• Tidak ada hasil yang ditemukan

II KERANGKA PEMIKIRAN 27 2.1.Tinjauan Teoritis

II. KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.2. Model Keseimbangan Umum

2.1.2.2. Model Keseimbangan Umum Nasional

Model keseimbangan umum dibangun untuk melihat dampak suatu kebijakan atau guncangan tertentu terhadap kegiatan perekonomian pada tingkat nasional, yang mencakup kinerja ekonomi makro, ekonomi sektoral, dan distribusi pendapatan menurut kelompok rumah tangga. Model keseimbangan umum sederhana untuk perekonomian nasional digunakan oleh Jones (1965) dan Oktaviani (2000), yaitu untuk menganalisis dampak pajak terhadap distribusi pendapatan dan dampak perubahan teknologi terhadap komposisi output dan struktur harga.

Model keseimbangan umum multi sektor dapat mengatasi masalah agregasi sektoral dan regional dalam analisis perekonomian pada tingkat nasional (Delis, 2008). Model keseimbangan umum dikembangkan oleh Scarf pada tahun 1970-an di Amerika Serikat. Model keseimbangan umum ORANI sebagai model disagregat perekonomian Australia dikembangkan pada tahun 1977. Model ORANI-G dikembangkan oleh Wittwer di Indonesia dan dinamakan sebagai model Wayang. Model Wayang digunakan untuk menganalisis dampak kebijakan terhadap ekonomi makro, sektoral, dan kemiskinan. Model INDORANI diperkenalkan oleh Abimanyu (2000) dari PAU UGM untuk menganalisis dampak kebijakan subsidi dan perdagangan pertanian terhadap ekonomi makro, distribusi dan lingkungan. Model INDOF dibangun oleh Oktaviani (2000), yang merupakan model GTAP versi Indonesia. Model INDOF untuk menganalisis dampak liberalisasi perdagangan APEC terhadap kinerja ekonomi makro Indonesia dan ekonomi sektoral, terutama untuk komoditi pertanian. Model ORANI-F, model

Wayang, dan model INDOF digunakan oleh Oktaviani et al (2006) untuk

menganalisis dampak kenaikan tarif dasar listrik, tarif impor, dan produktivitas industri unggulan terhadap kinerja sektor industri manufaktur. Model MONASH

digunakan oleh Oktaviani et al (2007) untuk menganalisis dampak perubahan tarif impor terhadap kinerja ekonomi sektoral, terutama sektor perbankan di Indonesia.

2.1.2.3. Model Keseimbangan Umum Dinamis dan Statis

Model keseimbangan umum dapat dibedakan atas model dinamis dan model statis. Model keseimbangan umum dinyatakan dinamis, misalnya model

dinamis untuk perencanaan multi periode (dynamic models for multi-period

forecasting), karena model memasukkan unsur waktu dan mekanisme penghubung antar waktu secara eksplisit ke dalam model. Dalam periode jangka panjang terdapat cukup waktu untuk agen-agen ekonomi melakukan penyesuaian untuk merespons perubahan suatu kebijakan, atau guncangan menuju keseimbangan yang baru (Horridge et al, 1993; Oktaviani, 2000). Jika aplikasi model keseimbangan umum dimaksudkan untuk mengetahui dampak kebijakan atau keberadaan suatu guncangan dalam beberapa periode ke depan dan melakukan estimasi, maka diperlukan spesifikasi model dinamis (Delis, 2008).

Berdasarkan periode optimasi keputusan, model keseimbangan umum dinamis dapat dikelompokkan menjadi model recursive dynamic dan model full dynamic. Identik dengan pengelompokan ini, Cockburn dan Decaluwe (2006) dan Delis (2008) mengklasifikasikan model keseimbangan umum dinamis menjadi

sequential dynamic (recursive) dan inter-temporal dynamic. Model recursive dynamic adalah model keseimbangan umum, dimana keputusan dioptimasi untuk periode tunggal (single period) dengan solusi bertahap, misalnya setiap 2, 3, atau 5 tahunan. Menurut Delis (2008), permasalahan agen-agen ekonomi berhubungan secara berpasangan sepanjang waktu, artinya persoalan saat ini

(1999) dan Delis (2008), pada dasarnya merupakan suatu rangkaian model statis yang dipecahkan secara bertahap. Kalibrasi hanya diperkenalkan pada periode awal, nilai peubah-peubah pada periode berikutnya dihitung dalam model dengan mengubah eksogen dan endogen. Hasil-hasil pada periode berikutnya dapat diperlakukan sebagai kuantitas dari dampak guncangan yang telah dikalibrasi pada periode awal. Walaupun perubahan pada periode berikutnya dapat didefinisikan sebagai eksogen atau endogen, asumsi yang kuat mengenai perubahan endogen seperti pembentukan modal sangat diperlukan dalam model

recursive dynamic.

Keputusan pada model full dynamic dioptimasi selama beberapa periode, dimana solusi dapat dihasilkan dalam bentuk tahunan yang berurutan. Seluruh periode waktu berhubungan satu dengan yang lainnya secara simultan.

Cockburn dan Decaluwe (2006) dan Delis (2008) menyatakan model full dynamic

menggunakan asumsi bahwa agen-agen ekonomi akan berperilaku secara rasional dengan perkiraan yang sempurna terhadap waktu ke depan. Realitas

menunjukkan bahwa banyak kegiatan ekonomi sesungguhnya bersifat forward-

looking. Keputusan menabung saat ini, secara parsial didasarkan atas ekspektasi tingkat pengembalian modal di masa yang akan datang, ketersediaan sumberdaya, dan ekspektasi guncangan kebijakan yang mempengaruhi pola

konsumsi saat ini. Model keseimbangan umum recursive dynamic tidak dapat

mengakomodasikan isu-isu ini.

Pergerakan waktu dalam model keseimbangan umum dinamis sangat penting untuk mengetahui jalur transisi dari suatu posisi keseimbangan perekonomian ke posisi keseimbangan lainnya. Pada analisis dinamis, dinamika transisi atau proses pergerakan perekonomian secara aktual dari suatu keseimbangan ke keseimbangan-keseimbangan lainnya menjadi bagian yang sangat penting terutama untuk memperoleh perkiraan kuantitatif mengenai

implikasi kesejahteraan dari suatu paket kebijakan tertentu. Model keseimbangan

umum recursive dynamic menjadi pilihan dalam kondisi data yang tersedia

terbatas untuk membentuk model full dynamic.

Model keseimbangan umum statis atau model periode tunggal untuk analisis komparatif (single-period models for comparative-static analysis). Aplikasi model keseimbangan umum statis dalam analisis ekonomi sudah mencukupi, jika tujuannya hanya sebatas menganalisis dampak suatu kebijakan terhadap berbagai peubah ekonomi di tingkat makro dan mikro. Jika aplikasi model keseimbangan umum dimaksudkan untuk mengetahui dampak kebijakan atau keberadaan suatu guncangan dalam beberapa periode ke depan dan melakukan peramalan, maka model statis tidak mencukupi sehingga diperlukan spesifikasi model dinamis.

Model comparative static merupakan model yang memodifikasi model

statis dengan tidak memasukkan unsur periode waktu (Oktaviani, 2008). Model ini menunjukkan model keseimbangan umum yang membandingkan perbedaan nilai peubah untuk waktu yang akan datang (T), dengan atau tanpa menggunakan guncangan peubah eksogen. Semua persamaan dan peubah pada model menunjukkan keadaan perekonomian yang akan datang. Model

comparative static dapat dijelaskan pada Gambar 4. Pada Gambar 4 menunjukkan jumlah tenaga kerja pada periode awal (periode 0) yang dinyatakan dengan A. Titik B merupakan tingkat tenaga kerja yang akan ada pada waktu T, jika beberapa perubahan kebijakan tidak terimplikasikan. Dengan adanya perubahan kebijakan, tenaga kerja dapat mencapai C. Pada simulasi model

comparative static ini akan menghasilkan perubahan persentase pada tenaga kerja sebesar 100*(C-B)/B, yang menunjukkan bagaimana tenaga kerja pada periode T akan dipengaruhi oleh perubahan kebijakan (Oktaviani, 2008).

Variabel 0 T T (Tahun) C B A

Gambar 4. Model Comparative Static

Sumber: Horridge, 1998; Oktaviani, 2008

Pada simulasi dinamis (Horridge et al, 1998), perlu dilakukan perubahan khusus pada peubah eksogen. Perubahan tersebut misalnya dilakukan pada perubahan estimasi harga-harga negara lain, perubahan pada tarif pajak, perubahan dalam teknologi, dan perubahan dalam selera. Kemudian perubahan dampak kebijakan dalam periode analisis jangka pendek, ataukah jangka

panjang ditentukan oleh pemilihan closure pada model. Sebagai contoh

perubahan kebijakan peubah eksogen yang menggunakan periode analisis jangka panjang, seperti pertumbuhan tenaga kerja, tabungan, penurunan dalam nilai tukar perdagangan, dan pertumbuhan dalam konsumsi public merupakan

closure jangka panjang.