• Tidak ada hasil yang ditemukan

DPLH SUMUR POMPA DALAM KUWON

N/A
N/A
mohamad anwar

Academic year: 2024

Membagikan "DPLH SUMUR POMPA DALAM KUWON"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Ke-Hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak keleluasaan kepada hambanya untuk berfikir, bertindak dalam mengisi dan memaknai kehidupan. Berkat Taufiq, Hidayah dan Inayah- Nya, kami mampu menjalankan amanah dan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup khususnya untuk masyarakat di wilayah Kecamatan Karas dan sekitarnya dalam lingkup administrasi Kabupaten Magetan. Dengan terselesaikannya penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Penyediaan Air Baku Sumur Pompa Dalam Kuwon di Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

Dokumen ini merupakan memuat deskirpsi usaha dan atau kegiatan yang berjalan, aktivitas kegiatan operasional penyediaan air baku untuk pelayanan air bersih di wilayah layanan, dampak lingkungan yang telah terjadi dan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang telah dan akan dilkaukan dengan megnacu pada perkembangan regulasi yang ditetapkan. Melalui penyusunan DPLH Penyediaan Air Baku Sumur Pompa Dalam Kuwon ini disajikan arahan pengelolaan dan pemantauan serta penanganan dan tindakan terhadap setiap perubahan kualitas lingkungan hidup dari dampak terjadi tahap operasional Penyediaan Air Baku Sumur Pompa Dalam Kuwon, termasuk komitmen penanggungjawab usaha dan /atau kegiatan dalam mengelola sumber daya air dan lingkungan hidup di lokasi tapak kegiatan.

Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan materi dan kajian dokumen ini.

Magetan, Juli 2024 Yang Menyatakan Perumdam Lawu Tirta

Kabupaten Magetan

Ir. H. M. CHOIRUL ANAM

Direktur Utama

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN ii

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR...vi BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang...I-1 1.2.Identitas pemrakarsa ...I-2 1.3.Maksud dan tujuan penyusunan DPLH ...I-2

1.3.1...Maksud ...I-2 1.3.2...Tujuna

...I-3 1.4.Manfaat penyusunan DPLH...I-3 1.5.Dasar hukum...I-4 1.6.Keluaran...I-5 BAB II USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN

2.1.Gambaran umum wilayah...II-1 2.1.1...Kondisi

geografi...II-1 2.1.2...Kondisi

topografi...II-3 2.1.3...Kondisi

geologi...II-5 2.1.4...Kondisi

klimatologi...II-7 2.1.5...Kondisi

demografi...II-9 2.2.Nama Usaha dan/atau Kegiatan...II-9 2.3.Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan...II-9 2.4.Kesesuaian Usaha dan/atau Kegiatan dengan tata ruangII-12 2.5.Mulai Beroperasi...II-14

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN ii

(3)

2.6.Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan...II-14 2.7.Informasi Usaha dan/atau Kegiatan dan kondisi lingkungan di

sekitar...II-22 2.8.Usaha dan atau Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran Dampak Lingkungan Hidup yang telah terjadi. . .II-23 2.9.Uraian mengenai komponen Usaha dan/atau Kegiatan yang

telah

berjalan dan Dampak Lingkungan Hidup yang ditimbulkan II- 34

BAB III DAMPAK YANG DITIMBULKAN, STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Dampak Yang Dapat Ditimbulkan, Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Standar Pemantauan Lingkungan Hidup

...

IV-1

BAB IV

...

PENUTUP...V-1 SURAT PERNYATAAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN iii

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Luas daerah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Karas

Tahun 2022... II-1 Tabel 2.2. Pengamatan unsur iklim menurut bulan di stasiun Karas

Tahun 2022... II-7 Tabel 2.3. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut desa/

kelurahan di Kecamatan Karas Tahun 2022... II-8

Tabel 2.4. Sepesifikasi Teknis Pompa Sumur Pompa Kuwon II-14 Tabel 2.5. Kriteria pipa transmisi... II-17

Tabel 2.6. Kriteria pipa distribusi... II-18 Tabel 2.7. Cakupan daerah layanan... II-20 Tabel 2.8. Tenaga Kerja Operasional... II-21 Tabel 2.9. Hasil Uji Kualitas Air... II-34 Tabel 2.10. Matriks Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Operasional

Sumur Pompa Desa Kuwon... II-35 Tabel 2.11. Matrik Sumber, Jenis dan Besaran Dampak Lingkungan Yang

Ditimbulkan Operasional Sumur Pompa Desa Kuwon II-36 Tabel 3.1. Matriks Dampak Lingkungan Yang Dapat Ditimbulkan,

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Standar Pemantauan Lingkungan Hidup Sumur Pompa Dalam Desa

Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan... IV-2

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN iv

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta administrasi Kecamatan Karas... II-2 Gambar 2.2. Peta topografi Kabupaten Magetan... II-4 Gambar 2.3. Peta geologi Kecamatan Karas... II-6 Gambar 2.4. Peta curah hujan Kecamatan Karas... II-8 Gambar 2.5. Peta Lokasi Sumur Pompa Desa Kuwon... II-11 Gambar 2.6. Peta pola ruang sumur pompa Desa Kuwon... II-13 Gambar 2.7. Pompa Submersible (Franklin)... II-15 Gambar 2.8. Well Logging Sumur Pompa Kuwon Karas ... II-13 Gambar 2.9. Reservoir Sumur Pompa Desa Kuwon... II-16 Gambar 2.10. Peta jaringan penyediaan air baku sumur pompa Desa

Kuwon... II-19 Gambar 2.11. Lokasi Sumur Bor Kecamatan Karas... II-21 Gambar 2.12. Kegiatan pertanian/perkebunan sekitar lokasi kegiatanII-22 Gambar 2.13. Kantor Kepolisian Sektor Karas... II-22 Gambar 2.14. Permukiman Penduduk Desa Kuwon... II-23

Gambar 2.15. Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) di Desa Kuwon II-24

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN v

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang digunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat mengganggu ekosistem yang ada. Air merupakan sarana pendukung berbagai aktivitas. Dalam kegiatan rumah tangga, air dimanfaatkan untuk minum, mencuci, mandi dan kaskus.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 Ayat (2) bahwa

“Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”.

Sedangkan Ayat (3) menyatakan, “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Air menjadi hak konstritusi setiap warga Negara. Karenanya Negara berkewajiban hadir dalam hal penyediaan air bersih yang layak bagi setiap warga Negara tidak terkecuali.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Magetan, memberikan konsekuensi semakin meningkatnya kebutuhan terhadap air baku secara signifikan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan layanan penyediaan air baku baik secara jumlah maupun mutu.

Penyediaan air baku dihadapkan pada rendahnya daya dukung sumber daya alam oleh perubahan iklim yang semakin global, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi sumber air dan pemanfaatan sumber air secara optimal.

Mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bagian kedelapan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup dan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 86, penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang telah melaksanakan Usaha dan/atau Kegiatan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini memenuhi

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-vi

(7)

kriteria : a. tidak memiliki dokumen Lingkungan Hidup atau dokumen Lingkungan Hidupnya tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. lokasi Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang, wajib menyusun DELH atau DPLH. Merujuk pada ketentuan tersebut, maka kegiatan sumur bor Kecamatan Karas diwajibkan Menyusun dokumen pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Kemudian mengacu pada Pasal 57, bahwa setiap pengajuan dokumen lingkungan wajib dilengkapi dengan persetujuan teknis. Namun karena kegiatan sumur bor Kecamatan Karas ini merupakan usaha yang teridentifikasi sebagai usaha dengan tingkat resiko menengah rendah dengan minimnya limbah yang dihasilkan, maka dalam hal ini sumur bor Kecamatan Karas tidak dilengkapi dengan dokumen persetujuan teknis, baik pemenuhan baku mutu air limbah, pemenuhan baku mutu emisi maupun pengelolaan limbah B3. Namun dalam pelaksanaannya pengelolaan masing-masing limbah harus tetap dilakukan dan dikaji dalam dokumen ini.

Melalui penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Penyediaan Air Baku Sumur Bor Kecamatan Karas ini Perumdam Lawu Tirta Kabupaten Magetan berkomitmen untuk melakukan upaya sinergis yang diharapkan dapat memberikan hasil yang komprehensif dan memuaskan, baik dari aspek kelayakan teknis, ekonomis, sosial, maupun lingkungan. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi arahan dalam pengelolaan dan pemantauan terhadap kualitas lingkungan hidup operasional sumur bor Kecamatan Karas. Penyediaan Air Baku Sumur Bor Kecamatan Karas ini menjadi begitu penting diwujudkan mengingat persoalan air bersih sampai dengan saat ini masih menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Kecamatan Karas dan sekitarnya Dengan kegiatan penyediaan air baku ini diharapkan dapat mewujudkan akses air bersih yang layak dan terus berkelanjutan serta berkesinambungan.

1.2. Identitas pemrakarsa

a. Nama pemrakarsa : PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN b. Nama Usaha dan/atau

Kegiatan

: Penyediaan Sumur Pompa Dalam Desa Kuwon

c. Alamat Usaha dan/atau Kegiatan

: Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

d. Nama penanggungjawab : Ir. H. M. CHOIRUL ANAM

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-vii

(8)

e. Jabatan penanggungjawab : Direktur Utama

f. Alamat kantor : Jalan Tripandita 5 Kelurahan Sukowinangun Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan

g. No. Telp/Fax : 082132642029

h. e-mail : [email protected]

i. Bidang usaha : 36001-Penampungan

Penjernihan dan Penyaluran Air Minum

j. Titik koordinat : 7°34'35.9" LS dan 111°22'39.2"

BT

k. Luas lahan : 550 m²

1.3. Maksud dan tujuan penyusunan DPLH 1.3.1.Maksud

Penyusunan dokumen pengelolaan Lingkungan Hidup Penyediaan Sumur Bor Kecamatan Karas dimaksudkan sebagai evaluasi penyelenggaraan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terhadap aktifitas beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas. Dokumen ini juga menjadi acuan dalam pengelolaan dan pemantauan kualitas lingkungan serta daya dukungnya terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal yang berpotensi memberikan perubahan kualitas dan daya dukung lingkungan di dalam maupun di sekitar sumur bor Kecamatan Karas.

1.3.2.Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dengan tersusunnya dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH) adalah sebagai berikut : 1. Tersusunnya dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH)

guna memenuhi persyaratan kelengkapan administrasi beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas;

2. Menyajikan gambaran mengenai beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas;

3. Memberikan informasi mengenai upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan dari dampak kegiatan dan aktifitas beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas;

4. Menyajikan gambaran mengenai dampak yang terjadi dan menimbulkan perubahan mutu dan kualitas lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung;

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-viii

(9)

5. Kepedulian dan komitmen pihak penanggung jawab kegiatan yang berwawasan lingkungan;

6. Memberikan deskripsi tentang upaya pemantauan lingkungan serta bertanggung jawab atas biaya yang harus dikeluarkan dalam pemantauan baik secara rutin dan periodik tahap operasional.

1.4. Manfaat penyusunan DPLH

Manfaat yang diharapkan dari tersusunnya dokumen pengelolaan lingkungan hidup (DPLH) sumur bor Kecamatan Karas :

A. Bagi penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan

1. Merupakan wujud komitmen penanggung jawab dalam turut andil untuk mempertahankan, mengendalikan dan melestarikan lingkungan hidup dari dampak kegiatan yang telah, sedang dan akan berjalan;

2. Sebagai pedoman dan rujukan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pengelolaan dan pemantauan terhadap setiap potensi dampak yang mungkin terjadi serta upaya alternatif penanganannya;

3. Media sosialisasi aktifitas beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas.

B. Bagi pemerintah

1. Sebagai dasar pertimbangan diterbitkannya persetujuan lingkungan bagi aktifitas sumur bor Kecamatan Karas;

2. Memahami deskripsi mengenai upaya pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan terhadap dampak yang dimungkinkan terjadi serta upaya mitigasi yang akan dijalankan pada aktifitas sumur bor Kecamatan Karas;

3. Dasar penilaian indikator kepatuhan bagi pihak dunia usaha/industry dan pelayanan lainnya terhadap penerapan kebijakan pemerintah di dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup;

4. Bahan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup beroperasinya sumur bor Kecamatan Karas.

C. Bagi Masyarakat

1. Media sosialisasi dan meningkatkan pemahaman terhadap kewajiban badan usaha dalam mematuhi aspek kelayakan lingkungan dalam setiap aktifitas yang akan dilakukan;

2. Menilai komitmen dan kerdibilitas badan usaha terhadap penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup.

1.5. Dasar hukum

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-ix

(10)

Penyusunan DPLH Penyediaan Air Baku Sumur Bor Kecamatan Karas ini mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku baik di bidang sumber daya air maupun lingkungan hidup. Landasan hukum yang memayungi meliputi :

A. Undang-Undang

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.

B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

C. Peraturan Menteri

1. Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 1451/

K/10/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah;

2. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 15 Tahun 2012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah;

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01/PRT/M/2016 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan Sumber Daya Air dan Penggunaan Sumber Daya Air;

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Llingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan.

D.Peraturan Daerah

1. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magetan

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-x

(11)

1.6. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen lingkungan hidup dalam bentuk DPLH Penyediaan Air Baku Sumur Bor Kecamatan Karas, yang diharapkan menjadi dasar dan arahan bagi Perumda Air Minum Tirta Lawu didalam upaya pelaksanaan kegiatan pengendalian, pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada operasional sumur bor Kecamatan Karas.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN I-xi

(12)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

BAB II

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN

1.7. Gambaran umum wilayah 2.1.1.Kondisi geografi

Kecamatan Karas merupakan kecamatan dengan ketinggian ± 74 sampai dengan 195 meter diatas permukaan laut. Luas Wilayah 35,29 km2 (berdasarkan Evaluasi Penggunaan Tanah/EPT dalam rangka pelaksanaan Sensus Pertanian 1993). Wilayah administrasi Kecamatan Karas terdiri dari 11 desa. Desa/kelurahan yang memiliki wilayah administrative paling luas adalah Desa Temboro dengan luas wilayah 6,11 km² atau (17,32%) dan desa/kelurahan yang memiliki wilayah paling kecil yakni Desa Geplak dengan luas wilayah 0,98 km² atau (2,78%). Adapun, sebaran secara rinci luas wilayah Kecamatan Parang dapat dilihat pada table berikut.

