• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objektif dan Penerapan Basis Data

Dalam dokumen KONSEP DAN PERANCANGAN BASIS DATA (Halaman 6-0)

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut :

• Kecepatan dan kemudahan (Speed)

• Efisiensi ruang penyimpanan (Space)

• Keakuratan (Accurate)

• Ketersediaan (Availability)

• Kelengkapan (Completeness)

• Keamanan (Security)

• Kebersamaan pemakai (Sharability)

Secara lebih nyata bidang-bidang fungsional yang telah umum memanfaatkan basis data antara lain :

• Kepegawaian

• Pergudangan (inventori)

• Akuntansi

• Layanan pelanggan (customer care)

• Dan lain-lain

Bentuk-bentuk organisasi/perusahaan yang memanfaatkan basis data (sebagai komponen sistem informasi) dapat berupa: Perbankan, Asuransi, Rumah Sakit, Produsen Barang, Industri Manufaktur, Pendidikan/ Sekolah, Telekomunikasi dan lain-lain.

2 SISTEM BASIS DATA

2.1 Definisi

Basis data hanyalah sebuah objek yang pasif. Ia tidak akan pernah berguna jika tidak ada pengelola atau penggeraknya, yang menjadi pengelola atau penggerak secara langsung adalah program atau aplikasi (software). Gabungan dari keduanya (basis data dan pengelolanya) menghasilkan sebuah sistem. Secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah system komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (table-tabel) tersebut.

User User User File4

File2

File3 File1

Basis Data

Data Base Management System (DBMS)

Gambar 2.1 Sistem Basis Data.

2.2 Komponen Sistem Basis Data

• Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang terdapat dalam sebuah system basis data adalah Komputer (stand alone atau lebih dari satu/ networking), Memory sekunder (online dan offline) dan media/ perangkat komunikasi.

• Sisetm Operasi (Operating System)

Program pengelola basis data hanya dapat aktif (running) jika system operasi telah aktif. Sejumlah Sistem Opersai yang banyak digunakan misalnya : DOS, MS-Windows v.XX (untuk komputer stand alone atau client dalam jaringan), Novel Netware, MS-Windows NT/2000, Unix (untuk komputer server dalam jaringan).

• Basis Data

Basis data dapat berisi : File/table, indeks dll. Disamping berisi dan menyimpan data, basis data juga mengandung/ menyimpan definisi struktur.

• Database Management System (Sistem Pengelola Basis Data)

DBMS merupakan sebuah perangkat lunak khusus yang akan menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah dan diambil. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, keakuratan/ konsistensi data dsb. Perangkat lunak DBMS antara lain : dBAse III+, dBase IV, FoxBase, Rbase, MS Acess dan Borland Paradox, Borland Interbase, MS SQL Server, CA Open Ingres, Oracle, Informix, Sybase, dll.

• Pengguna Basis Data a. Database Manager

Suatu modul program yang menyediakan interface antara penyimpanan data dengan suatu aplikasi program. Tugas dan tanggung jawab : interaksi dengan file manager, integrasi, keamanan, kontrol, backup dan recovery.

b. Database Administrator (DBA).

Oarng yang mempunyai kekuasaan sebagai pusat pengontrolan terhadap seluruh system baik data maupun program yang mengakses data. Funsi DBA : - mendefinisikan pola struktur database

- mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses.

- mampu memodifikasi pola dan organisasi phisik.

- memberikan kekuasaan pada user untuk mengakses data.

- menspesifikasikan keharusan integritas data.

c. Database User

Ada 4 macam pemakai basis data yang berbeda keperluan dan cara aksesnya : - Programmer Aplikasi.

Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui DML (data manipulation language), yang disertakan dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (C, Pascal, Basic, Cobol, dll)

- User Mahir (Casual User)

Pemakai yang berinteraksi dengan system tanpa menulis modul program, mereka menyatakan query dengan bahasa query yang telah disediakan DBMS.

- User Umum (End User Naïve User)

Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen (executableprogram) yang telah ditulis/

disediakan sebelumnya oleh programmer.

