• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.13 Model Pembelajaran C ontextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut Sugandi (2008: 41), model pembelajaran CTL dirancang dan dilaksanakan berdasarkan landasan filosofis konstruktivisme, yaitu suatu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Peserta didik harus mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri.

Sanjaya (2006: 109-110), mengemukakan bahwa ada tiga hal yang harus dipahami dalam CTL. Pertama, CTL menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Kedua, CTL mendorong agar peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya peserta didik dituntut untuk menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong

peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan peserta didik dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupannya sehari-hari.

Sugandi (2008: 41-45) mengemukakan bahwa model pembelajaran CTL memiliki tujuh komponen utama sebagai berikut.

(1) Kontruktivisme (contructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berfikir yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara sebagai berikut.

(a) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik.

(b) Memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri.

(c) Menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri. (2) Menemukan (inquiry)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

Inquiry menekankan bahwa mempelajari sesuatu dapat dilakukan lebih efektif melalui tahapan inquiry yaitu (a) mengamati, (b) menemukan dan merumuskan masalah, (c) mengajukan dugaan jawaban, (d) mengumpulkan data, (e) menganalisis data, dan (f) membuat kesimpulan.

(3) Bertanya (questioning)

Bertanya (questioning) merupakan strategi utama dalam pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir peserta didik. Inti dari komponen ini adalah untuk mengembangkan sifat rasa ingin tahu peserta didik melalui bertanya.

(4) Masyarakat belajar (learning community)

Konsep dari learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing

antar teman, antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke mereka yang belum tahu. Dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. (5) Pemodelan (modeling)

Pemodelan artinya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang biasa ditiru. Sebagai guru memberi contoh tentang cara bekerja sesuatu sebelum peserta didik melaksanakan tugas tersebut, peserta didik mengamati guru membaca teks. Artinya peserta didik dapat menemukan kata kunci dan dalam kasus ini guru menjadi model.

(6) Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang telah kita lakukan di masa yang lalu. Pengetahuan yang dimiliki peserta didik diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas dengan sedikit kunci dari itu semua. Pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu agar peserta didik melakukan refleksi. (7) Penilaian yang Sebenarnya (authentic assessment)

Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran. Apabila data yang dikumpulkan oleh guru mengidentifikasi bahwa peserta didik mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar peserta didik terbebas dari kemacetan belajar. Hal ini dikarenakan gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan sepanjang proses pembelajaran.

Prinsip-prinsip yang dipakai dalam penilaian autentik adalah sebagai berikut.

(a) Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, dan kinerja. (b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung (c) Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber.

(d) Tes hanya sebagai salah satu alat pengumpul data penilaian.

(e) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik bukan keluasannya.

(f) Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari.

Langkah-langkah model pembelajaran CTL adalah sebagai berikut.

(1) Guru melaksanakan kegiatan pemodelan, misalnya dengan menggunakan alat peraga pada saat menyampaikan materi apersepsi.

(2) Peserta didik melakukan kegiatan diskusi dengan teman sekelompok (masyarakat belajar) untuk mengerjakan LKPD.

(3) Melaksanakan kegiatan inquiry untuk menemukan rumus keliling dan luas daerah segiempat dengan LKPD.

(4) Peserta didik diarahkan untuk membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka untuk mencari strategi dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

(5) Peserta didik mengembangkan rasa ingin tahunya dengan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Pertanyaan dapat diajukan kepada guru maupun kepada peserta didik yang lain.

(6) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.

(7) Pelaksanaan penelitian autentik dengan cara memberikan kuis kepada peserta didik di akhir pembelajaran.

2.1.14 Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Berbasis Pendidikan Karakter

Model pembelajaran CTL berbasis pendidikan karakter adalah model pembelajaran CTL dengan tujuh langkah kemudian diberikan contoh-contoh dan penerapan nilai karakter dalam pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran model CTL. yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikasi, menghargai prestasi, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Melalui model pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CTL berbasis pendidikan karakter diharapkan dapat membentuk peserta didik yang mampu bersaing secara jujur, toleransi, beretika, bermoral, sopan santun dan dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan baik.

Langkah-langkah model pembelajaran CTL berbasis pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

(1) Kegiatan Pendahuluan.

(a) Guru menanyakan kesiapan peserta didik.

(b) Guru melaksanakan kegiatan pemodelan, misalnya dengan menggunakan alat peraga pada saat menyampaikan materi apersepsi. (c) Guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi

sebelumnya sebagai prasyarat.

(d) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran Investigasi Kelompok berbasis pendidikan karakter.

(f) Guru memberikan motivasi. (2) Kegiatan Inti.

(a) Peserta didik bekerja sama dan toleran dalam melakukan kegiatan diskusi dengan teman sekelompok (masyarakat belajar) untuk mengerjakan LKPD.

(b) Melaksanakan kegiatan inquiry untuk menemukan rumus keliling dan luas daerah segiempat dengan LKPD.

(c) Peserta didik diarahkan untuk membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka untuk mencari strategi dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

(d) Peserta didik mengembangkan rasa ingin tahunya dengan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Pertanyaan dapat diajukan kepada guru maupun kepada peserta didik yang lain.

(e) Peserta didik melakukan presentasi, kemudian peserta didik lain yang tidak melakukan presentasi menghargai prestasi teman.

(3) Kegitan Penutup.

(a) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.

(b) Pelaksanaan penelitian autentik dengan cara memberikan kuis kepada peserta didik di akhir pembelajaran. Kuis dikerjakan secara jujur dan mandiri.

Dokumen terkait