• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Hipotetik Pengembangan Mutu Sekolah dengan

Dalam dokumen Full Paper P00159 (Halaman 76-80)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

Lampiran 5 Model Hipotetik Pengembangan Mutu Sekolah dengan

Visi sekolah

Visi sekolah adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus diharapkan oleh sekolah. Sekalipun harus berada dalam koridor pembangunan pendidikan yang telah ditetapkan secara nasional oleh pemerintah, tetapi visi sekolah seharusnya tetap sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah dan keinginan masyarakat di sekitar sekolah. Visi sekolah merupakan turunan dari visi pendidikan nasional. Visi sekolah dijadikan dasar atau rujukan dalam merumuskan misi, tujuan, sasaran program sekolah serta merupakan arah pengembangan sekolah dimasa depan. Secara sederhana visi adalah profil atau gambaran masa depan sekolah yang diimpikan dimasa mendatang agar sekolah dapat terus terjaga kelangsungan hidup dan perkembangannya.

Misi

Misi adalah penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan demikian, misi sekolah merupakan sekumpulan tugas-tugas yang harus dilaksanakan sekolah. Perlu dicatat bahwa sebagai tindakan untuk mewujudkan visi, misi dapat mencakup berbagai aspek, misalnya: Pembelajaran, pengembangan

Validasi Visi, Misi dan Tujuan

Telaah Diri (Self Review), Identifikasi kebutuhan/Masalah/Gap

Menganalisis Akar Masalah Penyebab Gap (Tulang ikan)

Pengembangan Rencana tindakan inovative

Desain Implementasi serta monev

69

moral keagamaan, iklim sekolah, manajemen sekolah, dan sebagainya. Bertolak dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan.

Tujuan sekolah

Tujuan sekolah adalah jabaran dari visi dan misi sekolah atau merupakan tahapan/ langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan. Jika visi dan misi seakan untuk waktu yang sangat panjang, maka tujuan sekolah untuk jangka menengah (3 – 5 tahun). Tidak ada patokan berapa tahun, namun sebaiknya terkait dengan satu siklus pendidikan agar mudah penjabaran berikutnya. Jika visi merupakan gambaran sekolah di masa depan secara ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam waktu 4 tahun mungkin belum selengkap visi. Dengan kata lain, tujuan dapat berwujud sebagian dari visi.

Telaah Diri (Self Review)

Telaah Diri (Self Review)merupakan suatu kegiatan menelaah atau mengoreksi tentang keadaan yang ada pada diri seseorang atau suatu organisasi. Telaah diri merupakan alat untuk memperjelas jalan menuju masa depan yang lebih baik. Keefektifan telaah diri diukur dari apa yang terjadi berikutnya. Dengan demikian, ruang lingkup Telaah diri harus memadai dalam memampukan warga sekolah untuk membentuk asesmen yang realistis terhadap kondisi, kebutuhan dan/masalah sekolah sebagai dasar perencanaan yang akan dilakukan. Dengan demikian Telaah Diri (Self Review) merupakan suatu kegiatan stake holder melakukan evaluasi diri sekolah.

Identifikasi kebutuhan dan/ masalah

Identifikasi kebutuhan dan/ masalah yang dihadapi sekolah memuat tentang gambaran umum hasil evaluasi diri sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan yang ingin diraih sekolah; Selain itu juga memuat identifiaksi fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai sasaran tersebut. Pada tahap ini, selanjutnya sekolah melakukan analisis kesenjangan/gap antara hasil identifikasi kebutuhan dan/ masalah yang dihadapi sekolah (evaluasi diri) dibandingkan dengan standar pelayanan minimal pendidikan serta visi, misi dan tujuan serta sasaran sekolah yang diharapkan dimasa mendatang (ideal). Besar kecilnya kesenjangan/gap tersebut memberitahukan tentang keseriusan permasalahan yang dihadapi sekolah. Diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Langkah ini dilakukan sebagai tahap persiapan dalam melakukan analisa akar masalah yang menjadi penyebab gap dengan analisis tulang ikan.

Menganalisis akar masalah penyebab gap (tulang ikan)

Cara yang yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis akar masalah menggunakan diagram Tulang Ikan dalam rangka mengidentifikasi penyebab suatu permasalahan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Menyiapkan sesi Analisa Tulang Ikan Langkah 2: Mengidentifikasi akibat atau masalah

Langkah 3: Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama

Langkah 4: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran Langkah 5: Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama

Langkah 6: Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin Langkah 7: Terapkan hasil analisis.

Pengembangan Rencana tindakan inovative

Dari alternative-alternative terbaik yang terpilih serta diyakini efektif untuk pemecahan persoalan yang ada, Kepala Sekolah bersama-sama dengan unsur Komite Sekolah mengembangkan tindakan yang siap untuk merealisasikan rencana dan/ program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

70

Lampiran 6 Validasi desain

Model hipotetik pengembangan mutu sekolah dengan diagram tulang ikan yang dihasilkan seperti pada lampiran, selanjutnya divalidasi oleh 3 orang ahli (1 orang ahli Teknologi Pendidikan, 1 orang ahli manajemen Pendidikan dan 1 orang ahli pedagogiek) dengan menggunakan instrumen lembar validasi ahli seperti pada lampiran. Dari 3 validator tersebut diperoleh hasil sesuai modus jawaban seperti berikut ini.

Tabel hasil validasi ahli

No Pernyataan/Pertanyaan

Penilaian

Rendah Sedang Tinggi Sangat

tinggi 1 Seberapa tinggi model ini menunjukkan adanya

identifikasi kerangka kunci? V

2 Seberapa rinci setiap bagian atau tahapan dalam

kerangka/desain? V

3 Seberapa tinggi model ini menunjukkan adanya seleksi atau memodifikasi bagian proses yang memang memerlukan perbaikan?

V 4 Apakah proses/langkah-langkah yang disusun dalam

model ini berkualitas? V

5 Seberapa tinggi kadar revisi yang dilakukan dalam

model ini? V

6 Seberapa tinggi kadar model yg dikembangkan ini ditinjau dari: V g. Simple? h. Applicable? V i. Important? V j. Controllable? V k. Adaptable? V l. Communicable? V

Selain data seperti di atas, diperoleh masukan seperti terlampir yang bisa dirangkum seperti berikut ini.

Validator 1

Model yang baik itu harus memenuhi 3 syarat, yaitu: 4. Kokoh bangunan teorinya

5. Jelas sintaks/prosedurnya 6. Terbukti bermanfaat.

Draf model ini belum sepenuhnya menunjukkan ketiga hal tersebut, misal belum ada kajian tentang model dan jenis model apa yang dikembangkan, juga belum ada kajian yang mencukupi tentang fishbone analisis. Panduan di lampiran beberapa masih teoritis, kurang aplikabel.

Validaor 2

1. Pada langkah analisis akar masalah, langkah 2 perlu diperjelas lagi dan diberi rincian langkah- langkahnya

71

2. Langkah 3 penjelasan yang panjang bisa dibantu dengan gambar 3. Langkah 6 bisa dibantu dengan dibuatkan kolom

Validator 3

1. Tabel Komponen, Sub-komponen dan Indikator Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pada Jenjang SD/MI (halaman 6 – 15) lebih tepat masuk kedalam lampiran.

2. Lampiran Analisis Masalah menggunakan Diagram Tulang Ikan: Langkah 1 (halaman 39), Langkah 3 – 7 (halaman 41 - 45), dan halaman 46 – 48 perlu dilengkapi dengan ilustrasi dan/atau contoh.

Revisi Desain

Berdasarkan hasil validasi serta masukan seperti di atas, dilakukanlah perbaikan sebagai berikut:

1. Melengkapi dengan uraian tentang model dan jenis model yang dikembangkan yaitu model prosedural

2. Meperdalam uraian tentang kajian fishbone analisis

3. Merevisi panduan dengan memperhatikan masukan validator dan penggunaan bahasa yang lebih operasional

4. Mengedit dan menyeting draf menjadi yang lebih baik tampilannya.

Hasil revisi model hipotetik menjadi model ini siap untuk dilakukan uji coba pada tahap berikutnya.

72

Lampiran 7

Dalam dokumen Full Paper P00159 (Halaman 76-80)

Dokumen terkait