- User Khusus (Specialized User)

Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka data processing yang tradisional, aplikasi tersebut diantaranya : CAD, Knowledge Base, Expert System, system yang menyimpan data dalam bentuk data yang komplek misalnya data grafik, audio,dll.

• Aplikasi Basis Data

Aplikasi (perangkat lunak) ini bersifat opsional, artinya ada tidaknya tergantung dari kebutuhan. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS nya, ada juga yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus (development tools). Artinya aplikasi ini ada yang terpisah atau menyatu dengan DBMS.

Aplikasi yang menyatu dengan DBMS implementasinya akan lebih cocok untuk pemakaian sendiri (stand alone) yang bebannya lebih ringan, perangkat lunak ini adalah : dBase III+, FoxBase dan MS-Access.

Aplikasi yang terpisah dengan DBMS implementasinya akan lebih cocok untuk pemakaian berat oleh banyak pemakai (multi user), perangkat lunak ini diantaranya : MS SQL Server, Oracle, CA OpenIngres, Sysbase, Informix, IBM DB2, dll Perangkat lunak ini memang dirancang sejak awal berdiri sendiri dan terpisah dari aplikasi basis datanya dan banyak sekali fasilitas (feature) yang ditangani oleh DBMS ini.

2.3 Syarat Basis Data

Penyusunan suatu basis data digunakan untuk mengatasi maslah maslah pada penyusunan data, yaitu :

• Redudansi dan Inkonsistensi Data

Redudansi adalah penyimpanan dibeberapa tempat untuk datayang sama dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan juga biaya pengaksesan akan lebih tinggi. Akibat penyimpanan yang berulang-ulang dibeberapa file dapat mengakibatkan juga inkonsistensi (tidak konsisten).

• Kesulitan pengaksesan data.

Belum adanya fasilitas tertentu untuk memenuhi permintaan user tentang pengaksesan data, penyelesaian dan solusi untuk hal ini adalah ke arah DBMS yang mampu mengakses data secara langsung dengan bahasa yang familiar dan user friendly.

• Isolasi Data untuk Standarisasi

Jika data tersebar dalam beberapa file dalam bentuk format yang tidak sama, misalnya bilamana data dibuat dari format text file Pascal, Basic, dan juga dalam format C++ dan lainnya, ini akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil dan menyimpan data. Maka haruslah data dalam satu basis data dibuat satu format sehingga mudah dalam pembuatan program aplikasinya.

• Multiple User (Banyak pemakai)

Basis data dibangun karena nantinya data tersebut digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang berbeda, diakses oleh program yang sama tapi berbeda orang dan waktu, karena data yang diolah tidaklah tergantung dan menyatu dalam program tapi terlepas dalam satu kelompok data.

• Masalah keamanan (security)

Tidak setiap pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses semua data (pengaturan hak akses), misalnya disesuaikan dengan jabatan dan kapasitas pemakai tersebut di sebuah perusahaan. Keamanan ini dapat diatur lewat program yang dibuat oleh pemrogram atau fasilitas keamanan dari sistem operasi.

• Masalah Integritas (kesatuan)

Database berisi file-file yang saling berkaitan, secara teknis maka ada field kunci yang mengkaitkan file-file tersebut.

• Masalah Data Independence (kebebasan data)

Bahasa yang diciptakan dari DBMS apapun yang terjadi pada struktur file misalnya melihat atau menambah data cukuplah dengan utility yang disediakan, ini berarti perintah-perintah dalam paket DBMS bebas terhadap basis data. Apapun perubahan dalam basis data semua perintah akan mengalami kestabilan tanpa perlu ada yang diubah. Berbeda dengan sistem pemrosesan file dengan suatu bahasa tertentu yang sudah dibuat, kemudian terjadi perubahan struktur file maka program tersebut haruslah diubah, dan ini tidak bebas terhadap database yang ada.

2.4 Abstraksi Data

Abstraksi data merupakan tingkatan/ level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah basis data . Ada 3 level abstraksi data :

View 1 View 2

Level Konseptual

Level Fisik

View 3

Gambar 2.2 Level Abstraksi Data Keterangan :

• Level Fisik (Physical Level)

Adalah level terendah dalam abstraksi data, menggambarkan bagaimana sesungguhnya suatu data disimpan dalam kondisi sebenarnya. Data dilihat sebagai gabungan dari struktur dan datanya sendiri, level ini berurusan dengan data sebagai teks, angka atau bahkan melihatnya sebagai himpunan bit data.

• Level Konseptual (Conceptual Level)

Adalah level yang menggambarkan data apa yang sebenarnya disimpan dalam basis data dan hubungannya dengan data yang lain. Data disimpan/ direpresentasikan dalam beberapa file/table yang saling berhubungan.

• Level Pandang Pemakai (View Level)

Adalah level tertinggi dari abstraksi data, level ini sangat dekat dengan user yang hanya menunjukan sebagian dari basis data. Level ini yang mengkonversikan data asli/fisik menjadi data bermakna/lojik pada pemakai.

2.5 Bahasa Basis Data

DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk, cara berkomunikasinya diatur dalam suatu bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Contoh-contoh bahasa basis data diantaranya adalah SQL, dBase, Ouel dan sebagainya. Sebuah Bahasa Basis Data biasanya dapat dipilah kedalam 2 bentuk, yaitu :

a. DDL (Data Definition Language) b. DML (Data Manipulation Language)

• DDL

Struktur/ skema basis data yang menggambarkan/ mewakili desain basis data, dengan bahasa ini dapat membuat table baru, membuat indeks, mengubah table, menentukan struktur penyimpanan table dsb. Hasil kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data.

• DML

Bahasa basis data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data, manipulasi dapat berupa penyisipan, penghapusan dan pengubahan data di suatu basis data. DML ini bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses data.

2.6 Struktur Sistem Basis Data

Naïve user Programmer Casual User DBA Aplikasi

Program

aplikasi System

calls Query Skema

basis data

precompiler DML Query processor

Database Manager

Disk File

Manager

Data files Data

dictionary Kode objek

program aplikasi

compiler DDL

Gambar 2.3 Struktur Sistem Basis Data Keseluruhan

3 MODEL DATA

3.1 Definisi

Model data adalah kumpulan perangkat konseptual untuk menggambarkan data, hubungan data, makna data dan batasan data. Model data ini lebih tepat jika disebut Model Data Lojik. Ada sejumlah cara dalam merepresentasikan model data dalam perancangan basis data, yaitu secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok :

1. Model Lojik Data Berbasis Objek

(Object Based Logical Models), terdiri dari :

• Model Keterhubungan Entitas (Entity Relationship Model)

• Model Berorientasi Objek (Object Oriented Model)

• Model Data Semantik (Semantic Data model)

• Model Data Fungsional (Functional Data Model) 2. Model Lojik Data Berbasis Record

(Record Base Logical Models), terdiri dari :

• Model Relasional (Relational Model)

• Model Hirarkis (Hierarchical Model)

• Model Jaringan (Network Model)

3.2 Model Keterhubungan Entitas (Entity Relationship Model)

ER-Model dapat didefinisikan suatu model untuk menjelaskan hubungan antara data dalam basis data, didasarkan pada persepsi bahwa “real world” terdiri dari objek-objek dasar yang memiliki relasi / hubungan antar objek. Pada ER-Model, semesta data yang ada di dunia nyata diterjemahkan/ ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut “Entity Relationship Diagram (ER-D)”.

Komponen-komponen pembentuk ER-Model :

a. Entitas : individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.

b. Atribut : yang mendeskripsikan karakteristik (properti) dari entitas.

c. Relasi : menunjukan adanya hubungan diantara sejumlah entitas.

d. Kardinalitas : menunjukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain, dapat berupa :

- Satu ke Satu (One to One)

- Satu ke Banyak (One to Many) / Banyak ke Satu (Many to One)

- Banyak ke Banyak (Many to Many)

Satu ke satu (One to One) : entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan sebaliknya.

A B

Satu ke Banyak (One to Many)/ Banyak ke Satu (Many to One) : entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya untuk setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.

A B

Untuk derajat relasi Banyak ke Satu (Many to One) sebaliknya dari pernyataan diatas atau kondisi gambar diatas.

Banyak ke Banyak (Many to Many) : entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, juga sebaliknya.

A B

Entitas 1

Entitas 2

Entitas 3 Entitas 2 Entitas 1

Entitas 3

Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2

Entitas 4 Entitas 3 Entitas 2

Entitas 1 Entitas 2

Entitas 3

Entitas 1 Entitas 2

Entitas 3

Entitas 4 Entitas 4

3.3 Entity Relationship Diagram (ER-D)

Model Entity-Relationship berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity Relationship Diagram (ER-D). Notasi simbolik yang digunakan di dalam ER Diagram adalah :

Persegi Panjang Menyatakan himpunan entitas

Lingkaran atau Elip E

Menyatakan atribut, atribut yang berfungsi sebagai key diberi garis bawah

Belah Ketupat Menyatakan himpunan relasi

Garis Sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atributnya

a

R

Kardinalitas Relasi 1 dan 1 (satu ke satu) 1 dan N (satu ke banyak) N dan N (banyak ke banyak)

Menyatakan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

Berikut contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan kardinalitas relasi dan atribut-atributnya :

• Relasi satu ke satu (One-to-One)

Dosen 1 Mengepalai

Jurusan 1

nama dosen alamat_dosen nama dosen kode jurusan kode jurusan nama_jurusan

Pada relasi ini, setiap dosen paling banyak mengepalai satu jurusan dan setiap jurusan pasti dikepalai oleh paling banyak satu orang dosen. Pada himpunan entitas Dosen dan himpunan entitas Jurusan memiliki dua atribut, yang salah satunya (memakai garis bawah) berfungsi sebagai kunci (key). Sementara pada

himpunan Relasi juga terdapat dua atribut, yang keduanya sebetulnya berasal dari atribut key masing-masing himpunan entitas, maka kedua atribut tersebut digolongkan sebagai kunci tamu (foreign key), yang berfungsi sebagai penghubung antar himpunan entitas.

• Relasi satu ke banyak (One to Many)

Dosen 1 Mengajar

Kuliah N

nama dosen alamat_dosen nama dosen kode kuliah kode kuliah nama_kuliah

waktu tempat sks semester

Pada relasi ini, setiap dosen dapat dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedangkan setiap matakuliah dipegang hanya paling banyak oleh satu orang dosen.

Pada himpunan relasi terdapat dua foreign key yang berasal dari himpunan entitas, tetapi ada pula dua atribut tambahan yang tidak berasal dari himpunan entitas. Hal ini memang dimungkinkuan dan bahkan umum terjadi.

• Relasi banyak ke banyak (Many to Many)

Mahasiswa N Mempelajari

Kuliah N

nim nama_mhs nim kode kuliah kode kuliah nama_kuliah

indeks_nilai sks semester

alamat_mhs tgl_lahir

Pada relasi ini setiap mahasiswa dapat mempelajari lebih dari satu mata kuliah, demikian juga sebaliknya setiap mata kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.

Pembuatan Diagram E-R

Diagram E-R selalu dibuat secara bertahap, langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk menghasilkan Diagram E-R, adalah sebagai berikut :

• Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat.

• Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.

• Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign key nya.

• Menentukan derajat atau kardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.

• Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut deskripsi (nonkey).

Diagram E-R dengan Kamus Data

Pendeklarasian atribut-atribut pada Diagram E-R dapat dipisahkan dan dinyatakan dalam sebuah kamus data. Ini diperbolehkan jika sebuah sistem yang ruang lingkupnya lebar dan kompleks. Kamus data berisi atribut yang diapit kurung kurawal dan atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan dengan atribut yang bukan key, dengan menggaris bawahi atribut tersebut. Berikut contoh Diagram E-R dengan Kamus Data :

Mahasiswa N Mempelajari N Kuliah N Mengajar 1 Dosen

Kamus Data :

• Mahasiswa = { nim, nama_mhs, alamat_mhs, tgl_lahir }

• Kuliah = { kode kuliah, nama_kuliah, sks, semester }

• Dosen = { nama dosen, alamat_dosen }

• Mempelajari = { nim, kode kuliah, indeks_nilai }

• Mengajar = { kode kuliah, nama dosen, waktu, tempat }

3.4 Model Jaringan (Network Model)

Model jaringan akan terdiri atas sekumpulan record yang dihubungkan satu sama lain melalui link (yang berupa pointer), sebuah record setara dengan dengan sebuah entitas dalam ER Model. Sebuah record adalah sekumpulan field yang masing-masing hanya berisi sebuah nilai data. Sebagai contoh ada dua tipe record yaitu dosen dan mata kuliah yang dapat dideklarasikan sebagai berikut :

type dosen = record

kode_dos : integer ; nama_dos : string ; alamat_dos : string;

end

type kuliah = record

kode_kul : string ; nama_kul : string ; sks : integer;

semester : integer;

end

Dengan struktur record seperti itu, berikut diagram struktur data :

nama dos alamat dos kode kul nama_kul sks semester

Dosen Mengajar Kuliah

Diagram struktur data merupakan skema yang menyatakan desain basis data jaringan, diagram tersebut terdiri dari dua komponen yaitu kotak yang menunjukan tipe record dan garis yang menunjukan link.

Berikut data dan link yang terjadi antara record dosen dan record kuliah :

Yogaswara, MT Jl. Kaliurang IF-249 Perancangan Sistem 2 5 IF-976 Organisasi Komputer 3 3

Respati, MSc Jl. Edelwis MI-707 Basis Data 3 3

Rusi, Ir Jl. Mawar MI-774 Analisis Sistem 3 4

Cara diatas hanya layak diterapkan pada basis data dengan link yang berderajat satu ke satu atau satu ke banyak, dan cara diatas akan sulit jika diterapkan untuk link yang berderajat banyak ke banyak. Model jaringan ini secara umum sukar untuk diimplementasikan dan sangat komplek. Kelebihna dari model jaringan ini adalah efisiensi ruang penyimpanan akibat ketiadaan redudansi data dan akses data yang cepat karena langsung memanfaatkan pointer ke alamat fisik data. Saat ini dapat dikatakan model jaringan sudah tidak dimanfaatkan lagi, kecuali untuk aktivitas-aktivitas penelitian.

3.5 Model Hirarkis (Hierarchical Model)

Model hirarkis akan terdiri atas sekumpulan record yang dihubungkan satu sama lain melalui link (yang berupa pointer) yang membentuk suatu struktur hirarkis, pengertian record dan link sama seperti pada model jaringan. Berikut contoh diagram struktur pohon yang mengilustrasikan hubungan record dosen dan mata kuliah :

nama dos alamat dos

kode kul nama_kul sks semester Dosen

Kuliah

Diagram struktur pohon merupakan skema yang digunakan untuk basis data hirarkis.

Diagram tersebut terdiri dari dua komponen yaitu kotak yang menunjukan tipe record dan garis yang menunjukan link. Berikut himpunan record-record dosen dan kuliah diorganisasikan dalam sebuah struktur pohon:

Yogaswara, MT Jalan

Kliurng Respati, MSc Jalan

Edelwis Rusi, Ir Jalan Mawar

IF-249 P S I 2 5 IF-976 ORKOM 3 3

MI-707 DBMS 3 3 MI-774 ANSI 3 4 Kuliah

Dari sruktur pohon tersebut dapat disimpulkan bahwa tipe record kuliah berada dibawah tipe record dosen secara hirarkis. Maka disebutkan tipe record kuliah merupakan child dan tipe record dosen merupakan parent dalam struktur pohon tersebut. Penggunaan struktur pohon sejauh ini tidak ada yang aneh, hanya jika digunakan untuk relasi dengan derajat banyak ke banyak akan menghasilkan banyak sekali redudansi data, kesulitan juga terjadi pada operasi query dan manipulasi data tertentu. Keunggulan dari model ini terletak pada keteraturan struktur yang ditunjukan dan sangat cocok diterapkan pada sebuah system/ persoalan yang keterkaitan antara objek-objek di dalamnya mengikuti struktur hirarkis tertentu. Karena keterbatasan pemakainya dan kelemahan yang cukup mendasar, seiring dengan semakin sempurnanya “model relasional”, model hirarkis ini juga jarang untuk dimanfaatkan.

4 PERANCANGAN BASIS DATA

4.1 Definisi

Perancangan basis data merupkan suatu hal yang sangat penting, kesulitan utama dalam merancang basis adalah bagaimana merancang basis data sehingga dapat memuaskan/

memenuhi keperluan saat ini dan masa mendatang. Dalam merancang basis data dapat dilakukan dengan dua buah teknik/ pendekatan yaitu :

1. Menerapkan Normalisasi terhadap struktur table yang telah diketahui, atau dengan 2. Langsung membuat model Entity-Relationship.

Perancangan basis data seringkali diasosiasikan dengan pembuatan model Entity-Relationship (ER-Model), dimana kelompok-kelompok data dan relasinya diwujudkan dalam bentuk diagram, hal itu tidak salah karena model memang merupakan representasi nyata dari sebuah perancangan.

Normalisasi merupakan cara pendekatan lain dalam membangun desain lojik basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur table yang yang normal. Namun dalam pelaksanaannya desain lojik basis data relasional yang didasari baik oleh prinsip normalisasi maupun model ER akan menghasilkan hasil yang mirip.

Dalam pendekatan Normalisasi :

• Perancang basis data bertitik tolak dari situasi yang nyata.

• Perancang basis data telah memiliki item-item yang siap ditempatkan dalam baris dan kolom pada table.

• Demikian juga dengan sejumlah aturan tentang keterhubungan antara item data.

Dalam pendekatan model Entity Relationship :

• Langsung membuat model data lebih tepat dilakukan jika yang telah diketahui baru prinsip-prinsip sistem secara keseluruhan.

Kedua pendekatan ini cukup sering terjadi dilakukan bersama-sama, berganti-ganti.

Dari fakta yang telah dimiliki dilakukan normalisasi, untuk kepentingan evaluasi dan dokumentasi hasil normalisasi tersebut diwujudkan dalm bentuk sebuah model data.

Model data yang sudah jadi tersebut bisa saja dimodifikasi dengan pertimbangan tertentu. Hasil modifikasi itu kemudian diimplementasikan dalam bentuk sejumlah struktur table dalam sebuah basis data. Struktur ini bisa diuji kembali dengan menerapkan aturan-aturan normalisasi, sehingga akhirnya dapat diperoleh sebuah struktur basis data yang benar-benar efektif dan efisien. Begitulah kedua pendekatan ini dapat saling memperkuat satu sama lain.

4.2 Normalisasi

Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya atau lebih difokuskan pada tinjauan komprehensif terhadap setiap kelompok dan (tabel) secara individual.

Sebelum mengenal lebih jauh mengenai normalisasi ada beberapa konsep yang harus diketahui terlebih dahulu :

• Field/ Atribut kunci (Key)

• Ketergantungan Fungsional (Functional Depedency)

Field/ Atribut kunci (Key)

Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik. Terdapat beberapa macam key yang dapat diterapkan pada suatu tabel, yaitu:

1. Super Key

Satu atau lebih atribut (kunmpulan atribut) yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah table secara unik. Bisa terjadi ada lebih dari satu kumpulan atribut yang bersifat seperti itu dalam sebuah tabel, misalnya:

Pada tabel nasabah terdapat atribut-atribut sebagai berikut : no_rek, nama, no_ktp, tempat_lahir, tgl_lahir, alamat Super Key : no_rek : karena unik tidak mungkin ganda

Pada tabel nasabah terdapat atribut-atribut sebagai berikut : no_rek, nama, no_ktp, tempat_lahir, tgl_lahir, alamat Super Key : no_rek : karena unik tidak mungkin ganda

Dalam dokumen KONSEP DAN PERANCANGAN BASIS DATA (Halaman 6-0)

Dokumen terkait