• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL 4.1 MATRIK DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TABEL 4.1 MATRIK DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN LOKASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

38

TABEL 4.1

MATRIK DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

SUMBER DAMPAK

JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK

UPAYA PENGELOLAAN LH UPAYA PEMANTAUAN LH

INSTANSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

KET.

BENTUK UPAYA PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

PERIODE PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP

BENTUK UPAYA PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP

LOKASI PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP

PERIODE PEMANTAUAN

LINGKUNGAN HIDUP Produksi

minuman ringan dalam kemasan menimbulkan limbah / dampak berupa : 1. Limbah

cair industri dari proses pencucian botol dan air reject produksi.

Terjadinya penurunan kualitas air subak Pacung akibat pembuangan limbah cair

Limbah cair yang dihasilkan adalah rata – rata ± 170 m3/hari

Limbah cair industri dikelola dengan:

- Mengolah limbah dengan IPAL

- Membangun saluran kedap air dan memisahkan dg limpasan air hujan

- Memasang flowmeter dan melakukan pencacatan debit harian

- Pengukuran pH harian - Melakukan pengukuran

kualitas air limbah setiap 1 bulan dengan laboratorium terakreditasi / rujukan gubernur

- Melaporkan tentang catatan debit, kadar

parameter baku mutu setiap 3 bulan kepada instansi terkait.

Lokasi pengelolaan limbah cair adalah diarea produksi dan di IPAL.

Pengelolaan limbah cair industri

dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Melakukan pemantauan : - Saluran limbah - Kualitas effluen

dari IPAL dengan baku mutu Peraturan Gubernur No.8 tahun 2007 baku mutu limbah cair untuk industri minuman ringan dengan parameter fisika dan kimia

Pemantauan effluent dilakukan pada saluran limbah dan outlet IPAL

Pemantauan kualitas effluent dilakukan setiap bulan.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung, Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

2. Sampah Terjadinya penurunan kualitas

lingkungan akibat pembuangan sampah

Sampah yang dihasilkan 10 ton/bulan.

Sampah dikelola dengan:

- Melakukan pembersihan / penyapuan.

- Menyediakan tempat- tempat sampah.

- Melakukan pemilahan sampah organik dan

Lokasi pengelolaan limbah cair adalah diseluruh area industri.

Pengelolaan sampah

dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Pemantauan dengan:

Memantauan pengelolaan sampah meliputi pemilahan sampah dan pengangkutan sampah ke TPA

Pemantauan pengelolaan sampah pada TPS sampah dan seluruh area produksi yang menghasilkan

Pemantauan pengelolaan sampah dilakukan setiap hari.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, DKP Kab.

Badung, Kecamatan

(2)

39

anorganik

- Melakukan kegian recycle sampah plastik dari sisa produksi kemasaran.

- Tidak melakukan

pembakaran sampah yang dihasilkan.

- Melakukan pengangkutan sampah ke TPA

Memantau

pelaksanaan upaya 3R sampah

sampah Mengwi, Desa Werdi

Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung dan DKP Kab.

Badung.

3. Limbah B3 Terjadinya penurunan kualitas

lingkungan akibat pembuangan limbah B3

Limbah B3 yang dihasilkan berupa oli bekas + 130 kg/bln dan limbah B3 lainnya ± 5 kg/bln

Limbah B3 dikelola dengan:

- Membangun TPS limbah B3 dengan rancang bangun dibuat beratap yang dapat mencegah terjadinya tampias air hujan ke dalam tempat penyimpanan.

- Membuat konstruksi dinding pada TPS dibuat mudah untuk dilepas sehingga penanganan limbah dalam keadaan darurat lebih mudah untuk dilakukan.

- Membuat sistem ventilasi udara dirancang untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan serta memasang jaring kawat untuk mencegah masuknya binatang.

- Melengkapi penerangan (lampu) yang memadai dengan sakelar (stop contact) dipasang di sisi luar bangunan.

- Membuat lantai bangunan penyimpanan kedap air dan tidak bergelombang, dengan kemiringan maksimum 1%.

- Membuat bak penampung tumpahan/ceceran limbah.

- Memasang tanda (simbol) limbah B3 pada bagian luar bangunan TPS.

- Melengkapi simbol dan

Lokasi pengelolaan limbah B3 adalah diarea produksi dan pada TPS limbah B3.

Pengelolaan limbah B3 dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Memantau

pengelolaan limbah B3, meliputi :

- Memantau pemenuhan persyaratan teknis tata cara

penyimpanan limbah B3.

- Memantau jumlah dan karakteristik limbah B3 yang dikelola (neraca limbah B3).

- Memantau pihak ke-3 yang diberi kerjasama dalam pengumpulan atau pengolahan, telah berizin dan dilengkapi dengan manifes limbah B3.

Pemantauan pengelolaan limbah B3 pada TPS limbah B3 dan seluruh area produksi yang menghasilkan limbah B3.

Pemantauan pengelolaan limbah B3 dilakukan setiap hari.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

(3)

40

label pada setiap kemasan limbah B3 berdasarkan karakteristiknya.

