentang mekanisme rekrutmen tenaga   kerja

Pada   lokasi proyek   dan masyarakat sekitar proyek.

Satu kali  selama  masa  kegiatan  mobilisasi  tenaga kerja berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Dinas Tenaga

Tolok Ukur: Jumlah tenaga   kerja pada

(12)

pelaksana   tidak diutamakan   dari masyarakat sekitar Kecamatan Marabahan tersebut.

Kantor Desa setempat.

3. Memberi   kemudahan masyarakat   yang   akan berusaha   untuk membuka   warung   di dalam   areal   proyek   dan diutamakan   pada masyarakat   sekitar proyek.

bagi   warga sekitar, klasifikasi tenaga   kerja setempat   yang dibutuhkan dan   hal­hal yang   terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana.

Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat   Desa Ulu   Benteng, Kecamatan Marabahan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Penyiapa

n Lahan Peningkatan  kebisinga n

Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah   tingkat kebisingan   yang terjadi

dibandingkan dengan     kriteria tingkat

kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan

1. Sedapat   mungkin   tidak melakukan   kerja   pada malam   hari   dan   pada waktu   istirahat penduduk   terutama yang   menimbulkan kebisingan   sehingga tidak   mengganggu masyarakat sekitar.

2. Pemilihan   alat   untuk kegiatan   penyiapan lahan   yang   masih   layak pakai untuk  mengurangi tingkat kebisingan.

Pada areal   penyiapan  lahan

Satu kali  selama masa kegiatan  penyiapan  lahan  berlangsung

Melakukan pengukuran tingkat kebisingan   di lapangan   dan wawancara dengan masyarakat sekitar

Pada areal   penyiapan  lahan

Satu kali  selama  masa  kegiatan  penyiapan  lahan  berlangsung

a.Pelaksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup

(13)

Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Tingkat

Kebisingan. Pada saat   kegiatan penyiapan lahan,   besaran kebisingan   yang terjadi

diperkirakan dapat   mencapai 70   ­   80   dBA karena peralatan yang   digunakan menghasilkan suara/ kebisingan dengan   level cukup tinggi dan terjadi   sesaat pada   suatu waktu   (Canter and Hill, 1999).

3. Kegiatan   penyiapan lahan   dilakukan   secara bertahap   untuk meminimalkan terjadinya kebisingan   dari   alat pemotong tanaman. 

4. Jika   untuk   kepentingan penyiapan   lahan, diperlukan   genset   maka genset   harus   dalam keadaan layak pakai dan tidak   menimbulkan kebisingan berlebihan.

Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :  Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Penurun an  kualitas  udara

Besaran dampak penurunan kualitas   udara dari   pekerjaan penyiapan   lahan adalah

konsentrasi partikel   debu yang

ditimbulkan selama pekerjaan penyiapan   dan pembersihan lahan dibandingkan dengan Peraturan

1. Melakukan   kegiatan pembersihan   lahan secara   bertahap sehingga   meminimalkan terjadinya   debu   yang terdispersi ke udara.

2. Penyiraman   atau pembasahan   secara berkala   pada   areal   di sekitar   proyek   dan permukiman   penduduk terdekat   untuk mengurangi   debu terutama untuk wilayah­ wilayah rawan debu. 

3. Pengangkutan   material hasil  pembersihan  lahan berupa   tanaman   dan

Pada   tapak areal   proyek khususnya pada   areal lahan   yang akan

digunakan

Satu   kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung.

1. Melakukan pengamata n   secara langsung di lapangan. 2. Melakukan

kegiatan sampling kualitas udara

Pada   tapak areal   proyek khususnya pada   areal lahan   yang akan

digunakan

Satu   kali selama masa kegiatan penyiapan lahan berlangsung .

a.Pelaksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku   Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :

(14)

Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Mutu   Kualitas Udara   Ambient, yaitu

konsentrasi debu     ≥   230 ug/Nm3.

lain­lain   dengan kendaraan   tertutup dan tidak   melebihi   kapasitas kendaraan pengangkut 

4. Pemilihan   peralatan untuk   kegiatan pembersihan   lahan   yang masih layak pakai

5. Pada   saat   pembersihan lahan,   apabila   terdapat pohon   –   pohon   besar   di lokasi   kegiatan diusahakan   selama pohon   –   pohon   tersebut tidak   mengganggu rencana   pembangunan maka   pohon   –   pohon yang   sudah   hidup   dan

besar   tetap

dipertahankan/jangan dipotong

Barito Kuala Instansi Pendukung :  Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

