38
TABEL 4.1
MATRIK DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
SUMBER DAMPAK
JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
UPAYA PENGELOLAAN LH UPAYA PEMANTAUAN LH
INSTANSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KET.
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP Kontruksi IPAL
menimbulkan dampak :
1. Debu Terjadinya penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat timbulnya debu dari kegiatan pembongkaran dan
pembangunan IPAL
Debu yang ditimbulkan melebihi dari 230 ug/Nm3 (PP No.
41/1999)
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
Untuk mengurangi debu keluar dari lokasi kegiatan dilakukan penutupan dengan seng sehingga debu tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Melakukan penyiraman skala berkala untuk mengurangi timbulnya debu.
Pada lokasi pembangunan IPAL
Pengelolaan debu dilakukan secara menerus sepanjang kegiatan konstruksi IPAL
Melakukan
pemantauan tingkat debu secara visual dan apabila terjadi keluhan masyarakat sekitar dilakukan pemantauan kualitas udara dengan baku mutu PP 41 Tahun 1999 dengan parameter debu.
Pada lokasi pembangunan IPAL dan lingkungan sekitarnya
Pemantauan setiap hari selama proses
pembuatan IPAL.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Dinas Cipta Karya Kab. Badung, Kecamatan
Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
2. Kebisingan Terjadinya penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat timbulnya kebisingan dari kegiatan pembongkaran dan
pembangunan IPAL
Kebisingan yang ditimbulkan melebihi 70 dB
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Membuat pagar pembatas semi permanen dengan seng untuk meredam kebisingan
- Melengkapi tenaga kerja dengan ear plug saat kerja menggunakan mesin yang menimbulkan kebisingan.
Pada lokasi pembangunan IPAL
Pengelolaan kebisingan dilakukan secara menerus sepanjang konstruksi IPAL
Melakukan pemantauan kebisingan dengan baku mutu
KepmenLH No 48 Tahun 1996.
Pada lokasi pembangunan IPAL dan lingkungan sekitarnya
Pemantauan setiap 3 bulan selama proses pembuatan IPAL
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung, Dinas Cipta Karya Kab. Badung, Kecamatan
Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
39 3. Kesehatan
dan
Keselamata n kerja
Terjadinya penurunan kesehatan karyawan dan timbulnya kecelakaan kerja
Menurunnya kesehatan kerja dari pekerja IPAL.
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
Memperhatikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tenaga kerja.
Bantuan pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan untuk tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja.
Menyediakan alat perlindungan diri (APD).
Pada lokasi pembangunan IPAL
Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan secara menerus sepanjang konstruksi IPAL.
Melakukan pemantauan kesehatan pekerja IPAL dan
ketersediaan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja.
Pada lokasi pembangunan IPAL.
Pemantauan setiap 3 bulan selama proses pembuatan IPAL
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Dinas Sosial Tenaga Kerja Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
Produksi air minum dalam kemasan menimbulkan limbah / dampak berupa : 1. Limbah
cair industri dari proses pencucian botol dan air reject produksi.
Terjadinya penurunan kualitas air S.
Ayung akibat pembuangan limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan adalah 66 - 100m3/hari
Limbah cair industri dikelola dengan:
- Mengolah limbah dengan IPAL
- Membangun saluran kedap air dan memisahkan dg limpasan air hujan
- Memasang flowmeter dan melakukan pencacatan debit harian
- Pengukuran pH harian - Melakukan pengukuran
kualitas air limbah setiap 1 bulan dengan laboratorium terakreditasi / rujukan gubernur
- Melaporkan tentang catatan debit, kadar parameter baku mutu setiap 3 bulan kepada instansi terkait.
Lokasi pengelolaan limbah cair adalah diarea produksi dan di IPAL.
Pengelolaan limbah cair industri dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemantauan : - Saluran limbah - Kualitas effluen
dari IPAL dengan baku mutu KepmenLH No 51 Tahun 1995, lampiran B.XV baku mutu limbah cair untuk industri minuman
ringandengan parameter BOD, TSS, minyak lemak,pH.
