4 ANALISIS SISTEM
5.1 Perancangan Model Proses Penerimaan Pesanan
5.1.2 Sub Model Evaluasi Pesanan
Sub model Evaluasi Pesanan terdiri dari evaluasi kemampuan proses dan kalkulasi waktu penyelesaian pesanan. Model evaluasi kemampuan proses bertujuan untuk menganalisa kemampuan perusahaan memproduksi produk yang dipesan, sedangkan kalkulasi waktu penyelesaian pesanan bertujuan untuk menghitung waktu penyelesaian setiap pesanan pada setiap tahapan produksi.
Evaluasi Kemampuan Proses
Kemampuan proses produksi dilihat dari tiga faktor atau kriteria, yaitu : kelayakan jumlah pesanan, kemampuan proses dari mesin-mesin yang ada, dan kemampuan memenuhi waktu penyelesaian pesanan yang diinginkan konsumen. Prasetyowibowo (2002) menyatakan bahwa mengenal dan mengetahui kemampuan alat-alat dan fasilitas produksi akan membantu perusahaan dalam mengenal batasan-batasan yang perlu ditetapkan dalam membuat desain produk. Oleh karena itu dalam mewujudkan suatu pesanan produk yang didesain secara khusus sangat diperlukan integrasi antara bagian desain produk dengan perencanaan proses (produksi)
Evaluasi Kemampuan Proses dan penentuan jenis mesin Sistem pakar untuk evaluasi proses Pesanan Diterima ? Pesanan disubkontrakkan ? Penentuan kriteria evaluasi kemampuan proses Data Mesin Tolak pesanan Hitung waktu proses pada eligible machine Tentukan waktu subkontrak ya ya tidak Data waktu proses & waktu subkontrak tidak Spesifikasi Pesanan& bahan baku Data Produksi Pengetahuan pakar untuk pemilihan kriteria
Gambar 19 Model Evaluasi Kemampuan Proses Produksi.
Pada Gambar 19 dapat dilihat model evaluasi kemampuan proses yang digunakan pada penelitian ini. Secara umum kriteria evaluasi kemampuan proses pada setiap tahapan ditentukan berdasarkan pengetahuan pakar di bidang industri kemasan karton. Marimin (2005) menjelaskan bahwa ada dua kelompok orang yang bisa disebut sebagai pakar (ahli), yaitu praktisi dan ilmuwan. Pada penelitian ini digunakan tiga orang pakar yang berasal dari kelompok praktisi.
Evaluasi kemampuan proses produksi dilakukan dengan menggunakan sistem pakar yang dibangun melalui tahapan : 1) akuisisi pengetahuan dengan menggunakan pengamatan langsung pada industri kemasan karton dan wawancara dengan pakar, 2) representasi pengetahuan (knowledge representation) dengan menggunakan pohon keputusan (decision tree), 3) perbaikan pengetahuan (knowledge refinement) untuk menguji logika dan jalannya sistem pakar, dan 4) implementasi pengetahuan melalui serangkaian aturan (if then rules).
Model ini terdiri dari dua tahapan proses, yaitu evaluasi kemampuan proses dan penentuan jenis mesin serta menghitung waktu proses pada setiap mesin yang bisa memproses pesanan tersebut (eligible machine).
Kemampuan proses dianalisa secara bertahap untuk setiap tahapan proses pembuatan kemasan. Pada Gambar 20 dapat dilihat diagram alir evaluasi kemampuan proses corrugating.
Input : Jumlah pesanan Kelompok pesanan
Jenis flute (sheet) Panjang sheet Lebar sheet Data pesanan Mulai Evaluasi kebutuhan mesin corrugator Output : Keputusan (Tidak perlu
mesin corrugator/Jenis mesin corrugator terpilih/
beli atau subkon sheet ke supplier/tolak
pesanan) Data mesin
Data produksi
Selesai Hitung waktu proses
di mesin corrugator Output : Waktu proses Mesin corrugator, Waktu subkon/ pembelian sheet update update Input : Waktu subkontrak Waktu setup setiap job pada mesin yg dilalui Pengetahuan
pakar
Gambar 20 Diagram Alir Evaluasi Kemampuan Proses Corrugating.
Model evaluasi proses corrugating mempunyai kemampuan untuk memutuskan apakah suatu pesanan perlu diproses pada proses corrugating atau
tidak, dan pada mesin mana saja pesanan tersebut bisa dikerjakan. Jika tidak ada satupun mesin yang mampu memproses pesanan tersebut, maka tahapan
corrugating akan disubkontrakkan. Evaluasi kemampuan proses corrugating
dilakukan dengan mempertimbangkan empat kriteria yaitu : jumlah sheet, jenis
sheet, lebar sheet dan karakteristik mesin corrugator. Tabel 3 Mesin Corrugating
No Nama Mesin Lebarsheet min (mm) LCmin Lebarsheet maks (mm) LCmax Jenis sheet Kecepata n (m/jam) Kode mesin
1 Simon (UK) 900 1800 E-flute, single face 5400 C1 2 Mitsubishi 600 2200 B-flute, C- flute, BC- flute 9000 C2
Pada lantai produksi yang dimodelkan, terdapat dua unit mesin corrugator dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda, seperti dapat dilihat pada Tabel 3. Lebar sheet maksimum dan minimum adalah kisaran lebar karton gelombang yang bisa diproduksi pada mesin tersebut.
Pengambilan keputusan mengenai proses corrugating dihasilkan dengan membangun pohon keputusan (decision tree) berdasarkan data berupa pengetahuan yang diperoleh dari pakar dan hasil studi litertur mengenai proses
corrugating, mesin-mesin yang tersedia dan kemampuan serta kapasitas mesin tersebut (Gambar 21).
Pengetahuan (knowledge) yang menjadi dasar untuk penyusunan pohon keputusan diperoleh berdasarkan wawancara dengan pakar (expert) dan studi literatur. Terdapat 8 keputusan mengenai proses corrugating, yaitu :1) tolak pesanan, 2) beli sheet, 3) pilih mesin C1 dan tetapkan Pc = min {Ps;Ls}, 4) pilih mesin C1 dan tetapkan Pc = Ps, 5) Pilih mesin C1 dan tetapkan Pc = Ls, 6) pilih mesin C2 dan tetapkan Pc = min {Ps;Ls}, 7) pilih mesin C2 dan tetapkan Pc = Ps, dan 8) pilih mesin C2 dan tetapkan Pc = Ls.
Jml pesanan
Apakah ada karton gelombang Apakah 600≤Ps≤ 00 Tolak Beli sheet Beli sheet Beli sheet Pilih C1 dan set Pc = min {Ps;Ls} J<500 500<=J<10000 J>=10000 Apakah 900≤Ps1800
B-Flute atau C-flute
Atau BC-flute Single face atau E-flute tidak Yes No yes Apakah 900≤Ls1800 Apakah 900≤Ls1800 Pilih C1 dan set Pc = Ls Pilih C1 dan set Pc = Ps No yes no Beli sheet Pilih C2 dan set Pc = min {Ps;Ls} Apakah 600≤Ls 00 Apakah 600≤Ls 00 Pilih C2 dan set Pc = Ls Pilih C2 dan set Pc = Ps No yes no yes no yes Jenis flute ya Beli sheet lainnya
Gambar 21 Pohon keputusan evaluasi proses corrugating.
