• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Gridded Seam (Model Blok stratigrafi)

Dalam dokumen PerenCanaan TamBang (Halaman 143-148)

EVALUASI FINANSIAL

PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA

6) Model Gridded Seam (Model Blok stratigrafi)

Dasar aplikasi teknik-teknik komputer untuk penaksiran tonase dan kadar adalah membagi-bagi cebakan dan memvisualisasikan cebakan sebagai kumpulan blok-blok, kemudian blok-blok inilah yang akan diamati untuk memperkirakan tonase dan kadar. Untuk pemodelan batubara dan cebakan-cebakan berlapis yang memiliki penyebaran lateral biasanya digunakan model gridded seam. Secara lateral endapan batubara dan daerah sekitarnya dibagi menjadi sel-sel yang teratur, dengan lebar dan panjang tertentu. Adapun dimensi vertikalnya tidak dikaitkan dengan tinggi jenjang tertentu, melainkan dengan unit stratigrafi dari cebakan yang bersangkutan. Permodelan dilakukan dalam bentuk puncak, dasar, dan ketebalan dari unit stratigrafi. Kadar dari berbagai bahan galian atau variabel dimodelkan untuk setiap lapisan.

Dalam melakukan perhitungan cadangan, parameter-parameter yang penting adalah :

a. Ketebalan dan luas b. Kadar dari bijih

c. Berat jenis bijih

12.3. KONSEP PENAMBANGAN

Dalam merencanakan suatu tambang batubara perlu pemahaman mengenai Konsep Penambangan dan Perancangan Penambangan yang benar untuk suatu tambang terbuka batubara. Hal ini menjadi penting karena penataan lahan bekas tambang seharusnya menjadi bagian perencanaan tambang.

12.3.1. Pemilihan Daerah Penambangan

Pemilihan daerah penambangan tentunya harus didasarkan pada hasil Kajian Geologi Tambang akan diperoleh daerah penambangan tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu daerah dapat dikatagorikan potensial adalah :

Penyebaran batubara yang merata. Jumlah cadangan yang besar. Lapisan batubara yang tebal. Kualitas batubara yang baik.

Perhitungan cadangan tertambang pada daerah tambang tersebut dapat menghasilkan nisbah kupas yang bervariasi. Besarnya nisbah kupas pada tambang-tambang ini disebabkan antara lain oleh kondisi topografi dan hilangnya penyebaran lapisan batubara pada daerah tersebut.

Oleh karena itu daerah yang mempunyai nisbah kupas > 12 : 1 dianggap tidak ekonomis untuk ditambang saat ini. Lapisan penutup di atas lapisan batubara maupun antara lapisan batubara pada umumnya terdiri dari siltstone, mudstone kadang-kadang dengan sisipan shally coal dan sandstone. Kemiringan lapisan batubara berkisar antar 8 – 35 derajat.

Dua pendekatan rancangan tambang terbuka :

Mempertimbangkan persoalan tahapan pemindahan material per blok untuk memenuhi produksi.

Mempertimbangkan pemindahan material yang berhubungan sangat erat dengan peralatan yang digunakan.

Pada tambang terbuka daerah penambangan cukup luas sehingga memungkinkan pemakaian alat-alat yang besar. Dalam pemilihan metoda penambangan perlu memperhatikan pertimbangan teknis yang didasarkan atas :

Faktor geografi dan geologi

Lokasi :penentuan pemakaian alat penambangan Curah hujan, temperatur, iklim dan ketinggian akan

berpengaruh terhadap produktifitas alat.

Faktor geologi yang berpengaruh seperti keadaan permukaan, jumlah lapisan batubara, kemiringan batubara, dan ketebalan tanah penutup.

Ukuran dan distribusi lapisan batubara

Ketersediaan peralatan dan kesesuaian dengan peralatan lain Geoteknik

Umur tambang Produksi

Sistem Penambangan Batubara

Kegiatan-kegiatan dalam tambang batubara terbuka meliputi : Persiapan daerah penambangan

Pemboran dan peledakan atau penggaruan Pengupasan dan pembuangan tanah penutup Pemuatan dan pembuangan tanah penutup Reklamasi

Teknik penambangan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan topografi daerah yang akan ditambang.

Kegiatan penambangan selalu menimbulkan pengaruh terhadap lingkungan, oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam penambangan harus mengetahui/mengerti akibat-akibat yang mungkin akan ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga dapat diusahakan dampak negatif yang sekecil mungkin.

Contoh jenis peralatan tambang dan peralatan bantu utama yang akan digunakan dalam sistem penambangan seperti yang telah diuraikan di atas adalah seperti yang terlihat pada Tabel 12.1.

Tabel 12.1. Contoh Peralatan Tambang Yang Diperlukan Berdasarkan Aktivitas (Laporan Akhir Proyek Bina Pertambangan, ITB, 2000)

Aktivitas Peralatan/Bahan

Pembongkaran, penggaruan,

dan penggusuran Buldoser dengan single shank (giant) ripper dan double shank ripper

Pemboran dan peledakan - Alat bor : CRD dan Kompresor - Bahan peledak : ANFO (bahan peledak utama) dan Power Gel (primer)

- Alat bantu peledakan : NONEL, sumbu ledak, sumbu api, plain

detonator.

Penggalian dan pemuatan Shovel dan backhoe

Pengangkutan Truk jungkit

12.3.3. Cadangan Tertambang

Seperti telah dijelaskan dalam Kajian Geologi Tambang, perhitungan cadangan tertambang dilakukan dengan perhitungan dilakukan dengan metode penampang atau metode lainnya.

Perancangan penambangan pada daerah tambang pada umumnya dilakukan berdasarkan batasan nisbah kupas.

12.4. PERANCANGAN PENAMBANGAN 12.4.1. Rencana Produksi

Semua perusahaan tambang merencanakan beroperasi dengan tingkat produksi batubara per tahun. Produksi tahun ke-1 biasanya lebih kecil dari tahun-tahun berikutnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada tahun awal penambangan selain kegiatan penambangan juga diperlukan berbagai kegiatan lainnya seperti persiapan permuka kerja, pembuatan jalan ke outside dump, dan lain sebagainya.

Rencana produksi untuk setiap tahun memperhatikan pengaruh curah hujan terhadap produksi batubara.

Rencana produksi bertahap seperti yang dijelaskan di atas selanjutnya menjadi panduan untuk menentukan batas kemajuan penambangan setiap tahun.

12.4.2. Kriteria Penambangan

Kriteria penambangan pada umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

Faktor struktur geologi Faktor geoteknik

Faktor hidrologi dan hidrogeologi

Data dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan : − Waktu kerja

− Sifat fisik material − Efisiensi kerja peralatan

12.4.3. Rancangan Penambangan 1) Permuka kerja penambangan

Permuka kerja penambangan adalah medan kerja di mana kegiatan penggalian/penambangan batubara sedang berlangsung. Satu permuka kerja membutuhkan satu armada peralatan tambang yang terdiri dari satu unit alat gali-muat dengan beberapa unit alat angkut dan dibantu satu unit alat garu-dorong. Dalam satu pit penambangan mungkin terdapat satu atau lebih permuka kerja. Jika pit cukup luas dan dengan alasan kebutuhan produksi maka beberapa permuka kerja dapat beroperasi secara bersamaan. Banyaknya permuka kerja yang harus beroperasi dalam penambangan ditentukan oleh jumlah armada peralatan penambangan batubara yang dibutuhkan berdasarkan target produksi.

Dalam dokumen PerenCanaan TamBang (Halaman 143-148)

Dokumen terkait