-

CO   ≥ 20.000 ug/Nm3

-

NO2      ≥ 200 ug/Nm3

-

Debu   ≥ 230 ug/Nm3

Pembang unan  dan  Pengoper asian  Basecam p

Dihasilka nnya  sampah

Besaran   jumlah sampah   yang dihasilkan   dari kegiatan   tenaga kerja   kurang lebih adalah 0,04 m3/hari,   dengan asumsi   setiap tenaga   kerja membuang

sampah  2

liter/orang/hari dengan   jumlah tenaga   kerja   20 orang.

Sedangkan sampah  yang berasal  dari lapak atau sisa  ­ sisa   konstruksi proyek

1. Penyediaan   tempat sampah   di   dalam   areal proyek   yang   mudah diakses tenaga kerja dan mudah   diambil   oleh petugas kebersihan.

2. Melakukan   kerjasama dengan   pihak   ketiga untuk   menangani sampah   yang   sifatnya adalah   sampah   kardus, plastik,   sampah   sisa kayu,   dan   bahan­bahan bangunan   lainnya   agar dimanfaatkan kembali.

3. Pemberlakuan   larangan bagi tenaga kerja proyek untuk   membuang sampahnya   secara sembarangan.

Pada   tempat pewadahan sampah   di areal

basecamp

Setiap   hari selama masa kegiatan konstruksi proyek berlangsung

Melakukan pengamatan terhadap pengoperasian

basecamp

secara

langsung   di lapangan. 

Pada   tempat pewadahan sampah   di areal basecamp

Setiap   hari selama masa kegiatan konstruksi proyek berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Dinas   Tata Kota   Dan Kebersihan Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :

Tolok Ukur : Jumlah   dan jenis sampah yang

(15)

diprakirakan sekitar   1  ­  2 m3/hari,

sehingga   total sampah   akibat adanya   proyek dan   aktivitas tenaga   kerja proyek   adalah 1,04  ­  2,04   m3/ hari.

4. Penanganan sampah sisa proyek   dengan melakukan   kerja   sama dengan pihak pengumpul material   bekas,   atau digunakan   kembali untuk   proyek   di   tempat lain   milik   kontraktor yang  bersangkutan    dan tidak membuang sampah proyek   ke   TPA.   Apabila masih   terdapat   sisa material   yang   dapat digunakan   maka kontraktor   harus menyediakan   tempat penyimpanan   tersendiri atau gudang.

5. Bekerja   sama   dengan pihak   ketiga/pengumpul material   bekas/tukang puing   dalam   melakukan pengangkutan   sampah proyek yang masih dapat dimanfaatkan   namun tidak   digunakan   lagi   di dalam proyek

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Dihasilka nnya air  limbah  domestik

Besaran   volume air   limbah   yang dihasilkan dalam   satu   hari dari   kegiatan pekerja   proyek dengan   asumsi kebutuhan   air tiap   pekerja  40 liter/orang/hari x   20   orang   x 70%   yaitu sebanyak   0,56

1. Melakukan   koordinasi untuk   pemakaian

KM/WC   antara

pemrakarsa   dan kontraktor   pelaksana sekaligus   pemberian informasi   terkait penggunaan sarana yang ada di dalam Base Camp

2. Memasang

pemberitahuan   untuk selalu   menjaga kebersihan   KM/WC   dan lingkungan   base   camp

Lokasi KM/WC yang

digunakan pekerja   serta tempat  base camp

Setiap   hari selama KM/WC untuk pekerja digunakan

Melakukan pengamatan terhadap pengoperasian

basecamp

secara

langsung   di lapangan

Lokasi   KM/WC yang

digunakan pekerja   serta tempat  base camp

Setiap   hari selama KM/WC untuk pekerja digunakan

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan

(16)

m3/hari. pekerja

3. Larangan   tenaga   kerja proyek untuk membuang air   limbahnya   secara sembarangan

4. Melakukan   penutupan atau   merapikan   kemabli bekas   basecamp terutama   untuk   fasilitas KM/WC     setelah   proyek selesai

Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala.

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Ganggua

n Kamtibm as

Besaran dampak adanya

gangguan kamtibmas yaitu jumlah dan jenis kejadian

gangguan kamtibmas   yang terjadi   pada lingkungan sekitar   proyek yang   umumnya berupa   tindak pencurian material dan lain sebagainya.

1. Penempatan   peralatan dan   material   sesuai dengan jenis materialnya terutama material mahal sehingga   terhindar   dari kasus pencurian.

2. Memperbanyak

penerangan   malam   hari di  dalam  wilayah  proyek sehingga   akan   terkesan aman   dan   tidak   gelap, terutama   di   lokasi dumping   area   untuk material

3. Penempatan   petugas keamanan   24   jam   di lokasi proyek. 

4. Bekerja   sama   dan berinteraksi   secara   aktif antara   pemrakarsa   dan petugas   keamanan

Lokasi areal  basecamp dan  sekitarnya

Satu kali  selama masa kegiatan  pengoperasia n base camp berlangsung

Melakukan  pengamatan  kondisi  kamtibmas  secara  langsung di  lapangan

Lokasi areal  basecamp dan  sekitarnya

Satu kali  selama  masa  kegiatan  pengoperasi an base  camp  berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Aparat   Desa Ulu   Benteng, Kecamatan Marabahan Instansi Pendukung : Badan Lingkungan

(17)

lingkungan

5. Jumlah   tenaga   kerja yang   tinggal   di   base camp   dibatasi   dengan jumlah   seminimal mungkin. 

6. Jika   terdapat   tenaga kerja   yang   menempati basecamp   maka   harus terdata   secara   rinci   dan dilaporkan   ke   aparat terdekat minimal RT/RW setempat.

Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala 

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Keresaha n masyara kat

Besaran dampak adanya

keresahan masyarakat ditunjukkan dengan   adanya masyarakat sekitar   yang memprotes   atau resah   karena perilaku   pekerja di   dalam basecamp

1. Bekerja   sama   dan berinteraksi   secara   aktif antara   masyarakat, aparat   dan   pemilik proyek.

2. Sedikit   mungkin   atau dibatasinya   keberadaan tenaga   proyek   yang menempati base camp

3. Peningkatan   penerangan di dalam kawasan proyek

4. Melibatkan   aparat Muspika   dalam   kegiatan pengamanan   wilayah proyek

5. Berkoordinasi   antara kontraktor   pelaksana dengan   mandor   proyek atau pengawas proyek.

6. Pihak   pemrakarsa   dapat memberikan   ruang   / lahan   di   sekitar   area proyek bagi warga sekitar untuk membuka usaha

7. Penempatan   petugas Pada masyarakat sekitar proyek.

Satu kali  selama masa kegiatan  penyiapan  operasional  basecamp  berlangsung.

1. Melakukan pengamata n   secara langsung di lapangan. 2. Melakukan

dialog   / wawancara dengan aparat pemerintah setempat, tokoh masyaraka t,   dan warga   di sekitar proyek tentang kegiatan pengoperas ian basecamp.

Pada masyarakat sekitar proyek. 

Satu kali  selama  masa  kegiatan  penyiapan  operasional  basecamp  berlangsung .

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Aparat   Desa Ulu   Benteng, Kecamatan Marabahan Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten

Tolok Ukur ; ada   tidaknya protes   atau penolakan masyarakat setempat terhadap kegiatan

(18)

keamanan   24   jam   di lokasi proyek 

8. Bekerja   sama   dengan aparat   Desa   setempat terutama   pendataan tenaga   kerja   di   lokasi proyek sebagai penduduk sementara   sehingga keberadaannya

terpantau   dan menyerahkan KTP 

Barito Kuala 

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala. Pekerjaa

n Banguna n Penunja ng

Penurun an  kualitas  udara

Besaran dampak penurunan kualitas   udara dari   pekerjaan bangunan penunjang adalah konsentrasi partikel   debu yang

ditimbulkan selama pekerjaan bangunan penunjang dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Mutu   Kualitas Udara Ambient.

1. Penyiraman   atau pembasahan   secara berkala   pada   areal   di sekitar   proyek   dan permukiman   penduduk terdekat   untuk mengurangi   debu terutama untuk wilayah­ wilayah rawan debu. 

