• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. KARWELL INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. KARWELL INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - INTERIM

30 SEPTEMBER 2011

DAN

(2)

Halaman

N E R A C A K O N S O L I D A S I 1 - 2

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI 3

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI 4

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI 5

(3)

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas

Saham tersedia untuk dijual

Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar nihil pada tahun 2011 dan 2010) Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu sebesar nihil pada tahun 2011 dan 2010) Persediaan

Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Uang Muka

JUMLAH AKTIVA LANCAR AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang hubungan istimewa Aktiva pajak tangguhan-bersih Investasi jangka panjang

Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 31.522 juta pada tahun 2011 dan Rp.31.374 juta pada tahun 2010)

Properti Investasi

Aktiva tetap yang tidak digunakan Aktiva lain-lain

JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR JUMLAH AKTIVA

2j, 9

65.354 66.344

73.648

Catatan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi - Interim ini. 73.893 72 18 0 0 30 Sept. 2011 31 Des. 2010 2c,3 2d,4 Catatan 1.147 79 796 5.404 6.111 255 29 2f 11 2e,5 6 9.861 8 15 0 8.540 316 1.563 0 7.304 7 31 47.371 11 9.388 0 0 0 0 2g,8 8.595 9.112 10 47.371 0 0 1

(4)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank Hutang usaha Hutang pajak

Beban masih harus dibayar

Bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang bank

Hutang sewa guna usaha Kewajiban lain-lain

Uang Muka

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan-bersih Bagian kewajiban jangka panjang, setelah

dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Hutang bank

Hutang sewa guna usaha Hutang hubungan istimewa Kewajiban manfaat pensiun

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR HAK MINORITAS

EKUITAS

Modal saham, nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar 1.200.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 587.152.700 saham

Tambahan modal disetor

Selisih modal Keppres No. 26/1984 Rugi belum direalisasi atas saham tersedia

untuk dijual Saldo rugi

JUMLAH EKUITAS

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

17 (397.981) 0 (392.666) 739 739 7 6.767 11.327 149.097 1.315 0 0 2b,15 0 0 13.381 29 8.821 2k,24 29

Catatan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi - Interim ini.

293.576 5.500 293.576 5.500 76 76 0 16 73.648 73.893 (93.514) (98.828) 0 50 0 0 158.558 159.067 2n,14c 1.315 53.303 0 98.436 0 215 75 12 0 30 Sept. 2011 31 Des. 2010 2.007 2.942 13 4.598 6.903 Catatan 2n,14 2

(5)

PENJUALAN

BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR

BEBAN USAHA

Beban penjualan

Beban umum dan administrasi

JUMLAH BEBAN USAHA LABA (RUGI) USAHA

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan bunga Beban bunga, provisi kredit Laba (rugi) kurs-bersih

Laba (rugi) penjualan investasi jangka panjang Pendapatan (beban) lainnya-bersih

JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS (LABA) RUGI BERSIH

ANAK PERUSAHAAN LABA (RUGI) BERSIH

Laba (rugi) bersih per saham dasar (dalam Rupiah penuh)

Catatan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi ini.

2o,23 9,05 (5,65) - - 5.314 5.314 (3.319) (3.319) - - 5.314 (3.319) 2n,14 2l,22 25.925 1.750 17.129 - - 2.377 2m 2.554 5.467 20 (110) (722) 21 10 10 (6.328) (7.605) (11.815) (5.696) (11.360) (4.851) (dalam jutaan Rupiah)

Catatan 2011 2010 (6.219) (6.883) 2l,4,18 21.873 36.769 (27.359) (34.860) 2l,4,19 (5.487) 1.909

(6)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan

Pembayaran kas kepada pemasok dan aktivitas operasi Kas yang dihasilkan dari operasi

Pembayaran bunga, provisi kredit Penerimaan bunga

Penerimaan kembali (pembayaran) pajak penghasilan, bersih

Kas bersih (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penarikan (penempatan) deposito jangka pendek Pembelian aktiva tetap

Penjualan aktiva tetap

Kenaikan aktiva tetap yang tidak digunakan Penurunan/penjualan saham tersedia untuk dijual Hasil penjualan investasi jangka panjang

Kas bersih diperoleh dari aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

(Kenaikan) penurunan piutang/hutang hubungan istimewa Penambahan (pengurangan) hutang dan cerukan

Pembayaran hutang sewa guna usaha

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 1.147 1.036 37 796 (4.560) 8.794 (8.563) 15.121 0 0 0 24.610 (20.287) 0 135 0

Catatan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi ini.

0 0 20.050 (11.492) 999 351 0 0 (19.834) 79 1.248 0 0 0 135 0 11.529 0 (11.360) (4.851) 10 10 (28.957) (30.849)

(dalam jutaan Rupiah)

2011 2010

20.394 45.970

(7)

Saldo 1 Januari 2010

Rugi belum direalisasi atas saham

tersedia untuk dijual

Koreksi tahun lalu

Laba bersih periode Jan - Sept 2010

Saldo 30 September 2010

Saldo 1 Januari 2011

Laba belum direalisasi atas saham

tersedia untuk dijual

Koreksi tahun lalu

Laba bersih periode Jan - Sept 2011

Saldo 30 September 2011

-

- -

-

0 (387.880)

(397.981)

0 (391.199)

-

- - -

5.500

293.576

-

0

76

- -

76

-

5.500

293.576 5.500

293.576 5.500

-

293.576

76

Catatan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi ini.

(93.514)

-

-

0

-

(3.319)

76

(3.319)

-

0 (98.828)

(92.047)

-

(392.666)

atas saham

ditempatkan

(88.728)

dan disetor

disetor

No. 26/1984

modal

penuh

Tambahan

Saldo

Jumlah

Keppres

untuk dijual

rugi

tersedia

Selisih modal

(dalam jutaan Rupiah)

Laba (rugi)

direalisasi

Modal

belum

5.314

-

- - -

- - -

-

5.314

(8)

1. UMUM a.

b.

Kantor Pusat Perusahaan terletak di Jalan Gunung Sahari I No. 48 - 50, Jakarta Pusat. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di Tambun, Bekasi dan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pendirian Perusahaan

Pada tanggal 18 November 1994, Perusahaan memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham No. S-1975/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran Perdana kepada masyarakat sejumlah 20.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 setiap saham dan penawaran Rp 2.900 setiap saham. Seluruh saham Perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 19 Desember 1994. Kelebihan harga jual saham atas nilai nominal saham telah dibukukan sebagai agio saham (lihat Catatan 16).

PT Karwell Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta dengan nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry sesuai dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1970 mengenai penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Soetanto, SH No. 11 tanggal 18 Februari 1978. Akta pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA5/36/17 tanggal 18 Februari 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 78 Tambahan No. 3668 tanggal 28 September 1990. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH, No. 09 tanggal 9 Juli 2008, mengenai perubahan dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-86994.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 November 2008. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perubahan ini belum diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pakaian jadi. Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada tahun 1978.

Berdasarkan Surat Ketua BAPEPAM No. S-953/PM/1997 tanggal 15 Mei 1997 mengenai Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu untuk membeli paket saham biasa dengan waran yang terdiri dari 390.000.000 saham biasa dan 78.000.000 waran.

(9)

1. UMUM - Lanjutan

c.

Anak Perusahaan atas tempat kedudukan dan total aktivanya

-Total Aktiva sejumlah Rp.

11.866.373.475,

-Total Aktiva sejumlah Rp.

2.500.000.000,-c.

Presiden Komisaris : Oey Tjie Piek Oey Tjie Piek

Komisaris-komisaris : Ir. Bundani Karlan, MM Ir. Bundani Karlan, MM Komisaris Independen : Tn. Mardi Loho Tn. Mardi Loho

Presiden Direktur : Tn. Susanto Tn. Susanto Direktur-direktur : Tn. Harijanto Witono Tn. Harijanto Witono

Tn. Ridwan Halim Tn. Ridwan Halim Tn. Pramudyo Tamtomo

d.

e.

PT. Karya Investama Investama Indonesia Jl. Wisma Penta Lt. 5 No. 65, Kebon Sirih, Menteng,

Per 30 September 2011 dan 2010, susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut: 1994 Centralgraha

PT Karinwashindo

Perseroan memiliki anak perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang sebagai berikut:

Dimulainya Produksi / Kepemilikan

Pencucian pakaian Nama Perusahaan

Per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut: 30 Sep. 2011

99,97%

31 Des. 2010

30 Sep. 2011

Per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 Perseroan dan anak perusahaan mempekerjakan

masing-masing 353 karyawan per tahun 2011 dan 634 karyawan per tahun 2010. Indonesia

PT. Karinwashindo Central Graha Jl. Bisma Raya Blok A No. 3-4 Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara

Jenis Usaha Operasi Komersial

31 Des. 2010

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 16 Desember 1998 (risalah dibuat oleh notaris Imas Fatimah, SH dengan akta No. 25) antara lain memutuskan untuk sementara waktu operasional anak perusahaan PT Karinwashindo Centralgraha dibekukan/dinonaktifkan, sambil melihat perkembangan situasi moneter di dalam negeri.

PT Karya Investama 99,00% Investasi

---Perseroan dan anak perusahaan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Gunung Sahari I No. 48-50, Jakarta dan pabrik di desa Setiadarma, Bekasi, Jawa Barat, di Jl. Pelabuhan Nusantara II KBN, Jakarta.

(10)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

b. Prinsip konsolidasi

c. Transaksi dengan Pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa

d. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (PSAK) yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar hubungan istimewa, maupun tidak, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“.

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dimana Perusahaan memiliki persentase kepemilikan di atas 50%. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas ekuitas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Pemegang Saham Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi “ pada neraca konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas konsolidasi dan dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Mata uang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah.

Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang usaha.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

e. Persediaan

f. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.

g. Aktiva tetap

Bangunan dan instalasi listrik Mesin-mesin

Peralatan, inventaris kantor/pabrik/mess, Kendaraan bermotor

20

10% - 20%

Sesuai dengan PSAK 47 mengenai “Akuntansi Tanah“, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

5 - 10

10% 10

5%

20%

Persentase Tahun Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK 14 (Revisi 2008) mengenai “Persediaan”, yang mengatur mengenai mengenai penentuan biaya persediaan pada saat pengakuan awal dan mengharuskan pengukuran selanjutnya berdasarkan yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan Perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.

Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2007) mengenai “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK 16 (1994) mengenai “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK 17 (1994) mengenai “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

5 Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO). Penyisihan persediaan usang ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut :

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan g. Aktiva tetap - Lanjutan

h. Sewa

i. Penurunan Nilai Aset

Pada tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan terhadap kemungkinan penurunan nilai aset bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang menunjukkan nilai tercatatnya tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai aset, jika ada, diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aset tetap yang dijual, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan dicatat sebagai Aset Tetap yang Tidak Digunakan.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode penyusutan direview, dan disesuaikan secara prospektif, jika memenuhi kondisi tersebut.

Perusahaan menerapkan PSAK 30 (Revisi 2007) mengenai “Sewa” yang menggantikan PSAK 30 (1990) mengenai “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, semua pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis).

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan j. Properti Investasi

k. Kewajiban Imbalan Kerja

l. Pengakuan pendapatan dan beban

Properti investasi Perusahaan terdiri dari tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di pelabuhan pengiriman. Beban diakui pada saat terjadinya (dasar akrual).

Perusahaan menerapkan program imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UU No. 13”) dan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja karyawan ditentukan berdasarkan UU No. 13 dengan menggunakan perhitungan aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya, untuk masing-masing program imbalan, melebihi 10% dari kewajiban imbalan pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan karyawan dari program yang ada, akan diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai umur manfaat bangunan selama 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

1 US Dollar 1 Singapura Dollar 1 HK Dollar

n. Pajak Penghasilan

o. Laba/rugi per saham

p. Informasi Segmen

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs terakhir yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun yang bersangkutan. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. 30 Sep. 2010 8.991 8.924 6.981 1.150

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sebesar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Rp Rp 30 Sep. 2011

Pada tanggal 30 September 2011 dan 2010 serta 31 Desember 2010, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

31 Des. 2010

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku secara substantif pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Kewajiban pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi aset pajak tangguhan di neraca konsolidasi.

Sesuai dengan PSAK 56 mengenai “Laba (Rugi) per Saham”, laba (rugi) usaha per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba (rugi) usaha dan laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Koreksi terhadap kewajiban pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan ditetapkan, jika Perusahaan mengajukan keberatan.

Rp 8.823 6.796 1.132 1.155 6.774

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan p. Informasi Segmen - Lanjutan

q. Instrumen Keuangan

i

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak menyajikan segmen sekunder yaitu segmen geografis atas penjualan Perusahaan dan Anak Perusahaan karena pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu tidak memiliki risiko imbalan yang berbeda dengan lingkungan (wilayah) ekonomi yang lain.

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

Aset Keuangan Pengakuan Awal

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

*

*

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan atau kebiasan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal perdagangan, seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang hubungan istimewa dan aset tidak lancar lainnya.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam neraca pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi.

Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.

Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, piutang hubungan istimewa dan aset tidak lancar lainnya Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

*

*

-ii

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasi sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika Perusahaan mempunyai maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif untuk mendiskonto penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur aset keuangan menjadi nilai tercatat bersihnya. Laba atau rugi diakui pada laporan laba rugi ketika investasi dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Perusahaan tidak mempunyai investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 30 September 2011.

Aset keuangan tersedia untuk dijual.

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laba atau rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Investasi yang diklasifikasi sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:

Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dan investasi jangka panjang lainnya dicatat pada biaya perolehannya

Investasi dalam modal saham yang tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar.

Perusahaan tidak mempunyai investasi jangka pendek yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual.

Kewajiban Keuangan. Pengakuan awal.

Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman atau derivatif yang telah ditetapkan untuk sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

*

*

iii

iv

Kewajiban keuangan Perusahaan mencakup hutang bank, hutang usaha, biaya masih harus dibayar dan kewajiban keuangan tidak lancar lainnya.

Pengukuran setelah pengakuan awal.

Pengukuran kewajiban keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

Hutang dan pinjaman.

Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi ketika kewajiban tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.

Saling hapus instrumen keuangan.

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.

Nilai wajar instrumen keuangan.

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Laba atau rugi atas kewajiban dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi.

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba atau rugi mencakup kewajiban keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Kewajiban derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

v

vi

* Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Penyesuaian risiko kredit.

Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak yang bertransaksi antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam penentuan nilai wajar posisi kewajiban keuangan, risiko kredit Perusahaan dengan instrumen keuangan tersebut ikut diperhitungkan.

Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan.

Biaya perolehan yang diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan nilai aset keuangan.

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

*

vii

Dalam hal instrumen hutang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, indikasi penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi. Penghasilan bunga di masa mendatang didasarkan pada nilai tercatat yang diturunkan nilainya dan diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Penghasilan bunga yang masih harus dibayar tersebut dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan Bunga” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Jika pada tahun berikutnya, nilai wajar atas instrumen hutang meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dapat dikaitkan dengan peristiwa yang timbul setelah pengakuan kerugian penurunan nilai melalui laba atau rugi, kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laba atau rugi.

Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan.

Aset Keuangan.

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila:

(1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual.

Dalam hal investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan termasuk penurunan nilai wajar yang signifikan dan berkepanjangan di bawah nilai perolehan investasi tersebut.

Ketika terdapat bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai investasi yang sebelumnya diakui pada laba atau rugi direklasifikasikan dari ekuitas ke dalam laba atau rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak dihapuskan melalui laba atau rugi; sedangkan peningkatan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan q. Instrumen Keuangan - Lanjutan

viii

(2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.

Kewajiban Keuangan.

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Instrumen keuangan derivatif.

Perusahaan terlibat dalam pertukaran mata uang, pertukaran tingkat suku bunga dan instrumen keuangan lainnya, jika diperlukan, untuk tujuan pengelolaan eksposur nilai tukar dan tingkat suku bunga yang berasal dari pinjaman dan hutang Perusahaan dalam mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini tidak dirancang untuk memenuhi syarat hubungan lindung nilai dan pada awalnya diakui pada nilai wajar pada tanggal dimana kontrak derivatif tersebut diadakan dan selanjutnya diukur kembali pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan ketika nilai wajarnya positif dan sebagai kewajiban keuangan ketika nilai wajarnya negatif.

Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar derivatif selama periode yang tidak memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai dicatat secara langsung sebagai laba atau rugi.

Aset dan kewajiban derivatif, jika ada, disajikan masing-masing dalam aset lancar dan kewajiban lancar. Derivatif melekat disajikan dengan kontrak utama pada neraca yang menampilkan penyajian yang tepat dari seluruh arus kas di masa datang atas instrumen tersebut secara keseluruhan.

Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan r. Penggunaan Estimasi

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas Rupiah

Dollar Amerika Serikat (US$ 0.00 pada tahun 2011 US$ 1.236 pada tahun 2010)

Jumlah Bank:

Rupiah

Citibank, N.A.

PT. Bank Central Asia, Tbk PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

PT. Bank Artha Graha International, Tbk PT. Bank BNP Paribas Indonesia

Dolar Amerika Serikat

Citibank NA, (US$ 75.228 pada tahun 2011 dan US$ 27.873 pada tahun 2010)

PT. BNP Paribas Indonesia ( US$ 0 pada tahun 2011 dan US$ 7.050 pada tahun 2010)

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (US$ 3.459 pada tahun 2011 dan US$ 4.199 pada tahun 2010) PT. Bank CIMB Niaga, Tbk (US$ 1.933 pada tahun 2011

dan US$ 2.028 pada tahun 2010)

PT. Bank Artha Graha International, Tbk (US$ 997 pada tahun 2011 dan US$ 1.048 pada tahun 2010) PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk (US$ 0 pada tahun 2011

dan US$ 96 pada tahun 2010)

PT. Bank BNP Paribas Indonesia (US$ 0 pada tahun 2011 dan US$ 16 pada tahun 2010)

Jumlah Jumlah 770 31 Des. 2010 1.147 1.130 796 0 - 30 Sep. 2011 (dalam jutaan Rupiah) 0 11

17 27

76 251

260 76

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian dalam penetapan taksiran maka terdapat kemungkinan hasil akhir yang dilaporkan pada masa yang akan datang akan berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya. 17 15 - 1 664 251 - 63 31 38 17 18 9 9 38 38 29 18 - 3 8 2 - 2

(23)

4. PIUTANG USAHA

Piutang usaha berdasarkan pelanggan:

Pelanggan Dalam Negeri Jumlah

Jumlah piutang menurut umur adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo Lewat 30 hari Lewat 60 hari Lewat 90 hari Jumlah

Jumlah piutang menurut mata uang adalah sebagai berikut

Dolar Amerika Serikat Rupiah

Jumlah

5. PERSEDIAAN

Barang jadi

Barang dalam pengolahan Bahan baku dan pembantu Jumlah 79 31 Des. 2010 1.563 79 1.563 1 34 45 30 Sep. 2011 4.266 764 27 45 1.563 1 Pelanggan Luar Negeri

1.563 34 79 16 0 36 1.485 44 0 30 Sep. 2011 31 Des. 2010 31 Des. 2010 30 Sep. 2011 34

Persediaan ini dijaminkan untuk hutang pada Bank Rakyat Indonesia, dan Banque Nationale De Paris, Singapura (Catatan 12).

1.563

973 31 Des. 2010 30 Sep. 2011

Piutang usaha ini dijaminkan untuk hutang pada Bank Rakyat Indonesia, dan Banque Nationale De Paris, Singapura (Catatan 12).

Perseroan telah mengasuransikan persediaan dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 2.500.000.000 & US$ 2.000.610 per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 terhadap resiko kebakaran, ledakan, petir, pesawat udara dan huru-hara serta bencana alam. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi ini memadai.

5.404 6.111 Berdasarkan penelaahannya atas status masing-masing debitur pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan

bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tidak diperlukan.

485 872

(24)

6. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Pajak Penghasilan pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah

7. PIUTANG/(HUTANG) HUBUNGAN ISTIMEWA

Piutang Hubungan Istimewa

Jumlah

Hutang Hubungan Istimewa

Susanto Jumlah 8. AKTIVA TETAP Harga perolehan Pemilikan langsung Tanah

Bangunan dan instalasi listrik

Mesin-mesin

Peralatan, inventaris kantor/ pabrik/mess

Kendaraan bermotor Jumlah

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan bermotor

Jumlah harga perolehan 40.486 40.486 0 310 0 6.767 Susanto 0

Pihak Hubungan Istimewa Sifat Hubungan Istimewa Transaksi Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih sehingga penyisihan piutang ragu-ragu nihil. Piutang hubungan istimewa terutama merupakan piutang atas transaksi pinjaman tanpa dikenakan bunga dan tanpa jangka waktu pembayaran pinjaman

0 0 0 0 12.289 0 0 0 310 0

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0 6.767 Penambahan 11.327 255 30 Sep. 2011 31 Des. 2010 0 6.516 0 11.327 0 0 0 8.221 39.973 30 Sep. 2011 39.973 0 310 8.216 30 Sep. 2011 Reklasifikasi Pinjaman 0 275 31 Des. 2010 42 0 255 316 (6) Presiden Direktur 8.299 6.516 (6) (6) 0 0 0 8.299 1 Jan. 2010 Saldo

Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

5.161 4.653 12.289

Saldo Pengurangan

(25)

8. AKTIVA TETAP - Lanjtan Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan instalasi listrik

Mesin-mesin

Peralatan, investaris kantor/ pabrik/mess

Kendaraan bermotor Jumlah

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan bermotor Jumlah akumulasi penyusutan

Nilai buku

Harga perolehan Pemilikan langsung

Tanah

Bangunan dan instalasi listrik

Mesin-mesin

Peralatan, inventaris kantor/ pabrik/mess

Kendaraan bermotor Jumlah

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan bermotor Jumlah harga perolehan

0 0 8.978 31.508 0 0 310 67 40.486 40.486 0 11.800 Reklasifikasi 0 0 4.918 310 0 294 Pengurangan 0 Penambahan 88 88 0 0 0 8.299 0 1 Jan. 2009 0 5.161 8.221 0 0 12.289 0 118 (118) 0 0 118 8.387 6.490 310 31.508 0 0 40.456 Saldo 88 31.378 Saldo 6.516 294 (133) 0 4.512 (133) 12.370 460 6.254 12.289 (460) 8.243 0 31.378 31 Des. 2010 8.299 0 5.043 74 0 0 149 4 8.221 118 0 (133) 40.574 8.595 6.516

(26)

8. AKTIVA TETAP - Lanjutan Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan instalasi listrik

Mesin-mesin

Peralatan, investaris kantor/ pabrik/mess

Kendaraan bermotor Jumlah

Aktiva sewa guna usaha

Kendaraan bermotor Jumlah akumulasi penyusutan

Nilai buku

9. PROPERTI INVESTASI

Harga perolehan

Tanah

Bangunan dan instalasi listrik

Jumlah

Akumulasi penyusutan

Bangunan dan instalasi listrik Jumlah Nilai buku 30.442 1.065 (100) (0) 0 (129) (78) 113 88 (22)

Aktiva tetap tertentu dijaminkan untuk hutang pada Bank Rakyat Indonesia dan Banque Nationale De Paris, Singapura (Catatan 12). 34 88 8.146 55 24 0 11.800 8.166 9.920 19.303 0 0 6 19.308 0 0 10.077 113 6.490 31.374 31.374 1.041 88 9.112 0 0 Reklasifikasi 0 6 12.767 9.861 9.388

Perseroan telah mengasuransikan aktiva tetapnya (selain tanah) dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 10.298 juta dan Rp. 30.065 juta per 30 September 2011 dan per 31 Desember 2010 terhadap resiko kebakaran, ledakan, petir, pesawat udara dan huru-hara serta bencana alam. Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah pertanggungan asuransi ini memadai.

9.442 9.442 479 12.762 79 0 6.541 0 30.497 6.123 11.447 482 334 4.726 Saldo (5)

Penambahan Pengurangan Saldo 1 Jan. 2010 30 Sep. 2011 4.918 479 0 0 9.920 6.541 0 0

(27)

9. PROPERTI INVESTASI - Lanjutan

Harga perolehan

Tanah

Bangunan dan instalasi listrik

Jumlah

Akumulasi penyusutan

Bangunan dan instalasi listrik

Jumlah

Nilai buku

10. AKTIVA TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN

Jumlah 47.371 0 12.762 0 47.371 0 0 0

Harga perolehan atas tanah seluas 193.094 m2, di Desa Gandasari dan Cibuntu, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, telah disertifikasi untuk tanah seluas 169.358 m2, sedangkan sisanya seluas 23.736 m2, HGB sedang dalam pengurusan.

Tanah seluas 123.868 m2 di desa Gandasari dan Cibuntu dijaminkan untuk hutang pada Bank Rakyat Indonesia, Jakarta (Catatan 12).

30 Sep. 2011 9.442 8.803 0 638 0 10.499 Saldo Penambahan 31 Des. 2010 0

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010

9.442

Pengurangan Reklasifikasi Saldo 31 Des. 2010

9.861

Properti investasi dijadikan jaminan atas hutang bank yang diperoleh Perusahaan.

1 Jan. 2010 8.803 19.303 19.303 6.541 0 0 0 6.541 0 0 47.371 47.371 12.762 638

(28)

11. AKTIVA LAIN-LAIN

a. Uang jaminan untuk impor bahan baku

b. Lainnya Jumlah

12. HUTANG BANK

Jumlah

Tingkat bunga per tahun atas pinjaman tersebut di atas:

Pinjaman USD Pinjaman Rupiah -- : - : -- : - : -- : - :

Bank Rakyat Indonesia: fasilitas kredit ekspor, kredit modal kerja dan post import financing (PIF), Pada tahun 2007 fasilitas pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang berdasarkan surat BRI No. R.II-398-ADK/DKR/08/2007 tanggal 30 Agustus dinyatakan bahwa Perusahaan memperoleh perpanjangan jangka waktu kredit sampai dengan tanggal 30 Juni 2010, yang terdiri dari:

US$ 3,200,000 8% per tahun

Pagu Pinjaman US$ 5,800,000 Kredit Modal Kerja (KMK) - 03:

Pagu Pinjaman Pagu Pinjaman 12% - 14% 0 0 2010 0 2,0% - 10,0% 43.248 0 2,0% - 10,0% 2011 Bank Rakyat Indonesia, Jakarta, jumlah pokok pinjaman 2011: USD 0,

2010:USD 7,343,278.

Banque Nationale De Paris, Singapura, jumlah pokok pinjaman 2011 USD 0 dan 2010 USD 4.810.143.

39.825

US$ 2,500,000 Suku Bunga 8% per tahun

0

0 Bank Artha Graha, Jakarta, Jumlah pokok pinjaman 2011: Rp. 0 dan

2010: Rp 39.825 juta. 149.097 13% - 15% 31 Des. 2010 30 Sep. 2011 8% per tahun Suku Bunga Suku Bunga

Kredit Modal Kerja (KMK) - 01:

Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI/PJI) - 01:

15 30 Sep. 2011 15 31 Des. 2010 8 8 66.023

(29)

12. HUTANG BANK - Lanjutan

-- tanah kosong seluas 45.490 m2 di kampung Cibuntu dan desa Gandasari, Bekasi, Jawa Barat

-pengalihan hak sewa atas tanah kaveling seluas 3.000 m2

jaminan pribadi Tn. Susanto, Direktur Utama Perseroan.

tanah, bangunan dan mesin di Sunter milik PT Karinwashindo Centralgraha (anak perusahaan) secara pari passu dengan hutang Bank BNP Paribas Indonesia

jaminan gadai sebanyak 30.000.000 saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Karya Estetikamulia (pemegang saham)

persediaan

Banque Nationale De Paris: fasilitas modal kerja dengan tingkat bunga sebesar 2% di atas SIBOR. Saat ini Perusahaan sedang dalam proses negosiasi untuk perpanjangan kredit ini., dijamin dengan:

jaminan pribadi Tn. Susanto, Direktur Utama Perseroan.

persediaan dan piutang usaha (Perseroan) secara pari passu dengan hutang Bank BNP Paribas Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia, Jakarta, dan

bangunan, mesin dan peralatan, kendaraan bermotor dan inventaris

saham Perseroan yang dimiliki oleh PT Karya Estetikamulia (pemegang saham) 2006 dan 2005: 113.500.000 saham.

Bank Artha Graha: 2006 dan 2005: fasilitas pinjaman berulang (Revolving Loan), Berdasarkan surat dari Artha Graha No. 201/OL/MKT-KCPJ/VIII/2007 tanggal 14 Agustus 2007 dinyatakan bahwa Perusahaan memperolah persetujuan penurunan plafond kredit dari Rp. 52.000.000.000 menjadi Rp. 42.000.000.000. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 16% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 31 Januari 2010. Pinjaman ini dijamin dengan:

piutang usaha

Pinjaman ini dijaminkan dengan:

tanah-tanah berikut segala sesuatu yang didirikan, ditanam dan ditempatkan di atas tanah-tanah tersebut, seluas 210.106 m2yang terletak di Jakarta (Senen, Ancol dan Gunung Sahari) serta di Bekasi, Jawa Barat (di Desa Setiadarma, Gandasari dan Cibuntu).

(30)

12. HUTANG BANK - Lanjutan

Persyaratan lain yang penting terkait dengan perolehan Hutang Bank adalah Debitur tanpa persetujuan tertulis dari kreditur tidak diperkenankan untuk:

-- melakukan perubahan terhadap anggaran dasar debitur. - melakukan perubahan terhadap komposisi pemegang saham. - melakukan perubahan terhadap bidang usaha debitur. - melakukan pembagian dividen.

- sebagai penjamin dan menjamin harta kekayaan kepada pihak lain. - menerima pinjaman/kredit baru dari Bank atau lembaga keuangan lain.

13. HUTANG USAHA

Hutang usaha, berdasarkan pemasok: Pemasok dari Luar Negeri Pemasok dari Dalam Negeri

Jumlah

Hutang usaha, berdasarkan mata uang: Dolar Amerika Serikat

Rupiah

Jumlah

Hutang usaha, berdasarkan hubungan: Hutang kepada pihak ketiga

Hutang kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa

Jumlah

Jumlah piutang menurut umur adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo Lewat 30 hari

Jumlah 4.598 6.903 melakukan merger atau konsolidasi dengan badan usaha lain, akuisisi dan penjualan asset (aktiva tetap) perusahaan yang dijaminkan.

4.598 6.903 0 0 4.598 6.903 5.978 4.598 4.598 31 Des. 2010 4.030 5.978 567 925 4.030 30 Sep. 2011 4.030 567 31 Des. 2010 567 925 5.978 6.903 925 30 Sep. 2011 6.903

(31)

14. HUTANG PAJAK

Pajak Pertambahan Nilai PPh pasal 21

PPh pasal 23 , 26 dan PPh Final Jumlah

a. Komponen penghasilan (beban) pajak adalah sebagai berikut:

Pajak kini: Jumlah Pajak tangguhan: PT Karwell Indonesia Tbk PT Karinwashindo Centralgraha Jumlah

Jumlah penghasilan (beban) pajak

b.

c.

Aktiva pajak tangguhan, bersih:

PT Karwell Indonesia Tbk 0

Jumlah aktiva pajak tangguhan-bersih Kewajiban pajak tangguhan, bersih:

PT Karwell Indonesia Tbk PT Karinwashindo Centralgraha Jumlah kewajiban pajak tangguhan-bersih

15. HAK MINORITAS

Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Des 2010, akun ini merupakan hak pemegang saham minoritas atas

aktiva bersih PT. Karinwashindo Centralgraha dan PT. Karya Investama Indonesia, Anak Perusahaan.

0 75 27 0 0 31 Des. 2010 Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan masing-masing perusahaan per 30 September 2011 dan 31 Des 2010 terdiri dari:

30 Sep. 2011 1.315 0 0 37 215 1 0 31 Des. 2010 1.315 0 0 0 30 Sep. 2011 0 13

Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assesment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam waktu 10 tahun sejak saat terutangnya pajak.

Pajak penghasilan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri

(laporan keuangan konsolidasi tidak dapat digunakan untuk menghitung pajak penghasilan).

31 Des. 2010 0 1.315 0 165 30 Sep. 2011 46 0 0 0 1.315

(32)

16 MODAL SAHAM

Modal dasar: Jumlah saham

Nilai nominal per saham Jumlah nominal

Modal ditempatkan dan disetor penuh: Jumlah saham

Jumlah nominal

PT Karya Estetikamulia

Dragon International Investment Ltd., British Virgin Islands

Masyarakat lainnya Jumlah

17. TAMBAHAN MODAL DISETOR

18. PENJUALAN

Penjualan Ekspor Penjualan Lokal Jumlah

New Yorker Textilegrosshandels

Ralph Lauren Childrenwear 0 4.965

30 Sep. 2010 30 Sep. 2011

3,52

Swee Wan Trading PTE LTD

Merupakan penjualan bersih (setelah dikurangi retur penjualan dan potongan penjualan) :

43,25 Jumlah saham

11.590 Jumlah nominal

Schiesser AG

Pendleton Woolen Mills Inc

0 0 8.087 258 % 1.200.000.000 saham Rp 293.576.350.000 587.152.700 36.769 1.200.000.000 saham Rp 600.000.000.000 Rp 500

Susunan pemegang saham Perseroan per 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

25.179 20.915 957 0 312.550.000 156.275 53,23 587.152.700 saham Rp 600.000.000.000 587.152.700 saham 30 Sep. 2011

Seluruh saham Perseroan yang beredar/ditempatkan berjumlah 587.152.700 telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. 100,00 293.576 10.318 126.983 253.967.200 20.635.500 2.658 21.873

Rincian penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% adalah sebagai berikut:

0 1.947

12.465

Rp 500 31 Des. 2010

Merupakan selisih antara harga penawaran saham Rp 2.900 per saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dari 20.000.000 saham yang dijual dalam masa penawaran perdana 24-30 Nopember 1994, dimana sejumlah Rp 32.500 juta telah direklasifikasi menjadi modal saham dengan pengeluaran saham bonus dalam tahun 1996 .

Rp 293.576.350.000

(33)

19. BEBAN POKOK PENJUALAN

Pemakaian bahan baku dan bahan pembantu Upah langsung

Beban produksi tidak langsung* Jumlah beban produksi

Persediaan awal barang dalam pengolahan Persediaan akhir barang dalam pengolahan Beban pokok produksi

Persediaan awal barang jadi Persediaan akhir barang jadi Beban pokok penjualan

20. BEBAN PENJUALAN

Beban ekspor, pengangkutan

Beban KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Lainnya

Jumlah

21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Kompensasi karyawan (Catatan 24)

Jasa profesional, beban bank, keperluan kantor, komunikasi

Perjalanan dinas, asuransi, reparasi dan pemeliharaan Penyusutan aktiva tetap

Lainnya Jumlah

22. PENDAPATAN (BEBAN) LAINNYA

Laba (rugi) penjualan aktiva tetap Lainnya Jumlah 12.603 26.972 29.269 (764) 32.577 4.100 30 Sep. 2010 34.860 (485) 722 21 7 55 2.381 10.296 30 Sep. 2010 645 409 734 0 6.883 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 135 25.925 221 689 30 Sep. 2011 12.566 84 1.311 19 1.333 778 110 3.174 973 (196) 2.365 30 Sep. 2011 27.359 26.763 (82)

*Beban produksi tidak langsung terdiri dari kompensasi karyawan, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya sub kontrak, biaya impor, penyusutan aktiva tetap, biaya bahan baku dan penolong, biaya telepon, listrik dan air. 872 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 6.219 744 3.707 25.790 1.750 1.750 3.504 14.086

(34)

23. LABA/RUGI PER SAHAM

Laba/rugi per saham dasar:

Laba (rugi) bersih (dalam jutaan Rupiah) Jumlah saham beredar (rata-rata tertimbang) Laba (rugi) per saham dasar (dalam Rupiah penuh)

24. MANFAAT KARYAWAN

a. Beban imbalan kerja: Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu

Amortisasi keuntungan aktuarial Jumlah

b. Kewajiban imbalan kerja:

Nilai kini kewajiban imbalan kerja Keuntungan aktuari yang belum diakui Kewajiban imbalan kerja

c. Mutasi kewajiban imbalan kerja: Saldo awal tahun

Beban imbalan kerja tahun berjalan Dampak penurunan jumlah karyawan Saldo akhir tahun

Umur pensiun Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian

30 Sep. 2011 31 Des. 2010

110 110

739 739

5% per tahun 7% per tahun TMI 2 TMI 2 55 tahun 55 tahun 9.5% per tahun 9.5% per tahun (21)

110 110

739 739

812 812 (21)

Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi dan kewajiban imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya bertanggal 12 Maret 2011 untuk tahun 2010. 31 Des. 2010 587.152.700 (5,65) 30 Sep. 2011 30 Sep. 2010 100 23 376 376 363 363

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan penyisihan imbalan kerja karyawan pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

30 Sep. 2011 (183) (183) 9,05 587.152.700 23 8 8 Masa berlaku pelaksanaan waran telah berakhir tanggal 28 Juni 2002. Sejak tanggal tersebut tidak terdapat

perhitungan saham dilusian.

5.314 (3.319)

(35)

25. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Aktiva:

Kas dan setara kas Piutang usaha

Piutang hubungan istimewa Aktiva lain-lain

Kewajiban:

Hutang bank jangka pendek Hutang usaha

Beban masih harus dibayar Hutang bank jangka panjang

Kewajiban melebihi aktiva dalam mata uang asing-bersih

26. NILAI WAJAR DARI INSTRUMENT KEUANGAN

Aktiva:

Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Aktiva lain-lain Kewajiban: Hutang bank Hutang usaha

Beban masih harus dibayar Hutang hubungan istimewa

12.886.456 0 733.035 456.788 177.199 81.642 USD USD 43.450 47.195 0 0 3.746 0 0 456.788 12.153.421 258.841 0 8 15 31 Des. 2010 30 Sep. 2011

Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing, ekuivalen dalam US Dollar, adalah sebagai berikut:

12.839.260 197.947 0 0 0 30 Sep. 2011 31 Des. 2010 1.147 796 1.563 79 72 18 2.791 907 0 149.097 4.598 6.903 2.007 2.942 6.767 11.327 13.371 170.269

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.

Tabel berikut menyajikan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

(36)

26. NILAI WAJAR DARI INSTRUMENT KEUANGAN - Lanjutan

a.

b.

27. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN

a.

b.

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:

Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi.

Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif. Hutang jangka panjang kepada karyawan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.

Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya.

Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, dan beban yang masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.

Risiko keuangan utama yang dihadapi Perusahaan adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas dan risiko harga. Melalui pendekatan manajemen risiko, Perusahaan mencoba untuk meminimalkan potensi dampak negatif dari risiko-risiko di atas.

Resiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Instrumen keuangan Perusahaan yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas dibank, piutang usaha dan piutang lain-lain. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut.

Untuk risiko kredit yang berhubungan dengan bank, hanya bank-bank dengan predikat baik yang dipilih. Selain itu, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak membatasi eksposur hanya kepada satu institusi tertentu, sehingga Perusahaan memiliki kas dan bank di berbagai institusi keuangan. Untuk piutang usaha, Perusahaan sangat selektif memberikan kredit terutama bagi pelanggan lama yang telah memiliki perjanjian kerja dalam jangka waktu tertentu, reputasi yang baik serta tidak mengalami kesulitan keuangan.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing.

(37)

27. MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN - Lanjutan

c.

d.

e.

Perusahaan memiliki risiko suku bunga terutama karena melakukan pinjaman menggunakan suku bunga mengambang. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap Perusahaan.

Informasi mengenai suku bunga pinjaman yang dikenakan kepada Perusahaan dijelaskan pada Catatan 12.

Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko di mana Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam rangka memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait dengan instrumen keuangan.

Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 12, Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga atas pinjaman dari bank tertentu, atas wanprestasi tersebut, bank tersebut setiap saat dapat meminta pembayaran atau mengambilalih semua jaminan Perusahaan atau melakukan tindakan tertentu yang dapat menyebabkan operasi Perusahaan terhenti. Saat ini Perusahaan telah mengadakan negosiasi untuk menjual beberapa aset yang dimiliki, disamping itu Susanto selaku Presiden Direktur memberikan dukungan keuangan untuk membantu Perusahaan serta melakukan negosiasi untuk merestrukturisasi perjanjian kredit bank tertentu tersebut. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, proses negosiasi mengenai restrukturisasi perjanjian kredit belum mencapai kesepakatan.

Risiko Harga

Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar

Perusahaan memiliki risiko harga terutama karena investasi Perusahaan atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual. Perusahaan mengelola risiko harga dengan melakukan pengawasan internal oleh manajemen secara berkelanjutan.

Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan menggunakan mata uang asing, diantaranya adalah belanja modal, transaksi yang dilakukan Perusahaan dengan pihak di luar negeri, dan transaksi pinjaman Perusahaan. Sehingga, Perusahaan harus mengkonversikan Rupiah ke mata uang asing, terutama Dollar Amerika Serikat, untuk memenuhi kebutuhan kewajiban dalam mata uang asing pada saat jatuh tempo. Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dapat memberikan dampak pada kondisi keuangan Perusahaan.

Perusahaan mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila diperlukan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.

Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.

Gambar

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi dan kewajiban imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasi berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh PT Rileos Pratama, aktuaris indepe
Tabel berikut menyajikan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

adalah sebesar 0.000647 atau lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak, berarti bahwa variabel independen dalam penelitian ini, yaitu return on equity , debt to equity ratio, dan

Hal ini didukung dengan banyaknya skala produksi rokok yang dihasilkan baik oleh kedua perusahaan rokok tersebut sehingga memungkinkan bagi Indonesia untuk memasuki

Berdasarkan pertimbangan tersebut, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data atau fakta yang tepat (sahih) dan dapat dipercaya tentang: (1)

Sistem yang diterapkan memiliki kesamaan dengan sistem yang akan dibuat yaitu sama-sama membahas tentang pencapaian target pemerintah dalam peningkatan

Setiati, (2007) dan Smeltzer dan Bare (2006) juga menyatakan bahwa inkontinensia lebih sering dijumpai pada lanjut usia, khususnya perempuan. Faktor resiko yang menyebabkan

(2) Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Active Knowledge Sharing

Tabel 22.Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) pada Industri Olahan Pisang menjadi Keripik Pisang dan Sale Pisang Pada Bulan Mei 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja beserta komponen pertumbuhan tenaga kerja selama tahun