- Menyediakan palet sebagai alas untuk masing-masing kemasan.

- Menyediakan peralatan dan sistem pemadam

kebakaran; penangkap petir; fasilitas pertolongan pertama (P3K); peralatan komunikasi; pintu darurat;

rute evakuasi dan alarm.

- Menyediakani SOP penyimpanan dan SOP tanggap darurat.

- Melaksanakan pencatatan keluar masuk limbah (logbook).

- Melaksanakan kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3 yang berizin dalam melakukan pengolahan limbah B3 yang berhasil dikumpulkan.

- Melaporkan tentang pengelolaan limbah B3 yang telah dilaksanakan setiap 6 bulan kepada instansi terkait.

4. Limbah cair domestik dari aktivitas WC dan toilet.

Terjadinya penurunan kualitas

lingkungan akibat pembuangan limbah cair domestik aktivitas WC dan toilet.

Limbah cair yang dihasilkan sebesar 5 m3/hari

Limbah cair domestik dikelola dengan:

- Membangun septic tank yang terdiri dari 2 bak yakni bak penghancur (anaerob) dan bak peresapan.

- Melakukan penyedotan slude tinja apabila septic tank telah penuh.

Lokasi pengelolaan limbah cair domestik adalah di toilet/WC dan septic tank.

Pengelolaan limbah cair domestik dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Melakukan

pemantauan terhadap saluran limbah dan kondisi septic tank untuk melihat ada tidaknya rembesan atau luapan limbah.

Pada lokasi septic tank.

Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali dan secara insidental apabila terjadi pencemaran

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

(4)

41 5. Kebisingan Terjadinya

penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat timbulnya kebisingan

Kebisingan yang ditimbulkan melebihi 70 dB

Pengelolaan yang dilakukan dengan:

- Membuat ruang khusus untuk genset yang dilengkapi dengan peredam.

- Karyawan yang bekerja diarea dengan tingkat kebisingan tinggi

diwajibkan menggunakan APD.

Lokasi pengelolaan kebising adalah di seluruh area produksi.

Pengelolaan kebisingan dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Melakukan pemantauan kebisingan dengan baku mutu

KepmenLH No 48 Tahun 1996.

Pada erea industri dan lingkungan sekitarnya

Pemantauan setiap 1 tahun dengan 4 titik sampling.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung,Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Badung, Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

6. Emisi udara

Terjadinya penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat emisi dari operasional ketel uap dan genset dengan bahan bakar solar.

Ttimbulnya pencemaran udara disekitar lokasi industri.

Pengelolaan yang dilakukan dengan:

- Melengkapi peralatan ketel uap dan genset dengan cerobong emisi.

- Melengkapi cerobong emisi dengan sarana sampling sesuai dengan Kepdal No 205 Tahun 1996.

- Melakukan pengukuran emisi udara dari ketel uap setiap 6 bulan sekali.

- Melakukan pengukuran emisi udara dari genset setiap 1 tahun sekali.

- Melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin.

- Melaporkan hasil analisis pengujian emisi ketel uap setiap 6 bulan dan untuk genset setiap 1 tahun kepada instansi terkait.

Lokasi pengelolaan emisi udara ditempat ketel uap dan genset.

Pengelolaan emisi udara dari ketel uap dan genset dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.

Melakukan pemantauan emisi gas buang untuk ketel uap dengan baku mutu PermenLH No 7 Tahun 2007 dengan parameterpartikulat, SO2, NO2 dan opasitas.

Dan melakukan pemantauan emisi gas buang untuk genset dengan baku mutu Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 dengan parameter partikel, SO2, NO2, opasitas dan laju air.

Pemantauan emisi dilakukan pada ketel uap dan genset.

Pemantauan emisi ketel uap

dilakukan secara berkala setiap 6 bulan dan

pemantauan emisi genset dilakukan setiap 1 tahun sekali.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

7. Penurunan debit ABT

Terjadinya penurunan debit sumber mata air

Menurunya debit mata air.

Pengelolaan yang dilakukan dengan:

- Melestarikan dan

Lokasi pengelolaan adalah sumber

Pengendalian pemanfaatan sumber mata air

Melakukan pemantauan debit sumber mata dan

Pemantauan dilakukan pada area sumber mata

Pemantauan dilakukan setiap hari.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

(5)

42 akibat

pengambilan air untuk produksi minumam ringan.

melakukan penanaman pohon disekitar area sumber mata air.

- Mematuhi izin

pengambilan luahan air yakni maksimal 120 lt/menit dan 180 liter/menit.

- Melakukan efisiensi penggunaan air dengan melakukan recycle air dari sisa proses proses produksi untuk aktifitas menyiram taman.

mata air (debit)

dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

pemantauan luahan air yang disadap untuk produksi.

air b. Instansi pengawas

yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Petambangan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung, Dinas Pertambangan Kab. Badung.