Pemantauan effluent dilakukan pada saluran limbah dan outlet IPAL
Pemantauan kualitas effluent dilakukan setiap bulan.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung, Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
40 2. Sampah Terjadinya
penurunan kualitas
lingkungan akibat pembuangan sampah
Sampah yang dihasilkan 13 ton/bulan.
Sampah dikelola dengan:
- Melakukan pembersihan / penyapuan.
- Menyediakan tempat- tempat sampah.
- Melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik
- Melakukan kegian recycle sampah plastik dari sisa produksi kemasaran.
- Tidak melakukan
pembakaran sampah yang dihasilkan.
- Melakukan pengangkutan sampah ke TPA
Lokasi pengelolaan limbah cair adalah diseluruh area industri.
Pengelolaan sampah dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Pemantauan dengan:
Memantauan pengelolaan sampah meliputi pemilahan sampah dan pengangkutan sampah ke TPA
Memantau pelaksanaan upaya 3R sampah
Pemantauan pengelolaan sampah pada TPS sampah dan seluruh area produksi yang menghasilkan sampah
Pemantauan pengelolaan sampah dilakukan setiap hari.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, DKP Kab.
Badung, Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung dan DKP Kab. Badung.
3. Limbah B3 Terjadinya penurunan kualitas
lingkungan akibat pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan berupa oli bekas + 50 liter/bln dan limbah B3 lainnya ± 100 kg/bln
Limbah B3 dikelola dengan:
- Membangun TPS limbah B3 dengan rancang bangun dibuat beratap yang dapat mencegah terjadinya tampias air hujan ke dalam tempat penyimpanan.
- Membuat konstruksi dinding pada TPS dibuat mudah untuk dilepas sehingga penanganan limbah dalam keadaan darurat lebih mudah untuk dilakukan.
- Membuat sistem ventilasi udara dirancang untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan serta memasang jaring kawat untuk mencegah masuknya binatang.
- Melengkapi penerangan (lampu) yang memadai dengan sakelar (stop contact) dipasang di sisi luar bangunan.
- Membuat lantai bangunan penyimpanan kedap air dan tidak bergelombang, dengan kemiringan maksimum 1%.
- Membuat bak penampung tumpahan/ceceran limbah.
- Memasang tanda (simbol)
Lokasi pengelolaan limbah B3 adalah diarea produksi dan pada TPS limbah B3.
Pengelolaan limbah B3 dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Memantau
pengelolaan limbah B3, meliputi :
- Memantau pemenuhan persyaratan teknis tata cara
penyimpanan limbah B3.
- Memantau jumlah dan karakteristik limbah B3 yang dikelola (neraca limbah B3).
- Memantau pihak ke-3 yang diberi kerjasama dalam pengumpulan atau pengolahan, telah berizin dan dilengkapi dengan manifes limbah B3.
Pemantauan pengelolaan limbah B3 pada TPS limbah B3 dan seluruh area produksi yang menghasilkan limbah B3.
Pemantauan pengelolaan limbah B3 dilakukan setiap hari.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
41
limbah B3 pada bagian luar bangunan TPS.
- Melengkapi simbol dan label pada setiap kemasan limbah B3 berdasarkan karakteristiknya.
- Menyediakan palet sebagai alas untuk masing-masing kemasan.
- Menyediakan peralatan dan sistem pemadam kebakaran; penangkap petir; fasilitas pertolongan pertama (P3K); peralatan komunikasi; pintu darurat;
rute evakuasi dan alarm.
- Menyediakani SOP penyimpanan dan SOP tanggap darurat.
- Melaksanakan pencatatan keluar masuk limbah (logbook).
- Melaksanakan kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3 yang berizin dalam melakukan pengolahan limbah B3 yang berhasil dikumpulkan.
- Melaporkan tentang pengelolaan limbah B3 yang telah dilaksanakan setiap 6 bulan kepada instansi terkait.
4. Limbah cair domestik dari aktivitas WC dan toilet.
Terjadinya penurunan kualitas
lingkungan akibat pembuangan limbah cair domestik aktivitas WC dan toilet.
Limbah cair yang dihasilkan sebesar 5 m3/hari
Limbah cair domestik dikelola dengan:
- Membangun septic tank yang terdiri dari 2 bak yakni bak penghancur (anaerob) dan bak peresapan.
- Melakukan penyedotan slude tinja apabila septic tank telah penuh.
Lokasi pengelolaan limbah cair domestik adalah di toilet/WC dan septic tank.
Pengelolaan limbah cair domestik dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemantauan terhadap saluran limbah dan kondisi septic tank untuk melihat ada tidaknya rembesan atau luapan limbah.
Pada lokasi septic tank.
Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali dan secara insidental apabila terjadi pencemaran
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
42 5. Kebisingan Terjadinya
penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat timbulnya kebisingan
Kebisingan yang ditimbulkan melebihi 70 dB
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Membuat ruang khusus untuk genset yang dilengkapi dengan peredam.
- Karyawan yang bekerja diarea dengan tingkat kebisingan tinggi
diwajibkan menggunakan APD.
Lokasi pengelolaan kebising adalah di seluruh area produksi.
Pengelolaan kebisingan dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemantauan kebisingan dengan baku mutu
KepmenLH No 48 Tahun 1996.
Pada erea industri dan lingkungan sekitarnya
Pemantauan setiap 6 bulan dengan 43 titik samping.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kab. Badung, Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
6. Emisi udara
Terjadinya penurunan kualitas udara disekitar lokasi akibat emisi dari operasional ketel uap dan genset dengan bahan bakar solar.
Ttimbulnya pencemaran udara disekitar lokasi industri.
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Melengkapi peralatan ketel uap dan genset dengan cerobong emisi.
- Melengkapi cerobong emisi dengan sarana sampling sesuai dengan Kepdal No 205 Tahun 1996.
- Melakukan pengukuran emisi udara dari ketel uap setiap 6 bulan sekali.
- Melakukan pengukuran emisi udara dari genset setiap 1 tahun sekali.
- Melakukan pemeliharaan dan perawatan mesin.
- Melaporkan hasil analisis pengujian emisi ketel uap setiap 6 bulan dan untuk genset setiap 1 tahun kepada instansi terkait.
Lokasi pengelolaan emisi udara ditempat ketel uap dan genset.
Pengelolaan emisi udara dari ketel uap dan genset dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemantauan emisi gas buang untuk ketel uap dengan baku mutu PermenLH No 7 Tahun 2007 dengan parameterpartikulat, SO2, NO2 dan opasitas.
Dan melakukan pemantauan emisi gas buang untuk genset dengan baku mutu Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 lampiran VB dengan parameter partikulat, SO2, NO2 dan opasitas.
Pemantauan emisi dilakukan pada ketel uap dan genset.
Pemantauan emisi ketel uap dilakukan secara berkala setiap 6 bulan dan pemantauan emisi genset dilakukan setiap 1 tahun sekali.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
7. Penurunan debit ABT
Terjadinya penurunan debit sumber mata air akibat
pengambilan air untuk produksi AMDK.
Menurunya debit mata air.
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Melestarikan dan melakukan penanaman pohon disekitar area sumber mata air.
- Mematuhi izin pengambilan luahan air yakni maksimal 17 lt/detik dari debit mata air 35 lt/detik.
Lokasi pengelolaan adalah sumber mata air (Beji)
Pengendalian pemanfaatan sumber mata air (debit) dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemantauan debit sumber mata dan pemantauan luahan air yang disadap untuk produksi.
Pemantauan dilakukan pada area sumber mata air (Beji)
Pemantauan dilakukan setiap hari.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Petambangan Kab.
43
- Melakukan efisiensi penggunaan air dengan melakukan recycle air dari sisa proses proses produksi untuk kegiatan MCK.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung, Dinas Pertambangan Kab. Badung.
8. Kemacetan lalu lintas
Terjadinya kemacetan lalu lintas akibat keluar masuknya kendaraan operasional
Terjadinya kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas dipintu masuk industri
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Menyiapkan tenaga satpam yang bertugas mengatur keluar masuk kendaraan.
- Menyediakan fasilitas parkir untuk karyawan dan tamu di area industri.
- Menyediakan fasilitas parkir (kantong-kantong parkir) untuk truck-truck ekspedisi, bekerjasama dengan Desa.
Lokasi
pengelolaan lalu lintas adalah di pintu masuk industri dan katong-kantong parkir
kendaraan operasioal.
Pengelolaan lalu lintas dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Melakukan pemanlauan
kemacetan lalu lintas dan ketersedian tenaga pengatur lalu lintas kendaraan.
Pemantauan dilakukan pada pintu masuk industri dan kantong-kantong parkir truck ekspedisi.
Pemantauan dilakukan setiap hari.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Perhubungan Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
9. Bahaya kebakaran
Terjadinya kebakaran
Kebakaran menimb ulkan terganggunya aktivitas produksi
Pengelolaan dilakukan dengan:
Menyediakan sarana tanggap darurat berupa fire alarm dan instalasi hydrant pemandam kebakaran.
Memasang alat penangkal petir pada bangunan utama.
Melakukan perawatan dan pengecekan
jaringan/kabel-kabel listrik dan peralatan secara berkala dari bahaya conselting.
Lokasi pengelolaan diseluruh area produksi.
Pengelolaan pencegahan kebakaran dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Pemantauan ketersedian dan kesiapan sarana tanggap darurat kebakaran.
Pemantauan diseluruh area industri.
Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, BPBD Kab.
Badung, Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
10. Kamtibmas Terjadinya gangguan kamtibmas
Tingkat gangguan keamanan dan ketertiban.
Pengelolaan dilakukan dengan:
Menyiapkan tenaga keamanan dan fasilitas penunjang seperti CCTV.
Melakukan koordinasi dengan aparat lingkungan dan kelurahan dalam pengelolaan keamanandan
Lokasi pengelolaan kamtibmas dilakukan adalah di lokasi industri dan sekitarnya.
Pengelolaan keamanan dan ketertiban dilakukan setiap hari
Pemantauan tingkat gangguan keamanan di area industri dan lingkungan
sekitarnya.
Pemantauan diseluruh area industri dan sekitarnya.
Pemantauan dilakukan setiap 6 bulan dan secara insedental bila terjadi gangguan kamtibmas.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Polres Badung, Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
44
ketertiban lingkungan. c. Instansi penerima
laporan yakni yakni BLH Kab. Badung
11. Kesehatan dan Keselamat an kerja
Terjadinya penurunan kesehatan karyawan dan timbulnya kecelakaan kerja
Menurunnya kesehatan kerja dari karyawan
Pengelolaan yang dilakukan dengan:
- Memperhatikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tenaga kerja.
- Bantuan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan untuk tenaga kerja apabila terjadi kecelakaan kerja.
- Menyediakan peralatan- peralatan untuk
perlindungan diri (APD).
- Melaksanakan program SMK3.
Lokasi pengelolaan diseluruh area produksi.
Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan secara menerus sepanjang operasional kegiatan.
Pemantauan dilakukan terhadap - Tingkat kesehatan
tenaga kerja.
- Ketersediaan peralatan keselamatan tenaga kerja.
- Jumlah kejadian kecelakaan kerja.
Pemantauan dilakukan pada area industri dan laporan kejadian kecelakaan kerja.
Pemantauan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
a. Instansi pelaksana yakni PT. Tirta Investama Mambal b. Instansi pengawas
yakni BLH Kab.
Badung, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab.
Badung, Dinas Kesehatan Kab.
Badung,Kecamatan Abiansemal, Desa Mambal.
c. Instansi penerima laporan yakni yakni BLH Kab. Badung