• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS ....................................................................... 18-52

B. Model Pembelajaran Inquiry

Menurut Indrawati (2011: 31), suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model pembelajaran yang termasuk rumpun

pemrosesan informasi. Model pemrosesan informasi menekankan bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.

Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi yaitu model pembelajaran inquiry. Model pembelajaran inquiry termasuk pembelajaran yang rumpun dalam pengelolaan informasi yang akan merangsang peserta didik untuk mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah berdasarkan fenomena yang ada di sekitarnya sehingga penyerapan informasi oleh peserta didik akan lebih maksimal.

1. Pengertian model pembelajaran inquiry

Inquiry secara harfiah berarti penyelidikan. Piaget mengemukakan bahwa model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari jawaban sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, dan membandingkan apa yang ditemukan sendiri dengan yang ditemukan oleh teman yang lain (Mulyasa, 2005:108).

Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik.

Dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis,

dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Jumanta, 2016: 132).

Menurut Kunandar dalam Aris Shoimin (2014: 85), model pembelajaran inquiry adalah kegiatan pembelajaran dimana peserta didik didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ditemukan sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator dalam mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan peserta didik menemukan prinsip-prinsip mereka sendiri.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inquiry menurut Wina Sanjaya (2006: 136) sebagai berikut:

a. Model pembelajaran inquiry menekankan kepada peserta didik sebagai subjek belajar untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan

b. Model pembelajaran inquiry menempatkan guru sebagai fasilitator untuk membimbing dan memberikan arahan dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan

c. Model pembelajaran inquiry dapat mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Sehingga dalam pembelajaran inquiry peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya

Menurut Gulo (2002) dalam Trianto (2007, 137-138), pembelajaran inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada

pada diri peserta didik itu sendiri. Keterampilan dalam pembelajaran inquiry merupakan suatu proses yang bermula dari:

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan pembelajaran inquiry dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas pertanyaan tersebut dipaparkan pada papan tulis kemudian peserta didik diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan hipotesis

Merumuskan hipotesis merupakan langkah dalam kegiatan pembelajaran inquiry dimana peserta didik mengumpulkan beberapa dugaan sementara terkait permasalahan yang diberikan oleh guru.

c. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada peserta didik gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

d. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.

e. Analisis data

Peserta didik bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran "benar" atau "salah". Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan peserta didik dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, peserta didik dapat menjelaskan sesuai dengan proses pembelajaran inquiry yang telah dilakukan.

f. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inquiry adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh peserta didik.

Menurut Trianto (2007: 135-136), kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan bagi peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran inquiry adalah:

a. Aspek sosial dikepas dan suasana terbuka yang mengundang peserta didik berdiskusi

b. Inquiry berfokus pada hipotesis

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi ( informasi, fakta)

Untuk menciptakan kondisi yang dikemukakan di atas, adapun peranan guru dalam melaksanakan pembelajaran sebagai berikut:

1) Motivator, memberi rangsangan agar peserta didik aktif dan bergairah berpikir 2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika peserta didik mengalami kesulitan 3) Penanya, menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka buat

4) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas

5) Pengarah, memimpin kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkan

6) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas

7) Reward, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai peserta didik 2. Jenis-jenis model pembelajaran inquiry

Menurut Sund and Trowbridge (1973) dalam Mulyasa (2006: 109) Mengemukakan ada tiga macam model pembelajaran inquiry sebagai berikut:

a. Model pembelajaran guided inquiry

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan model pembelajaran inquiry dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran dirancang guru dengan memberikan petunjuk yang cukup luas kepada peserta didik tentang bagaimana menyusun dan mencatat data yang diberikan.

b. Model pembelajaran free inquiry

Model pembelajaran free inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak

diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas misalnya sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data dan pengevaluasian proses.

c. Model pembelajaran fodified free inquiry

Model pembelajaran fodified free inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.

Dokumen terkait