• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

2.3 Economic Order Quantity (EOQ)

2.3.2 Model EOQ dengan Tingkat Produksi Terbatas

Model EOQ dengan tingkat produksi terbatas atau EPQ (Economic Production Quantity) digunakan jika diasumsikan bahwa pesanan diterima bertahap. Situasi ini banyak ditemukan jika pengguna persediaan juga menjadi produsen barang. Produk– produk yang diproduksi sendiri mempunyai tingkat produksi (p) yang relatif lebih besar daripada tingkat permintaan (d). Model EOQ dengan tingkat produksi terbatas digambarkan secara grafik pada gambar 2.4 sebagai berikut:

Gambar 2.4 Grafik Model EPQ (Agus Ristono 2009)

Istilah pada model ini yang berbeda dari model EOQ dasar dapat diperinci sebagai berikut:

1. Kuantitas pesanan tidak dipenuhi semuanya pada saat yang sama tetapi secara bertahap (p).

2. Tingkat permintaan (d) besarnya relatif terhadap tingkat produksi.

3. Selama produksi dilakukan (tp), tingkat pemenuhan persediaan adalah sama denga tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan (p-d).

L tp p- d Q p Waktu Tingkat Persediaan

4. Selama Q unit diproduksi, besarnya tingkat persediaan maksimum kurang dari Q karena penggunaan selama pemenuhan.

Komponen biaya pemesanan pada model EOQ dasar tidak berubah akibat penggantian tingkat persediaan bertahap, karena komponen ini hanya tergantung dari jumlah unit yang dipesan pertahun. Namun, komponen biaya penyimpanan tidak sama pada model ini karena persediaan rata–ratanya berbeda.

Pinney, William E dan Donald B. McWilliams (1987) mengemukakan bahwa perhitungan EOQ melibatkan penyeimbangan biaya antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tahunan. Perhitungan EOQ dengan tingkat produksi terbatas melibatkan penyeimbangan biaya antara biaya penyimpanan dengan biaya pembuatan. Pada model ini tingkat produksi harus lebih besar dari tingkat permintaan. Sehingga didefinisikan sebuah rasio pembangun persediaan (inventory build – up ratio) yaitu:

Di mana:

p = laju produksi bahan baku d = laju permintaan atau penjualan

Waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan merupakan ukuran yang dipesan dibagi dengan laju produksi pesanan, . Jumlah persediaan yang akan digunakan selama satu periode ditentukan dengan mengalikan waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan dengan laju permintaan, . Jumlah persediaan maksimum adalah kuantitas pesanan dikurangi jumlah yang digunakan selama periode penerimaan, dihitung sebagai berikut:

(( ) ) Di mana:

= tingkat persediaan maksimum Q = kuantitas pesanan

p = laju produksi bahan baku d = laju permintaan atau penjualan

Karena jumlah ini merupakan tingkat persediaan maksimum, maka tingkat persediaan rata–rata ditentukan dengan membagi jumlah ini dengan 2, seperti dibawah ini:

[ ( )]

Total biaya penyimpanan diperoleh dengan mengalikan persediaan rata – rata diatas dengan biaya penyimpanan per-unit pertahun, yaitu:

( )

Di mana:

H = biaya penyimpanan per-unit Q = kuantitas pesanan

p = laju produksi bahan baku d = laju permintaan atau penjualan

Total biaya pemesanan tahunan dihitung dengan mengalikan biaya perpesanan dengan jumlah pesanan pertahun. Sehingga diperoleh rumus total biaya pemesanan adalah: ( ) Di mana: S = biaya per-pesanan D = permintaan per-periode Q = kuantitas pesanan

Jadi, total biaya persediaan tahunan EOQ dengan tingkat produksi terbatas ditentukan dengan menjumlahkan total biaya penyimpanan dengan biaya pemesanan:

( ) ( )

Di mana:

= total biaya persediaan EOQ dengan tingkat produksi terbatas H = biaya penyimpanan per-unit

S = biaya per-pesanan D = permintaan per-periode Q = kuantitas pesanan

p = laju produksi bahan baku d = laju permintaan atau penjualan

Total biaya persediaan merupakan fungsi dari dua biaya lain, sama seperti model EOQ dasar. Oleh karena itu biaya persediaan minimum terjadi pada saat kurva total biaya mencapai titik terendah, di mana kurva biaya penyimpanan dan biaya pemesanan berpotongan. diperoleh dari persamaan dibawah ini di mana total biaya penyimpanan sama dengan total biaya pemesanan.

( ) ( )

Selain itu, nilai optimal dari Q pada EOQ dengan tingkat produksi terbatas juga dapat ditentukan dengan menurunkan fungsi dari total biaya persediaan terhadap Q sama dengan nol, sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

Di mana:

= kuantitas pesanan optimal EOQ dengan tingkat produksi terbatas H = biaya penyimpanan per-unit

S = biaya per-pesanan D = permintaan per-periode p = laju produksi bahan baku d = laju permintaan atau penjualan

Total biaya persediaan minimum pada EOQ dengan tingkat produksi terbatas diperoleh dengan memasukkan nilai kuantitas pesanan optimalnya sebagai berikut:

( )

Di mana:

= total biaya persediaan minimum EOQ dengan tingkat produksi terbatas

= kuantitas pesanan optimal EOQ dengan tingkat produksi terbatas H = biaya penyimpanan per-unit

S = biaya per-pesanan D = permintaan per-periode p = laju produksi bahan baku

d = laju permintaan atau penjualan

Jangka waktu produksi berjalan pada EOQ dengan tingkat produksi terbatas dapat diperoleh dengan membagikan nilai kuantitas pesanan optimal dengan tingkat produksi.

Di mana:

= lamanya produksi berjalan

= kuantitas pesanan optimal EOQ dengan tingkat produksi terbatas p = laju produksi bahan baku

Bab 3

PEMBAHASAN

3. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Alam Agro Abadi adalah perusahaan yang berdiri pada Tahun 1996, bergerak di bidang agribisnis (perkebunan, pabrikasi, dan eksporter), khususnya memproduksi sayur segar dan beraneka sayur olahan (Frozen & Dried Vegetable) yang di ekspor ke pasar international terutama ke negara Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia dan Singapore. Lokasi pabrik yang terletak di Sumatera Utara (Berastagi), PT. Alam Agro Abadi merupakan perusahaan yang pertama yang bergerak di bidang industri sayur olahan. Sayur olahan yang dimaksud berasal dari tanaman sayur seperti :

1) Tanaman Lobak (Radish / Daikon) 2) Tanaman Gobo (Burdock)

3) Tanaman Horenso (Spinach / Horenso) 4) Tanaman Wortel (Carrot)

5) Tanaman Kentang (Potato)

6) Tanaman Jagung Muda (Young Corn) 7) Tanaman Kubis (Cabbage)

8) Tanaman Ubi Jalar (Sweet Potato / Satsumaimo) 9) Tanaman Selada Air (Water Cresson)

10) Tanaman Sawi Putih (Chiness Cabbage) 11) Tanaman Rebung Bambu (Bamboo Shoots) 12) Tanaman Brocoli (Broccoli)

13) Tanaman Daun Bawang (Onion Bunch) 14) Tanaman Jamur (Mushroom)

Meskipun PT. Alam Agro Abadi memiliki kebun sendiri akan tetapi hampir 75% kebutuhan bahan baku berasal dari petani mitra. PT. Alam Agro Abadi mengutamakan kerjasama atau bermitra dengan petani–petani yang bermukim di sekitar pabrik dan luar daerah. Kerjasama yang dilaksanakan oleh PT. Alam Agro Abadi dengan petani adalah untuk mendukung misi pemerintah Indonesia untuk memajukan bidang pertanian. Misi perusahaan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya ( skill ) petani, meningkatkan kualitas produk pertanian, meningkatkan volume dan nilai ekspor petani, dan memperkenalkan sistem pertanian organik.

Dokumen terkait