• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

C. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk operasional harian perusahaan, misalnya untuk pembayaran upah buruh, gaji pegawai, membayar persekot pembelian persediaan, dan sebagainya. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.

Menurut Keown (2004:644), modal kerja bersih merupakan selisih antara Asset lancar dan kewajiban lancar, menyediakan gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih rendah, keuntungan perusahaan cenderung meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan resiko likuiditas perusahaan. Akibatnya kebijakan pembiayaan jangka pendek perusahaan berpengaruh pada modal kerja bersih.

Menurut Brigham dan Houston (2006:131), modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek (kas, sekuritas, persediaan, dan piutang). Sedangkan Riyanto (2001:57), mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Atau sering juga disebut sebagai modal kerja kotor (Gross Working Capital).

b. Konsep Kualitatif

Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau disebut modal kerja bersih (Net Working Capital).

c. Konsep Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (Income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.

Jadi pada dasarnya modal kerja meliputi kebijakan manajemen yang berupa:

1) Penentuan besarnya aktiva lancar yang harus dipertahankan atau berapa banyak sumber-sumber keuangan perusahaan yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar.

2) Kebijakan yang menyangkut hubungan antara berbagai jenis aktiva dan cara pembiayaannya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Menurut Syahyunan (2004:40), Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhn modal kerja. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat, demikian pula sebaliknya. b. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.

d. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal.

e. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas.

Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

3. Sumber Modal kerja

Menurut Munawir (2001:119-122) pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan terdiri dari:

a. Hasil operasi perusahaan

Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan.

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).

Dengan adanya surat berharga ini menyebabkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah bentuknya menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penghitungan surat berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja.

c. Penjualan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya. Perubahan aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja.

d. Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi.

4. Perputaran Modal kerja

Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja saat sampai dimana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya

(turnover rate-nya). Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. (Riyanto, 2002:62)

Menurut Riyanto (2001:335) rumus untuk menghitung Working

Capital Turnover (WCTO) sebagai berikut :

kali x s Liabilitie Current Assets Current Sales WCTO 1 − = D. Aktiva 1. Pengertian Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut Riyanto (2001:331), rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.

2. Unsur-unsur Aktiva

a. Aktiva Lancar (current assets)

Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, yang mana yang lebih lama.

b. Investasi/penyertaan (Investmen assets)

Investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi. Investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki setahun atau kurang dimasukkan ke dalam kelompok aktiva lancar, sedangkan investasi selain investasi lancar digolongkan investasi jangka panjang.

c. Aktiva Tetap (Fixed Assets)

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap meliputi aktiva tidak dapat disusutkan dan yang disusutkan.

Dokumen terkait