Keputusan untuk menolak pesanan terjadi karena jumlah yang dipesan sangat sedikit sehingga tidak mampu menutupi biaya produksi tetap untuk memproduksi pesanan. Pada model ini batasan jumlah untuk menolak pesanan ditetapkan berdasarkan kebiasaan yang diterapkan pada sebagian besar industri kemasan karton. Dari pohon keputusan (Gambar 21) dihasilkan sebanyak dua belas rule untuk evaluasi proses corrugating sebagai berikut :
IF jumlah pesanan ≤ 500 THEN tolak
IF 500 < jumlah pesanan < 10.000 THEN beli sheet
IF jumlah pesanan 10.000 and ada karton gelombang
and jenis flute single face or e-flute
and 900≤Ps≤1800 is true and 900≤Ls≤1800 is true
THEN pilih C1
and set Pc = min {Ps;Ls} IF jumlah pesanan 10.000
and ada karton gelombang
and jenis flute single face or e-flute
and 900≤Ps≤1800 is true and 900≤Ls≤1800 is false
THEN pilih C1 and set Pc = Ls
IF jumlah pesanan 10.000 and ada karton gelombang
and jenis flute single face or e-flute
and 900≤Ps≤1800 is false
and 900≤Ls≤1800 is true
THEN pilih C1 and set Pc = Ps IF jumlah pesanan 10.000
and ada karton gelombang
and jenis flute single face or e-flute
and 900≤Ps≤1800 is false and 900≤Ls≤1800 is false
THEN beli sheet
IF jumlah pesanan 10.000 and ada karton gelombang
and jenis flute B-flute or C-flute or BC-flute
and 600≤Ps≤2200 is true and 600≤Ls≤2200 is true
THEN pilih C2
and set Pc = min {Ps;Ls} IF jumlah pesanan 10.000
and ada karton gelombang
and jenis flute B-flute or C-flute or BC-flute
and 600≤Ps≤2200 is true and 600≤Ls≤2200 is false
THEN pilih C2 and set Pc = Ls IF jumlah pesanan 10.000
and ada karton gelombang
and jenis flute B-flute or C-flute or BC-flute
and 600≤Ps≤2200 is false and 600≤Ls≤2200 is true
THEN pilih C2 and set Pc = Ps IF jumlah pesanan 10.000
and ada karton gelombang
and jenis flute B-flute or C-flute or BC-flute
and 600≤Ps≤2200 is false and 600≤Ls≤2200 is false
THEN beli sheet
IF jumlah pesanan 10.000 and ada karton gelombang
and jenis sheet bukan SF atau EF atau BF atau CF atau BCF THEN beli sheet
IF jumlah pesanan 10.000
Pada model ini terdapat dua tahap keputusan. Keputusan yang pertama adalah menentukan jenis mesin yang akan memproduksi pesanan atau keputusan untuk subkontrak atau pembelian bagi pesanan yang tidak bisa diproses pada mesin manapun. Keputusan tahap berikutnya adalah menentukan lebar sheet yang akan diproduksi pada mesin corrugating (Lc) dan panjang sheet (Pc) yang menjadi variabel untuk menghitung waktu produksi.
Lebar sheet yang akan diproduksi pada proses corrugatingtergantung kepada ukuran karton bergelombang yang dipilih dan jenis mesin terpilih yang sesuai dengan jenis sheet. Lebar sheet yang akan diproduksi (LC) bisa merupakan
panjang dari ukuran sheet yang akan diproduksi (Ps), tetapi juga bisa merupakan lebar dari sheet yang akan diproduksi (Ls), tergantung kepada dimensi mana di antara Ps atau Ls yang sesuai dengan lebar maksimum yang bisa diproses pada mesin corugator terpilih (Lcmax).
Jika Ps atau Ls masuk dalam rentangan kemampuan produksi mesin corrugator terpilih, artinya memenuhi kondisi dan
, maka :
... ( 15 ) Sehingga :
... ( 16 ) dimana :
Lc = Lebar sheet/unit yang akan diproduksi pada mesin corrugator Pc = Panjang sheet/unit yang akan diproduksi pada mesin corrugator Jika kondisi yang dipenuhi, hanya maka lebar sheet
pada mesin corrugator (Lc) ditetapkan sama dengan Ps, sehingga Pc = Ls. Sedangkan jika kondisi yang terpenuhi adalah , maka ditetapkan Lc = Ls, sehingga Pc = Ps. Jika kedua kondisi tidak terpenuhi, maka
sheet dibeli atau disubkontrakkan.