2. Pekerjaan   pembangunan bangunan   penunjang dilakukan   sesuai   SOP yang ada.

3. Pemilihan   peralatan untuk   kegiatan   galian yang masih layak pakai. 

Di lokasi  kegiatan  pembangunan  bangunan  penunjang

Satu kali  selama masa kegiatan  pekerjaan  pembanguna n bangunan  penunjang

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan

Di lokasi  kegiatan  pembangunan  bangunan  penunjang

Satu kali  selama  masa  kegiatan  pekerjaan  pembangun an 

bangunan  penunjang

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan

Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku   Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :

-

SO2    ≥ 900 ug/Nm3

-

CO   ≥ 20.000 ug/Nm3

-

NO2        ≥ 200 ug/Nm3

(19)

Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

230 ug/Nm3 Peningka

tan  kebisinga n

Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah   tingkat kebisingan   yang terjadi

dibandingkan dengan     kriteria tingkat

kebisingan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Tingkat

Kebisingan. Pada saat   kegiatan penyiapan lahan,   besaran kebisingan   yang terjadi

diperkirakan dapat   mencapai 70   ­   80   dBA karena peralatan yang   digunakan menghasilkan suara/ kebisingan dengan   level cukup tinggi dan terjadi   sesaat pada   suatu waktu   (Canter and Hill, 1999).

1. Pemilihan   alat   kerja yang   masih   layak   pakai untuk   mengurangi tingkat kebisingan.

2. Jika   untuk   kepentingan pembangunan   bangunan penunjang,   diperlukan genset   maka   genset harus   dalam   keadaan layak   pakai   dan   tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.

Lokasi kegiatan bangunan penunjang

Satu kali  selama masa kegiatan  pekerjaan  bangunan  penunjang  berlangsung

Melakukan pengukuran tingkat kebisingan   di lapangan

Lokasi kegiatan pembangunan bangunan penunjang

Satu kali  selama  masa  kegiatan  pekerjaan  bangunan  penunjang  berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku Tingkat Kebisingan

(20)

Pemasang an Bangunan IPA

tan  kebisinga n

peningkatan kebisingan akibat   kegiatan pemasangan bangunan   IPA yang

diprakirakan adalah   berkisar antara   60   –   70 dBA dan   terjadi sering   pada beberapa  tempat atau   termasuk dalam   kategori skala   kualitas lingkungan sedang.

masih layak pakai untuk mengurangi   tingkat kebisingan.

2. Jika   untuk   kepentingan kegiatan   pemasangan IPA,   diperlukan   genset maka   genset   harus dalam   keadaan   layak pakai   dan   tidak menimbulkan kebisingan berlebihan.

kegiatan pekerjaan pemasangan IPA

selama masa kegiatan  pekerjaan  pemasangan IPA   berlangsung

pengukuran  tingkat  kebisingan di  lapangan

kegiatan pekerjaan pemasangan IPA

selama  masa  kegiatan  pekerjaan  pemasanga n IPA   berlangsung

ksana Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku Tingkat Kebisingan

Penurun an  kualitas  udara

Besaran dampak penurunan kualitas   udara dari   kegiatan pemasangan bangunan   IPA adalah

konsentrasi

1. Penyiraman   atau pembasahan   secara berkala   pada   areal   di sekitar   proyek   dan permukiman   penduduk terdekat   untuk mengurangi   debu terutama untuk wilayah­

Area lokasi  kegiatan  pekerjaan  pemasangan  IPA

Satu kali  selama masa kegiatan  pekerjaan  pemasangan IPA

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan

Area lokasi  kegiatan  pekerjaan  pemasangan  IPA

Satu kali  selama  masa  kegiatan  pekerjaan  pemasanga n IPA

a. Pela ksana

Pemrakarsa, kontraktor pelaksana proyek 

(21)

kualitas   udara yang   terjadi dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   baku Mutu   Kualitas Udara Ambient

wilayah rawan debu. 

2. Pekerjaan   pemasangan IPA     dilakukan   sesuai SOP yang ada.

3. Pemilihan   peralatan untuk   kegiatan   galian yang masih layak pakai. 

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :

-

SO2    ≥ 900 ug/Nm3

-

CO   ≥ 20.000 ug/Nm3

-

NO2        ≥ 200 ug/Nm3

-

Debu     ≥ 230 ug/Nm3

Keresaha n masyara kat

Besaran dampak adanya

keresahan masyarakat ditunjukkan dengan   adanya masyarakat sekitar   yang memprotes   atas gangguan   debu dan   bising, gangguan   K3

1. Menjelaskan   sistem pemasangan   IPA   yang direncanakan   kepada aparat   Desa   dan   warga sekitar   bahwa   sistem yang dipilih adalah lebih aman   terhadap lingkungan 

2. Menginformasikan   lebih awal   pada   masyarakat yang   lokasinya   dekat dengan   lokasi   rencana pemasangan IPA.

3. Melakukan koordinasi di

Pada   areal yang

digunakan sebagai   lokasi pemasangan IPA

Satu   kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasangan IPA

berlangsung

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan

Pada areal yang digunakan sebagai   lokasi pemasangan IPA

Satu   kali selama masa kegiatan pekerjaan pemasanga n   IPA berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa, kontraktor pelaksana proyek 

b. Pen gawas

Leading Sector : Badan Lingkungan

(22)

serta   getaran yang     mungkin terjadi 

lapangan   yang melibatkan   masyarakat sekitar   ketika   akan dilakukan   kegiatan pemasangan IPA

Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Aparat   Desa Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan

c. Pen erima Laporan

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Ganggua

n K3 

Besaran dampak adanya

Gangguan   K3 ditunjukkan dengan   adanya kecelakaan kerja yang   terjadi   di lokasi   kegiatan yang disebabkan pelanggaran/kec erobohan pekerja terhadap peraturan   – peraturan   yang berhubungan dengan keselamatan kerja

1. Memberlakukan

kewajiban   pada   tenaga kerja   proyek   untuk menggunakan   SK3 (Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

2. Pemberian sanksi apabila terdapat   pelanggaran dalam pemakaian SK3.

3. Memberikan   jaminan asuransi   kesehatan   dan keselamatan kerja (BPJS) kepada tenaga kerja yang terlibat dalam pengerjaan proyek. 

4. Melengkapi   seluruh tenaga   kerja   proyek dengan   alat   pelindung

diri   untuk

mengantisipasi

Pada tenaga  kerja proyek  dan kontraktor pelaksana

Satu kali  selama masa kegiatan  pemasangan IPA

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan

Pada tenaga  kerja proyek  dan kontraktor  pelaksana

Satu kali  selama  masa  kegiatan  pemasanga n IPA

a. Pela ksana 

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek

b. Pen gawas 

Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :

(23)

terjadinya   kecelakaan kerja.

5. Memasang   tanda   atau peringatan   bahaya   pada pekerjaan­pekerjaan yang   mempunyai   resiko kecelakaan   kerja   dan tempat­tempat   yang rawan bahaya.

6. Memasang   prosedur/ langkah­langkah   kerja yang   aman   di   dalam areal lokasi proyek (SOP).

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala, Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala  

c. Pela poran

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Demobili

sasi  Peralata n dan  Pembersi han Sisa Material 

Penurun an  kualitas  udara 

Besaran dampak penurunan kualitas   udara dari   kegiatan mobilisasi material   dan peralatan adalah konsentrasi kualitas   udara yang   terjadi yaitu   yang   telah diambil   hasil sampling   yang sudah dilakukan pada   laporan hasil uji kualitas udara   dan kebisingan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur

1. Pengaturan   arus   lalu­ lintas   sehingga   kegiatan demobilisasi   peralatan ini   berlangsung   singkat sehingga   tidak menimbulkan penurunan kualitas udara.

2. Jadwal   pengembalian peralatan   disesuaikan dengan kondisi arus lalu­ lintas   dan   sedapat mungkin   dihindari   saat jam­jam sibuk lalu­lintas

3. Pemilihan   kendaraan pengangkut   peralatan yang   masih   layak   pakai dengan   kondisi   mesin yang   masih   memadai, untuk   mengurangi   emisi gas buang  kendaraan. 

Pada sepanjang jalan di sekitar lokasi   proyek dan

permukiman penduduk disekitar proyek

Satu   kali selama masa kegiatan demobilisasi peralatan dan

pembersihan sisa material berlangsung.

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan terhadap kondisi kualitas   udara di areal proyek dan

melakukan pengukuran (pengambilan sampel) kualitas   udara di   lapangan. Selanjutnya hasil pengujian dianalisis dengan membandingk

Pada  sepanjang jalan  di   sekitar lokasi   proyek dan

permukiman penduduk disekitar proyek

Pemantaua n dilakukan satu   kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n   sisa material berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa  dan  kontraktor  pelaksana  proyek.

b. Pen gawas

Leading  Sector : Badan  Lingkungan  Hidup  Daerah  Kabupaten  Barito Kuala Instansi  Pendukung : Dinas 

Tolok Ukur : Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No. 53   tahun 2007 tentang Baku   Mutu Kualitas Udara Ambient, adalah sebagai berikut :

-

SO2    ≥ 900 ug/Nm3

(24)

Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007 tentang   Baku Mutu   Kualitas Udara Ambient.

an   hasil pengukuran konsentrasi partikel pencemar dengan ketentuan dalam   Baku Mutu   Kualitas Udara Ambient berdasar Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No. 53 Tahun 2007.

Kesehatan  Kabupaten  Barito Kuala

c. Pen erima  Laporan Badan  Lingkungan  Hidup  Daerah  Kabupaten  Barito Kuala.

ug/Nm3

-

NO2        ≥ 200 ug/Nm3

-

Debu     ≥ 230 ug/Nm3

Peningka tan Kebising an

Besaran dampak peningkatan kebisingan adalah intensitas bising   yang terjadi

dibandingkan dengan   kriteria tingkat

kebisingan berdasarkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan   No.   53 tahun   2007, besaran   dampak kebisingan   yang terjadi

diperkirakan adalah   70   ­   80 dBA   dan   terjadi sesaat   pada suatu   waktu (Canter and Hill,

1. Jika   melakukan demobilisasi   peralatan dan   pembersihan   sisa material   pada   malam hari,   maka   harus melakukan   izin   kepada RT/RW   setempat   agar tidak   mengganggu masyarakat.

2. Pemakaian   kendaraan yang   layak   pakai   untuk mengurangi   tingkat kebisingan baik.

Lokasi pengelolaan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek 

Pengelolaan dilakukan satu   kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan

pembersihan sisa material berlangsung 

Melakukan pengukuran tingkat kebisingan   di lapangan   dan wawancara dengan masyarakat sekitar.

Lokasi pemantauan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar lokasi proyek 

Pemantaua n dilakukan satu   kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n   sisa material berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa  dan  kontraktor  pelaksana  proyek.

b. Pen gawas

Leading  Sector : Badan  Lingkungan  Hidup  Daerah  Kabupaten  Barito Kuala Instansi  Pendukung : Dinas  Kesehatan  Kabupaten  Barito Kuala

(25)

1999)   atau   saat kendaraan pengangkut material   dan peralatan datang dan   keluar   dari lokasi proyek.

c. Pen erima  Laporan Badan  Lingkungan  Hidup  Daerah  Kabupaten  Barito Kuala. Penurun

an Kinerja jalan

Kegiatan demobilisasi peralatan   dan sisa   material diprakirakan akan menambah volume   lalu lintas   di   sekitar lokasi   proyek. Kegiatan

mobilisasi kendaraan pengangkut material   proyek setiap   hari diprakirakan akan menurunkan kinerja   jalan   di sekitar   proyek. Apabila   kondisi jalan yang buruk sangat

berpengaruh besar   terhadap kemacetan bahkan   tidak menutup kemungkinan peluang terhadap terjadinya kecelakaan

1. Setiap   bak   kendaraan pengangkut   sisa material,   terutama   pada material   yang   mudah terbawa   angin diharuskan

tertutup/tersedia   jaring penutup   pada   bak kendaraan  agar material tidak tercecer di jalan 

2. Penempatan   petugas untuk   mengatur   keluar masuknya   kendaraan pada   saat   dilakukan kegiatan   demobilisasi   di akses   keluar   masuk lokasi proyek

3. Melakukan   pembersihan roda   kendaraan   yang keluar   masuk   lokasi proyek,   dengan   cara disemprot   atau dibuatkan   cekungan penampung   air   untuk pembersihan   ban kendaraan tersebut, agar mencegah   terjadinya dispersi   debu   dan ceceran material proyek.

4. Pemberitahuan   kepada RT/RW   terdekat   untuk jadwal   dimulainya

Lokasi pengelolaan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di sekitar proyek 

Pengelolaan dilakukan satu   kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan

pembersihan sisa material berlangsung 

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan terhadap kondisi   jalan dan   visual kepadatan lalu lintas

Lokasi pemantauan lingkungan adalah   pada sepanjang jalan di   sekitar proyek 

Pemantaua n dilakukan satu   kali setiap kegiatan demobilisasi peralatan dan pembersiha n   sisa material berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector :

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan

(26)

kegiatan   demobilisasi peralatan   dan   sisa material   kegiatan pembangunan   IPA   IKK Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik

Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

Demobili sasi   Tenaga  Kerja

Hilangny a  kesempa tan   kerja

Besaran dampak hilangnya kesempatan kerja   adalah adanya

pemutusan hubungan   kerja pada   kurang lebih   20   orang tenaga   kerja pada   kegiatan pra   konstruksi dan   konstruksi secara bertahap. Demobilisasi tenaga   kerja dilakukan bertahap   sesuai dengan   jadwal penyelesaian proyek  Kegiatan Pembangunan

IPA   IKK

Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

1. Pemberian   informasi sejak awal kepada tenaga kerja   terhadap   batas kontrak   kerja   sama dengan kontraktor.

2. Memberikan   informasi kepada tenaga kerja yang telah   habis   masa kontraknya akan adanya kegiatan   yang   serupa   di tempat lain.

3. Memberikan   referensi kerja   kepada   tenaga kerja   sehingga   dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan   bila melamar   pekerjaan   lain yang sejenis.

Pada   tenaga kerja proyek. 

Satu   kali selama masa kegiatan demobilisasi tenaga   kerja berlangsung.

Melakukan dialog   / wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek   dan tenaga   kerja proyek tentang mekanisme pemutusan kontrak   kerja, referensi   kerja yang diberikan dan   hal­hal yang   terkait dengan manajemen kontraktor pelaksana.

Pada   tenaga kerja proyek. 

Satu   kali selama masa kegiatan demobilisasi tenaga kerja berlangsung .

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor pelaksana proyek.

b. Pen gawas

Leading Sector : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung   : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah

Tolok Ukur : Jumlah tenaga   kerja yang

(27)

Kabupaten Barito Kuala

Penurun an  Pendapat an

Besaran dampak penurunan pendapatan adalah   sebesar upah rata – rata tukang,   kuli maupun mandor daerah

Kabupaten Barito Kuala per harinya   yang telah   disepakati oleh   kontraktor dengan   tenaga kerja   tersebut dan   juga   para pedagang   yang membuka usaha/warung tidak   permanen pada   saat Kegiatan

Pembangunan

IPA   IKK

1. Pemberian   informasi sejak awal kepada tenaga kerja   terhadap   batas kontrak   kerja   sama dengan kontraktor.

2. Pemberian   informasi sejak awal kepada sektor informal/pedagang disekitar   lokasi   kegiatan yang muncul  bersamaan dengan   kegiatan konstruksi   berkaitan dengan   berakhirnya kegiatan konstruksi pada Kegiatan   Pembangunan IPA   IKK   Marabahan Kapasitas 90 Liter/detik.

Pada   tenaga

kerja proyek.  Satu   kaliselama masa kegiatan demobilisasi tenaga   kerja berlangsung.

Melakukan dialog/ wawancara dengan kontraktor pelaksana proyek   dan tenaga   kerja proyek tentang mekanisme pemutusan kontrak kerja

Pada   tapak area   proyek dan   disekitar proyek

Satu   kali setiap   masa kegiatan PHK   tenaga kerja berlangsung

a. Pela ksana

Pemrakarsa dan kontraktor 

b. Pen gawas

Leading Sector :

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c. Pen erima

(28)

Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik.

Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala Kegiatan Tahap Operasional

Operasio nal   IPA dan Banguna n Penunja ng

Kesehata n masyara kat

Besaran dampak adanya

kesehatan masyarakat dapat   diukur dari   tersedianya air   bersih terutama   pada masyarakat pelanggan/pelay anan   baru   di Kecamatan Marabahan

1. Menjaga   kondisi  sarana dan   prasarana  jaringan air bersih dan bangunan penunjang   lainnya seperti   assesoris   pipa, instalasi pengolahan air, pompa,   reservoir   dan lain­lain.

