• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan

Penggunaan istilah model pembelajaran sering sekali digunakan, namun terkadang istilah tersebut kurang dipahami maksudnya. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasi pada tingkat operasional di sekolah (Agus, 2009:45-46).

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas (Agus, 2009:46). Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptial yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Fungsi dari model pembelajaran menurut Joyce adalah sebagai pegangan guru dalam membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajarn juga berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

2. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan (Kunandar, 2007: 359). Menurut Anita Lie pada bukunya yang berjudul “ cooperative learning “ mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif learning adalah cara belajar – mengajar berbasiskan peace – education.

Model pembelajaran kooperatif dapat juga diartikan sebagai model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill (Yatim Riyanto, 2008:271)

a) Falsafah, Unsur, dan Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

Falsafah yang menjadi dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah : 1) Manusia makhluk sosial

2) Gotong royong

3) Kerja sama merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia

b) Unsur – unsur dalam model pembelajaran kooperatif .

Menurut Agus Suprijono (2009 : 58-61) unsur – unsur dalam model pembelajaran kooperatif adalah :

1) Saling ketergantungan positif

Yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif adalah anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan.

2) Tatap muka

Tatap muka artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan.

3) Tanggung jawab individual (perseorangan)

Tanggung jawab individual artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai keberhasilan kelompok.

4) Interaksi promotif

Interaksi promotif artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.

5) Keterampilan sosial ( interaksi antar siswa )

Keterampilan sosial artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.

c) Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

1. Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah

2. Siswa dalam kelompok sehidup semati

3. Siswa melihat semua anggota memiliki tujuan yang sama 4. Membagi tugas dan tanggung jawab sama

5. Akan dievaluasi untuk semua

6. Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerjasama 7. Diminta mempertanggungjawabkanindivual materi yang ditangani 3. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan

Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan menurut Kunandar (2007 :367) adalah model pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi kelompok-kolompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa (berpasangan). Model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan dapat juga diartikan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Model pembelajaran kooperatif learning berpikir berpasangan ini juga memandang siswa sebagai makhluk social(homo homini socius), bukan homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi sesamanya). Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran ini siswa tidak diarahkan untuk melihat teman hanya sebagai kompetitor (saingan), melainkan

mitra yang mendukung untuk mencapai kesuksesan, karena ukuran bersaing yang positif adalah bersaing dengan diri sendiri, sehingga ada atau tidak ada orang lain, yang bersangkutan tetap melakukan dan menghasilkan yang terbaik (Anita Lie, 2010:38).

4. Tujuan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan

Tujuan menggunakan model pembelajaran ini memberikan lebih banyak waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling membantu satu sama lain, selain itu model ini dapat membantu guru untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Penggunaan model ini juga dapat memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dam pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok (Johnson & Johnson, 1994). Model pembelajaran berpikir berpasangan juga memudahkan guru untuk membentuk dan lebih memudahkan siswa dalam berinteraksi.

5. Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan (Kunandar, 2007: 367 – 368 )

1) Berpikir (Thinking), yaitu guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu 1 menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

2) Berpasangan (Pairing), yakni guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dengan teman sebangku dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu isu khusus telah diidentifikasi. Biasanya, guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

3) Berbagi (Sharing), yakni meminta pasangan–pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan pasangan lain (menjadi 4 siswa) sebelum pasangan – pasangan tersebut berbagi dengan siswa lain dalam kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

Menurut Yatim Riyanto pada bukunya yang berjudul “ Paradigma Baru Pembelajaran” menjelaskan bahwa hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan adalah sebagai berikut :

1) Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2) Siswa diminta untuk berpikir tentang topik materi/permasalahan yang disampaikan guru secara individual.

3) Siswa diminta berpasangan denga teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing – masing tentang topiknya tadi.

4) Guru memimpin rapat pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban (share) dengan seluruh siswa di kelas.

5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa

6) Guru memberi kesimpulan 7) Penutup

6. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Berpikir Berpasangan

a) Kekuatan dari model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan adalah :

1) Meningkatan partisipasi siswa 2) cocok untuk tugas sederhana,

3) lebih banyak memberi kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok,

4) Interaksi lebih mudah,

5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompok.

6) Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

7) Meningkatkan hubungan positif antara siswa dengan guru

b) Kelemahan dari model pembelajaran kooperatif berpikir berpasangan adalah:

1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. 2) Lebih sedikit ide yang muncul

3) Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dokumen terkait