III-9
SumberDampak
Jenis Dampak
Besaran Dampak
Instansi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup
Lokasi Pemantauan Lingkungan
Hidup
Periode Pemantauan Lingkungan
Hidup 1. TAHAP PRA KONSTRUKSI
Rekruitmen Tenaga Kerja
Terbukanya lapangan pekerjaan berupa tenaga kerja konstruksi
Terserapnya tenaga kerja sebanyak 8 orang
1) Memberikan pengumuman kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan tentang tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan baik itu jenis, klassifikasi dan keahliannya.
2) Memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga kerja 3) Untuk tenaga kerja
pendatang hanya dipekerjakan untuk menempati posisi/jabatan tertentu serta yang mempunyai tingkat keahlian khusus.
4) Mengumumkan hasil penerimaan tenaga kerja secara transparan.
5) Perusahaan melakukan pembayaran atau upah/gaji kepada karyawan sesuai dengan klassifikasi dan tingkat pendidikan pekerja
1) Kantor Kelurahan Tanjung Selor Ilir 2) Kantor PLN Rayon
Tanjung Selor 3) Kantor PLTD Sei
Buaya
selama kegiatan penrimaan tenaga kerja Konstruksi
Pengumpulan Data:
Mencatat setiap kejadian dan masukan masyarakat yang meliputi : Frekuensi intensitas dan masukan positif dari masyarakat, Melakukan wawancara kepada penduduk lokal terkait penerimaan tenaga kerja .
1) Kantor Kelurahan Tanjung Selor Ilir 2) Kantor Kec.
Tanjung Selor 3) Kantor PLN
Rayon Bulungan
Pada saat kegiatan penerimaan tenaga kerja berlangsung dengan periode pemantauan setiap 6 (enam) bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
1. PT PLN (Persero) Area Berau 2. Dinas Transmigrasi dan tenaga kerja
kab.Bulungan B. Instansi Pengawas
1) Pemerintah Kelurahan Tanjung Selor Ilir 2) Pemerintah Kecamatan Tanjung Selor
3. Dinas Transmigrasi dan tenaga kerja kab.Bulungan
C. Instansi Pelaporan
Dinas Transmigrasi dan tenaga kerja kab.Bulungan
III-10
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
dan peraturan yang berlaku yaitu UMK (Upah Minimum Kerja).
6) Mengikutsertakan tenaga kerja ke perlindungan program jaminan kesehatanbaik tetap maupun harian.
2. TAHAP KONSTRUKSI
A)Pembangunan Sarana dan Prasarana Peningkatan Daya - Limbah Padat
Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Peningkatan Daya
Timbulan Limbah Padat (Sampah)
Sampah sisa konstruksi 60 - 80 kg
1) Mengadakan dan menyiapkan tong sampah pada setiap ruangan/tempat yang menghasilkan limbah padat.
2) Membuang sampah pada bak
penampungan sampah sederhana, sebelum diangkut ke TPA Kab.
Bulungan 3) Mengadakan dan
menyiapkan gerobak dorong untuk mengangkut sampah dari lokasi tong sampah menuju bak penampungan sampah sementara.
4) Melakukan pemilahan sampah.
5) Menyediakan tong
1) Semua lokasi aktifitas yang menghasilkan limbah padat.
2) Lokasi penampungan sampah
dilaksanakan selama berlangsungnya Pembangu-nan sarana dan prasarana peningkatan daya
1) Metode Pengumpulan Data Melakukan pengamatan langsung dan pencatatan di lokasi Pembangunan mengenai timbunan sampah yang dihasilkan akibat aktifitas Pembangunan Saraana dan Prasarana Peningkatan Daya
2) Metode Analisis Data :
Data-data yang diperoleh, kemudian diolah secara tabulasi dan dianalisis
1) Semua lokasi aktifitas yang menghasil-kan limbah padat.
2) Lokasi penampu-ngan sampah
Dilakukan selama aktifitas Pembangunan sarana dan prasarana peningkatan daya berlangsung dengan frekuensi pemantauan sekali.
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas
Dinas Lingku-ngan Hidup Kab. Bulungan C. Instasnsi Pelaporan
Dinas Lingku-ngan Hidup Kab. Bulungan
III-11
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
sampah yang dibedakan menjadi 3 macam jenis samapah seperti sampah kering (Anorganik), sampah basah (organic) dan sampah plastik dan B3.
6) Tong sampah disarankan terbuat dari plastik sehingga mudah untuk dibersihkan 7) Memasang papan larangan membuang sampah di sembarang tempat dan perairan sekitarnya 8) Memasang papan
himbauan Pengelolaan limbah padat dengan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) dan larangan membakar sampah.
9) Untuk Penanganan sampah agar dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bulungan
secara deskriptif kuantitatif serta membandingkan antara sanitasi lingkungan sebelum dengan setelah adanya kegiatan.
III-12
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
B)Mobilisasi Mesin Pembangkit - Lalulintas Umum
munculnya gangguan terhadap lalulintas umum di sekitar lokasi proyek akibat mobilisasi mesin pembangkit
kegiatan keluar- masuknya kendaraan proyek pengangkut di lokasi proyek.
Gangguan lalulintas berlangsung selama 10 menit
1) Melakukan pengawalan saat kegiatan mobilisasi berlangsung.
2) Memasang rambu- rambu lalulintas sementara sesuai standar yang berlaku di lokasi jalan masuk lokasi proyek.
3) Menempatkan petugas khusus untuk mengatur lalulintas di sekitar jalan masuk lokasi proyek
4) Menyusun jadwal mobilisasi kendaraan pengangkut.
5) Melakukan mobilisasi pada waktu frekuensi lalulintas umum relatif rendah.
6) Pengaturan kecepatan kendaraan maksimal 20-40 km/jam terutama saat melintasi pemukiman penduduk.
7) Melakukan koordinasi dengan DisHub Kab.
Bulungan.
difokuskan pada daerah sekitar lokasi proyek serta di sepanjang jalan yang dilalui selama kegiatan mobilisasi berlangsung.
dilakukan selama kegiatan mobilisasi mesin pembangkit berlangsung.
1) Metode Pengumpulan Data : Melakukan pengamatan frekuensi terjadinya gangguan lalu lintas pada persimpangan jalan umum.
Pengamatan dilakukan pada saat dilakukan kegiatan mobilisasi.
2) Metode Analisis Data:
Data-data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data) dan dilakukan analisa komparasi.
difokuskan pada titik-titik persimpangan jalan umum dan di sepanjang jalan kegaiatan mobilisasi
dilakukan satu kali ketika kegiatan mobilisasi dilaksanakan.
A. Instansi pelaksana
1. PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas 1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan C. Instansi pelaporan
1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan
III-13
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
C) Pekerjaan Elektrikal - Limbah Padat
Pekerjaan Elektrikal
limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas Pekerjaan Elektrikal
Sampah sisa konstruksi berupa plasrik dan kardus pembungkus sekitar 10 – 15 kg.
1) Mengadakan dan menyiapkan tong sampah pada setiap ruangan/tempat yang mengahsilkan limbah padat.
2) Membuang sampah pada bak
penampungan sampah sederhana, sebelum diangkut ke TPA Kab. Bulungan 3) Mengadakan dan
menyipakan gerobak dorong untuk mengangkut sampah dari lokasi tong sampah menuju bak penampungan sampah sementara.
4) Melakukan pemilahan sampah.
5) Menyediakan tong sampah yang dibedakan menjadi 3 macam jenis samapah seperti sampah kering (Anorganik), sampah basah (organic) dan sampah plastik dan B3.
6) Tong sampah disarankan terbuat dari plasttik
1) Semua lokasi aktifitas yang menghasilkan limbah padat.
2) Lokasi penampungan sampah
dilaksanakan selama berlangsung-nya Pekerjaan Elektrikal
1) Metode Pengumpulan Data : Melakukan
pengamatan langsung dan pencatatan di lokasi Pekerjaan Elektrikal mengenai timbunan sampah yang dihasilkan akibat aktifitas Pekerjaan Elektrikal 2) Metode Analisis
Data : Data-data yang
diperoleh, kemudian diolah secara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif serta membanding- kan antara sanitasi lingkungan sebelum dengan setelah adanya kegiatan.
1) Semua lokasi aktifitas yang menghasil- kan limbah padat.
2) Lokasi penampu- ngan sampah
Dilakukan selama aktifitas Pekerjaan Elektrikal berlangsung dengan frekuensi pemantauan sekali.
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bulungan C. Instasnsi Pelaporan
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bulungan
III-14
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
sehingga mudah untuk dibersihkan 7) Memasang papan larangan membuang sampah di sembarang tempat dan perairan.
8) Memasang papan himbauan Pengelolaan limbah padat dengan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) dan larangan membakar sampah.
9) Untuk Penanganan sampah agar dikoordinasikan dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bulungan - Bahaya Kebakaran
munculnya gangguan terhadap bahaya kebakaran saat pekerjaan elektrikal
bahaya kebakaran saat pekerjaan elektrikal
Terjadinya kebakaran akibat pekerjaan elektrikal
1) mengadakan inspeksi pada daerah-daerah yang potensial terhadap bahaya kebakaran secara teratur dan berkelanjutan.
2) Menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan hydrant air pada lokasi yang potensi kebakaran 3) mengadakan
inspeksi dan pemeliharaan terhadap alat pemadam kenakaran
Di wilayah pekerjaan elektrikal terutama daerah-daerah yang potensial
dilakukan selama pekerjaan elektrikal berlangsungdan minimal 1 bulan sekali
1) Metode Pengumpulan Data : Melakukan pencatatan/tabul asi data mengenai frekuensi, intensitas dan penyebab kebakaran yang terjadi di sekitar lokasi jaringan pipa.
2) Metode Analisis Data :
Selanjutnya data tersebut
Di wilayah pekerjaan elektrikal terutama daerah- daerah yang potensial
dilakukan selama pekerjaan elektrikal berlangsungda n minimal 1 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas 1) DLH Kab. Bulungan 2) BPBD Kab. Bulungan C. Instansi Peloporan
1) DLH Kab. Bulungan 2) BPBD Kab. Bulungan
III-15
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
yang tersedia 4) mengadakan
pelatihan pemadaman kebakaran secara berkala 5) melakukan hosue
keeping dengan baik dan benar
6) membuat system kerja yang aman.
7) mengenali petunjuk bahaya dan mengikuti prosedur bila terjadi kebakaran.
8) Melakukan koordinasi dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab.
Bulungan
dianalisis dijadikan dasar pertimbangan dan rekomendasi dalam kegiatan upaya pengelolaan lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Pekerjaan
Elektrikal
Kecelakaan Kerja dari aktivitas Pekerjaan Elektrikal
Tidak terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan elektrikal.
1. mewajibkan pengguna
perlengkapan K3 saat melaksanakan pekerjaan
2. Menerapkan sistem manajemen K3 dilingkungan kerja 3. menyiapkan sarana penerangan yang cukup pada
pelaksanaan pekerjaan malam hari
4. mengasuransikan seluruh tenaga kerja kedalam program
PLTD Sei Buaya dan Lokasi pekerjaan
Selama kegiatan Elektrikal berlangsung
1) Metode Pengumpulan Data : Melakukan pencatatan/tabul asi data mengenai frekuensi, intensitas dan penyebab Kecelakaan yang terjadi di sekitar lokasi 2) Metode Analisis
Data :
Selanjutnya data
Di wilayah pekerjaan elektrikal terutama daerah- daerah yang potensial
dilakukan selama pekerjaan elektrikal berlangsungda n minimal 1 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas 3) DLH Kab. Bulungan 4) BPBD Kab. Bulungan D. Instansi Peloporan
3) DLH Kab. Bulungan 4) BPBD Kab. Bulungan
III-16
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
BPJS yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan 5. menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan tingkat pertama bekerja sama dengan rumah sakit atau puskesmas yang memudahan penggunanya.
tersebut dianalisis dijadikan dasar pertimbangan dan rekomendasi dalam kegiatan upaya pengelolaan lingkungan
3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI A. Pemutusan Hubungan kerja - Hilangnya Lapangan Pekerjaan Kegiatan
Pemutusan Hubungan kerja
Hilangnya lapangan pekerjaan karena pekerjaan konstruksi PLTD Sei Buaya telah selesai
Pemutusan tenaga kerja konstruksi sebanyak 8 0rang
1. Memberikan informasi kepada tenaga mengenai akan berakhirnya hubungan kerja 2. Membayar hak
tenaga kerja sesuai dengan mekanisme dan prosedur berdasarkan ketentuan kontrak kerja dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
PLTD Sei Buaya Pada saat tahap pasca konstruksi PLTD Sei Buaya
Pengumpulan Data : Melakukan pencatatan (kuisioner dan wawancara) secara langsung kepada pekerja dan masyarakat yang dengan adanya demobilisasi tenaga kerja.
Metoda Analisis Data :
Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan komparasi dengan melihat angka tingkat
Di pemukiman sekitar areal PLTD Sei Buaya
Saat kegiatan demobilisasi tenaga kerja dilaksanakan, dengan frekuensi pemantauan 1 (satu) kali.
A. Instansi Pelaksana
PT. PLN (Persero) Area Berau B. Instansi Pengawas
1. Dinas Transmigrasi dan tenaga kerja kab.Bulungan
2. Dishub Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
1. Dinas Transmigrasi dan tenaga kerja kab.Bulungan
2. Dishub Kab. Bulungan
III-17
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
pengangguran (penduduk angkatan kerja produktif yang belum bekerja) antara sebelum dengan sesudah adanya kegiatan kontruksi berakhir.
4. TAHAP OPERASI
A. Pengadaan dan Penimbunan Bahan Bakar - Lalulintas Umum
munculnya gangguan terhadap lalulintas umum di sekitar lokasi proyek akibat pengadaan dan penimbunan bahan bakar
kegiatan keluar- masuknya kendaraan proyek pengangkut di lokasi proyek.
Gangguan lalulintas berlangsung selama 10 menit
1) Memasang rambu- rambu lalulintas sesuai standar yang berlaku di lokasi jalan masuk lokasi proyek.
2) Menempatkan petugas khusus untuk mengatur lalulintas di sekitar jalan masuk lokasi proyek
3) Menyusun jadwal pengadaan dan penimbunan bahan bakar kendaraan pengangkut.
4) Melakukan pengadaan dan penimbunan bahan bakar pada waktu frekuensi lalulintas umum relatif rendah.
5) Pengaturan kecepatan kendaraan maksimal 20-40
difokuskan pada daerah sekitar lokasi proyek serta di sepanjang jalan yang dilalui selama kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar berlangsung.
dilakukan selama kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar berlangsung.
1) Metode Pengumpulan Data : Melakukan pengamatan frekuensi terjadinya gangguan lalu lintas pada persimpangan jalan umum.
Pengamatan dilakukan pada saat dilakukan kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar 2) Metode Analisis
Data:
Data-data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data) dan dilakukan analisa komparasi.
difokuskan pada titik-titik persimpangan jalan umum dan di sepanjang jalan kegaiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
dilakukan setiap 1 bulan sekali ketika kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar dilaksanakan.
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instansi Pengawas 1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan
III-18
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
km/jam terutama saat melintasi pemukiman penduduk.
6) Melakukan koordinasi dengan DisHub Kab.
Bulungan.
- Peningkatan Debu Kegiatan
pengadaan dan penimbunan bahan bakar
penurunan kualitas udara berupa peningkatan debu akibat kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
Tidak melebihi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 230 ug/Nm3
1) Mewajibkan penggunaan kaca mata anti debu dan masker sewaktu pelaksanakan pekerjaan di lokasi yang banyak menghasilkan debu.
2) Pengaturan kecepatan kendaraan maksimal 20-40 km/jam terutama saat melintasi pemukiman penduduk.
3) Melakukan mobilisasi pada waktu frekuensi lalulintas umum relatif rendah 4) Melakukan
penyiraman jalan secara berkala untuk menggurangi debu terutama saat kemarau
difokuskan pada daerah sekitar lokasi proyek serta di sepanjang jalan yang dilalui selama kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar berlangsung.
dilakukan selama kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar berlangsung.
1) Metode Pengumpulan Data :
a.Pengukuran kadar debu diukur menggunakan dust sampler dengan satuan g/m3. b.Untuk
menggambar-kan penyebaran dampak perlu dilakukan pemantauan pada beberapa lokasi.
Sebagai data penunjang untuk pendugaan penyebaran dampak, dilakukan pengukuran kecepatan angin saat
menggunakan hand anemometer dengan satuan m/detik, dan arah angin
menggunakan win
Dilokasi jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut
dilakukan pada saat kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar dilaksanakan.
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instansi Pengawas 1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
1) DLH Kab. Bulungan 2) DisHub Kab. Bulungan
III-19
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
vane pada ketinggian 2 m bersamaan dengan
pengukuran debu.
2) Metode Analisis Data:
Hasil pengukuran debu ditabulasikan dan mengacu pada baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999yaitu 0.23 mg/m3. - Limbah Cair
Kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
limbah cair (ceceran solar) yang dihasilkan dari
kegiatanKegiat an pengadaan dan penimbunan bahan bakar
pH 7,4 M/L 0,02 mg/l TOC 2 mg/l
1) Melakukan Unloading BBM (Solar) sesuai dengan SOP agar tidak ada BBM yang tercecer/tumpah 2) Membuat oil trap
untuk melokalisir ceceran oli bekas/ceceran solar.
Minyak, air ataupun oli akan terpisah berdasarkan perbedan berat jenis.
Selanjutnya minyak atau oli yang terperangkap ditampung ke dalam drum (tong) dan selanjutnya di
1) Pada lokasi Unloading BBM (Solar) 2) Oil Trap
dilakukan selama Kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
1) Metode Pengumpulan Data : melakukan pengamatan ceceran solar
&sampling secara langsung di lapangan pada titik-titik pemantauan yang telah ditetapkan.
2) Metode Analisis Data :
Parameterkualita s air tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya
1) di lokasi Unloading BBM (solar) 2) di Lokasi Oil
Trap
selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 1 bulan sekali
i. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
ii. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan iii. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-20
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
serahkan kepada pihak pengelola minyak pelumas bekas yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
dibandingkan dengan baku mutu kualitas air limbah Permen LH No. 8 Tahun 2009 tentang Bakumutu Air Limbah bagi usaha dan/atau kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal - Kualitas Air Permukaan
limbah cair dari adanya kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar yang menyebabkan penurunan terhadap kualitas permukaan.
penurunan kualitas air permukaan akibat ceceran solar.
pH 7,4 M/L 0,02 mg/l TOC 2 mg/l
1) Melakukan Unloading BBM (Solar) sesuai dengan SOP agar tidak ada BBM yang tercecer/tumpah 2) Menampung
minyak/solar&oli bekas pada tempat khusus (pump) dan meletakkannya pada tempat yang aman 3) Menyerahkan
minyak & oli bekas kepada pihak pengelola yang mendapat izin khusus
4) Membuat oil trap untuk melokalisir ceceran solar/ oli bekas. Minyak, air ataupun oli akan terpisah berdasarkan perbedan berat jenis.
Selanjutnya minyak
1) Lokasi Unloading BBM (Solar) 2) Oil Trap
dilaksanakan selama berlangsung-nya kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
1) Metode Pengumpulan Data : melakukan sampling secara langsung di lapangan pada titik-titik pemantauan yang telah ditetapkan.
2) Metode Analisis Data :
parameter kualitas air tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu kualitas air pp No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan
lokasi pada saluran draenase
selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 6 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-21
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
atau oli yang terperangkap ditampung ke dalam drum (tong) dan selanjutnya di serahkan kepada pihak pengelola minyak pelumas bekas yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
pengendalian pencemaran air
- Timbulnya Limbah B3 Kegiatan
pengadaan dan penimbunan bahan bakar
Timbulnya Limbah B3
Berupa ceceran oli dan serbuk gergaji diama volume yang ditimbulkan bergantung pada volume ceceran yang terjadi.
1) Melakukan Unloading BBM (Solar) sesuai dengan SOP agar tidak ada BBM yang tercecer/tumpah 2) Membuat oil trap
untuk melokalisir ceceran oli bekas/ceceran solar.
Minyak, air ataupun oli akan terpisah berdasarkan perbedan berat jenis.
Selanjutnya minyak atau oli yang terperangkap ditampung ke dalam drum (tong) dan selanjutnya di serahkan kepada pihak pengelola minyak pelumas bekas yang telah mendapatkan izin dari Kementerian
1) Lokasi Unloading BBM (Solar) 2) Oil Trap
dilaksanakan selama berlangsung-nya kegiatan pengadaan dan penimbunan bahan bakar
1) Metode Pengumpulan Data : melakukan pengamatan ceceran solar
&sampling secara langsung di lapangan pada titik-titik pemantauan yang telah ditetapkan.
2) Metode Analisis Data :
Parameterkualita s air tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu kualitas air limbah Permen LH No. 8 Tahun 2009 tentang
1) di lokasi Unloading BBM (solar) 2) di Lokasi Oil
Trap
selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 1 bulan sekali
i. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
ii. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan iii. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-22
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3) Ceceran yang terjadi ditanggulangi dengan menggunakan serbuk gergaji dan kemudian serbuk gergaji yang telah digunakan menanggulangi ceceran disimpan di TPS LB3.
4) Apabila terjadi ceceran ditanah maka tanah tersebut akan disimpan di tps LB3 karena tanah tersebut tergolong limbah B3.
5) Untuk menghidari kebocoran pada tanki maka dibuatkan bundwall pada tangki dengan spesifikasi tanggi 1/3 dari tinggi tangki yang digunakan dengan jarak 1,6 dari tangki
Bakumutu Air Limbah bagi usaha dan/atau kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal
B. Operasional Kantor -Munculnya Limbah Cair Domestik
Kegiatan operasional kantor (MCK dan sanitasi)
Penurunan kualitas air permukaan akibat masuknya air limbah domestik ke
Kualitas limbah cair domestik tidak melampaui bakumutu berdasarkan Per. Men. LHK
1. Memaksimalkan kinerja septic tank limbah cair domestik 2. Membersihkan
endapan sedimen secara rutin dengan menggunakan jasa
Di areal kantor bak septic tank PLTD Sei Buaya
Pengelolaan dampak lingkungan hidup terhadap kualitas air permukaan dilaksanakan
Pengumpulan Data : Pemantauan dilakukan dengan cara melakukan pengambilan sampel air secara
Lokasi pemantauan adalah saluran outlet septic tank kantor PLTD Sei Buaya
Pemantauan dampak lingkungan hidup terhadap penurunan kualitas air permukan
A. Instansi Pelaksana
PT. PLN (Persero) Area Berau B. Instansi Pengawas
DLH Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-23
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
badan perairan di sekitar lokasi proyek
No.
P.68/Menlhk/Se tjen/Kum.1/8/20 16 Tentang baku mutu air limbah domestik bagi kantor dan industri, yaitu:
pH = 6-9, BOD5 ≤ 30 mg/l, COD ≤ 100 mg/l, TSS
≤ 30 mg/l, minyak &
lemak ≤ 5 mg/l, amoniak ≤ 10 mg/l, total coliform ≤ 3000/100ml dengan debit ≤ 100 liter/ orang/
hari
sedot tinja.
