• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

F. Keunggulan Kompetitif Nasional

IV. METODE PENELITIAN

4.4 Model Ekonometrika

Model adalah suatu penjelasan mengenai fenomena aktual sebagai suatu

sistem atau proses yang sistematis (Koutsoyiannis dalam Mamlukat, 2005), lebih

lanjut (Labys, 1975) menjelaskan bahwa model suatu komoditi merupakan

penjelasan formal dari suatu pasar domestik dan industri yang mencakup masalah

ekonomi, kebijakan dan kelembagaan.

Adapun fungsi struktural dari model ekonometrika CPO dapat

1. Luas Areal Kelapa Sawit

Harga CPO domestik dan luas areal kelapa sawit tahun sebelumnya

berhubungan positif terhadap luas areal kelapa sawit Indonesia, sedangkan harga

karet domestik diduga berpengaruh negatif terhadap luas areal kelapa sawit.

Produksi minyak sawit Indonesia bersumber dari perkebunan rakyat, negara dan

swasta.

Produksi minyak sawit mempengaruhi luas areal produktif. Minyak sawit

memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng sehingga

mendorong peningkatan harga CPO. Peningkatan harga CPO ini menjadi daya

tarik bagi investor untuk menanamkan investasinya pada usaha perkebunan kelapa

sawit dengan memperluas areal perkebunannya.

Berdasarkan uraian di atas, luas areal kelapa sawit merupakan fungsi dari

harga CPO domestik, harga karet domestik, dan luas areal kelapa sawit tahun

sebelumnya. Fungsi luas areal kelapa sawit dapat dirumuskan sebagai berikut:

LAt = a0 + a1HCPOt + a2HKt + a3LAt-1 + ei Dimana:

LAt = Luas areal kelapa sawit tahun ke-t (ha) HCPOt = Harga CPO domestik tahun ke-t (Rp/kg) HKt = Harga karet domestik tahun ke-t (Rp/kg) LAt-1 = Luas areal kelapa sawit tahun sebelumnya (ha) a0 = Intersep

ai = Parameter yang diduga (i = 1,...,3) ei = Kesalahan pengganggu (eror)

2. Produktivitas CPO

Harga ekspor CPO, harga CPO domestik, dan produktivitas tahun

sebelumnya diduga berpengaruh positif terhadap produktivitas CPO, sedangkan

harga pupuk berhubungan negatif terhadap produktivitas CPO. Meningkatnya

harga ekspor CPO diduga meningkatkan produktivitas CPO. Hal ini disebabkan

oleh produsen cenderung akan mengekspor lebih banyak, sehingga produsen akan

meningkatkan produktivitas CPO. Harga CPO domestik yang meningkat diduga

akan meningkatkan produktivitas CPO. Meningkatnya produktivitas CPO tahun

sebelumnya maka akan meningkatkan produktivitas tahun berikutnya. Sedangkan

harga pupuk diduga berpengaruh negatif terhadap produktivitas CPO. Jika harga

pupuk meningkat maka diduga produktivitas akan menurun. Meningkatnya harga

pupuk mengakibatkan penggunaan pupuk menjadi berkurang, sehingga

produktivitas akan mengalami penurunan

Berdasarkan uraian di atas, produktivitas CPO Indonesia merupakan

fungsi dari harga ekspor CPO, harga CPO domestik, harga riil pupuk domestik,

dan produktivitas CPO Indonesia tahun sebelumnya. Harga pupuk yang

diperhitungkan dalam penelitian ini adalah pupuk yang sering digunakan

perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan, yaitu: urea, TSP dan KCl. Fungsi

produktivitas CPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

YCPOt = b0 + b1HXCPOt + b2HCPOt + b3HPUt + b4YCPOt-1 + ei Dimana:

YCPOt = Produktivitas CPO tahun ke-t (ton) HXCPOt = Harga ekspor CPO tahun ke-t (Rp/kg) HCPOt = Harga CPO domestik tahun ke-t (Rp/kg)

HPUt = Harga pupuk tahun ke-t (Rp/kg)

YCPOt-1 = Produktivitas CPO tahun sebelumnya (ton) b0 = Intersep

bi = Parameter yang diduga (i = 1,...,4)

ei = Kesalahan pengganggu (eror)

Parameter dugaan yang diharapkan adalah: b1, b2, b4 > 0 ;b3 < 0 3. Ekspor CPO

Diduga harga ekspor CPO, nilai tukar, produksi CPO dan ekspor CPO

tahun sebelumnya diduga berpengaruh positif terhadap ekspor CPO sedangkan

pajak ekspor CPO, dan harga bahan bakar minyak dunia berpengaruh negatif

terhadap ekspor CPO. Jika harga ekspor CPO meningkat maka diduga jumlah

CPO yang akan diekspor meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya harga di

pasar dunia dibandingkan dengan harga di dalam negeri. Jika nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika meningkat maka ekspor CPO akan meningkat. Jika

produksi CPO meningkat maka produsen CPO akan mengekspor CPO. Ekspor

CPO tahun sebelumnya mempengaruhi jumlah CPO yang akan diekspor untuk

tahun berikutnya. Jika harga bahan bakar minyak dunia meningkat maka ekspor

CPO akan menurun. Meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia

menyebabkan harga di dalam negeri meningkat lebih tinggi, sehingga volume

ekspor CPO menurun. Jika pajak ekspor yang dibebankan terhadap komoditi yang

akan diekspor meningkat maka jumlah CPO yang akan diekspor akan berkurang.

Berdasarkan uraian di atas maka, ekspor CPO merupakan fungsi dari

harga ekspor CPO, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, pajak ekspor CPO,

Indonesia tahun sebelumnya. Fungsi ekspor CPO dapat dirumuskan sebagai

berikut:

XCPOt = c0 + c1HXCPOt + c2XRt + c3PEt + c4PCPOt + c5HBBt + c6XCPOt-1 + ei

Dimana:

XCPOt = Ekspor CPO tahun ke-t (ton)

HXCPOt = Harga ekspor CPO domestik tahun ke-t (Rp/kg)

XRt = Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tahun ke-t (Rp/US$)

PEt = Pajak ekspor CPO tahun ke-t (%) PCPOt = Produksi CPO domestik tahun ke-t (ton) XCPOt-1 = Ekspor CPO Indonesia tahun sebelumnya (ton)

HBB = Harga bahan bakar minyak dunia (US$/barrel)

c0 = Intersep

ci = Parameter yang diduga (i = 1,...,6)

ei = Kesalahan pengganggu (eror)

Parameter dugaan yang diharapkan adalah: c1, c2, c4, c6, > 0; c3, c5 < 0 4. Harga CPO Domestik

Pajak ekspor berpengaruh negatif terhadap harga CPO domestik,

sedangkan jumlah ekspor CPO dan harga CPO tahun sebelumnya berpengaruh

positif terhadap harga CPO domestik tahun berikutnya. Jika pajak ekspor yang

dibebankan terhadap CPO yang akan diekspor meningkat maka harga CPO di

dalam negeri akan menurun. Meningkatnya pajak ekspor yang diberlakukan untuk

CPO domestik meningkat. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya persediaan di

dalam negeri dan diikuti dengan permintaan yang tinggi. Harga CPO tahun

sebelumnya berpengaruh harga CPO tahun berikutnya. Berdasarkan uraian di atas

maka harga CPO domestik merupakan fungsi dari ekspor CPO, pajak ekspor dan

produksi CPO. Fungsi dari harga CPO domestik dapat dirumuskan sebagai

berikut:

HCPOt = d0 + d1XCPOt + d2PEt + d3HCPOt-1 + ei Dimana:

XCPOt = Ekspor CPO domestik tahun ke-t (Rp/kg) PEt = Pajak ekspor CPO tahun ke-t (%)

HCPOt-1 = Harga CPO tahun sebelumnya (kg) di = Parameter yang diduga (i = 0,…,3) ei = Kesalahan pengganggu (eror)

Parameter dugaan yang diharapkan adalah: d1, d3 > 0 ; d2 < 0 5. Produksi CPO

Produksi CPO Indonesia dipengaruhi oleh luas areal kelapa sawit dan

produktivitas CPO. Produksi CPO merupakan fungsi identitas. Fungsi identitas

untuk produksi CPO dapat dirumuskan sebagai berikut:

PCPOt = LAt x YCPOt Dimana:

PCPOt = Produksi CPO tahun ke-t (ton)

LAt = Luas areal kelapa sawit Indonesia tahun ke-t (Ha) YCPOt = Produktivitas CPO tahun ke-t (Ton/ha)

Lag Luas Areal Kela

Harga

Pupuk ProduktivitaLag

Harga Karet pa Produktivita sCPO Produk siCPO Luas Areal Kelapa Sawit

Keterangan: = Variabel Eksogen

= Variabel Endogen

Gambar 5. Model Ekonometrika Analisis Pengaruh Pajak Ekspor Terhadap Kinerja Industri Kelapa Sawit Indonesia

Harga Ekspor CPO Nilai Tukar Harga CPO Harga BBM Produks i CPO Ekspor Pajak Ekspo Ekspor

CPO Harga CPO Domestik

Lag Ekspor

Lag Harga

Dokumen terkait