Tahap berikutnya adalah perhitungan waktu proses untuk pesanan yang diproses pada mesin C1 atau C2. Waktu proses pada mesin corrugator dihitung sebagai berikut :
... ( 17 ) Dimana :
TC = waktu proses pada mesin corrugator (jam)
Nsheet= jumlah sheet yang dibutuhkan (unit)
VC = kecepatan mesin corrugator (meter/jam)
SC = waktu setup proses corrugating(jam)
Proses kedua pada pembuatan kemasan karton adalah proses printing. Model evaluasi proses printing bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai mesin mana yang akan memproses suatu pesanan. Jika mesin yang tersedia tidak mampu memproses pesanan, maka pesanan akan disubkontrakkan. Tidak tertutup kemungkinan adanya pesanan yang tidak memerlukan proses printing.
Input sekaligus kriteria untuk model evaluasi proses printing berupa desain printing, jenis sheet, jumlah warna dan ukuran sheet. Input ini berasal dari data pemesanan. Keputusan mengenai proses printing ditentukan oleh keempat kriteria di atas dan spesifikasi serta kemampuan mesin printing yang tersedia (Tabel 4).
Tabel 4 Mesin Printing
No Nama mesin L sheet
min (mm) L sheet maks (mm) P sheet min (mm) P sheet maks (mm) Kemam- puan warna Kode Mesin 1 Flexo Printing 1 400 1500 1100 2100 2 FP1 2 Flexo Printing 2 400 1500 800 1800 1 FP2 3 Offset printing 200 700 300 1000 4 OP
Diagram alir yang memperlihatkan input, output serta tahapan evaluasi proses printing dapat dilihat pada Gambar 22.
Hasil evaluasi proses printing menghasilkan empat keputusan yaitu : pesanan tidak memerlukan proses printing, proses printing disubkontrakkan, diproses pada mesin FP 1, diproses pada mesin FP2, diproses pada mesin FP1 atau FP 2 dan diproses pada mesin Offset Printing (OP).
Input : Desain printing Jenis sheet Jumlah warna
Ukuran sheet (Panjang dan lebar) Mulai Data pesanan panggil Evaluasi proses printing Data mesin Output : Tidak perlu proses printing/Perlu mesin
printing dan jenis mesin terpilih/ subkontrak proses printing/ Output : Waktu proses Mesin printing Waktu subkontrak
Hitung waktu proses mesin printing / Penentuan waktu
subkontrak Data Produksi Selesai update Input : Waktu subkontrak Waktu setup setiap job pada mesin yg dilalui
Pengetahuan pakar
Gambar 22 Diagram alir evaluasi proses printing.
Aturan untuk pengambilan keputusan tersebut dibangun melalui pohon keputusan seperti dapat dilihat pada Gambar 23.
Jenis sheet
Ukuran sheet/produk
Subkon
karton gelombang Ada kertas lain (duplex atau art carton atau ivory)
Off Print Lr≤700 dan Pr≤1000 Lr>700 atau Pr>1000 Desain Printing Tidak ada proses printing
tidak ada ada
Ukuran sheet/produk (Pr dan Lr) FP2 Subkon Lr≤1500 dan Pr≤1800 Lr>1500 atau Pr>2100 FP1 Lr≤1500 dan 1800<Pr≤2100 Jml warna printing FP 1 or FP 2 > 1 warna 1 warna
Gambar 23 Pohon keputusan evaluasi proses printing.
Keputusan mengenai proses printing ditentukan oleh ada atau tidaknya desain printing, panjang (Pr) dan lebar (Lr) sheet yang akan diprint, jenis sheet
yang akan diprint dan jumlah warna printing. Pada proses printing, ukuran sheet
yang diperhitungkan adalah ukuran sheet satu pola dasar kemasan yang siap untuk diprint. Ukuran sheet untuk proses printing tidak selalu sama dengan ukuran
sheet awal yang diperhitungkan untuk proses corrugating. Satu lembar sheet
yang dihasilkan dari proses corrugating bisa digunakan sebagai bahan baku untuk satu atau beberapa unit produk. Sebelum proses printing, sheet yang dihasilkan dari proses corrugating akan dipotong-potong dulu sehingga sesuai dengan kebutuhan sheet untuk satu unit kemasan. Oleh karena itu ukuran sheet yang dipertimbangkan untuk memilih mesin printing adalah ukuran sheet yang sesuai hasil perhitungan kebutuhan sheet/unit produk, yaitu panjang sheet yang dibutuhkan (Pr) dan lebar sheet yang dibutuhkan (Lr).
Berdasarkan pohon keputusan diperoleh tujuh aturan (rule) untuk pengambilan keputusan mengenai proses printing sebagai berikut :
IF desain printing tidak ada THEN tidak ada proses printing
IF desain printing ada
dan jenis sheet karton gelombang
dan ukuran sheet/produk Lr≤1500 dan Pr≤1800
dan jumlah warna printing 1 warna THEN FP2 IF desain printing ada
dan jenis kertas karton gelombang
dan ukuran sheet/produk Lr≤1500 dan Pr≤1800
dan jumlah warna printing>1 warna THEN FP1 or FP2 IF desain printing ada
dan jenis kertas karton gelombang
dan ukuran sheet/produk Lr≤1500 dan 1800<Pr≤2100 THEN FP1
IF desain printing ada
dan jenis kertas karton gelombang
dan ukuran sheet/produk L>1500 atau P>2100 THEN subkon IF desain printing ada
dan jenis kertas kertas lain
dan ukuran sheet/produk L≤700 dan P≤1000 THEN off print IF desain printing ada
dan jenis kertas kertas lain
dan ukuran sheet/produk Lr>700 atau Pr>1000 THEN subkon
Input untuk model evaluasi proses die cutting adalah kelompok kemasan (produk), bentuk (desain struktur) produk dan panjang serta lebar sheet yang diperlukan (Pr dan LR). Pada Gambar 24 dapat dilihat diagram alir evaluasi proses die cutting.
Kelompok kemasan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu folding carton (F) dan corrugated box (C), sedangkan bentuk produk dikelompokkan menjadi dua, yaitu standar dan tidak standar. Input mengenai desain struktur produk diperlukan untuk mengidentifikasi apakah suatu produk kemasan gelombang (corrugated box) memerlukan proses die cutting atau tidak. Kemasan gelombang dengan kategori desain struktur standar, biasanya sudah langsung bisa dipotong, dibentuk dan diberi garis untuk lekukan kotak (creasing) pada mesin flexo printing
Input : Kelompok kemasan
Ukuran sheet per produk Bentuk produk Data pesanan Mulai Evaluasi kebutuhan mesin die cut
Output : Keputusan (Tidak perlu mesin die cut /
Perlu mesin die cut dan jenis mesin
terpilih/subkon) Data mesin
Data Produksi
Selesai
Hitung waktu proses mesin die cut / Penentuan waktu
subkontrak
Output : Waktu proses Mesin die cut Waktu subkontrak update Data produk Input : Waktu subkontrak Waktu setup setiap job pada mesin yg dilalui
Pengetahuan pakar
Gambar 24 Diagram alir evaluasi proses die cutting.
Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan desain struktur produk yang terdapat pada kode FEFCO/ESBO. Beberapa produk yang dikategorikan sebagai bentuk standar adalah produk tipe slotted dengan kode : 0200, 0201, 0202, 0203, 0205, 0209, 0214, 0228 dan 0230. Produk tipe telescope dengan kategori standar adalah produk dengan kode : 0300,0301, 0302, 0306, 0320, dan 0331. Produk yang termasuk tipe folder dan tray, slide dan rigid juga memiliki beberapa jenis kemasan yang dapat diklasifikasikan sebagai standar.