Table 2.1. Luas daerah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Karas Tahun 2022

No. Desa/Kelurahan Luas Total

Area (km²) Prosentase

1. Botok 3,12 8,84%

2. Ginuk 5,3 15,02%

3. Taji 3,67 10,40%

4. Temboro 6,11 17,32%

5. Temenggungan 2,03 5,75%

6. Jungke 1,37 3,88%

7. Geplak 0,98 2,78%

8. Karas 3,06 8,67%

9. Kuwon 3,47 9,84%

10. Sobontoro 3,35 9,50%

11. Sumursongo 2,82 7,99%

Jumlah 35,28 100%

Sumber : Kecamatan Karas Dalam Angka (BPS), Tahun 2023

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-xii

(13)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Jarak antara ibukota Kecamatan karas ke daerah ibukota kabupaten magetan sejauh 12 km. berdasarkan posisi geografisnya, kecamatan karas memiliki batas-batas :

a. Sebelah utara : Kabupaten Ngawi

b. Sebelah selatan : Kecamatan Panekan, Kecamatan Sukomoro dan

Kecamatan Maospati c. Sebelah timur : Kecamatan Karangrejo

d. Sebelah barat : Kecamatan Panekan dan Kabupaten Ngawi

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-xiii

(14)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-14

(15)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.1. Peta administrasi Kecamatan Karas

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-15

(16)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2.1.2.Kondisi topografi

Topografi pada dasarnya menampilkan relief permukaan model tiga dimensi dan identifikasi jenis lahan. Berdasarkan Peta Topografi yang mendasari dari data RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012 yang terdapat pada Gambar 2.2. terbagi dalam 5 bentuk lahan/ topografi yaitu Landai, Landai Bergelombang, Agak Terjal, Terjal dan Curam. Dilihat dari tingkat topografi kabupaten magetan dibagi menjadi 5 tipologi wilayah antara lain:

1. Tipe wilayah yang landai dengan kelerengan 0%-2% yaitu Kecamatan Kartoharjo, Kecamatan Barat, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Karas, Kecamatan Maospati, Kecamatan Sukomoro, Kecamatan Bendo, Kecamatan Takeran, Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Nguntoronadi, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Panekan, Kecamatan Magetan, Kecamatan Ngariboyo, Kecamatan Parang, Kecamatan Sidorejo dan Kecamatan Plaosan;

2. Tipe wilayah yang landai bergelombang dengan kelerengan 2%-15% yaitu Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Parang, Kecamatan Ngariboyo, Kecamatan Panekan, Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Plaosan dan Kecamatan Poncol;

3. Tipe wilayah yang agak terjal dengan kelerengan 15%-25%

yaitu Kecamatan Kecamatan Kawedanan, Kecamatan Lembeyan, Kecamatan Parang, Kecamatan Panekan, Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Plaosan dan Kecamatan Poncol;

4. Tipe wilayah yang terjal dengan kelerengan 25%-40% yaitu Kecamatan Parang, Kecamatan Panekan, Kecamatan Sidorejo, Kecamatan Plaosan dan Kecamatan Poncol;

5. Tipe wilayah yang curam dengan kelerengan >40% yaitu hanya Kecamatan Plaosan.

Jadi topografi pada Kecamatan Karas yakni landai dengan kelerangan 0%-2%.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-16

(17)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.2. Peta topografi Kabupaten Magetan

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-17

(18)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2.1.3.Kondisi geologi

Geologi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik di suatu wilayah. Kabupaten Magetan memiliki 14 Formasi batuan yaitu Aluvial, Anak Lava, Batuan Gunungapi Lawu, Breksi Jobolarangan, Formasi Dayakan, Formasi Nglanggran, Lahar Lawu, Lava Butak, Lava Candraadimuka, Lava Sidoramping, Tuf Butak, Tuf Jobolarangan, Tuf Tambal. Setiap formasi memiliki karakteristik yang berbeda- beda misalnya lahar lawu tersusun atas komponen andesit, basalt dan sedikit batuan apung, komponen tersebut tercampur dengan pasir gunung api. Breksi Jobolarangan terdiri dari breksi gunung api dan sisipan lava andesit. Lava candraadimuka terdiri dari lava andesit dari kawuh condrodimuko. Berdasarkan Peta Geologi yang mendasari data RTRW Kabupaten Magetan Tahun 2012 menunjukan bahwa Kecamatan Karas terdapat formasi Aluvial dan Lahar Lawu.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-18

(19)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-19

(20)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.3. Peta geologi Kecamatan Karas

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-20

(21)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2.1.4.Kondisi klimatologi

Curah hujan tertinggi pada tahun 2022 saat bulan februari dengan curah hujan sebanyak 363 mm. Sementara itu, di kecamatan Karas terdapat lokasi penakar hujan.

Table 2.2. Pengamatan unsur iklim menurut bulan di stasiun Karas Tahun 2022

No. Bulan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan (Hari)

1. Januari 355 24

2. Februari 226 16

3. Maret 379 23

4. April 327 16

5. Mei 207 15

6. Juni 140 13

7. Juli 42 5

8. Agustus 90 3

9. September 78 5

10. Oktober 118 15

11. November 379 19

12. Desember 270 18

Sumber : Kecamatan Karas Dalam Angka (BPS), Tahun 2023

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-21

(22)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.4. Peta curah hujan Kecamatan Karas

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-22

(23)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2.1.5.Kondisi demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Karas Tahun 2022 berdasarkan Kecamatan Karas Dalam Angka Tahun 2023 Kabupaten Magetan sebanyak 38.874 jiwa, terdiri dari 19.070 laki-laki dan 19.804 perempuan. Desa/kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak yakni Desa Temboro sebanyak 8.279 jiwa, sedangkan desa/kelurahan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Geplak dengan jumlah penduduk 1.652 jiwa.

Untuk lebih rinci, dapat dilihat pada table berikut.

Table 2.3. Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin menurut desa/kelurahan di Kecamatan Karas Tahun 2022

No .

Desa/

Kelurahan

Jumlah Pendudu

k

Prosenta se Pendudu

k

Kepadat an Pendudu

k per Km²

Rasio Jenis Kelamin

1. Botok 1.807 4,65% 579 94,09

2. Ginuk 5.459 14,04% 1.030 99,02

3. Taji 2.474 6,36% 674 92,08

4. Temboro 8.279 21,30% 1.355 98,25

5. Temenggung an

2.821 7,26% 1.390 91,64

6. Jungke 1.882 4,84% 1.374 93,82

7. Geplak 1.652 4,25% 1.686 93,90

8. Karas 3.743 9,63% 1.223 95,46

9. Kuwon 4.280 11,01% 1.233 97,42

10 .

Sobontoro 3.844 9,89% 1.147 96,83

11 .

Sumursongo 2.633 6,77% 934 97,23

38.874 100% 1.102 96,29

Sumber : Kecamatan Karas Dalam Angka (BPS), Tahun 2023

1.8. Nama Usaha dan/atau Kegiatan

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-23

(24)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Usaha dan/atau kegiatan yang sedang berjalan dan dimintakan persetujuan lingkungan yakni Penyediaan Air Baku Sumur Pompa Desa Kuwon di Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

1.9. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi usaha dan/atau kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon secara administrative berada di wilayah Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Status lahan merupakan lahan milik Perumdam Lawu Tirta dengan luas 550 m². Jarak Desa Kuwon ke Ibukota Kecamatan berjarak 3 km dengan waktu tempuh 7 menit, sedangkan jarak terhadap Ibukota Kabupaten Magetan sejauh ±15 km dengan waktu tempuh 20 menit. Lokasi usaha dan/atau kegiatan berada pada titik koordinat 7°34'35.9"LS dan 111°22'39.2"BT dengan ketinggian

±134 mdpl.

Adapun batas-batas administrative Sumur Pompa Desa Kuwon sebagai berikut :

 Utara : Lahan perkebunan

 Selatan : Jalan Karas-Karangrejo

 Timur : Lahan perkebunan

 Barat : Persawahan

Peta lokasi usaha dan/atau kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon sebagaimana disajikan pada gambar 2.1.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-24

(25)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.5. Peta Lokasi Sumur Pompa Desa Kuwon

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN

II-25

(26)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

1.10. Kesesuaian Usaha dan/atau Kegiatan dengan tata ruang

Berdasarkan surat Keterangan Kesesuaian Ruang Nomor 600.3.9.2/2395/403.104/TR/2023 yang diterbitkan tanggal 11 Desember 2023 oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magetan dan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Magetan Tahun 2012-2032, bahwa hasil verifikasi lapangan sumur pompa Desa Kuwon masuk dalam kawasan Rencana Permukiman dan tidak masuk dalam LSD (lahan sawah dilindungi).

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-26

(27)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.6. Peta pola ruang sumur pompa Desa Kuwon

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-27

(28)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

1.11. Mulai beroperasi

Sumur Pompa Desa Kuwon mulai dibangun dan dioperasikan pada tahun 2021.

1.12. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

Usaha dan/atau kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon Perumdam Lawu Tirta Kabupaten Magetan terdiri atas 3 (tiga) unit jaringan diantaranya, unit air baku, unit jaringan transmisi dan unit jaringan distribusi. Jaringan transmisi berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber air baku ke unit produksi/distribusi. Sedangkan fungsi jaringan distribusi adalah untuk mengalirkan air dari unit produksi/distribusi ke unit pelayanan. Jaringan distribusi menggunakan pompa yang di set pada panel reservoir dengan tekanan sampai dengan 5 bar.

Selanjutnya aliran dari pompa yang bertekanan dan dihubungkan dengan jaringan distribusi sampai ke sambungan rumah (SR). Sumur bor Desa Kuwon memiliki kapasitas 25 liter/detik dengan kedalaman sumur mencapai 125 meter.

2.1.1. Kegiatan utama dan kegiatan pendukung 1. Kegiatan utama

Kegiatan utama yang dilingkup dalam Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Sumur Pompa Desa Kuwon adalah penyediaan air baku dengan konstruksi Sumur Pompa Desa Kuwon yang berlokasi Di Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Pada unit air baku ini terdapat 2 (dua) utilitas yang terpasang diantaranya konstruksi sumur pompa dan sistem pompa. Rincian masing-masing utilitas tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Konstruksi sumur pompa

Sumur pompa dalam merupakan sebuah konstruksi yang dilakukan dengan proses penggalian tanah agar bisa mendapatkan sumber mata air yang berada di dalam tanah.

Pembangunan sumur bor juga harus memperhatikan kondisi lingkungan seperti ketinggian muka air tanah, potensi kemampuan cekungan air tanah untuk dieksploitasi serta prakiraan produktivitas sumur yang akan dibuat. Sumur Pompa Desa Kuwon yang ada memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1) Debit (Q) : 13 liter/detik

2) Kedalaman : 125 meter

3) SWL (From Top Casing) : 13,4 meter

4) SWL (From Ground Level) : 16,84 meter 5) Pipa jambang

Jenis pipa : PVC AW

Diameter pipa : Ø 10 inch

6) Reducer : Ø 10 inch

Ø 6 inch

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-28

(29)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

7) Pipa screen

Jenis pipa : PVC AW

Diameter pipa : Ø 6 inch

Gambar 2… Well Logging Sumur Pompa Kuwon Karas

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-29

(30)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

B. Sistem pompa

Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan rendah ketempat yang bertekanan lebih tinggi. Untuk memidahkan ini diperlukan gaya tekan sehingga dapat mengatasi hambatan akibat perbedaan tinggi permukaan, maka terjadilah perubahan energi dari kinetik menjadi hidrolis.

Salah satu utilitas yang ada dalam sumur bor Kecamatan Karas adalah sistem pompa. Sistem pompa yang digunakan adalah pompa celup/submersible (Franklin) yang terbuat dari material stainless steel dengan tipe pompa SP 60-8. Pompa berada pada kedalaman 30 meter dengan daya pompa 15 kW.

Gambar 2.7. Pompa Submersible (Franklin)

Tabel 2.4. Sepesifikasi Teknis Pompa Sumur Pompa Kuwon

MOTOR POMPA

Merek Day a

Pipa Kolo m GI 4"

SWL (mm)

PWL (mm

) Merek Type Head Debit (ltr/dtk

) Panel

Frankli

n 18

Kw 24 14 18 APP

KENJI SP 77

- 5 25 Start

Delta Pompa submersible termasuk pompa sentrifugal, jenis pompa dengan letak permaukaan air di luar kekuatan hisap pompa biasa. Pompa dengan sumbu vertikal dan motor penggeraknya merupakan satu unit yang dipasang terbenam di bawah permukaan air dan posisi pompa digantung pada pipa penyalur. Motor berada di bawah pompa, karena air mengalir dari

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-30

(31)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

bawah maka diameter motor lebih kecil daripada pompa biasa.

Dengan demikian pompa terlihat Panjang dan berbentuk batang.

2. Kegiatan pendukung

Kegiatan pendukung penyediaan air baku dengan memanfaatkan Sumur Pompa Desa Kuwon berupa :

A. Unit Transmisi, Unit Distribusi dan Unit Pelayanan

Unit transmisi, unit distribusi dan unit pelayanan ini dimulai dari sumur pompa yang kemudian air dialirkan melalui jaringan pipa transmisi. Selanjutnya air masuk pada reservoir (Menara air) untuk ditampung sementara sebelum dialirkan langsung menuju masing-masing pelanggan/ sambungan rumah (SR). Untuk masing-masing utilitas pada kegiatan pendukung ini akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1) Reservoir

Reservoir digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit pengaliran, mempertahankan tekanan dan mengatasi keadaan darurat. Untuk optimasi penggunaan, reservoir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan. Reservoir distirbusi ditempatkan lokasi dalam daerah pelayanan. Reservoir distribusi juga digunakan untuk mengurangi variasi tekanan dalam sistem distribusi.

Reservoir di tempat yang tinggi dapat dipergunakan dengan baik untuk pemantapan tekanan. Garis derajat hidraulik pada suatu saat pemakaian yang tinggi dalam suatu sistem dengan tangki yang tinggi yang terletak di tempat yang salah. Tekanan akan cukup rendah di ujung sistem yang jauh. Kondisi tekanan akan membaik bila tangki tinggi itu terletak dekat daerah konsumen tinggi (pusat beban). Bila kondisi topografi tidak memungkinkan adanya tinggi tekanan yang cukup dari suatu reservoir permukaan, maka suatu tabung tegak atau tangki tinggi dapat dipergunakan untuk mendapatkan tinggi yang diperlukan.

Pada kegiatan penyediaan Sumur Pompa Desa Kuwon reservoir yang dimiliki berkapasitas 100 m³, dengan ketinggian 15 meter pada elevasi ±134,21 mdpl dan berada pada titik koordinat 7°34'35"S 111°22'39"E. Lokasi reservoir berada di kantor cabang VIII Perumdam Lawu Tirta Kabupaten Magetan.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-31

(32)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.8. Reservoir Sumur Bor Desa Kuwon 2) Jaringan pipa

Jaringan pipa pada penyediaan Sumur Pompa Desa Kuwon terdiri dari jaringan pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi.

Jaringan pipa transmisi merupakan sistem jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari sumber air baku ke unit distribusi, dalam hal ini reservoir. Perencannaan teknis jaringan pipa transmisi harus mengoptimalkan jarak antara sumber air baku menuju unit distribusi sependek mungkin. Hal ini karena pada dasarnya dirancang untuk mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam puncak.

Pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada bagian belolkan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal dalam pipa dan energi kinetic dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan. Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan pukulan air (water hammer) yang bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari semula. Secara detail mengenai kriteria teknis pipa transmisi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.5. Kriteria pipa transmisi

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-32

(33)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

No

. Uraian Nota

si Kriteria

1. Debit perencanaan Qmax Kebutuhan air hari maksimum

Qmax=FmaxxQrata-rata

2. Faktor hari maksimum Fmax 1.10-1.25

3. Jenis saluran - Pipa/saluran

terbuka 4. Kecepatan aliran di dalam

pipa :

Kecepatan minimum Kecepatan maksimum Pipa PVC

Pipa DCIP

Vmin

Vmax

Vmax

0.3 m/det 3.0 m/det 6.0 m/det 5. Tekanan air dalam pipa :

Tekanan minimum Tekanan maksimum Pipa PVC

Pipa DCIP

Hmin

Hmax

10 meter 80 meter 100 meter 6. Kecepatan saluran terbuka :

Kecepatan minimum

Kecepatan maksimum Vmin

Vmax

0.5 m/det 1.5 m/det 7. Kemiringan saluran terbuka S (0.5-1)0/00 8. Tinggi bebas saluran

terbuka

Hw 15 cm (minimum)

9. Kemiringan tebing terhadap saluran

- 45˚ (untuk bentuk trapezium)

Sumber : Pedoman Teknsi Pd T-09-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM)

Selanjutnya, Jaringan distribusi merupakan sistem jaringan yang berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari sumber air baku ke sambungan rumah. Air bersih dari sumber air baku didistribusikan ke 3 kecamatan yang dilayani oleh PDAM Lawu Tirta Kabupaten Magetan yaitu Kecamatan Karas, Kecamatan Karangrejo dan Kecamatan Magetan. Didalam poses pendistribusian tersebut air dialirkan sementara melalui bangunan Menara air (reservoir) yang terdapat di Kecamatan

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-33

(34)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Karas. Selanjutnya dari reservoir tersebut, air didistribusikan 3 kecamatan. Sistem perpipaan yang digunakan untuk distribusi ada bermacam-macam yaitu pipa galvanis/PVC/HDPE. Secara detail mengenai kriteria teknis pipa transmisi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.6. Kriteria pipa distribusi No

. Uraian Nota

si Kriteria

1. Debit perencanaan Qpunca k

Kebutuhan air jam puncak

Qpeak=FpeakxQrata-rata

2. Faktor hari maksimum Fpuncak 1.5-2 4. Kecepatan aliran di dalam

pipa :

- Kecepatan minimum - Kecepatan maksimum

Pipa PVC atau ACP Pipa baja atau DCIP

Vmin

Vmax

Vmax

0.3 m/det 3.0 m/det 6.0 m/det 5. Tekanan air dalam pipa :

- Tekanan minimum

- Tekanan maksimum Pipa PVC atau ACP Pipa baja atau DCIP

Hmin

Hmax

Hmax

(10-15) meter, pada titik jangkauan

pelayanan terjauh (pada titik

sambungan rumah/konsumen terjauh)

80 meter 100 meter

Sumber : Pedoman Teknsi Pd T-09-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM)

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-34

(35)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Gambar 2.9. Peta jaringan penyediaan air baku sumur pompa Desa Kuwon

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-35

(36)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

B. Pemeliharaan Unit Air Baku Sumur Pompa

Pemeliharan (maintenance) atau perawatan terhadap sumur pompa Desa Kuwon dilakukan apabila terjadi konsleting atau rusaknya sistem pompa yang ada di dalam sumur pompa. Akan tetapi potensi terjadinya kerusakan tersebut jarang terjadi sehingga pemeliharaan yang dilakukan yakni pengecatan ulang sumur pompa dan membersihkan area sumur pompa dari sampah-sampah seperti seresah daun, ranting dan lain-lain.

C. Layanan pelanggan

Kapasitas layanan sumur bor Desa Kuwon Kecamatan Karas untuk memenuhi kebutuhan air bersih di sebagian kecil wilayah Kecamatan Karas Kabupaten Magetan dibawah pengelolaan Perumdam Lawu Tirta Cabang 8 Karas yang berlokasi di Jalan Karas-Karangrejo. Saat ini Sumur Bor Desa Kuwon dengan jumlah sambungan rumah (SR) 1.028 SR. Daerah pelayanan Sumur Pompa Desa Kuwon meliputi sebagian Kecamatan Karas, Kecamatan Karangrejo dan Kecamatan Magetan dengan jumlah penduduk sebanyak 121.519 jiwa, dengan jumlah KK terlayani sebanyak 5.513 KK terlayani dan jumlah jiwa terlayani 16.178 jiwa atau sebesar 13.31%.

Rincian desa yang terlayani oleh penyediaan air baku sumur pompa Desa Kuwon seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.7. Cakupan daerah layanan No

. Kecamatan Desa/Kelurahan Keterangan

1. Karas Karas

Jungke Sobontoro Sumursongo 2. Karangrejo Karangrejo

Manisrejo Pelem Grabahan Patihan 3. Magetan Purwosari

Sumber : Perumdam Lawu Tirta Kabupaten Magetan, Tahun 2024

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-36

(37)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2.1.2. Penggunaan lahan

Luas lahan usaha dan/atau kegiatan sumur bor Kecamatan Karas secara keseluruhan seluas 550 m². Pada area seluas 550 m², terdapat bangunan kantor penunjang yang juga digunakan sebagai gudang penyimpanan peralatan. Status lahan yang merupakan hak guna bangunan atas nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Magetan dengan nomor sertifikat HGB 00001.

Gambar 2.10. Lokasi Sumur Bor Kecamatan Karas 2.1.3. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja dibutuhkan untuk menunjang operasional Sumur Pompa Desa Kuwon yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana seperti penggantian pompa, jaringan perpipaan dan kran pada sambungan rumah. Tenaga kerja disesuaikan dengan kualifikasi yang ada dan diprioritaskan dari warga setempat yang memahami betul karakteristik dan tipologi wilayah, hal ini terkait dengan kondisi medan dan jalur perpipaan.

Table 2.8. Tenaga Kerja Operasional Table 2.6. Tenaga Kerja Operasional No

. Tenaga Kerja Kualifikasi Jumlah

1. Kepala Cabang S1 1 orang

2. Kepala TU D3/S1 1 orang

3. Tenaga

Teknis/Lapangan SMA/STM 3 orang Jumlah 5 orang Sumber : Perumdam Lawu Tirta, Tahun 2024 2.1.4. Penggunaan sumberdaya

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-37

(38)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Dalam operasionalnya, Sumur Pompa Desa Kuwon menggunakan sumberdaya energi. Ketersediaan energi listrik menjadi kebutuhan mutlak pada kegiatan operasional Sumur Pompa Desa Kuwon. Untuk operasional suatu utilitas dalam konstruksi sumur pompa dalam dibutuhkan adanya energi listrik untuk menjalankan sistem pompa.

