BAB II : KERANGKA TEORI
1. Model Pembelajaran Cooperative learning
Student Teams Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert
Slavin dan koleganya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 8 Pembagian kelompok secara heterogen agar siswa dapat berkembang seoptimal mungkin.
Dalam model ini siswa berkesempatan untuk berkolaborasi dan elaborasi, bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu, berdiskusi bahkan bertanya pada guru jika mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.9 Kemudian menurut Sunilawati model pembelajaran koperatif tipe STAD merupakan pendekatan cooperative learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
8Aris Shoimin, Op. Cit, h. 185
9Nurdyansyah dan Eni(2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013 . Sidoarjo: Nizamia Learning Center, h.66.
guna mencapai prestasi yang maksimal. 10 Dapat disimpulkan bahwa cooperative learning tipe STAD, merupakan model pembelajaran yang
mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar siswa lebih aktif, dapat bekerja sama dan saling membantu jika mengalami kesulitan. Menurut Slavin ada lima komponen utama dalam pembelajaran cooperative learning tipe STAD, yaitu: 11
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan Siswa Dalam Kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu.
10Moch Agus(2016). SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student Centered Learning (SCL). Universitas Muhammadiyah Malang Press, h. 135
c. Tes Dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor Peningkatan Individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan Kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
b. Langkah-Langkah Cooperative Learning Tipe STAD
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Misal, dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memerhatikan kesetaran gender. 4. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan
materi yang telah diberikan, mendiskusikannya serta bersama-sama, saling membantu antara anggota lain serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.
5. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu. 6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
7. Guru memberi penghargaan kepada kelompok-kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dan nilai awal ke nilai berikutnya.12 Tujuan pemberian
12Aris Shoimin, Op. Cit, h. 188
penghargaan agar kelompok lain termotivasi menjadi kelompok terbaik dipembelajaran berikutnya.
c. Kelebihan Dan Kekurangan Cooperative Learning Tipe STAD
Adapun kelebihan dari cooperative learning tipe STAD sebagai berikut:13
1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5) Meningkatkan kecakapan individu. 6) Meningkatkan kecakapan kelompok. 7) Tidak bersifat kompetitif.
8) Tidak memiliki rasa dendam.
Adapun kekurangan dari cooperative learning tipe STAD sebagai berikut:
1) Kontribusi dari siswa berperestasi rendah menjadi kurang.
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
4) Membutuhkan kemamampuan khusus sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
5) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
d. Teori Belajar Yang Mendukung Cooperative Learning Tipe STAD
1. Teori Vygotsky
Teori menurut Vygotsky yang paling dikenal ialah tentang manusia dan lingkungan. Vygotsky memiliki pemikiran perspektif sosiokultural, dimana salah satu cara membangun kognitif anak melalui interaksi sosial. Sehingga teori Vygotsky bisa diaplikasikan oleh seorang guru di dalam kelas, guru bisa menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dengan teman sebaya dalam kelompok kecil.14 Salah satu pembelajaran yang memungkinkan terciptanya pembelajaran kolaborasi adalah cooperative learning tipe STAD.
Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk menjalin hubungan interaksi sosial dengan teman sebaya yang lebih berkompeten melalui arahan dan bimbingan dari guru. Iklim kelas dalam Pembelajaran kooperatif dapat memfasilitasi siswa dalam membangun kualitas berpikir serta membangun kultur sosialnya dalam pembelajaran berkelompok.15Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa teori Vygotsky merupakan salah satu teori yang melandasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif di dalam kelas.
14Yayu Tresna Suci. 2018. Menelaah Teori Vygotsky Dan Interdepedensi Sosial Sebagai Landasan
Teori Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Di Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Penelitan
Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.1, h.232.
2. Teori Kontruktivisme
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikembangkan dengan teori kontruktivisme yang memandang penting dibentuknya suatu kelompok belajar, sehingga setiap anak akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap perannya di dalam tiap kelompok.16 Menurut Trianto, pada aliran kontruktivisme pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman, sehingga belajar tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.17
Model pembelajaran cooperative learning tipe STAD menekankan pada pembelajaran kelompok. Kelompok dibentuk agar siswa lebih berpartisipasi dan saling bekerja sama, sehingga pembelajaran cooperative learning tipe STAD ini sesuai dengan teori
kontruktivisme.
2. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching