• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal dasar: Jumlah saham

Nilai nominal per saham Jumlah nominal

Modal ditempatkan dan disetor penuh: Jumlah saham

Jumlah nominal

PT Karya Estetikamulia

Dragon International Investment Ltd., British Virgin Islands

Masyarakat lainnya Jumlah

17. TAMBAHAN MODAL DISETOR

18. PENJUALAN

Penjualan Ekspor Penjualan Lokal Jumlah

New Yorker Textilegrosshandels

Ralph Lauren Childrenwear 0 4.965

30 Sep. 2010 30 Sep. 2011

3,52

Swee Wan Trading PTE LTD

Merupakan penjualan bersih (setelah dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan) :

43,25 Jumlah saham

11.590 Jumlah nominal

Schiesser AG

Pendleton Woolen Mills Inc

0 0 8.087 258 % 1.200.000.000 saham Rp 293.576.350.000 587.152.700 36.769 1.200.000.000 saham Rp 600.000.000.000 Rp 500

Susunan pemegang saham Perseroan per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

25.179 20.915 957 0 312.550.000 156.275 53,23 587.152.700 saham Rp 600.000.000.000 587.152.700 saham 30 Sep. 2011

Seluruh saham Perseroan yang beredar/ditempatkan berjumlah 587.152.700 telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. 100,00 293.576 10.318 126.983 253.967.200 20.635.500 2.658 21.873 Rincian penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% adalah sebagai berikut:

0 1.947

12.465

Rp 500 31 Des. 2010

Merupakan selisih antara harga penawaran saham Rp 2.900 per saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dari 20.000.000 saham yang dijual dalam masa penawaran perdana 24-30 Nopember 1994, dimana sejumlah Rp 32.500 juta telah direklasifikasi menjadi modal saham dengan pengeluaran saham bonus dalam tahun 1996 .

Rp 293.576.350.000

19. BEBAN POKOK PENJUALAN

Pemakaian bahan baku dan bahan pembantu Upah langsung

Beban produksi tidak langsung* Jumlah beban produksi

Persediaan awal barang dalam pengolahan Persediaan akhir barang dalam pengolahan Beban pokok produksi

Persediaan awal barang jadi Persediaan akhir barang jadi Beban pokok penjualan

20. BEBAN PENJUALAN

Beban ekspor, pengangkutan

Beban KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Lainnya

Jumlah

21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Kompensasi karyawan (Catatan 24)

Jasa profesional, beban bank, keperluan kantor, komunikasi

Perjalanan dinas, asuransi, reparasi dan pemeliharaan Penyusutan aktiva tetap

Lainnya Jumlah

22. PENDAPATAN (BEBAN) LAINNYA

Laba (rugi) penjualan aktiva tetap Lainnya Jumlah 12.603 26.972 29.269 (764) 32.577 4.100 30 Sep. 2010 34.860 (485) 722 21 7 55 2.381 10.296 30 Sep. 2010 645 409 734 0 6.883 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 135 25.925 221 689 30 Sep. 2011 12.566 84 1.311 19 1.333 778 110 3.174 973 (196) 2.365 30 Sep. 2011 27.359 26.763 (82)

*Beban produksi tidak langsung terdiri dari kompensasi karyawan, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya sub kontrak, biaya impor, penyusutan aktiva tetap, biaya bahan baku dan penolong, biaya telepon, listrik dan air. 872 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 6.219 744 3.707 25.790 1.750 1.750 3.504 14.086

23. LABA/RUGI PER SAHAM

Laba/rugi per saham dasar:

Laba (rugi) bersih (dalam jutaan Rupiah) Jumlah saham beredar (rata-rata tertimbang) Laba (rugi) per saham dasar (dalam Rupiah penuh)

24. MANFAAT KARYAWAN

a. Beban imbalan kerja: Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu

Amortisasi keuntungan aktuarial Jumlah

b. Kewajiban imbalan kerja:

Nilai kini kewajiban imbalan kerja Keuntungan aktuari yang belum diakui Kewajiban imbalan kerja

c. Mutasi kewajiban imbalan kerja: Saldo awal tahun

Beban imbalan kerja tahun berjalan Dampak penurunan jumlah karyawan Saldo akhir tahun

Umur pensiun Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian

30 Sep. 2011 31 Des. 2010

110 110 739 739

5% per tahun 7% per tahun TMI 2 TMI 2 55 tahun 55 tahun 9.5% per tahun 9.5% per tahun (21)

110 110

739 739 812 812 (21)

Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi dan kewajiban imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya bertanggal 12 Maret 2011 untuk tahun 2010. 31 Des. 2010 587.152.700 (5,65) 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 100 23 376 376 363 363

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan penyisihan imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

30 Sep. 2011 (183) (183) 9,05 587.152.700 23 8 8 Masa berlaku pelaksanaan waran telah berakhir tanggal 28 Juni 2002. Sejak tanggal tersebut tidak terdapat

perhitungan saham dilusian.

5.314 (3.319)

25. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Aktiva:

Kas dan setara kas Piutang usaha

Piutang hubungan istimewa Aktiva lain-lain

Kewajiban:

Hutang bank jangka pendek Hutang usaha

Beban masih harus dibayar Hutang bank jangka panjang

Kewajiban melebihi aktiva dalam mata uang asing-bersih

26. NILAI WAJAR DARI INSTRUMENT KEUANGAN

Aktiva:

Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Aktiva lain-lain Kewajiban: Hutang bank Hutang usaha

Beban masih harus dibayar Hutang hubungan istimewa

12.886.456 0 733.035 456.788 177.199 81.642 USD USD 43.450 47.195 0 0 3.746 0 0 456.788 12.153.421 258.841 0 8 15 31 Des. 2010 30 Sep. 2011

Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing, ekuivalen dalam US Dollar, adalah sebagai berikut:

12.839.260 197.947 0 0 0 30 Sep. 2011 31 Des. 2010 1.147 796 1.563 79 72 18 2.791 907 0 149.097 4.598 6.903 2.007 2.942 6.767 11.327 13.371 170.269 Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi

jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.