Sumber energi yang digunakan berasal dari PLN dengan kapasitas daya sebesar 41.000 VA.

2.1.5. Penggunaan bahan penolong

Bahan penolong adalah suatu produk yang digunakan dalam proses produksi tetapi bukan merupakan bagian dari bahan baku utama untuk produk yang dihasilkan. Bahan penolong merupakan item yang dapat melengkapai fungsi, meningkatkan efisiensi atau keamanan produksi tetapi bukan menjadi bagian utama dari produk jadi.

Pada penyediaan air baku sumur pompa Desa Kuwon menggunakan bahan penolong berupa bahan kimia yakni chlor dengan rata-rata penggunaan chlor perhari 0,5 mg/l.

2.7. Informasi Usaha dan/atau Kegiatan dan Kondisi lingkungan di sekitar

Lokasi Sumur Pompa Desa Kuwon yang berada pada kawasan rencana permukiman dengan dominasi kegiatan yang ada di sekitar lokasi sumur pompa dalam berupa kegiatan pertanian. Adapun rincian jenis kegiatan yang ada di sekitar sumur pompa dalam antara lain : 1. Kegiatan pertanian/perkebunan

Kegiatan pertanian/perkebunan banyak ditemukan di sekitar lokasi sumur pompa mengingat pada sekitar lokasi masuk dalam rencana pola ruang pertanian tanaman pangan.

Gambar 2.11. Kegiatan pertanian/perkebunan sekitar lokasi kegiatan

2. Kegiatan perkantoran

Kegiatan perkantoran yang terdekat dengan lokasi Sumur Pompa Desa Kuwon ada kantor kepolisian sektor Karas. Secara

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-38

(39)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

umum, kegiatan perkantoran berpotensi menghasilkan timbulan air limbah dan bangkitan lalu lintas yang memiliki dampak kumulatif, yaitu dampak yang terjadi di masa mendatang.

Gambar 2.12. Kantor Kepolisian Sektor Karas 3. Kegiatan permukiman

Kegiatan permukiman yang terdekat berada pada jarak ±400 meter dari lokasi Sumur Pompa Desa Kuwon. Interaksi yang dihasilkan dari kegiatan permukiman dengan kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon bersifat akumuulatif yang ditunjukkan dengan komunikasi dan hubungan sosial antara Perusahaan dengan lingkungan permukiman yang ada terutama keberadaan timbulan air limbah serta bangkitan lalu lintas dari masing-masing sumber bangkitan.

Gambar 2.13. Permukiman Penduduk Desa Kuwon

2.8. Usaha dan/atau Kegiatan yang menjadi sumber dampak dan besaran Dampak Lingkungan Hidup yang telah terjadi

Deskripsi mengenai komponen usaha dan/atau kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon yang berada di Desa Kuwon Kecamatan Karas Kabupaten Magetan diuraikan sebagai berikut.

1. Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-39

(40)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja pelayanan penyediaan Sumur Pompa Desa Kuwon, PERUMDAM Lawu Tirta Kabupaten Magetan melakukan kegiatan pertemuan konsultasi masyarakat (PKM)/sosialisasi. Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) dibutuhkan sebagai salah satu wujud keterbukaan dan terbangunnya komunikasi dan koordinasi antar pihak dan antar pemangku kepentingan terutama dengan masyarakat. Sebagaimana dipahami bahwa air merupakan benda sosial dimana dengan keberadaannya, fitrah manusia saling bantu untuk memberikan Sebagian yang dimiliki kepada pihak lain yang membutuhkan. Meski demikian, air akan menjadi benda ekonomi yang memiliki nilai komoditas Ketika keberadaannya menyangkut aspek bisnis. Untuk itu keterlibatan semua pihak dalam penyediaan air bersih menjadi hal yang masif dilakukan.

Pada kegiatan Sumur Pompa Desa Kuwon telah dilakukan sosialisasi terkait operasional Sumur Pompa Desa Kuwon yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22-11-2023 di Balai Desa Kuwon. Dalam kegiatan sosialisasi, disampaikan bahwa total debit air tanah yang diambil tidak akan mengganggu atau mengurangi cadangan air sumur warga yang ada di sekitar. Pada kegiatan sosialisasi juga disampaikan untuk membuat sumur resapan disekitar sumur sebagai salah satu cara memulihkan cadangan air tanah. Dengan begitu, dampak penurunan muka air tanah bisa dicegah. Adapun beberapa hasil kesepakatan sosialisasi ini antara lain :

a. Pada prinsipnya masyarakat tidak keberatan dengan pemanfaatan air tanah mengingat kegiatan tersebut guna untuuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Magetan;

b. Pihak PERUMDAM Lawu Tirta Kabupaten Magetan ikut serta dalam mendukung keamanan sumber air tanah dan upaya pengelolaan lingkungan sekitar sumur.

Gambar 2.14. Pertemuan konsultasi masyarakat (PKM) di Desa Kuwon

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-40

(41)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

2. Pengoperasian dan pemeliharaan unit air baku

a. Konstruksi sumur pompa dalam

Seiring dengan berjalannya waktu konstruksi suatu sumur pasti akan mengalami penurunan fungsi akibat kerusakan utilitas selama waktu operasi dan umur konstruksi. Pemeliharaan terhadap konstruksi Sumur Pompa Desa Kuwon dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan untuk menjaga kualitas air yang akan digunakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan konstruksi Sumur Pompa Desa Kuwon diantaranya:

- Mengecek kerusakan pada pipa casing, apakah ada kerusakan seperti retak/bocor;

- Melakukan pengecekan terhadap aksesoris sumur, seperti water meter dan gate valve.

Kemudian dalam operasionalnya, keberlangsungan sumber air baku sangat dipengaruhi oleh potensi imbuhan air di daerah hulu. Memperhatikan kondisi daerah sekitar sumur tepatnya di wilayah Desa Kuwon terdapat beberapa yang sudah terjadi perubahan fungsi lahan menjadi saran hunian atau fungsi lain, maka kondisi yang dapat ditimbulkan adalah berkurangnya daerah resapan air yang dapat menunjang imbuhan air tanah pada daerah dibawahnya.

b. Sistem pompa

Pada operasionalnya, air tanah dipompa ke permukaan kemudian ditampung pada reservoir yang ada sebelum dialirkan ke setiap sambungan rumah/pelanggan. Pompa yang digunakan merupakan pompa celup (submersible), dengan operasional pompa selama 20 jam yang secara otomatis pompa tersebut akan beroperasi. Dengan seiring berjalannya waktu, pompa yang termasuk salah satu utilitas pada sumur pompa dalam akan mengalami penurunan fungsi, seperti performa daya hisap yang sudah tidak sesuai spesifikasi atau bahkan mengalami kerusakan yang menyebabkan pompa tersebut tidak mau beroperasi. Maka diperlukan suatu perawatan/pemeliharaan/pengecekan secara berkala untuk bisa mempertahankan performa pompa.