3. Merawat dan memelihara pipa- pipa penyalur limbah cair
4. Sebelum air dilepaskan ke perairan bebas dilakukan pengujian terlebih dahulu dan disesuaikan dengan baku mutu lingkungan.
5. Memasang flow- meter agar dapat mengukur banyaknya air buangan di badan perairan sekitar.
selama kegiatan operasiomal kantor PLTD Sei Buaya
berlangsung
langsung dilapangan pada titik-titik pemantauan yang telah ditetapkan.
Kemudian masing-masing parameter kualitas air tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu kualitas air limbah domestik.
Metode Analisis Data:
Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan kriteria mutu air limbah domestik berdasarkan Per.
Men. LHK No.P.68/Menlhk/S etjen/Kum.1/8/201 6 Tentang baku mutu air limbah domestik bagi kantor dan industri, yaitu: pH
= 6-9, BOD5 ≤ 30 mg/l, COD ≤ 100 mg/l, TSS ≤ 30 mg/l, minyak &
lemak ≤ 5 mg/l, amoniak ≤ 10 mg/l, total
dilaksanakan dengan periode pemantauan setiap 1 (satu) bulan sekali
III-24
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
coliform ≤ 3000/100ml dengan debit ≤ 100 l/orang/hari C. Pengoperasian Mesin Pembangkit
- Bahaya Kebakaran Pengopeasian
Mesin Pembangkit
Arus Pendek yeng memicu percikan api yang menyulut kebakaran.
Terjadinya bahaya kebakaran di lingkungan proyek.
1) Memperbanyak jumlah sekring pengaman untuk memperkecil ruang yang terkena dampak.
2) Menyediakan APAR (alat pemadam api ringan) dan hidrant air di sekitar daerah yang dianggap rawan konsleting dan kebakaran.
3) Melakukan penggantian komponen elektrik secara periodik sesuai dengan umur teknisnya.
4) Prosedur penanganan kedaruratan : b. Setiap org yang
mengetahui tanda darurat segera membunyikan alarm terdekat, dan atau
melaporkannya kepada tim P2K3 c. Tim P2K3
Pada ruangan pengoperasian mesin pembangkit PLTD
dilakukan selama Pengopera-sian Mesin Pembangkit berlangsung
1) Metode Pengumpulan Data : melakukan monitoring dan tabulasi data mengenai frekuensi, intensitas dan penyebab terjadinya kebakaran di PLTD 2) Metode Analisis
Data: Data-data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data) dan dilakukan analisa komparasi.
di dalam tapak proyek PLTD terutama di dekat mesin pembangkit.
secara priodik selama beroperasinya PLTD dengan frekuensi pemantauan setiap 3-6 bulan sekali
i. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
ii. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan iii. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-25
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
berkoordinasi dengan pihak terkait memeriksa lokasi darurat d. Tim P2K3 menilai
kedadruratan Jika tidak berbahaya dan cukup memungkinkan, P2K3 dapat melaksanakn tindakan penanggulangan kedaruratan sendiri e. Jika kondisi tidak
biasdiatasi sendiri, Tim P2K3 membunyikan alarm kebakaran dan menghubungi petugas terkait (BPBK/ petugas keamanan setempat) 5) Prosedur evakuasi
kedaruratan:
a. Bila terdengar bunyi sirine panjang bergelombang (tanda darurat) atau diumumkan melalui paging/telepon b. Satpam
mengamankan lokasi sentral evakuasi c. Tim yang ditunjuk
sebagai pelaksana
III-26
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
evakuasi segera mempersiap-kan peralatan dan membawa ke tempat dimana dibutuhkan d. Semua pegawai/
karyawan segera meninggalkan tempat kerja dan menuju tempat evakuasi.
e. Petugas evakuasi segera
mengamankan semua barang berharga, dokumen penting dan orang.
f. Sambil menunggu pemberitahuan selanjutnya semua pegawai/karyawan tidak boleh meninggalkan lokasi evakuasi g. Jika terdapat
korban maka dilakukan penangananmedis dan untuk memperoleh penanganan lebih lanjut dibawa ke rumah sakit/
puskesmas terdekat.
- Kebisingan Sumber
dampak terhadap
Dampak lingkungan hidup terhadap
Besaran dampak terhadap
1) Melengkapi pekerja, khususnya yang menangani kegiatan
Pada ruangan pengoperasian mesin pembangkit PLTD
dilakukan selama Pengoperasian Mesin
1) Metode Pengumpulan Data:
di dalam tapak proyek terutama di dekat mesin
setiap enam bulan sekali selama
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
III-27
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
kebisingan adalah suara bising yang muncul dari kegiatan Pengopera-sian Mesin Pembangkit
kebisingan yang terjadi akibat kegiatan Pengopera-sian Mesin Pembangkit adalah terjadinya peningkatan kebisingan lingkungan sekitar lokasi proyek.
kebisingan lingkungan berdasarkan SK-MENLH No. Kep- 48/MENLH/19 96 Tentang Baku Tingkat Kebisingan Di Lingkungan Kerja Sebesar 70 dB, di Lingkungan Pemukiman Sebesar 55 dB diprakirakan dapat melebihi baku tingkat kebisingan.
tersebut di atas dengan ear plug atau peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lainnya 2) Pada tiap Cerobong/
mesin diletakkan filter/peredam yang berfungsi untuk meminimalisirkan pencemaran udara dan kebisingan.
3) Mesin pembangkit ditempatkan dalam ruangan kedap suara seperti Ruang Genset Beton atau Container.
Pembangkit berlangsung
melakukan pengambilan sampel udara dengan menggunakan peralatan sampling kebisingan (sound level meter).
2) Metode Analisis Data: Data hasil sampling dilakukan analisis.
Selanjutnya data tersebut di bandingkan dengan baku mutu kebisingan (Mengacu SK Men-LH No.
Kep-
48/MENLH/1996)
pembangkit, lingkungan kantor PLTD, pemukiman terdekat dan jalan raya di sekitar PLTD
beroperasinya PLTD
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi pelaporan
DLH Kab. Bulungan
- Penurunan Kualitas Udara Akibat Emisi Gas Buang akibat emisi gas
buangan dari Pengopera-sian Mesin Pembangkit
terjadinya penurunan kualitas udara ambien dan peningkatan emisi gas buangan.
Ambient:
SO2 22.3 µg /m3 NOx 25.13 µg /m3
CO 1581.2 µg /m3
Debu 70.4 µg/m3 Emisi:
SO2 5 mg/m3 NOx 900 mg/m3 CO 11 mg/m3 Opasitas 15%
Partikulat 30
1) Melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dan bagian- bagiannya secara berkala.
2) Mempertinggi kerapatan vegetasi di sekitar mesin pembangkit dengan tanaman bertajuk tinggi dan rapat.
3) Cerobong asap mesin pembangkit harus mengarah
Disekitar areal ruangan
pengoperasian mesin pembangkit dan Disekitar areal cerobong mesin pembangkit
selama pengoperasian mesin pembangkit.
1) Metode Pengumpulan Data:
melakukan pengukuran emisi gas buangan dari cerobong asap mesin pembangkit PLTD meliputi parameter NOx,Sox, Partikulat, Opasitas, dan
1) pada cerobong asap mesin pembangkit PLTD.
2) Lokasi Pemukiman Sekitar
setiap enam bulan sekali selama kegiatan beroperasi PLTD
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instasi pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-28
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
mg/m3 keatas dengan
ketinggian minimal 3,5 meter dari permukaan tanah 4) Pada tiap Cerobong/
mesin diletakkan filter/peredam yang berfungsi untuk meminimalisirkan pencemaran udara dan kebisingan
CO dan Pengukuran Kualitas Udara Ambien sekitar secara periodik meliputi parameter NOx,Sox, Debu, dan CO 2) Metode Analisis
Data:
Data hasil sampling dilakukan analisis.
Selanjutnya data tersebut di bandingkan dengan baku mutu Kualitas Udara Ambien (Mengacu PP RI No. 41 Tahun 1999) & Emisi Sumber Tidak Bergerak (PerMen LH No 21 Tahun 2008 Lamp. IV A) - Gangguan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pengoperasian pembangkit di lokasi studi
Penurunan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pengopera-sian pembangkit
Tidak ada gangguan kesehatan masyarakat
1) Melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin dan bagian- bagiannya secara berkala.
2) Mempertinggi kerapatan vegetasi di sekitar mesin pembangkit dengan
Disekitar areal ruangan
pengoperasian mesin pembangkit
selama pengoperasian mesin pembangkit.
1) Metode Pengumpulan Data:
berkoordinasi dengan puskesmas setempat terkait angka kesehatan masayarakat setempat
1) Areal mesin pembangkit 2) Kantor
pelayanan PLTD 3) Perumahan/pe
mukiman terdekat.
selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 6 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-29
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
tanaman bertajuk tinggi dan rapat.
3) Cerobong asap mesin pembangkit harus mengarah keatas dengan ketinggian minimal 12 meter dari permukaan tanah 4) Pada tiap Cerobong/
mesin diletakkan filter/peredam yang berfungsi untuk meminimalisirkan pencemaran udara dan kebisingan 5) Membuat septic
tank/penampung limbah cair 6) Memasang pipa
penyalur limbah cair dari septic tank/penampung limbah cair ke unit IPAL
7) Mengoperasikan unit IPAL secara optimal sesuai SOP
2) Metode Analisis Data: data yang telah terkumpul dilakukan pencatatan dan tabulasi silang.
D. Pemeliharaan Pembangkit - Kualitas Air Permukaan
limbah cair dari adanya Aktifitas Pemeliharaan yang menyebabkan penurunan terhadap kualitas
penurunan kualitas air permukaan akibat limbah cair.
pH 7,4 M/L 0,02 mg/l TOC 2 mg/l
1) Menampung minyak
&oli bekas pada tempat khusus (pump) dan meletakkannya pada tempat yang aman 2) Menyerahkan
minyak & oli bekas kepada pihak
Oil Trap dilaksanakan
selama berlangsung-nya kegiatan pemeliharaan pembangkit
1) Metode Pengumpulan Data:
melakukan sampling secara langsung di lapangan pada titik-titik
lokasi pada saluran draenase
selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 6 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau melalui kontraktor terpilih.
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-30
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
permukaan. pengelola yang
mendapat izin khusus
3) Membuat oil trap untuk melokalisir ceceran oli bekas.
Minyak, air ataupun oli akan terpisah berdasarkan perbedan berat jenis.
Selanjutnya minyak atau oli yang terperangkap ditampung ke dalam drum (tong) dan selanjutnya di serahkan kepada pihak pengelola minyak pelumas bekas yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
pemantauan yang telah ditetapkan.
2) Metode Analisis Data:
Kemudian masing-masing sampelkualitas air tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu kualitas air permukaan pp No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
- Limbah Cair Kegiatan
Pemeliharaan Pembangkit di lokasi proyek
limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatanPemeli haraan Pembangkit di lokasi proyek.
pH 7,4 M/L 0,02 mg/l TOC 2 mg/l
1) Menampung oli bekas pada tempat khusus (pump) dan meletakkannya pada tempat yang aman 2) Menyerahkan
minyak pelumas bekas kepada pihak pengelola yang mendapat izin khusus Membuat oil trap untuk melokalisir ceceran oli bekas.
Minyak, air ataupun
1) Pada lokasi pemeliharaan pembangkit PLTD Sei Buaya 2) Oil Trap
dilakukan selama kegiatan Pemeliharaan Pembangkitberla ngsung.
1) Metode Pengumpulan Data:
melakukan sampling secara langsung di lapangan pada titik-titik pemantauan yang telah ditetapkan.
2) Metode Analisis Data:
Kemudian masing-masing
Oil Trap ,Outlet selama beroperasi PLTD dengan periode pemantauan 1 bulan sekali
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi Pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-31
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
oli akan terpisah berdasarkan perbedan berat jenis.
Selanjutnya minyak atau oli yang terperangkap ditampung ke dalam drum (tong) dan selanjutnya di serahkan kepada pihak pengelola minyak pelumas bekas yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
sampel air limbah tersebut dianalisis di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu kualitas air limbah
- Limbah B3 Pemeliharaan Pembangkit
limbah B3 yang dihasilkan dari pemeliharaan pembangkit.
Timbulan Limbah B3 seperti komponen mesin bekas, majun,
baterai/aki bekas, lampu bekas, dan lain-lain
1) Mengumpulkan komponen- komponen mesin bekas dan kotoran kerak pada lokasi penampungan khusus/ TPS LB3.
2) Mengangkut dan mengeluarkan sisa material (sampah) keluar lingkungan proyek.
3) limbah padat yang digolongkan termasuk limbah B3 akan dikumpulkan tersendiri dalam suatu wadah yang
1) Semua lokasi aktifitas yang menghasilkan limbah.
2) Lokasi penampungan sampah (TPS)
dilaksanakan selama berlangsung-nya pemeliharaan Pembangkit di PLTD.
1) Metode Pengumpulan Data:
melakukan pencatatan dan tabulasi data limbah B3 yang dihasilkan, dan mendokumen- tasikan lembar manifest LB3 2) Metode
Analisis Data:
Kemudian dilakukan analisis data secara deskriptif dan selanjutnya
pada lokasi PLTD dan TPS LB3
selama beroperasinya PLTD dengan periode pemantauan setiap dilaksanakan- nya pemeliharaan pembangkit
A. Instansi Pelaksana
PT PLN (Persero) Area Berau.
B. Instansi Pengawas DLH Kab. Bulungan C. Instansi pelaporan
DLH Kab. Bulungan
III-32
Hidup Hidup Hidup Hidup Hidup
selanjutnya akan diserahkan kepada pihak ke-3yang memiliki izin khusus untuk mengelolanya.
dijadikan dasar pertimbangan dalam upaya pengelolaan lingkungan