• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan selanjutnya setelah pemetaan causal loop diagram, yang merupakan peng-generasi-an dari peta model mental, adalah pembuatan diagram alir model simulasi yang terdiri dari

stock – flow. Stock atau akumulasi mencerminkan keadaan sistem dan sebagai pembangkit informasi,

dimana aksi dan keputusan didasarkan padanya (Rohmatulloh, 2007). Identifikasi variabel stock model dinamik penilaian risiko mutu diuraikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Identifikasi stock model dinamik penilaian risiko mutu PKS Unit Adolina

Stock Kuantifikasi

Jumlah pasokan TBS ke pabrik untuk diolah menjadi CPO Satuan: kg

Akumulasi persediaan CPO yang ada di tangki timbun pabrik Satuan: kg

Jumlah trip TBS untuk mengangkut seluruh hasil panen ke pabrik

Satuan: trip

Jumlah produksi CPO yang diyakini akan terjual setiap minggunya

38

Gambar20. Model dinamik penilaian risiko mutu PKS Unit Adolina

Total pasokan TBS

laju pasokan tbs cpo

panen angkut luas lahan panen

kehilangan tbs masuk kapasitas olah pabrik tbs pembelian losis cpo kadar alb rendemen cpo rendemen losis jlh fraksi 00 panen jlh fraksi 0 panen kenaikan alb di pabrik tbs restan jlh fraksi matang panen hari kerja olah

jam kerja olah

pengaruh kriteria panen thd kadar alb KONVERSI

produktivitas kebun

Persediaan

produksi cpo pengiriman cpo WAKTU KOREKSI INVENTORY persediaan diinginkan JANGKAUAN PERSEDIAAN Permintaan diharapkan laju pesanan WAKTU PERUBAHAN PERMINTAAN DIHARAPKAN perubahan permintaan produksi tbs rata-rata indeks bulan produksi tbs bulanan rata-rata hari olah rata-rata indeks hari olah

hari olah bulanan rata-rata WAKTU LOADING WAKTU UNLOADING WAKTU ANTRI PENIMBANGAN KECEPATAN TRUK JARAK AFDELING waktu siklus transportasi produksi tbs bulanan rata-rata hari olah bulanan

rata-rata produksi tbs harian

JAM KERJA TRUK PER HARI Trip tbs

KAPASITAS ALAT ANGKUT

jumlah trip aktual jumlah trip maksimal JUMLAH TRIP

INISIASI

jumlah truk diperlukan jumlah trip per

afdeling jumlah trip

maksimal per afdeling

kecukupan truk jumlah truk

diinginkan total jumlah truk

diperlukan

pengaruh jumlah truk terhadap kenaikan kadar alb rkap produksi kebun PRODUKTIVITAS KEBUN DIINGINKAN skenario 1 laju produktivitas kebun skenario TBS RESTAN DIINGINKAN laju tbs restan skenario skenario 2 PENURUNAN PENGARUH KRITERIA PANEN THD KADAR ALB DIINGINKAN laju pengaruh kriteria panen skenario skenario 3 RENDEMEN CPO DIINGINKAN

laju rendemen cpo skenario skenario 4

39

1. Diagram Alir Sub-Model Produksi

Diagram alir sub-model produksi mempunyai satu susunan stock-flow diagram (SFD), yaitu akumulasi total pasokan TBS. Struktur diagram alir proses produksi dipengaruhi oleh satu aliran masuk laju pasokan TBS dan dua aliran keluar, yaitu CPO dan losis CPO. Struktur diagram alir kadar asam lemak bebas (ALB) dipengaruhi oleh derajat kematangan panen buah (fraksi 0 panen, fraksi 00 panen, fraksi matang panen), TBS restan dan kenaikan ALB di pabrik akibat pengolahan. Struktur diagram alir kapasitas olah terpasang pabrik dipengaruhi oleh jam kerja olah dan hari kerja olah. Struktur diagram alir panen angkut dipengaruhi oleh luas lahan panen dan juga produktivitas kebun serta kehilangan TBS yang terkumpul dari kebun hingga ke pabrik (Gambar 21).

Gambar21. Diagram alir sub-model produksi

Variabel total pasokan TBS merupakan fungsi integral dari aliran masuk laju pasokan TBS dikurangi jumlah aliran ke luar produk yang dihasilkan, yaitu CPO dan losis CPO. Persamaan variabel pada sub-model produksi diuraikan sebagai berikut :

 Total pasokan tbs (t) = total pasokan tbs (t-1) + (laju pasokan tbs (t) – (cpo (t) + losis cpo (t) ) dimana :

- Total pasokan TBS adalah akumulasi jumlah TBS total yang akan diolah menjadi produk akhir, yaitu CPO dan menghasilkan produk sampingan, yaitu losis CPO (kg). Nilai inisiasi total pasokan TBS pada t-1 sebesar 0 kg, karena dalam pengolahan CPO tidak memungkinkan adanya sisa pasokan TBS dari periode sebelumnya terkait dengan kualitas CPO yang akan dihasilkan.

- Laju pasokan TBS adalah jumlah TBS yang masuk ke dalam pabrik untuk diolah menjadi CPO (kg).

 cpo(t) = laju pasokan tbs (t) * rendemen cpo (t) dimana :

- CPO merupakan jumlah minyak sawit kasar yang dihasilkan dari proses pengolahan (kg).

- Rendemen CPO adalah fraksi konversi tandan buah segar menjadi minyak sawit kasar (persen).

 losis cpo (t) = laju pasokan tbs (t) * rendemen losis (t) dimana :

Total pasokan TBS laju pasokan tbs cpo

panen angkut luas lahan panen

kehilangan tbs masuk kapasitas olah pabrik tbs pembelian losis cpo kadar alb rendemen cpo rendemen losis jlh fraksi 00 panen jlh fraksi 0 panen kenaikan alb di pabrik tbs restan jlh fraksi matang panen hari kerja olah

jam kerja olah

pengaruh kriteria panen thd kadar alb KONVERSI produktivitas kebun rkap produksi kebun PRODUKTIVITAS KEBUN DIINGINKAN skenario 1 laju produktivitas kebun skenario TBS RESTAN DIINGINKAN laju tbs restan skenario skenario 2 PENURUNAN PENGARUH KRITERIA PANEN THD KADAR ALB DIINGINKAN laju pengaruh kriteria panen skenario skenario 3 RENDEMEN CPO DIINGINKAN laju rendemen cpo

skenario skenario 4

40

- Losis CPO adalah kehilangan CPO dalam proses pengolahan (kg).

- Rendemen losis CPO adalah fraksi konversi tandan buah segar menjadi minyak sawit kasar yang terendapkan dalam limbah (persen).

 kapasitas olah pabrik (t) = (laju pasokan tbs (t) / hari kerja olah (t) ) / jam kerja olah (t) dimana :

- Kapasitas olah berjalan pabrik dalam memproduksi minyak sawit kasar dan mempunyai nilai ≤ kapasitas terpasang pabrik (30 ton TBS/jam) (kg/jam).

- Hari kerja olah adalah jumlah hari olah pabrik dalam satu bulan (hari kerja). - Jam kerja olah adalah jumlah jam olah pabrik harian rata-rata dalam satu bulan (jam

kerja/hari kerja).

 panen angkut (t) = luas lahan panen (t)* (produktivitas kebun (t) – kehilangan tbs masuk (t)) dimana :

- Panen angkut adalah jumlah seluruh hasil panen tiap afdeling yang diangkut ke pabrik untuk diolah (kg).

- Luas lahan panen adalah total luas tanaman menghasilkan milik sendiri yang

menghasilkan TBS (hektar). Luas lahan menghasilkan untuk tahun 2010 adalah sebesar 5095 hektar, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 5980 ha.

- Produktivitas kebun total adalah jumlah TBS yang dihasilkan per kebun dimana nilainya berubah tiap periode penentuannya (kg/hektar).

- Kehilangan TBS masuk merupakan jumlah kehilangan TBS yang terkumpul dari kebun hingga sampai di pabrik (kg).

 pengaruh kriteria panen terhadap alb (t) = ((4,344-0,5736*jlh fraksi 00 panen (t) +1,6)*0,089 + (4,694-0,4097* jlh fraksi 0 panen (t) +1,6)*0,1059 + (-21,994+0,2653* jlh fraksi matang panen (t) +1,866)*0,1192)/100

dimana :

- Pengaruh kriteria panen terhadap ALB adalah penurunan ukuran kinerja ALB yang dipengaruhi oleh derajat kematangan panen TBS ( fraksi 00,0 dan matang) (persen). Nilai estimasi persamaan dibuat berdasarkan plot data dengan asumsi data berbentuk kurva linier.

 kadar alb (t) = (((-25,06+4,102* tbs restan (t) – 0,1831* tbs restan (t) ^2 + 0,002630* tbs restan

(t) ^3 )*0,418725666/100) + kenaikan alb di pabrik (t) + pengaruh kriteria panen terhadap alb

(t) + konversi *cpo (t) + pengaruh jumlah truk terhadap kenaikan kadar alb (t) dimana :

- Kadar ALB adalah nilai asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sawit kasar yang dihasilkan yang nilainya dipengaruhi oleh pengaruh kriteria panen, tingkat kenaikan alb dalam pabrik dan TBS restan (%). Nilai estimasi persamaan dibuat berdasarkan plot data dengan asumsi data berbentuk polinomial.

- Tingkat kenaikan ALB dalam pabrik adalah nilai kenaikan ALB yang didapat dari hasil pengolahan (persen).

- Hubungan dari minyak sawit kasar yang diproduksi dengan kadar alb yang dihasilkan digunakan dengan mengasumsikan kadar asam lemak bebas merupakan 0.0000000564 bagian dari minyak sawit kasar yang dihasilkan.

41

2. Diagram Alir Sub-Model Persediaan

Diagram alir sub-model persediaan mempunyai dua susunan SFD (stock flow diagram) yaitu (1) akumulasi persediaan yang dipengaruhi oleh laju aliran masuk produksi CPO dan laju aliran keluar pengiriman CPO dan (2) akumulasi permintaan diharapkan yang dipengaruhi oleh laju aliran masuk perubahan permintaan diharapkan (Gambar 22).

Gambar22. Diagram alir sub-model persediaan

Variabel persediaan merupakan fungsi integral dari aliran masuk, yaitu produksi CPO, dikurangi aliran keluar produk yang dihasilkan yaitu pengiriman CPO per minggu. Variabel permintaan diharapkan merupakan fungsi integral dari aliran masuk perubahan permintaan per minggunya. Persamaan variabel pada sub-model persediaan diuraikan sebagai berikut :

 Persediaan (t) = Persediaan (t-1) + (produksi cpo (t) – pengiriman cpo (t)) dimana :

- Persediaan merupakan jumlah persediaan CPO yang ada dalam tangki timbun pabrik (kg).

- Produksi CPO merupakan laju jumlah CPO yang dihasilkan dari pengolahan TBS per bulannya (kg).

- Pengiriman CPO merupakan laju penjualan CPO total ke konsumen per bulannya (kg).  Permintaan diharapkan (t) = Permintaan diharapkan (t-1) + perubahan permintaan diharapkan (t)

dimana :

- Permintaan diharapkan adalah jumlah produksi CPO yang diyakini akan terjual selama setiap minggunya (kg).

- Perubahan permintaan diharapkan adalah selisih atau marjin dari permintaan diharapkan setiap minggunya (kg).

 produksi cpo (t) = Permintaan diharapkan (t) + (persediaan diinginkan (t) – Persediaan (t))/waktu koreksi inventory

dimana :

- Waktu koreksi inventory didefinisikan sebagai seperenam dari perbedaan atau selisih dari persediaan diinginkan dan persediaan aktual dikoreksi setiap minggu.

Persediaan

produksi cpo pengiriman cpo WAKTU KOREKSI INVENTORY persediaan diinginkan JANGKAUAN PERSEDIAAN Permintaan diharapkan laju pesanan WAKTU PERUBAHAN PERMINTAAN DIHARAPKAN perubahan permintaan

42

Nilai dari waktu koreksi inventory ini adalah 6 minggu.

 persediaan diinginkan (t) = jangkauan persediaan * permintaan diharapkan (t) dimana :

- Jangkauan persediaan didefinisikan sebagai sampai berapa minggu permintaan diharapkan dapat dipenuhi oleh jumlah persediaan aktual.

Nilai dari jangkauan persediaan ini berdasarkan data historis perusahaan yang telah ada adalah 0,5 minggu.

 perubahan permintaan diharapkan (t) = (laju pesanan (t) – Permintaan diharapkan (t)) / waktu perubahan permintaan diharapkan

dimana :

- Laju pesanan adalah jumlah pesanan untuk dikirimkan ke konsumen dari persediaan yang ada per minggunya (kg).

- Waktu perubahan ekspektasi permintaan adalah total waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan permintaan yang diharapkan menjadi permintaan aktual.

Nilai dari waktu perubahan permintaan diharapkan ini adalah 4 minggu.

3. Diagram Alir Sub-Model Transportasi

Diagram alir sub-model transportasi mempunyai satu susunan SFD yaitu trip TBS. Struktur diagram alir trip TBS dipengaruhi laju aliran masuk jumlah trip aktual dan laju aliran keluar jumlah trip maksimal (Gambar 23).

Gambar23. Diagram alir sub-model transportasi

Variabel trip tbs merupakan fungsi integral dari aliran masuk jumlah trip aktual dikurangi aliran keluar jumlah trip maksimal. Persamaan variabel pada sub-model transportasi diuraikan sebagai berikut :

 Trip tbs (t) =Trip tbs (t-1) + (jumlah trip aktual (t) – jumlah trip maksimal (t)) dimana : produksi tbs rata-rata indeks bulan produksi tbs bulanan rata-rata hari olah rata-rata indeks hari olah

hari olah bulanan rata-rata WAKTU LOADING WAKTU UNLOADING WAKTU ANTRI PENIMBANGAN KECEPATAN TRUK JARAK AFDELING waktu siklus transportasi produksi tbs bulanan rata-rata hari olah bulanan

rata-rata produksi tbs harian

JAM KERJA TRUK PER HARI Trip tbs

KAPASITAS ALAT ANGKUT

jumlah trip aktual jumlah trip maksimal JUMLAH TRIP

INISIASI

jumlah truk diperlukan jumlah trip per

afdeling jumlah trip

maksimal per afdeling

kecukupan truk jumlah truk diinginkan total jumlah truk

diperlukan

pengaruh jumlah truk terhadap kenaikan kadar alb

43

- Trip TBS adalah akumulasi dari jumlah trip aktual dikurangi dengan jumlah trip

maksimal (trip). Nilai dari trip inisiasi (awal) adalah 0 trip.

- Jumlah trip aktual adalah total jumlah trip yang dibutuhkan untuk mengangkut seluruh hasil panen kebun sendiri ke pabrik untuk diolah (trip). Nilai dari jumlah trip aktual dipengaruhi oleh jumlah trip per afdeling yang nilainya ditentukan oleh produksi tbs harian dan juga kapasitas alat angkut yang digunakan.

- Jumlah trip maksimal merupakan total jumlah trip maksimal yang dapat ditempuh oleh satu truk dalam satu hari kerja (trip). Nilai dari variabel ini dipengaruhi oleh jumlah trip maksimal per afdeling yang nilainya ditentukan oleh waktu siklus transportasi dan juga jam kerja truk perhari.

 Jumlah trip per afdeling (t) = produksi tbs harian (t) / kapasitas alat angkut dimana :

- Produksi TBS harian adalah jumlah TBS yang diproduksi tiap afdelingnya per hari (kg)

- Kapasitas alat angkut didefinisikan sebagai jumlah muatan maksimal yang dimiliki oleh truk dalam rangka pengangkutan TBS ke pabrik. Nilai dari kapasitas alat angkut ini adalah 6000 kg.

 jumlah trip maksimal per afdeling (t) = jam kerja truk perhari / waktu siklus transportasi (t) dimana :

- Waktu siklus transportasi adalah total waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus transportasi setiap afdeling. Nilai dari waktu siklus transportasi dipengaruhi oleh jarak dari afdeling ke pabrik, waktu loading dan unloading TBS, waktu antri penimbangan dan juga kecepatan truk (jam).

- Jam kerja truk perhari adalah jam kerja truk pengangkut dalam satu hari kerja. Nilai dari konstanta ini adalah 8 jam/hari.

- Nilai rata-rata kecepatan truk adalah 40 km/jam.

 jumlah truk (t) = jumlah trip aktual (t) / jumlah trip maksimal per afdeling (t) dimana :

- Nilai jumlah truk bersifat integer atau utuh tidak dalam bentuk desimal, sehingga nilai tersebut mengalami pembulatan ke atas (truk).

 kecukupan truk(t) =

dimana :

- Total jumlah truk diperlukan adalah jumlah truk yang diperlukan untuk mengangkut seluruh hasil panen dari seluruh afdeling untuk dibawa ke pabrik berdasarkan hasil perhitungan model (truk/hari).

- Jumlah truk diinginkan adalah jumlah truk yang dikehendaki pengguna (user) (truk/hari).

 pengaruh jumlah truk terhadap kenaikan kadar alb (t) =

44

Dokumen terkait