Semua kemasan yang termasuk kelompok folding carton memerlukan proses die cutting, baik yang memiliki bentuk standar atau tidak. Hal ini disebabkan karena folding carton diprint pada mesin offset printing (OP). Mesin OP tidak memiliki kemampuan untuk langsung membentuk dan memotong sesuai pola produk bentuk standar seperti pada mesin flexo printing.
Tabel 5 Mesin Die Cut
No Nama Mesin Panjang
plate (mm) Lebar plate (mm) P area potong (mm) L area potong (mm) Kode Mesin 1 Die Cut I 750 550 680 480 DC 1 2 Die Cut II 880 630 810 550 DC 2
3 Die Cut III 1070 770 1000 7000 DC 3
Selain kelompok kemasan dan bentuk kemasan, faktor lain yang menentukan hasil evaluasi proses die cutting adalah jenis dan spesifikasi mesin
die cut yang tersedia. Jenis dan spesifikasi mesin die cut yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 5.
Kelompok kemasan
Bentuk produk Ukuran sheet/produk
(Pr dan Lr)
Ukuran sheet/produk (Pr dan Lr) Tidak ada
proses die cut
D1 or D2 or D3 D2 or D3 D3 Subkon
D1 or D2 or D3 D2 or D3 D3 Subkon
Corrugated box Folding carton
Standar Tidak standar 480≤Lr<550 atau
680≤Pr<810 550≤Lr≤700 atau 810≤Pr≤1000 Lr<480 dan Pr<680 Lr>700 atau Pr>1000 480≤Lr<550 atau 680≤Pr<810 550≤Lr≤700 atau 810≤Pr≤1000 L>700 atau P>1000 Lr<480 dan Pr<680
Gambar 25 Pohon keputusan evaluasi proses die cut.
Hasil evaluasi mesin die cut dengan menggunakan pohon keputusan menghasilkan lima keputusan seperti dapat dilihat pada Gambar 25. Jumlah aturan (rule) yang diperoleh sebanyak 9 (sembilan rule), yaitu :
IF kelompok kemasan corrugated box
dan bentuk kemasan standar THEN tidak ada proses die cut IF kelompok kemasan corrugated box
dan bentuk kemasan tidak standar
dan ukuran sheet/produk Lr<480 dan Pr<680 THEN D1 or D2 or D3
IF kelompok kemasan corrugated box dan bentuk kemasan tidak standar
dan ukuran sheet/produk 480≤Lr<550 atau 680≤Pr<810 THEN
D2or D3
IF kelompok kemasan corrugated box dan bentuk kemasan tidak standar
dan ukuran sheet/produk 550≤Lr≤700 atau 810≤Pr≤1000 THEN
D3
IF kelompok kemasan corrugated box dan bentuk kemasan tidak standar
dan ukuran sheet/produk Lr>700 atau Pr>1000 THEN subkon IF kelompok kemasan folding carton
and ukuran sheet/produk Lr<480 dan Pr<680 THEN D1 or D2 or D3 IF kelompok kemasan folding carton
and ukuran sheet/produk480≤Lr<550 atau 680≤Pr<810 THEN D2or
D3
IF kelompok kemasan folding carton
and ukuran sheet/produk 550≤Lr≤700 atau 810≤Pr≤1000 THEN D3
IF kelompok kemasan folding carton
and ukuran sheet/produk Lr>700 atau Pr>1000 THEN subkon
Proses keempat adalah proses finishing, yaitu penyambungan badan kemasan sehingga siap untuk digunakan oleh konsumen. Penyambungan badan kemasan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu pengeleman (gluing), penjepretan menggunakan semacam kawat (stitching) atau menggunakan selotip /tape (sealing/taping). Cara finishing telah ditentukan dari awal pada saat pemesanan dilakukan. Cara finishing biasanya tergantung kepada tipe ataupun bentuk produk. Sedangkan kriteria penentu jenis mesin untuk pesanan yang menggunakan proses pengeleman atau stitching adalah ukuran produk. Pada Gambar 21 dapat dilihat diagram alir evaluasi proses finishing.
Input : Proses Finishing
Kemasan Ukuran sheet per
produk Data pesanan Mulai Evaluasi kebutuhan mesin finishing Output : Keputusan Pemilihan proses gluing/stitching/ sealer atau tidak ada
proses finishing Data mesin Data produk Data produksi Selesai
Hitung waktu proses mesin gluing/stitching/sealer Output : Waktu proses di Mesin gluing/ stitching/sealer update Input waktu setup
setiap job pada mesin yg dilalui
Pengetahuan pakar
Gambar 26 Diagram Alir Evaluasi Proses Finishing
Hasil evaluasi proses finishing juga ditentukan oleh mesin-mesin yang tersedia beserta spesifikasinya masing-masing. Pada Tabel 5 sampai Tabel 7 dapat diihat mesin-mesin finishing yang tersedia.
Tabel 6 Mesin lem (gluing machine)
No Jenis Mesin Jml Mesin Ukuran sheet min (l x p) mm2 Ukuran sheet max (l x p) mm2 Kecepatan (sheet/ jam) Wkt setup (jam) 1 AG 1 300 x 600 1200 x 2400 10000 0,5 2 SAG 1 130 x 170 750 x 1400 3600 1
Tabel 7 Mesin stitching No Jenis / Nama Mesin Jml mesin Kecepatan (sheet/ jam) Panjang jangkauan area stapling (mm) Tebal maks (mm) Wkt setup (jam) 1 Mesin stitching 1 12000 1400 3,5 atau 7 lapis karton 0,5
Tabel 8 Mesin sealing
No Jenis/Nama Mesin Jml mesin Kecepatan (sheet/m) ukuran kemasan min (pxlxt)mm3 Ukuran kemasan maks (pxlxt) mm3 Waktu setup (jam) 1 Automatic sealing machine 1 1200 180x164x125 fleksibel 0,5
Aturan (rule) untuk pengambilan keputusan mengenai proses finishing
disajikan pada pohon keputusan (Gambar 27).
Proses Finishing
Manual SAG
Ukuran sheet/produk (Pr dan LR)
SAG & AG AG Stitching
Machine Stitching Machine Mesin sealer
Gluing Sealing stapling
Lr<130 dan Pr<170 130≤Lr<300 atau 170≤Pr<600 300≤Lr<750 atau 600≤Pr<1400 750≤Lr<1200 atau 1400≤Pr<2400 Lr>1200 atau Pr>2400 Tidak ada proses finishing Interlocking
Gambar 27 Pohon Keputusan Evaluasi Proses Finishing.
Terdapat tujuh keputusan mengenai proses finishing, yaitu produk dilem secara manual, dilem pada mesin Semi Automatic (SAG), dilem pada mesin mesin automatic (AG), dilem pada mesin SAG atau AG, di stapling pada mesin
stitching, diberi selotip pada mesin sealer, dan tidak perlu proses finishing. Produk yang tidak melalui proses finishing biasanya disambung dengan cara mengaitkan badan kemasan menggunakan sistem pengunci yang merupakan bagian langsung dari kemasan (interlocking).
Jumlah aturan (rule) yang dihasilkan dari proses finishing adalah sebanyak tujuh aturan sebagai berikut :
IF jenis finishing gluing
and ukuran sheet/produk Lr<130 and Pr<170 THEN manual IF jenis finishing gluing
and ukuran sheet/produk 130≤Lr<300 or 170≤Pr<800 THEN SAG IF jenis finishing gluing
And ukuran sheet/produk 300≤Lr<750 or 800≤Pr<1400 THEN SAG or AG
IF jenis finishing gluing
And ukuran sheet/produk 750≤Lr<1200 or 1400≤Pr<2400 THEN AG IF jenis finishing gluing
And ukuran sheet/produk Lr>1200 or Pr>2400 THEN stitching machine
IF jenis finishing sealing THEN mesin sealer IF jenis finishing stapling THEN stitching machine
IF jenis finishing interlocking THEN tidak perlu proses finishing
Output terakhir dari proses printing, die cutting dan finishing adalah waktu