8. Kemacetan lalu lintas

Terjadinya kemacetan lalu lintas akibat keluar masuknya kendaraan operasional

Terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas dipintu masuk industri

Pengelolaan yang dilakukan dengan:

- Menyiapkan tenaga satpam yang bertugas mengatur keluar masuk kendaraan.

- Menyediakan fasilitas parkir untuk karyawan dan tamu di area industri.

- Menyediakan fasilitas parkir (kantong-kantong parkir) untuk truck-truck ekspedisi.

Lokasi

pengelolaan lalu lintas adalah di pintu masuk industri dan katong-kantong parkir kendaraan operasioal.

Pengelolaan lalu lintas dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Melakukan pemanlauan

kemacetan lalu lintas dan ketersedian tenaga pengatur lalu lintas kendaraan.

Pemantauan dilakukan pada pintu masuk industri dan kantong-kantong parkir truck ekspedisi.

Pemantauan dilakukan setiap hari.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Perhubungan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

9. Bahaya kebakaran

Terjadinya kebakaran

Kebakaran menimb ulkan terganggunya aktivitas produksi

Pengelolaan dilakukan dengan:

Menyediakan sarana tanggap darurat berupa fire alarm dan instalasi hydrant pemandam kebakaran.

Memasang alat penangkal petir pada bangunan utama.

Melakukan perawatan dan pengecekan jaringan/kabel- kabel listrik dan peralatan secara berkala dari bahaya conselting.

Lokasi pengelolaan diseluruh area produksi.

Pengelolaan pencegahan kebakaran dilakukan secara menerus

sepanjang operasional kegiatan.

Pemantauan ketersedian dan kesiapan sarana tanggap darurat kebakaran.

Pemantauan diseluruh area industri.

Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, BPBD Kab.

Badung, Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni

(6)

43

BLH Kab. Badung

10. Kamtibmas Terjadinya gangguan kamtibmas

Tingkat gangguan keamanan dan ketertiban.

Pengelolaan dilakukan dengan:

Menyiapkan tenaga keamanan dan fasilitas penunjang seperti CCTV.

Melakukan koordinasi dengan aparat lingkungan dan kelurahan dalam pengelolaan keamanandan ketertiban lingkungan.

Lokasi pengelolaan kamtibmas dilakukan adalah di lokasi industri dan sekitarnya.

Pengelolaan keamanan dan ketertiban dilakukan setiap hari

Pemantauan tingkat gangguan keamanan di area industri dan lingkungan

sekitarnya.

Pemantauan diseluruh area industri dan sekitarnya.

Pemantauan dilakukan setiap 6 bulan dan secara insedental bila terjadi gangguan kamtibmas.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Polres Badung, Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

11. Kesehatan dan Keselamat an kerja

Terjadinya penurunan kesehatan karyawan dan timbulnya kecelakaan kerja

Menurunnya kesehatan kerja dari karyawan

Pengelolaan yang dilakukan dengan:

- Memperhatikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tenaga kerja.

- Bantuan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan untuk tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja.

- Menyediakan peralatan- peralatan untuk

perlindungan diri (APD).

Lokasi pengelolaan diseluruh area produksi.

Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.

Pemantauan dilakukan terhadap - Tingkat kesehatan

tenaga kerja.

- Ketersediaan peralatan

keselamatan tenaga kerja.

- Jumlah kejadian kecelakaan kerja.

Pemantauan dilakukan pada area industri dan laporan kejadian kecelakaan kerja.

Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.

a. Instansi pelaksana yakni PT. Coca Cola Botling

b. Instansi pengawas yakni BLH Kab.

Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.

Badung, Dinas Kesehatan Kab.

Badung,Kecamatan Mengwi, Desa Werdi Bhuana.

c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung

Referensi

Dokumen terkait

dampak dan limbah yang dihasilkan selama tahap konstruksi dengan baik dan sesuai

difokuskan pada daerah sekitar lokasi proyek serta di sepanjang jalan yang dilalui selama kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar berlangsung. dilakukan selama kegiatan

Area kegiatan Selama tahap operasional Pengamatan di lapangan Area kegiatan Selama tahap operasional Pelaksana Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jaya

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk NOODLE DIVISION SEMARANG-JAWA TENGAH BRANCH..

LG Innotek Indonesia yang meliputi kualitas air buangan industri, kualitas udara, jenis flora dan fauna yang ada di sekitar pabrik, serta informasi kondisi

Kebisingan di dalam lokasi kegiatan PT Konimex - Industri Coklat, Kembang Gula, Susu Bubuk dan Roti/Kue Serta Industri Minuman Ringan dan permukiman penduduk yang berada

Pemantauan lingkungan hidup, berisi informasi mengenai cara, metode, dan/atau teknik untuk melakukan pemantauan yang telah dilakukan/diusulkan atas kualitas lingkungan hidup

Banyumas Debu dan kebisingan Kebisingan diper kir akan >55 db Penggunaan alat ber at yang layak pakai dan me maksimalkan banyak penggunaan tenaga manusia Di dalam lokasi kegiatan