2. Adanya  informasi   dari pihak   pengelola   (Unit IKK   Marabahan   dan PDAM Kabupaten Barito Kuala) berkaitan dengan pelayanan jaringan / SR kepada   pelanggan   baru di   Wilayah   Kecamatan Marabahan

3. Adanya   kegiatan penataan

landscape/RTH disekitar area IPA IKK Marabahan

Pada   lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah pelayanan yang   terlayani oleh   IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 liter/detik

Selama  masa  kegiatan  operasional  IPA IKK  Marabahan  dan  bangunan  penunjang

Melakukan pengamatan secara

langsung   di lapangan   dan wawancara langsung kepada masyarakat/p elanggan baru

Pada   lokasi IPA,   bangunan penunjang   dan daerah

pelayanan yang terlayani   oleh IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

Selama  masa  kegiatan  operasional  IPA IKK  Marabahan  Kapasitas  90  Liter/detik  dan  bangunan  penunjang

a. Pelaksan a

Pengelola   / Unit   IKK Marabahan

b. Pengawa s

Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala

Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Tolok Ukur : Jumlah SR/Masyara kat   di Kecamatan Marabahan yang mendapatka n   pelayanan air   bersih dari   IPA   IKK Marabahan

Keresaha n  masyara

Besaran dampak yang   terjadi ditandai   dengan

Menjaga   kondisi   jaringan pipa   air   bersih,   IPA   dan bangunan   penunjang   tidak

Pada   lokasi IPA, bangunan penunjang dan

Selama  masa  kegiatan 

Melakukan  pengamatan  secara 

Pada   lokasi IPA,   bangunan penunjang   dan

Selama  masa  kegiatan 

a. Pelaksan a

Pengelola   /

(29)

kat adanya kekhawatiran dari   masyarakat akan   terjadinya kebocoran   pada pemasangan jaringan   pipa, kebocoran   pada bangunan   IPA dan pondasi  IPA yang   kurang baik   dalam struktur   nya, yang   nantinya berpengaruh pada   distribusi air   minum   ke masyarakat.

mengalami   gangguan   atau kerusakan

daerah pelayanan yang   terlayani oleh   IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 liter/detik

operasional  IPA IKK  Marabahan  dan  bangunan  penunjang

langsung di  lapangan

daerah

pelayanan yang terlayani   oleh IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

operasional  IPA IKK  Marabahan  Kapasitas  90  Liter/detik  dan  bangunan  penunjang

Unit   IKK Marabahan

b. Pengawa s

Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung : Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

keluhan   dari masyarakat terhadap pelayanan IKK Marabahan berkaitan dengan pelayanan air bersih

Pemeliha raan   IPA dan Banguna n Penunja ng

Peningka tan kesehata n lingkung an

Besaran dampak adanya

peningkatan kesehatan lingkungan dapat   diukur dari   cukup tersedianya sarana prasarana pelayanan   air minum   dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan sumber air

Menjaga kondisi sarana dan prasarana   jaringan   air bersih   dan   bangunan penunjang   lainnya   seperti assesoris   pipa,   instalasi pengolahan   air,   pompa, reservoir dan lain­lain.

Pada   lokasi IPA, bangunan penunjang dan daerah pelayanan yang   terlayani oleh   IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 liter/detik

Selama  masa  kegiatan  operasional  IPA IKK  Marabahan  dan  bangunan  penunjang

Melakukan  pengamatan  secara  langsung di  lapangan

Pada   lokasi IPA,   bangunan penunjang   dan daerah

pelayanan yang terlayani   oleh IPA   IKK Marabahan Kapasitas   90 Liter/detik

Selama  masa  kegiatan  operasional  IPA IKK  Marabahan  Kapasitas  90  Liter/detik  dan  bangunan  penunjang

a. Pelaksan a

Pengelola   / Unit   IKK Marabahan

b. Pengawa s

Leading Sector : PDAM Kabupaten Barito Kuala Instansi Pendukung :

(30)

bersih  di  sekitar wilayah

Kecamatan Marabahan   dan pada   umumnya di   wilayah Kabupaten Barito Kuala

Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala

c.Penerima Laporan Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Kuala.

BUPATI BARITO KUALA,

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Nama Pimpinan Perusahaan : HERLIN ROMANINGSIH. Alamat :

nuts production has been showing positive trend for 2001-2005, even in 2005, there is a negative grotwh of production if it is compared with production in Meanwhile ,

[r]

Nama Pimpinan Perusahaan : ELFI RAHMAWATI. Alamat :

Dengan hormat, kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu pada acara Pembuktian Dokumen Kualifikasi yang akan diselenggarakan.. Hari, Tanggal : 14

Nama Pimpinan Perusahaan : MOCHAMAD ASMANU. Alamat :

Nama Pimpinan Perusahaan : MOCHAMAD ASMANU. Alamat :

OKI Kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2017, maka dengan ini Kelompok Kerja Pengadaan Barang Tim