3. Pengoperasian dan pemeliharaan unit distribusi a. Reservoir

1) Pembersihan bangunan reservoir

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-41

(42)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

Selama proses penampungan air bersih yang ditransmisi dari sumur pompa dalam melalui jaringan transmisi tidak menutup kemungkinan partikel-partikel pasir dan lumpur terbawa aliran air dan mengendap pada bagian dasar bangunan reservoir. Proses aliran dan pengendapan yang berlangsung dalam kurun waktu lama menyebabkan partikel- partikel tersebut mengendap menjadi sedimen didasar kolam/reservoir. Tehadap ndapan/ sedimen yang mengendap didasar bangunan reservoir harus dilakukan pengambilan atau pengurasan secara periodik. Dampak dari aktivitas pengoperasian dan pemeliharaan reservoir berupa timbulan sedimen yang terbawa aliran masuk ke dalam bangunan reservoir. Besaran sedimen rata-rata sebesar 0,5 kg/tahun.

2) Pengecatan

Pemeliharaan bangunan reservoir dapat dilakukan dengan melakukan pengecatan secara periodik. Pengecetan bangunan juga merupakan penanda/marking point bagi keberadaan reservoir. Dampak kegiatan pengecatan bangunan reservoir berupa timbulan sampah bekas kemasan/kaleng cat dan minyak cat serta kuas maupun kain lap yang digunakan untuk kegiatan pengecatan dengan timbulan rata-rata sebesar 2,5 kg/tahun.

b. Jaringan pipa distribusi

Pemeliharaan berkala jaringan pipa distribusi dilakukan setiap satu bulan sekali melalui pemeriksaan sistem pipa distribusi yang disambungkan dari bangunan reservoir.

Sedangkan perbaikan jaringan distribusi dilakukan secara insidentil Ketika terjadi kerusakan berupa rembesan. Kebocoran sampai pipa distribusi yang pecah pada ruas jaringan distribusi di wilayah pleyanan yang meliputi Kecamatan Karas, Kecamatan Karangrejo dan Kecamatan Magetan.

Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Mobilisasi material dan peralatan

Alat dan material konstruksi akan ditempatkan pada area kerja pada lokasi yang mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan. Material pipa dan aksesoris yang digunakan didatangkan secara bertahap seiring dengan rencana kemajuan pekerjaan perbaikan.

2) Pekerjaan perbaikan/pemasangan pipa/penggantian aksesoris Jenis pipa yang digunakan adalah GIP dan PVC kelas AW.

Jenis pipa yang digunakan tergantung pada tahap konstruksi

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-42

(43)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

awal pekerjaan pembangunan jaringan pipa masing-masing ruas. Adapun tahap pekerjaan perbaikan dan pemasangan pipa pengganti dapat diuraikan sebagai beikut:

A. Pekerjaan galian

 Galian dilakukan pada ruas pipa yang mengelami kerusakan/ perbaikan/ penggantian;

 Galian tanah dibuat dengan kedalaman dan lebar proporsional dengan mempertimbangkan kecukupan ruang ergonomis kerja sehingga dapat dihindari ruang kerja terbatas (confined space) yang dapat mengganggu dan ruang gerak pekerja menjadi terbatas sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman;

 Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya.

Kedalaman galian adalah sedalam 2 meter;

 Ruang galian dibuat untuk memudhkan pemasangan, pengaturan dan pekerjaan pemadatan urugan tanah Kembali;

 Galian tanah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis dari direksi dan dokumen kontrak. Galian dilaksanakan sesuai profil dan elevasi yang ditunjukkan oleh gambar kerja dan sesuai dengan pengkuran yang telah disetujui oleh direksi. Galian harus dibuat dengan dimensi penuh yang diminta dan disempurnakan menurut profil dan elevasi yang diberikan, seandainya pada saat menggali ditemukan genangan air maka harus melaksanakan pengeringan. Pekerjaan galian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman.

Penggalian dilakukan secara bertahap yang sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang akan dipasang. Kedalaman galian harus selalu diperiksa untuk mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.

B. Pekerjaan pemasangan/penanaman pipa a) Pemasangan pipa PVC

a.1. Umum

 Material pipa yang akan dipasang mulai diturunkan pipa kedalam parit galian dengan bantuan alat – alat khusus yang telah disediakan.

Semua pipa, assesories dan perlengkapan lainnya harus dengan hati – hati diturunkan kedalam parit galian satu per satu dengan derek tali dan

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-43

(44)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan;

 Setiap pipa yang telah dimasukkan kedalam parit harus langsung dipasang dan distel sambungannya kemudian diurug dengan pasir urug;

 Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk kedalam pipa;

 Arah perletakan pipa harus dilaksanakan dengan penyambungan aksesories, begitu juga untuk percabangan harus dengan aksesories. Pada saat perletakan pipa semua parit galian dipastikan harus kering dan bersih;

 Semua pipa dan perlengkapan yang akan dipasang serta alat – alat bantu untuk pemasangan pipa tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati – hati sesaat sebelum pipa – pipa / perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang akan dipasang;

 Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/ tidak bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang bengkok maka harus dipotong. Dan terakhir akan diperiksakan lagi pada direksi sebelum pemasangan;

 Pipa diturunkan setelah kedalaman galian.

Material pipa dan aksesoriesnya diperiksa kembali sebelum menurunkan. Penurunan pipa kedalam lobang galian dilakukan dengan cara hati – hati, dilakukan dengan cara menurunkan satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek dan tali. Bagian Luar dan dalam ujung pipa harus dinersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang / disambungkan;

 Tindakan pencegahan lakukan untuk menghindari benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur pipa. Dan semua ujung pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus ditutup rapat dengan plastik dan diikat erat dengan karet;

 Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempat dengan bahan urugan yang telah

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-44

(45)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

disetujui oleh direksi dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa;

 Sementara pemotongan pipa untuk menyisipkan

“Tee”, “Bend”, atau “Valve” atau tujuan lain, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus sudut tepat terhadap sumbu pipa.

a.2. Pemeriksaan sebelum pemasangan

 Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati- hati dari kemungkinan kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir;

 Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya;

 Pipa atau ”fitting” yang rusak/ cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

a.3. Pembersihan pipa dan fitting

 Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang;

 Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

a.4. Peletakkan pipa

 pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur;

 Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa;

 Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-45

(46)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan;

 Setiap saat pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/ disumbat dengan bahan yang memadai.

a.5. Pemotongan pipa

 Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”,

”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa;

 Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi;

 Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai;

 Semua bahan pelicin (lubrican) untuk sambungan

”Push-On Raubbering” dan ”solvencement” untuk sambungan ”Solvencement” untuk PVC disediakan dan diserahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan untuk direksi;

 ”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan pipa ditekan masuk ke ”Socket”;

 Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang dipasang;

 Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material);

 Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan ”Push-on” agar membentuk

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-46

(47)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana arahan teknis.

b) Pemasangan sambungan rubber ring joint (RRJ) PVC b.1. Umum

Cara penyambungan berpedoman pada buku petunjuk pemasangan pipa PVC, diantaranya:

 Ketentuan cincin karet harus sesuai SNI 06-4828- 1998 spesifikasi cincin karet sambungan pipa air minum, air limbah dan air hujan;

 Sambungan cincin karet tidak dapat menahan tekanan momen inersia, harus diperkuat dengan anker blok yang memenuhi ketentuan yang berlaku;

 Pemasangan sambungan cincin karet membutuhkan ujung spigot yang telah ditirus dan diberi pelumas sebelum dimasukkan kedalam soket. Memasang cincin karet dengan membersihkan alur, menghilangkan benda benda asing kemudian ditempatkan cincin karet secara tepat dalam alur;

 Pelumas yang digunakan tidak beracun, tidak menimbulkan rasa atau bau pada air, tidak menimbulkan pertumbuhan bakteri, tidak berbahaya pada pipa, fitting atau ring elastis;

 Pemasangan cincin karet harus sesuai dengan ketentuan pabrik

b.2. Pemasangan aksesoris pipa PVC

Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan dengan pada saat pemasangan pipa dilakukan.

