• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN EVALUASI

C. Model Analisis dan Pengujian Hipotesis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Analisis Regresi Berganda. Pencarian koefisien regresinya dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS for windows versi 12.0. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu (Nugroho, 2005 : 43) :

Yi = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Dimana : Y

+ e

X1 = Rasio Cara Pembelanjaan Modal Kerja X2 = Rasio Lancar

X3 = Rasio Tingkat Perputaran Modal Kerja

X4 = Rasio Jumlah Aktiva Lancar terhadap Jumlah Aktiva b0 = Konstanta b14 1. Koefisien Determinasi (R²) = Koefisien Regresi e = Variabel Pengganggu Tabel 4.9

Output Uji Determinasi SPSS for windows versi 12.0 Model Summary Model b R R Square Adjusted R Square Std. Error of The Estimate Durbin- Watson 1 .519a .269 .201 2.11052 1.993 a . Predictors: (Constant), X4,X3, X2, X1 b

Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yaitu rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva dapat menjelaskan Return on Investment (ROI) yang diperoleh PT. Primarindo Asia, Tbk sekitar 20% dan

. Dependent Variable: Y

Sumber : Hasil Penelitian pada PT. Primarindo Asia, Tbk. 2007 (data diolah) Pada Tabel 4.9 menunjukkan R Square yang digunakan adalah R Square yang disesuaikan (Adjusted R Square) yang merupakan indeks determinasi (% pengaruh). Pada model ini seluruh variabel bebas yaitu rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva dimasukkan maka diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,201 atau sekitar 20% dan nilai R Square sebesar 0,269 atau sekitar 27%.

sisanya sekitar 80% dipengaruhi oleh faktor lain seperti volume penjualan, permintaan konsumen terhadap produk perusahaan dan lain-lain.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji signifikan simultan dilakukan untuk melihat sejauh mana signifikasi seluruh variabel bebas yaitu rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva terhadap variabel terikat yaitu Return on Investment (ROI). Uji signifikan simultan dapat diketahui pada Tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10

Output Uji Hipotesis Simultan SPSS for windows versi 12.0 ANOVA

Model

b

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression Residual Total 70.512 191.535 262.047 4 43 47 17.628 4.454 3.958 .008a a . Predictors: (Constant), X4,X3, X2, X1 b . Dependent Variable: Y

Sumber : Hasil Penelitian pada PT. Primarindo Asia, Tbk. 2007 (data diolah) Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

H0 : tidak terdapat pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) H : terdapat pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4

1. Jika signifikasi < ; 0,05 maka H

)

Ketentuan :

0

Jika signifikasi > ; 0,05 maka H

ditolak

0

2. Jika F

diterima

hitung > Ftabel ; 0,05 maka H0 Jika F

ditolak

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat dan diketahui bahwa uji F menunjukkan nilai atau signifikan Fhitung sebesar 0,008 maka jika signifikasi 0,008 < ; 0,05 dengan demikian H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) secara simultan terdapat pengaruh terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk sehingga seluruh variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) dapat menjelaskan dan dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y).

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat diperoleh harga atau nilai Fhitung sebesar 3,958. Harga Fhitung tersebut akan dibandingkan dengan harga atau nilai Ftabel dengan Numerator (k-1) yaitu 4-1 = 3 dan Denumerator (n-k) yaitu 48-4 = 44 maka dari tabel F diperoleh Ftabel sebesar 2,816 untuk 5% sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa harga atau nilai Fhitung lebih besar dari harga Ftabel

yaitu 3,958 > 2,816 maka H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. H1

3. Uji Signifikan Individual ( Uji Statistik t )

diterima menyebabkan seluruh variabel bebas yang terdiri dari rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk.

Tabel 4.11

Output Uji Hipotesis Simultan SPSS for windows versi 12.0 Coefficients Model a Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

1 (Constant) X1 X2 X3 X4 .542 -.053 .011 1.590 .132 2.936 .019 .008 1.038 .052 -.552 .235 .224 .384 .185 -2.816 1.308 1.531 2.543 .854 .007 .198 .133 .015 .441 .525 .793 .744 2.265 1.904 1.261 1.344 a

Sumber : Hasil Penelitian pada PT. Primarindo Asia, Tbk. 2007 (data diolah) Pengujian statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang terdiri dari rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva dengan variabel terikat yaitu Return on Investment (ROI).

Langkah-langkah pengujian uji signifikan individual adalah sebagi berikut :

Hipotesis :

H

. Dependent Variable: Y

0 :tidak terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. H1 : terdapat pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ketentuan :

Jika signifikasi < ; 0,05 maka H0 ditolak Jika signifikasi > ; 0,05 maka H0 diterima

Berdasarkan hasil perhitungan dan diolah melalui aplikasi komputer program SPSS for windows versi 12.0 maka diperoleh Tabel 4.11 yang menunjukkan pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel rasio cara pembelanjaan modal kerja (X1) dengan nilai signifikasi sebesar 0,007 maka diperoleh hasil signifikan X1 adalah 0,007 < 0,05. Rasio lancar (X2) dengan nilai signifikasi sebesar 0,198 maka hasil signifikan X2 adalah 0,198 > 0,05. Rasio tingkat perputaran modal kerja (X3) dengan nilai signifikasi sebesar 0,133 maka hasil signifikan X3 adalah 0,133 > 0,05.

Rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva (X4) dengan nilai signifikasi sebesar 0,015 maka hasil signifikan X4 adalah 0,015 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio lancar (X2) dan rasio tingkat perputaran modal kerja (X3) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk. Artinya bagaimanapun struktur keuangan yang dimiliki PT.Primarindo Asia,Tbk tidak akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Primarindo Asia,Tbk.

Rasio cara pembelanjaan modal kerja (X1) dengan hasil signifikan X1 adalah 0,007 < 0,05 dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva (X4) dengan hasil signifikan X4 adalah 0,015 < 0,05 mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk dengan signifikasi pada 5%.

Hasil print out SPSS versi 12.0 pada Tabel Coefficients tersebut diperoleh nilai Standardized Coefficients untuk rasio cara pembelanjaan modal kerja (X1) sebesar –0,552 rasio lancar (X2) sebesar 0,235 rasio tingkat perputaran modal kerja (X3) sebesar 0,224 dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva (X4) sebesar 0,384.

Hasil Tabel Coefficients mengenai Standardized Coefficients dapat diketahui bahwa rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva (X4) memiliki nilai Standardized Coefficients yang tertinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva (X4) merupakan variabel bebas yang memiliki pengaruh dominan terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk.

Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat kita lihat bahwa pengaruh variabel cara pembelanjaan modal kerja memiliki hubungan yang negatif terhadap kemampuan memperoleh laba PT. Primarindo Asia, Tbk. Yang artinya bila ada penambahan satu rupiah pada rasio cara pembelanjaan modal kerja maka kemampuan memperoleh laba yang diterima oleh PT. Primarindo Asia, Tbk akan menurun dan sebaliknya bila ada penurunan satu rupiah pada rasio cara pembelanjaan modal kerja, maka kemampuan memperoleh laba PT. Primarindo Asia,Tbk akan meningkat.

Variabel rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah kativa memiliki hubungan yang positif terhadap keampuan memperoleh laba PT.Primarindo asia,Tbk. Artinya bila perbandingan jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva semakin besar maka kemampuan memperoleh laba PT. Primarindo Asia, Tbk akan meningkat dan sebaliknya bila perbandingan jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva mengecil maka kemampuan memperoleh laba yang di alami perusahaan akan menurun.

Secara parsial, rasio lancar (X2) dan tingkat perputaran modal kerja (X3

Rasio rata-rata X

) tidak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan memperoleh laba pada PT. Primarindo Asia,Tbk mengindikasikan adanya perbandingan dengan teori yang ada. Pada hakekatnya, rasio lancar akan memberikan pengaruh pada kemampuan memperoleh laba, demikian juga dengan tingkat perputaran modal kerja akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan memperoleh laba perusahaan.

3 = 1,13 mengindikasikan adanya tingkat perputaran modal kerja yang kecil. Bedasarkan teori, tingkat perputaran modal kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap kemampuan memperoleh laba

perusahaan, namun berdasarkan dari hasil penelitian tingkat perputaran modal kerja tidak mempengaruhi kemampuan memperoleh laba. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memperoleh laba dipengaruhi oleh besarnya jumlah aktiva yang digunakan sebagai modal kerjanya.

4. Persamaan Regresi Linier Berganda

Pada Tabel 4.12 dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 0,542 -0,053 X1 + 0,011 X2 + 1,590 X3 + 0,132 X4

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa harga 0,542 merupakan nilai konstanta yang menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI) pada PT. Primarindo Asia, Tbk akan menurun apabila tidak ada pengeluaran setiap rupiah untuk setiap variabel bebas yaitu rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, rasio tingkat perputaran modal kerja dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva.

Nilai –0,053 X1 merupakan nilai koefisien regresi yang menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan sebesar satuan rupiah untuk rasio cara pembelanjaan modal kerja maka akan ada perubahan Return on Investment (ROI) yang diperoleh PT. Primarindo Asia, Tbk sebesar 0,053 satuan rupiah.

Nilai koefisien 0,011 X2 merupakan nilai koefisien regresi yang menunjukkan bahwa dengan penambahan sebesar satuan rupiah untuk rasio lancar maka akan dihasilkan penambahan Return on Investment (ROI) yang diperoleh PT. Primarindo Asia, Tbk sebesar 0,011 satuan rupiah.

Nilai koefisien 1,590 X3 merupakan nilai koefisien regresi yang menunjukkan bahwa dengan penambahan sebesar satuan rupiah untuk rasio tingkat perputaran modal kerja maka akan dihasilkan penambahan Return on Investment (ROI) yang diperoleh PT. Primarindo Asia, Tbk sebesar 1,590 satuan rupiah.

Nilai koefisien 0,132 X4 merupakan nilai koefisien regresi yang menunjukkan bahwa dengan penambahan sebesar satuan rupiah untuk rasio rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva maka akan dihasilkan penambahan Return on Investment (ROI) yang diperoleh PT. Primarindo Asia, Tbk sebesar 0,132 satuan rupiah.

BAB V

Dokumen terkait