Tabel berikut menyajikan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

26. NILAI WAJAR DARI INSTRUMENT KEUANGAN - Lanjutan

a.

b.

27. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN

a.

b.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:

Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi.

Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif. Hutang jangka panjang kepada karyawan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.

Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya.

Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.

Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas.

Resiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Instrumen keuangan Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas dibank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut.

Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Selain itu, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perusahaan memiliki kas dan bank di berbagai institusi keuangan. Untuk piutang usaha, Perusahaan sangat selektif memberikan kredit terutama bagi pelanggan lama yang telah memiliki perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu, reputasi yang baik serta tidak mengalami kesulitan keuangan.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing.

27. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN - Lanjutan

c.

d.

e.

Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan.

Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dijelaskan pada Catatan 12.

Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 12, Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman dari bank tertentu, atas wanprestasi tersebut, bank tersebut setiap saat dapat meminta pembayaran atau mengambilalih semua jaminan Perusahaan atau melakukan tindakan tertentu yang dapat menyebabkan operasi Perusahaan terhenti. Saat ini Perusahaan telah mengadakan negosiasi untuk menjual beberapa aset yang dimiliki, disamping itu Susanto selaku Presiden Direktur memberikan dukungan keuangan untuk membantu Perusahaan serta melakukan negosiasi untuk merestrukturisasi perjanjian kredit bank tertentu tersebut. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi mengenai restrukturisasi perjanjian kredit belum mencapai kesepakatan.

Risiko Harga

Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar

Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal oleh manajemen secara berkelanjutan.

Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga, Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dollar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan.

Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.

28. KEADAAN EKONOMI -Meningkatkan produktivitas;

Melakukan penghematan dan efisiensi di semua departemen;

Perusahaan dan Anak Perusahaan melaporkan rugi bersih konsolidasi masing-masing sejumlah Rp 1,02 miliar dan Rp 1.81 miliar pada periode 3 bulan tahun 2011 dan 2010. Penjualan menurun dari Rp 11.1 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 5.8 miliar pada tahun 2011 dikarenakan penurunan permintaan dari pelanggan. Disamping itu pada tahun 2010, Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman dari bank tertentu, atas wanprestasi tersebut, bank tersebut setiap saat dapat meminta pembayaran atau mengambilalih semua jaminan Perusahaan atau melakukan tindakan tertentu yang dapat menyebabkan operasi Perusahaan terhenti. Saat ini Perusahaan telah mengadakan negosiasi untuk merestrukturisasi perjanjian kredit bank tertentu tersebut. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi mengenai restrukturisasi perjanjian kredit belum mencapai kesepakatan.

Sebagai tanggapan terhadap kondisi tersebut di atas, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dan akan terus melakukan hal-hal sebagai berikut:

Melakukan penjualan beberapa aset Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk pelunasan hutang bank agar beban bunga berkurang pada tahun mendatang;

Kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan telah dipengaruhi dan akan terus dipengaruhi pada masa yang akan datang oleh kondisi ekonomi makro dan industri tekstil. Sebagai akibatnya, terdapat ketidakpastian yang dapat mempengaruhi operasi di masa yang akan datang, pemulihan aset dan kemampuan untuk membayar kewajiban ketika jatuh tempo pada kegiatan usaha normal.

Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan terus memburuknya kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan termasuk dampaknya terhadap pelanggan, kreditur, rekanan dan pemegang saham. Penyelesaian masalah tersebut tidak dapat ditentukan saat ini. Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul yang diakibatkan oleh ketidakpastian tersebut. Dampak yang berkaitan akan dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat diketahui dan dapat diperkirakan.

Melakukan negosiasi dengan pemasok bahan baku, untuk memperoleh perpanjangan jangka waktu pembayaran serta potongan harga pembelian.

Melakukan negosiasi dengan para kreditur, untuk memperoleh perpanjangan jangka waktu pembayaran dan penyesuaian tingkat bunga;

Pada saat ini kondisi ekonomi dan politik di Indonesia relatif stabil. Persaingan usaha terutama pada industri garmen di Indonesia sangat kompetitif terutama karena alasan efisiensi dan produktivitas. Disamping itu persaingan dengan produsen garmen dari luar negeri di pasar internasional juga turut mempengaruhi daya saing industri garmen di Indonesia. Laporan keuangan mencakup dampak kondisi persaingan pada industri garmen terhadap Perusahaan sepanjang hal tersebut dapat ditentukan dan diperkirakan.

29. STANDAR AKUNTANSI BARU

-Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:

Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2011:

PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas

PSAK 3 (Revisi 2010) : Laporan Keuangan Interim.

PSAK 4 (Revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri

PSAK 10 (Revisi 2010) : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 12 : Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14 : Aset tidak berwujub - biaya web site

ISAK 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai Efektif yang berlaku pada tanggal 1 Januari 2012:

PSAK 5 (Revisi 2009) : Segmen Operasi

PSAK 7 (Revisi 2010) : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi PSAK 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan. PSAK 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi

PSAK 19 (Revisi 2010) : Aset tidak Berwujud PSAK 22 (Revisi 2009) : Kombinasi Bisnis PSAK 23 (Revisi 2010) : Pendapatan

PSAK 25 (Revisi 2009) : Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset

PSAK 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi

PSAK 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan SAK ETAP : Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

ISAK 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

ISAK 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. ISAK 10 : Program Loyalitas Pelanggan

Dokumen terkait