 Semua bahan dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan, semisal baut, junci dan rubber packing;

 Foto dokumentasi 9% sebelum pelaksanaan pekerjaan;

 Foto dokumentasi 50% selama pekerjaan berlangsung;

 Foto dokumentasi 100% setelah pekerjaan selesai 100%.

C. Pekerjaan lain-lain

a) Pengadaan/pemasangan crossing jalan aspal lengkap termasuk fitting accessories, pabrikasi, penyetelan dan alat bantu kerja.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-47

(48)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

b) Lingkup pekerjaan

Pemeriksaan/pemasangan crossing pipa lengkap termasuk fitting, aksesoris dan alat bantu kerja.

c) Metode pelaksanaan pekerjaan c.1. Galian tanah

Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman.

Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya. Kedalaman galian adalah sedalam 2 meter.

c.2. Pembongkaran aspal

Aspal dibongkar pada bagian yang akan dipasangkan pipa.

c.3. Pemasangan pipa

 Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis kotoran seperti bekas puing-puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa;

 Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit harus langsung dipasang dan disetel sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan serta di padatkan dengan sempurna;

 Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya terhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan masuk kedalam pipa.

Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Kegiatan;

 Tikungan/ belokan (vertikal/ horizontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan;

 Perubahan arah perletakan pipa (belokan/

tikungan), harus dilaksanakan dengan penyambungan benda/ elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya);

 Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan);

 Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti;

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-48

(49)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

 Pada waktku pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih;

 Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan kering;

 Di sekeliling pipa harus diberi pasir urug sesuai atau diberi lapisan pasir urug sedemikian rupa sehingga terdapat pasir setebal 15 cm dibawah, disamping dan diatas pipa, kecuali untuk pipa-pipa yang memotong jalan (crossing jalan) di urug segera dengan pasir pasang penuh, dan tanah bekas galiannya harus disingkirkan agar segera dapat dilalui kendaraan-kendaraan, khusus untuk jalan-jalan protokol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus dilindungi dengan pelat baja;

 Semua pemasangan fitting penyabungan pipa seperti tee, elbow/ bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok anker dari beton (beton campuran 1:2:3);

 Setiap pekerjaan pemasangn pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/ benda-benda asing/

air kotor kedalam pipa;

 Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli teraspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya;

 Crossing pipa (belokan/ tikungan), harus dilaksanakan dengan penyambungan benda/

elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau tee cross (sesuai kebutuhannya);

 Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Kegiatan;

 Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/ tanah asal harus diperiksa dengan teliti

c.4. Pemadatan dan penimbunan

Penimbunan dilakukan setelah itu baru dipadatkan dengan stemper.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-49

(50)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS

c.5. Pengadaan sambungan rumah (SR) lengkap

termasuk fitting dan aksesoris

Pipa distribusi sambungan rumah (SR) disambungkan dengan pipa induk PAM (Perusahaan Air Minum) D. Penguncian dan pengetesan pipa

Pengetesan pipa yang dilakukan antara lain tes tekanan, tes aliran pipa dan pencucian pipa.

 Dilaksanakan dengan air bersih setiap ± 400 m dengan peralatan yang lengkap (Mesin test/pompa, manometer dan assesories selengkapnya) dilakukan secara bersama – sama dengan pengawas lapangan, Direksi dan dibuatkan berita acara pengetesan dan pencucian pipa;

 Pengetesan pipa kami laksanakan dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh pengawas pekerjaan. Pengetesan ulang harus dilaksnakan kembali bila hasil pengetesan belum mendapat persetujuan dari pengawas;

 Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengetesan ini sudah termasuk kedalam biaya pelaksanaan;

 Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa dengan panjang pipa untuk tiap kali pengetesan tidak lebih dari 500 m;

 Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan minimal 15 (lima belas) atmosfir atau dua kali tekanan kerja pipa, dan apabila selama 1 (satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan dapat diterima;

 Pipa harus diisi air terlebih dahulu selama 24 jam sebelum test dilakukan. pengetesan untuk jenis pipa PVC dengan sambungan “solvent cement” baru boleh dilakukan paling cepat 24 jam setelah penyambungan pipa yang terakhir (untuk bagian pipa yang akan ditest).

3) Demobilisasi peralatan

Kegiatan ini merupakan proses pembersihan dari peralatan dan sisa-sisa bangunan di sekitar area proyek yang kemudian diikutu dengan pemutus hubuungan kerja bagi para pekerja konstruksi. Pembersihan peralatan kerja dan sisa-sisa bangunan dapat menimbulkan keadaan yang bersih, rapi dan akan mengakibatkan kenyamanan serta akan berdampak pada Kesehatan lingkungan. Demobilisasi peralatan tidak diperkanankan meninggalkan sisa/bekas alat dan material, kondisi lahhan sedapat mungkin sesuai dengan kondisi semula.

PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN II-50

(51)

DESA KUWON KECAMATNA KARAS Dampak yang dapat ditimbulkan dari serangkaian kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi berupa timbulan sampah, keresahan masyarakat dan gangguan lalu lintas.

4. Pengoperasian dan pemeliharaan unit pelayanan

Cakupan area pelayanan yang terpenuhi oleh Sumur Pompa Desa Kuwon antara lain Kecamatan Karas, Kecamatan Karangrejo dan kecamatan Magetan. Air bersih dari sumur pompa dialirkan menuju reservoir untuk ditampung sementara yang selanjutnya air bersih dialirkan ke masing-masing daerah pelayanan dengan disambungan dengan kran. Pemeliharaan pada unit pelayanan ini hanya dilakukan dengan melakukan pengujian kualitas air bersih pada beberapa sampel yang telah ditentukan. Perumdam Lawu Tirta Kabupaten Magetan telah melakukan pengujian dengan menggunakan baku mutu mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Rincian hasil uji sebagai berikut.

Tabel 2.8. Hasil Uji Kualitas Air No. Parameter Satua

n

Hasil Pemeriksaa

n

Baku Mutu Metode Pemeriksaan A.

Gambar

Gambar 2.1. Peta administrasi Kecamatan Karas........................... II-2 Gambar 2.2
Table 2.1. Luas daerah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Karas Tahun 2022
Gambar 2.2. Peta topografi Kabupaten Magetan PERUMDAM LAWU TIRTA KABUPATEN MAGETAN
Table 2.2. Pengamatan unsur iklim menurut bulan di stasiun Karas Tahun 2022
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Instansi Penerima Laporan yaitu Badan.. Sumber dampak Jenis Dampak Besaran Dampak UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Pemantauan Lingkungan

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP PIHAK/ INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KETERANGAN SUMBER DAMPAK JENIS

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode

Besaran Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode