• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Hirarkis

Dalam dokumen KONSEP DAN PERANCANGAN BASIS DATA (Halaman 18-0)

BAB 3 MODEL DATA

3.5 Model Hirarkis

Model hirarkis akan terdiri atas sekumpulan record yang dihubungkan satu sama lain melalui link (yang berupa pointer) yang membentuk suatu struktur hirarkis, pengertian record dan link sama seperti pada model jaringan. Berikut contoh diagram struktur pohon yang mengilustrasikan hubungan record dosen dan mata kuliah :

nama dos alamat dos

kode kul nama_kul sks semester Dosen

Kuliah

Diagram struktur pohon merupakan skema yang digunakan untuk basis data hirarkis.

Diagram tersebut terdiri dari dua komponen yaitu kotak yang menunjukan tipe record dan garis yang menunjukan link. Berikut himpunan record-record dosen dan kuliah diorganisasikan dalam sebuah struktur pohon:

Yogaswara, MT Jalan

Kliurng Respati, MSc Jalan

Edelwis Rusi, Ir Jalan Mawar

IF-249 P S I 2 5 IF-976 ORKOM 3 3

MI-707 DBMS 3 3 MI-774 ANSI 3 4 Kuliah

Dari sruktur pohon tersebut dapat disimpulkan bahwa tipe record kuliah berada dibawah tipe record dosen secara hirarkis. Maka disebutkan tipe record kuliah merupakan child dan tipe record dosen merupakan parent dalam struktur pohon tersebut. Penggunaan struktur pohon sejauh ini tidak ada yang aneh, hanya jika digunakan untuk relasi dengan derajat banyak ke banyak akan menghasilkan banyak sekali redudansi data, kesulitan juga terjadi pada operasi query dan manipulasi data tertentu. Keunggulan dari model ini terletak pada keteraturan struktur yang ditunjukan dan sangat cocok diterapkan pada sebuah system/ persoalan yang keterkaitan antara objek-objek di dalamnya mengikuti struktur hirarkis tertentu. Karena keterbatasan pemakainya dan kelemahan yang cukup mendasar, seiring dengan semakin sempurnanya “model relasional”, model hirarkis ini juga jarang untuk dimanfaatkan.

4 PERANCANGAN BASIS DATA

4.1 Definisi

Perancangan basis data merupkan suatu hal yang sangat penting, kesulitan utama dalam merancang basis adalah bagaimana merancang basis data sehingga dapat memuaskan/

memenuhi keperluan saat ini dan masa mendatang. Dalam merancang basis data dapat dilakukan dengan dua buah teknik/ pendekatan yaitu :

1. Menerapkan Normalisasi terhadap struktur table yang telah diketahui, atau dengan 2. Langsung membuat model Entity-Relationship.

Perancangan basis data seringkali diasosiasikan dengan pembuatan model Entity-Relationship (ER-Model), dimana kelompok-kelompok data dan relasinya diwujudkan dalam bentuk diagram, hal itu tidak salah karena model memang merupakan representasi nyata dari sebuah perancangan.

Normalisasi merupakan cara pendekatan lain dalam membangun desain lojik basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur table yang yang normal. Namun dalam pelaksanaannya desain lojik basis data relasional yang didasari baik oleh prinsip normalisasi maupun model ER akan menghasilkan hasil yang mirip.

Dalam pendekatan Normalisasi :

• Perancang basis data bertitik tolak dari situasi yang nyata.

• Perancang basis data telah memiliki item-item yang siap ditempatkan dalam baris dan kolom pada table.

• Demikian juga dengan sejumlah aturan tentang keterhubungan antara item data.

Dalam pendekatan model Entity Relationship :

• Langsung membuat model data lebih tepat dilakukan jika yang telah diketahui baru prinsip-prinsip sistem secara keseluruhan.

Kedua pendekatan ini cukup sering terjadi dilakukan bersama-sama, berganti-ganti.

Dari fakta yang telah dimiliki dilakukan normalisasi, untuk kepentingan evaluasi dan dokumentasi hasil normalisasi tersebut diwujudkan dalm bentuk sebuah model data.

Model data yang sudah jadi tersebut bisa saja dimodifikasi dengan pertimbangan tertentu. Hasil modifikasi itu kemudian diimplementasikan dalam bentuk sejumlah struktur table dalam sebuah basis data. Struktur ini bisa diuji kembali dengan menerapkan aturan-aturan normalisasi, sehingga akhirnya dapat diperoleh sebuah struktur basis data yang benar-benar efektif dan efisien. Begitulah kedua pendekatan ini dapat saling memperkuat satu sama lain.

4.2 Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya atau lebih difokuskan pada tinjauan komprehensif terhadap setiap kelompok dan (tabel) secara individual.

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai normalisasi ada beberapa konsep yang harus diketahui terlebih dahulu :

• Field/ Atribut kunci (Key)

• Ketergantungan Fungsional (Functional Depedency)

Field/ Atribut kunci (Key)

Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik. Terdapat beberapa macam key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yaitu:

1. Super Key

Satu atau lebih atribut (kunmpulan atribut) yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah table secara unik. Bisa terjadi ada lebih dari satu kumpulan atribut yang bersifat seperti itu dalam sebuah tabel, misalnya:

Pada tabel nasabah terdapat atribut-atribut sebagai berikut : no_rek, nama, no_ktp, tempat_lahir, tgl_lahir, alamat Super Key : no_rek : karena unik tidak mungkin ganda

no_ktp : karena unik tidak mungkin ganda

nama : jika bisa menjamin tidak ada nilai yang sama utk atribut ini.

2. Candidate Key

Merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik. Jika satu kunci kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut sebagai composite key (kunci campuran/

gabungan). Pada tabel nasabah misalnya : Candidate Key :

no_rek : karena unik tidak mungkin ganda

nama : jika bisa menjamin tidak ada nilai yang sama utk atribut ini.

nama + tgl_lahir : mungkin dapat dipakai sebagai kunci karena kemungkinan sangat kecil seseorang punya nama sama yang lahir pada hari yang sama. (composite key)

3. Primary Key

Pada sebuah tabel dimungkinkan adanya lebih dari satu candidate key, salah satu dari candidate key (jika memang ada lebih dari satu) dapat dijadikan sebagai primary key. Pemilihan primary key dari sejumlah candidate key tersebut didasari oleh :

• Dapat mengidentifikasi secara unik suatu kejadian dan dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity (bersifat unik).

• Lebih sering (lebih natural) untuk dijadikan sebagai acuan.

• Lebih ringkas dan jaminan keunikan key tersebut lebih baik.

• Tidak boleh “null” (tidak ada datanya)

• Harus bisa menjamin setiap nilai primary key pada sebuah table, harus dimiliki pula oleh table lainnya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka yang paling cocok digunakan sebagai primary key pada tabel nasabah adalah “no_rek”.

4. Alternate Key

Adalah candidate key yang tidak menjadi/ tidak dipakai sebagai primary key.

Terkadang alternate key ini dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan misalnya.

5. Foreign Key

Foreign key (kunci tamu) adalah satu atribut yang melengkapi satu relationship yang menunjukan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci utama (primary key) induk relasinya. Contoh :

Tabel Dosen :

sandi_dosen nama no_ktp alamat gender 24001 Yogaswara, MT 117624 Jl. Kaliurang no.24 Laki-laki

24005 Respati, ST 110282 Jl. Pasanggrahan no.6 Laki-laki 24077 Rusi, Ir 110707 Jl. Edelwis no.7 Perempuan

sandi_dosen = primary key Tabel Mata kuliah

kode_mtkul mata_kuliah semester sks sandi_dosen

IF-2424 Basis Data 4 3 24001

IF-0707 Analisis Sistem Informasi 5 2 24077 IF-0583 Organisasi Komputer 3 2 24005 IF-7683 Arsitektur Komputer 4 3 24001

kode_mtkul = primary key sandi_dosen = foreign key

Field sandi_dosen pada tabel dosen sebagai primary keysedangkan field sandi_dosen pada tabel mata kuliah sebagai foreign key, karena tabel mata kuliah ini berhubungan dengan tabel dosen sebgai induknya.

Ketergantungan Fungsional (Functional Depedency) Definisi dari functional depedence adalah :

“ Diberikan sebuah relasi R, atribut Y dari R adalah bergantung fungsi pada atribut X dari R jika dab hanya jika setiap nilai X dalam R punya hubungan dengan tetap satu nilai Y dalam R (dalam setiap satu waktu)”.

Pada tabel dosen berisi atribut :

sandi_dosen nama no_ktp alamat gender 24001 Yogaswara, MT 117624 Jl. Kaliurang no.24 Laki-laki

24005 Respati, ST 110282 Jl. Pasanggrahan no.6 Laki-laki 24077 Rusi, Ir 110707 Jl. Edelwis no.7 Perempuan

Isi dari atribut nama bergantung pada sandi_dosen. Jadi dapat dikatakan bahwa atribut nama bergantung secara fungsi pada sandi_dosen dan sandi_dosen menunjukan secara fungsi nama. Jika ingin mengetahui sandi_dosen seorang dosen, maka dapat menentukan nama dosen tersebut. Notasi untuk ketergantungan fungsi ini adalah :

sandi_dosen nama atau

nama = f (sandi_dosen)

4.3 Bentuk Bentuk Normalisai

Pada proses normalisasi terdapat tahapan-tahapan (bentuk) normalisasi, yaitu :

• Bentuk Tidak Normal (Un normalized Form)

Merupakan bentuk kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.

Data dikumpulkan apa adanya sesuai kedatangannya.

• Bentuk Normal Pertama (1NF/ First Normal Form)

Jika semua atribut mempunyai nilai data yang atomic (tidak dapat dipecah lagi), tetapi masih terdapat beberapa atribut yang muncul secara berulang.

• Bentuk Normal Kedua (2NF/ Second Normal Form)

Relasi telah berada/ memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut yang bukan kunci hanya bergantung secara fungsi pada kunci utama/ primary key.

Pada bentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci kunci field.

• Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Relasi telah berada/ memenuhi bentuk normal kedua dan semua atribut yang bukan kunci adalah non transitive dependency (ketergantungan transitif = bila menjadi atribut biasa pada suatu relasi, tetapi menjadi kunci pada relasi lainnya)

• Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Relasi harus sudah dalam bentuk ketiga dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut super key/ semua determinannya merupakan candidate key.

Contoh Kasus :

Sebuah Relasi “ Rawat Pasien “

• Bentuk Tidak Normal (Un normalized Form)

no_pasien nama jenis_perawatan jenis_kamar Biaya_kamar P0001 Bati Gawat Darurat KM001 Rp.100.000 P0002 Totti Rawat Inap KM002 Rp.75.000 P0003 Nesta Rawat Inap Sehari KM003 Rp.50.000 P0004 Maldini Rawat Jalan KM004 Rp.25.000 P0005 Cana Rawat Inap

P0006 Ihlam Rawat Inap Sehari P0007 Nuno Gawat Darurat P0008 Gomes Rawat Jalan

• Bentuk Normal Pertama (1NF/ First Normal Form)

no_pasien nama jenis_perawatan jenis_kamar biaya_kamar P0001 Bati Gawat Darurat KM001 Rp.100.000 P0002 Totti Rawat Inap KM002 Rp.75.000 P0003 Nesta Rawat Inap Sehari KM003 Rp.50.000 P0004 Maldini Rawat Jalan KM004 Rp.25.000 P0005 Cana Rawat Inap KM002 Rp.75.000 P0006 Ihlam Rawat Inap Sehari KM003 Rp.50.000 P0007 Nuno Gawat Darurat KM001 Rp.100.000 P0008 Gomes Rawat Jalan KM004 Rp.25.000

• Bentuk Normal Kedua (2NF/ Second Normal Form) Menjadi : Relasi “Pasien” dan “Biaya_Rawat”

Relasi “Pasien”

no_pasien nama jenis_perawatan P0001 Bati Gawat Darurat P0002 Totti Rawat Inap P0003 Nesta Rawat Inap Sehari P0004 Maldini Rawat Jalan P0005 Cana Rawat Inap P0006 Ihlam Rawat Inap Sehari P0007 Nuno Gawat Darurat P0008 Gomes Rawat Jalan

Relasi “Biaya_Rawat”

jenis_perawatan jenis_kamar biaya_kamar Gawat Darurat KM001 Rp.100.000

Rawat Inap KM002 Rp.75.000 Rawat Inap Sehari KM003 Rp.50.000 Rawat Jalan KM004 Rp.25.000

• Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Menjadi : Relasi “Pasien”, “Kamar_Rawat” dan “Biaya_Rawat”

Relasi “Pasien”

no_pasien nama jenis_perawatan P0001 Bati Gawat Darurat P0002 Totti Rawat Inap P0003 Nesta Rawat Inap Sehari P0004 Maldini Rawat Jalan P0005 Cana Rawat Inap P0006 Ihlam Rawat Inap Sehari P0007 Nuno Gawat Darurat P0008 Gomes Rawat Jalan

Relasi “Kamar_Rawat”

jenis_perawatan jenis_kamar Gawat Darurat KM001

Rawat Inap KM002 Rawat Inap Sehari KM003 Rawat Jalan KM004

Relasi “Biaya_Rawat”

• Boyce-Codd Normal Form (BCNF) Misalnya : Relasi “Seminar”

no_peserta seminar Instruktur 240100 7783 Rusi, Ir 240101 7783 Respati, ST 240102 7776 Pita, Ir

240101 7776 Yogaswara, MT 240109 7776 Yogaswara, MT

Menjadi : Relasi “Pengajar” dan “Peserta-Instruktur”

Relasi “Pengajar”

Seminar Instruktur 7783 Rusi, Ir

7783 Respati, ST 7776 Pita, Ir

7776 Yogaswara, MT

Relasi “Peserta-Instruktur”

no_peserta Instruktur 240100 Rusi, Ir

240101 Respati, ST 240102 Pita, Ir

240101 Yogaswara, MT 240109 Yogaswara, MT

4.4 Soal-Soal Latihan :

Latihan I :

Misalnya diketahui relasi “Karyawan” sebagai berikut :

Nip Nama tgl_lahir alamat tgl_sk no_sk gol gaji tunj status 1230 Rusi 1/2/70 Jl.Edelwis 1/3/84 3/sk/84 2A 50 25 Aktif 1230 Rusi 1/2/70 Jl.Edelwis 5/6/87 6/sk/87 2B 65 40 Aktif 1231 Resa 8/1/68 Jl.Elang 15/7/75 7/sk/75 3A 80 35 Aktif 1231 Resa 8/1/68 Jl.Elang 7/2/78 2/sk/78 3B 100 65 Aktif 1231 Resa 8/1/68 Jl.Elang 21/12/81 12/sk/81 3C 120 75 Aktif 1231 Resa 8/1/68 Jl.Elang 1/2/82 1/sk/82 3C 120 75 Keluar 1232 Pita 4/3/72 Jl.Dahlia 5/4/89 4/sk/89 2A 50 35 Aktif

Kapan tabel/ relasi tersebut dikatakan dalam bentuk 1NF, 2NF dan 3NF ?

Latihan II :

Misalnya diketahui relasi “Pemesanan Tiket Kereta” sebagai berikut :

no nama almt Kd_krta Nm_krta tujuan tarif tgl_psn jam jml Jml_byr 1 Resa Jl.Edelwis A Parahiyangan Bdg 50 1/9/03 08:00 2 100 1 Resa Jl.Edelwis B Sawunggalih Pwkt 100 2/9/03 10:00 2 200 2 Yoga Jl.Xurg C SenjaExpres Yogya 150 3/9/03 12:00 2 300 2 Yoga Jl.Xurg D ArgoBromo Sby 200 4/9/03 14:00 2 400

Kapan tabel/ relasi tersebut dikatakan dalam bentuk 1NF, 2NF dan 3NF ?

Latihan III :

Misalnya diketahui relasi “Pembelian Barang” sebagai berikut :

No

Fac kode

supp nama

supp kode

brg nama

barang tgl jatuh

tempo qty harga jml total 799 S02 Swa R02 Plooter 2/2/04 9/3/04 10 150 1500 1500 998 G01 Ara A01 Hd Segeat 7/2/04 9/3/04 10 1350 13500 33500 998 G01 Ara A02 Hd Quntm 7/2/04 9/3/04 10 2000 20000 33500

Kapan tabel/ relasi tersebut dikatakan dalam bentuk 1NF, 2NF dan 3NF ?

5 IMPLEMENTASI BASIS DATA

5.1 Definisi

Implementasi basis data merupkan upaya untuk membangun basis data fisik yang ditempatkan dalam memori sekunder (disk) dengan bantuan DBMS, tahap implementasi basis data diawali dengan melakukan transformasi dari model data yang telah selesai dibuat skema/ struktur basis data sesuai dengan DBMS yang dipilih.

Secara umum sebuah Diagram ER akan direpresentasikan menjadi sebuah basis data fisik, sedangkan komponennya berupa himpunan entitas dan himpunan relasi akan ditransformasikan menjadi table-tabel (file-file data) dan atribut akan dinyatakan sebagai field-field dari tabel-tabel yang sesuai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi performansi sistem basis data :

• Kualitas dan bentuk perancangan basis data yaitu struktur basis data dan cara akses (algoritma aplikasi)

• Kualitas mesin

• Sistem Operasi

• DBMS (Data Base Management System)

5.2 Transformasi Model Data ke Basis Data Fisik

Aturan umum dalam pemetaan model data yang digambarkan dengan Diagram ER menjadi Basis Data Fisik adalah sebagai berikut :

1. Setiap himpunan entitas akan diimplementasikan sebagai sebuah tabel (file data).

Mahasiswa

nim nama_mhs

alamat_mhs tgl_lahir

Tabel Mahasiswa :

nim nama_mhs alamat_mhs tgl_lahir

2. Relasi dengan derajat relasi 1 – 1 (satu ke satu)

Dosen 1 Mengepalai

Jurusan 1

kode dosen nama alamat kode dosen kode jurusan kode jurusan nama_jurusan

Direperesentasikan dalam bentuk penambahan/ penyertaan atribut-atribut relasi ke table yang mewakili salah satu dari kedua himpunan entitas.

Tabel Dosen : Tabel Jurusan :

kode_dosen Nama Alamat kode_jurusan nama_jurusan kode_dosen

3. Relasi dengan derajat relasi 1 – N (satu ke banyak)

Dosen 1 Mengajar

Kuliah N

nama alamat kode kuliah kode kuliah nama_kuliah

waktu tempat sks semester

kode dosen

kode dosen

Juga direpresentasikan dalam bentuk pemberian/ pencantuman atribut key dari himpunan entitas pertama (yang berderajat 1) ke tabel yang mewakili himpunan entitas ke dua (yang berderajat N).

Tabel Dosen :

kode_dosen nama alamat

Tabel Kuliah :

kode_kuliah nama_kuliah sks semester kode_dosen tempat waktu

Dari hasil transformasi diatas jika kemudian ternyata bahwa atribut waktu pada table kuliah merupakan atribut bernilai banyak, maka table tersebut tidak memenuhi bentuk normal tahap pertama (1 NF). Maka table ini dapat didekomposisikan lagi menjadi sebagai berikut.

Tabel Kuliah :

Kode_kuliah nama_kuliah sks semester Kode_dosen

Tabel Jadwal :

Kode_kuliah tempat waktu

4. Relasi dengan derajat relasi N – N (banyak ke banyak)

Mahasiswa N Mempelajari

Kuliah N

nim nama_mhs nim kode kuliah kode kuliah nama_kuliah

indeks_nilai sks semester

alamat_mhs tgl_lahir

Direpresentasikan dalam bentuk tabel (file data) khusus yang memiliki field (foreign key) yang berasal dari key-key dari himpunan entitas yang menghubungkannya.

Tabel Mahasiswa :

nim Nama_mhs alamat_mhs tgl_lahir

Tabel Memepelajari/ Nilai (Tabel Khusus) :

nim kode_kuliah indeks_nilai

Tabel Kuliah :

kode_kuliah nama_kuliah sks Semester

5.3 Model Data Lanjutan

Pada bab sebelumnya sudah dikenalkan komponen-komponen model data dasar dalam kegiatan perancangan serta langkah-langkah teknis dalam mentransformasikan fakta dilapangan ke sebuah model data, berikut dibahas sejumlah varian komponen-komponen perancangan basis data serta proses-proses lanjutannya.

1. Himpunan Entitas Lemah (Weak Entity Sets)

Himpunan entitas lemah berisi entitas-entitas yang kemunculannya tergantung pada eksistensinya dalam sebuah relasi terhadap entitas lain (Strong Entity = sebaliknya dari entitas lemah), himpunan entitas lemah biasanya tidak memiliki key yang dapat menjamin keunikan entitas didalamnya.

Mahasiswa

Data orang tua dan hobbi dapat digolongkan sebagai entitas lemah (dalam ER-D dinyatakan dengan kotak garis ganda), karena kemunculannya sangat tergantung pada adanya relasi dengan entitas yang ada pada himpunan entitas mahasiswa.

Atribut nama_ortu dan hobbi diberi garis bawah putus-putus untuk menunjukan atribut key yang tidak meyakinkan.

Entitas lemah dapat ditransformasikan menjadi sebuah table dengan menyertakan key yang ada pada entitas kuat, sebagai berikut :

Tabel Mahasiswa :

nim nama_mhs alamat_mhs tgl_lahir

Tabel Orang Tua : Tabel Hobbi :

nim nama_ortu alamat_ortu nim hobbi

2. Spesialisasi dan Generalisasi

Himpunan entitas dimungkinkan adanya pengelompokan entitas-entitas yang menjadi anggotanya, dan terkadang ditemui atribut yang tidak sepenuhnya sama.

Jika dimulai dari sebuah himpunan entitas lalu kemudian melakukan pengelompokan yang melahirkan entitas baru (top-down) dan adanya pembedaan atribut menyebabkan entitas-entitas tersebut tidak mungkin disatukan dalam sebuah himpunan entitas saja, maka ini adalah Spesialisasi. Adanya spesialisasi dan generalisasi diwujudkan dalam notasi relasi yang khusus, yang disebut ‘ISA’ (yang berasal dari ‘Is A’) sebagai berikut : top-down

Dosen kode_dos nama_dos

ISA

Dosen Tetap Dosen Tidak Tetap nik

pangkat tgl_masuk

nama_kantor

alamat_kantor alamat_dos

Sub Entitas hasil Spesialisasi diimplementasikan sebagai berikut : Tabel Dosen :

kode_dos nama_dos alamat_dos

Tabel Dosen Tetap : Tabel Dosen Tidak Tetap :

kode_dos nik pangkat tgl_masuk kode_dos nama_kantor alamat_kantor

Jika yang dilakukan adalah sebaliknya, sebuah himpunan entitas yang sebenarnya dibagi menjadi dalam kelompok tertentu dan pengelompokan ini tidak dipertegas dengan adanya perbedaan atribut, malah kelompok-kelompok tersebut disatukan dalam sebuah himpunan dengan atribut yang sama. Jadi pendekatannya bersifat bottom-up mula-mula terpisah kemudian menjadi satu, proses yang demikian disebut Generalisasi. Sebagai berikut :

bottom-up

Mahasiswa

nim nama_mhs

ISA

Mahasiswa D3 Mahasiswa S1 alamat_mhs

Spesialisasi dan generalisasi merupakan dua proses yang berlawanan, yang ditekankan dalam spesialisasi adalah perbedaan antar kelompok entitas, sedangkan dalam generalisasi yang ditekankan adalah persamaannya. Implementasi pada generalisasi berlawanan dengan spesialisasi yaitu akan menyusutkan jumlah himpunan entitas menjadi hanya sebuah tabel, pada table tersebut ditambahkan sebuah atribut yang nantinya akan diisi dengan kode khusus yang menyatakan perbedaan tersebut, sebagai berikut :

Tabel Mahasiswa :

nim nama_mhs alamat_mhs prog_studi

prog_studi = atribut tambahan untuk mengakomodasi perbedaan kelompok entitas.

Adanya spesialisasi dalam perancangan basis data, umumnya akan terlihat secara eksplisit pada akhir Diagram-ER, sedangkan proses generalisasi seringkali ditiadakan. Peniadaan generalisasi ini direperesentasikan dengan adanya atribut baru pada himpunan entitas akhir.

3. Agregasi

Menggambar sebuah himpunan relasi yang secara langsung menghubungkan sebuah himpunan entitas dengan sebuah himpunan relasi dalam Diagram-ER/

sebuah relasi terbentuk tidak hanya dari himpunan entitas tapi juga mengandung unsur dari relasi lain. Sebenarnya kondisi ini tidak tepat bahkan ada yang dengan

tegas tidak memperbolehkan, sebagai jalan tengah digunakan notasi khusus untuk menunjukan adanya agregasi semacam itu. Berikut contoh dari agregasi :

Mahasiswa Mempelajari Matakuliah

N N

Mengikuti

Praktikum nim

kode_pra

kode_kul

nilai

kode_pra nama_pra jumlah_pra N

N

Pengimplementasian harus dilakukan setelah relasi prasyarat tersebut terimplementasikan, selanjutnya tinggal meninjau derajat relasi dari agregasinya.

Relasi mengikuti merupakan bentuk agregasi relasi mempelajari dan entitas praktikum. Karena semua derajat relasi yang ada pada Diagram-ER diatas adalah N-N, maka baik relasi mempelajari maupun mengikuti masing-masing direpresentasikan dalam table khusus/terpisah, sebagai berikut :

Tabel Mempelajari : Tabel Praktikum :

nim kode_kul indeks_nilai kode_pra nama_pra jumlah_pra

Tabel Mengikuti:

nim kode_kul kode_pra nilai

5.4 Pengkodean Internal

Cara yang digunakan untuk menyatakan suatu data (atribut) dalam bentuk lain adalah untuk efisiensi ruang penyimpanan disebut dengan pengkodean (data coding). Dari pemakaiannya bias dibedakan adanya pengkodean :

• Pengkodean eksternal (user define coding) : mewakili pengkodean yang telah digunakan secara terbuka dan dikenal oleh orang awam (ada pada fakta/ dunia nyata), contohnya : npm, kode_mtkul.

• Pengkodean internal (system coding) : kondisi sebaliknya dari pengkodean eksternal, contohnya : kode_dosen sebagai key alternatif. Pengkodean internal tidak hanya diterapkan pada pembuatan key alternatif, tapi juga dapat diterapkan pada atribut data lain (non key) yang memang kita kelola.

Ada tiga bentuk pengkodean yang dapat dipilih : 1. Sekuensial

Mengasosiasikan data dengan kode terurut, misalnya : (Sempurna, Baik, Cukup, Kurang, Buruk) dikodekan dengan : “A, B, C, D dan E“.

2. Mnemonic

Membentuk suatu singkatan dari data yang ingin dikodekan, misalnya : jenis kelamin (Laki-Laki dan Perempuan) dikodekan dengan “L dan P “.

3. Blok

Pengkodean dinyatakan dalam format tertentu, misalnya No.Induk Mahasiswa dengan format XXYYYY

XX = dua digit terakhir angka tahun masuk YYYY = nomor urut mahasiswa

Format ini harus dibentuk dengan pemilihan domain atribut yang lebih luas, tetapi harus dipertimbangkan juga dari sisi efisiensi ruang penyimpanan.

5.5 DBMS dan Struktur Tabel

Pembuatan berbagai tabel basis data adalah sebagai pekerjaan utama dalam tahap implementasi juga penetuan struktur dari tabel-tabel tersebut. Penentuan pilihan tipe data dan featur-featur tambahan untuk struktur table sangat bergantung pada DBMS yang dipilih. Namun dalam penentuan struktur table khususnya penetapan tipe data dan featur tambahan untuk setiap field akan sering dihadapkan pada pilihan-pilihan seperti :

1. Data Angka

1. Data Angka

Dalam dokumen KONSEP DAN PERANCANGAN BASIS DATA (Halaman 18-0)

Dokumen terkait