• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS

5.3 Model Pemanfaatan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel

Big Apple Karya Iwan Setyawan sebagai Materi Pembelajaran Sastra di

SMA

Setiap materi pembelajaran yang disampaikan haruslah saling berkaitan satu sama lain dan mampu mengasah kompetensi yang dimiliki siswa. Metode dan strategi pengajaran juga memiliki peranan yang penting karena terlibat dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode pengajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry).

Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan salah satu jenis metode Inkuiri. Metode Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dana analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2006:194). Metode Inkuiri memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) tersebut. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) merupakan suatu model pembelajaran Inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru meyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagaian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah (Sanjaya dalam http://zifararaca.blogspot.com/2012/07/inkuiri-terbimbing.html diakses 29 Juli 2013). Dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing, guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa sehingga setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan arahan guru. Adanya metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) bertujuan untuk membantu siswa yang belum terbiasa memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan metode Inkuiri. Metode Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Dalam penggunaan metode Inkuiri, guru garus memperhatikan beberapa prinsip, sebagai berikut.

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual karena tujuan utama metode ini adalah pengembangan kemampuan berpikir. Metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi, metode ini menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

c. Prinsip bertanya yaitu peran guru dalam penggunaan metode Inkuiri sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir adalah memanfaatkan dan menggunakan otak secara maksimal

e. Prinsip keterbukaan yaitu mendasarkan bahwa belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan (Sanjaya, 2006:196-199).

Menurut Sanjaya (2006:199-203) secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan Inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Orientasi

Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada penelitian ini tahap orientasi akan dilakukan guru dengan bertanya novel-novel yang pernah siswa baca dan menyuruh perwakilan siswa menceritakan kembali salah satu novel yang pernah ia baca secara singkat. Diharapkan kegiatan awal tersebut menumbuhkan rasa antusiasme dalam diri siswa sehingga siswa semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tahapan ini juga digunaan guru untuk bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi siswa saat mereka harus menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel.

2. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki tersebut. Dalam penelitian ini, tahap merumuskan masalah dilakukan guru dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengarahkan siswa agar mengingat kembali komponen-komponen yang siswa temukan saat membaca novel. Diharapkan siswa terpancing menyebutkan komponen-komponen yang menjadi bagian dari unsur- unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Guru dapat mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada siswa dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian ini, tahap merumuskan hipotesis dilakukan guru dengan cara mencatat jawaban-jawaban dari siswa berdasarkan pertanyaan di tahapan sebelumnya. Berdasarkan jawaban siswa tersebut, siswa dibantu guru merangkai hipotesis awal

mengenai pengertian unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik beserta komponen kedua unsur pembangun karya sastra tersebut.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tahap mengumpulkan data di dalam penelitian ini terlihat pada saat kegiatan diskusi kelompok dengan bahan diskusi mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah penggalan novel. Kegiatan diskusi kelompok ini diharapkan siswa dapat semakin mendalami unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik dan dapat memberikan kesempatan kepada siswa yang lebih paham mengenai kedua unsur tersebut untuk dapat mengajari temannya yang belum paham dalam kegiatan diskusi. Diskusi kelompok dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk menyamakan konsep. Penyamaan konsep ini untuk mempermudah siswa menentukan analisis novel berikutnya.

5. Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Pada penelitian ini, tahap menguji hipotesis terlihat saat guru memerintahkan siswa mengubungkan hipotesis tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik yang telah siswa buat di awal dengan hasil akhir diskusi kelas. Kegiatan ini

untuk menguji kebenaran hipotesis atau merevisi hipotesis jika ditemukan hipotesis kurang lengkap dan benar.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dalam perencanaan pembelajaran yang dijabarkan di dalam penelitian ini, merumuskan kesimpulan dilakukan ketika siswa dibantu guru telah merevisi hipotesis hingga didapatkan sebuah konsep tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik pada novel.

Peneliti memilih metode Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) karena peneliti melihat metode ini memiliki beberapa keunggulan yang mampu membuat siswa aktif menemukan informasi yang sedang mereka pelajari secara mandiri tanpa menghilangkan peran guru sebagai pembimbing. Berikut keunggulan metode Inkuiri berdasarkan Sanjaya (2006:206).

a. Inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui stategi ini dianggap lebih bermakna. Pengembangan aspek kognitif pada rancangan pembelajaran yang dijabarkan dalam penelitian dapat dialami siswa saat mereka berusaha menemukan konsep tentang unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik secara mandiri. Pengembangan aspek afektif dapat terlihat saat siswa melakukan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Mereka diharapkan

saling membantu dan saling melengkapi informasi saat berdiskusi sehingga tidak terjadi kesenjangan pengetahuan diantara siswa.

b. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Keunggulan tersebut terlihat pada setiap kegiatan pembelajaran di dalam penelitian ini yang bervariasi.memberikan kesempatan siswa untuk belajar dengan cara yang mereka anggap cocok dengan gaya belajar mereka. Siswa dapat belajar dengan langsung mempraktikkan menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik atau belajar dengan mengajarkannya kepada teman. Siswa juga dapat belajar secara individu maupun kelompok. c. Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan

psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Kegiatan pembelajaran di dalam penelitian ini memberikan siswa kesempatan menemukan sendiri apa yang akan mereka pelajari, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel sehingga mereka mendapatkan pengalaman mencari informasi secara mandiri setiap kegiatan yang mereka lakukan.

d. Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Dalam penelitian ini, rancangan pembelajaran dirancang agar siswa melakukan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Kegiatan tersebut dapat memberikan

kesempatan kepada siswa yang lebih paham mengenai kedua unsur tersebut untuk dapat mengajari temannya yang belum paham dalam kegiatan diskusi. Mereka diharapkan saling membantu dan saling melengkapi informasi saat berdiskusi sehingga tidak terjadi kesenjangan pengetahuan diantara siswa.

Pembelajaran sastra pada penelitian ini akan diwujudkan dalam bentuk silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil analisis novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple akan diimplementasikan sebagai materi pembelajaran sastra SMA kelas XI semester pada KD: menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Silabus dan RPP didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK yang disebut Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka.

Setiap standar kompetensi yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan saatra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Peneliti memilih novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota

Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai materi pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1, karena cerita dalam novel tersebut mengandung nilai- nilai kehidupan, khususnya mengenai perjuangan memperoleh pendidikan dan kegigihan mewujudkan cita-cita. Nilai-nilai kehidupan tersebut kiranya dapat dihayati dan dijadikan pedoman bagi siswa dalam menimba ilmu dan menentukan masa depan mereka dikemudian hari.

143

Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : XI/1

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (JP) Alat/Bahan/ Sumber Belajar 7. 2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terj emahan Novel Indonesia - Unsur-unsur intrinsik novel (alur, tema, penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) Kognitif

1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.

2. Siswa mampu menganalis unsur- unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple

1. Membaca penggalan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

2. Mengidentifikasi unsur- unsur intrinsik dan unsur- unsur ekstrinsik novel

Bentuk tagihan: Tugas individu Tugas kelompok 4 JP Alat : Novel, Viewer, Laptop Bahan: Lembar Kerja Sumber: Davonar, Agnes.

144 ekstrinsik (latar belakang, pendidikan, ekonomi pengarang, dan lain- lain)

3.Siswa mampu menjelaskan unsur- unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

4. Siswa mampu menuliskan kembali cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari siswa secara sistematis dan dengan EYD yang benar.

Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

3. Menganalisis novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

4. Mencatat dan

merangkum unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan. 5. Siswa menuliskan rangkuman singkat Instrumen: Soal uraian Lembar pengamatan guru untuk Tuhan. Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya Nurgiyantoro, Burhan. 1990. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta: Gajah Mada University Press Setyawan, Iwan. 2011. 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke the Big Apple. Jakarta:Gramedia

145

a. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku, seperti kerja sama dan kritis.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, dan menjadi pendengar yang baik.

10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple dan menghubungkan nilai-nilai

kehidupan yang

terkandung dalam novel dalam kehiduan sehari-hari siswa.

Yogyakarta, 24 Agustus 2013

Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

146

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XI/1

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan

Kompetensi Dasar : 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik

novel Indonesia/terjemahan

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 kali pertemuan)

A. Indikator:

Kognitif

1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

2. Siswa mampu menganalis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

3. Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.

4. Siswa mampu menuliskan kembali cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan

menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Afektif

a.Karakter

1. Siswa mampu bekerja sama saat berdiskusi.

2. Siswa mampu bersikap kritis saat diberi kesempatan mengemukakan pendapat dan memberi penilaian terhadap teman.

3.Siswa mampu bersikap jujur saat memberikan penilaian terhadap teman.

b. Keterampilan sosial

1. Siswa mampu bertanya dengan bahasa yang baik dan benar terhadap guru dan teman saat berdiskusi.

2. Siswa mampu aktif menyumbang ide saat berdiskusi.

3. Siswa mampu menjadi pendengar yang baik saat guru dan teman memberi tanggapan dan penjelasan.

B. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel dalam diskusi kelompok dengan tepat.

2. Siswa dapat menganalis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai tugas individu di rumah dengan tepat.

3. Siswa dapat menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik novel Indonesia: 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan sebagai tugas individu di rumah dengan sistematis dan benar.

4. Siswa dapat menuliskan kembali cerita dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan dan menghubungkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam novel dengan kehidupan sehari-harinya secara sistematis dan dengan EYD yang benar sebagai tugas individu.

Afektif

a. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku seperti kerja sama dan kritis.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, dan menjadi pendengaryang baik.

C. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Novel

Novel dalam istilah Indonesia adalah sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek (Nurgiantoro, 2007 :9-10). Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci,

lebih detil, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks daripada cerpen.

2. Unsur-unsur intrinsik

Unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2007:23). Novel menyajikan suatu cerita lebih banyak dan lebih rinci daripada cerita fiksi lainnya sehingga unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam novel juga lebih rinci dan kompleks. Unsur-unsur intrinsik yang biasa kita temukan dalam novel sebagai berikut.

a. Tema

Tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu karya sastra Sudjiman (1988:50). Tema dalam karya fiksi dapat disimpulkan dengan menyimpulkan keseluruhan cerita. b. Alur atau plot

Alur atau plot merupakan rangkaian atau jalinan kisah. Alur juga dapat diartikan sebagai struktur peristiwa-peristiwa yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:113).

c. Tokoh

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Karya sastra biasanya menghadirkan beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama dan yang lainnya sebagai tokoh tambahan. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama (Wahyuningtyas & Santoso, 2011:3). Tokoh dilihat dari segi perwatakannya dapat dibagi menjadi dua jenis tokoh yaitu tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang kita kagumi karena tokoh ini merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai- nilai, yang ideal bagi kita (Altenbernd& Lewis dalam Nurgiyantoro, 2007:178). Antagonis ialah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik dalam cerita. Tokoh ini biasanya tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.

d. Penokohan atau perwatakan

Penokohan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Penokohan disebut juga perwatakan. Watak adalah karakteristik atau sifat dari para pemainnya.

Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.

e. Latar

Latar atau setting disebut juga landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:216). Latar mempunyai fungsi sebagai pijakan cerita agar memberikan kesan realistis pada pembaca. Unsur latar menurut Nurgiyantoro (2007:227-233) dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya cerita. Latar waktu merupakan latar yang menunjukkan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita. Latar sosial menyaran pada kehidupan sosial yang terdapat pada cerita.

f. Sudut Pandang

Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ini merupakan cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007:248). Sudut pandang yang digunakan bisa berupa sudut pandang orang pertama, orang ketiga, orang ketiga serba tahu, dan pengarang sebagai pengamat.

g. Amanat

Amanat atau pesan ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut.

h. Bahasa

Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Bahasa sastra terkadang menggunakan bahasa konotatif, bahasa denotatif, dan bahasa-bahasa kias untuk menciptakan kesan emotif bagi pembaca.

3. Unsur-Unsur Ekstrinsik

Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur-unsur ekstrinsik mencakup: a. Subjektivitas pengarang

Subjektivitas pengarang sama halnya dengan sikap, keyakinan, dan pandangan hidup pengarang yang mempengaruhi karya sastranya. Hal ini dapat diketahuai dari latar belakang kehidupan pengarang atau biograi pengarang.

b. Psikologi

Psikologi pengarang maupun penerapan psikologi yang dituangkan dalam karya sastra yang membuat tokoh-tokoh dalam karya sastra tersebut memiliki kepribadian atau sikap yang khas.

c. Lingkungan

Keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra dan hal tersebut juga termasuk unsur ekstrinsik.

d. Nilai-nilai hidup atau prinsip hidup

Nilai-nilai hidup, seperti nilai agama, nilai sosial, nilai nasionalisme, dan lain-lainnya yang dianut pengarang juga mampu mempengaruhi amanat yang ingin disampaikan melalui karya sastra yang ia buat.

D. Model dan Metode Pembelajaran

Model: Kooperatif

Metode: Inkuiri terbimbing dan diskusi kelompok.

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Nama Kegiatan Alokasi Waktu

Pertemuan I

Kegiatan pendahuluan

 Guru memberi salam dan mempresensi siswa

 Guru melakukan apersepsi

Guru menjelaskan KD yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran. (Tahap Orientasi)

Kegiatan inti

Eksplorasi

 Guru bertanya kepada siswa mengenai novel yang pernah mereka baca. Perwakilan siswa menceritakan kembali secara singkat salah satu novel yang pernah ia baca. (Tahap Orientasi)

 Guru menunjukkan novel sambil bertanya ciri-ciri novel kepada siswa. (Tahap Merumuskan Masalah)

 Guru menyuruh siswa membuat kesimpulan mengenai pengertian novel berdasarkan ciri-ciri novel tersebut. Siswa diharapkan aktif menyumbangkan ide.

2 menit 1 menit 2 menit 5 menit 3 menit 3 menit

(Tahap Merumuskan hipotesis)

 Guru bertanya komponen-komponen yang biasa siswa temukan ketika membaca novel. Diharapkan siswa terarah menyebut beberapa unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. (Tahap Merumuskan masalah).

 Guru mencatat setiap jawaban siswa dan menyuruh siswa mengklasifikasikan jawaban tersebut menjadi dua berdasarkan komponen yang membangun dari dalam isi

Dokumen terkait