• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok system pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru. Akan tetapi, siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya.

Isjoni menyimpulkan bahwa model pembelajaran:

Kooperatif merupakan terjemahan dari istilah cooperative learning.

cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama–sama dengan membatu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim22.

Menurut sholihatin dan Raharjo dalam Muhamad, pada dasarnya

cooperative learning mengandung pengertian:

Sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai struktur tugas

bersama dalam sussana kebersamaan diantara sesame anggota kelompok.23

“Slavin dalam Tritanto, model pembelajaran kooperatif adalah Suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

22Isjoni, Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung:

Alfabeta, 2014) hlm. 15

23 Afandi,Muhamad.dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.(UNISSULA Press

kelompok yang kecil terdiri dari 4-6 orang yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, ras/suku, dan satu sama lain saling membantu.”24 Tujuan dibentuknya kelompok ini yakni untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.

Dalam ajaran islam banyak anjuran pentingnya diskusi, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 43 sebagai berikut:25

ْيَلِإ ى ِح ْوٌن لاا ج ِر َ لاِإ َكِلْبَق ْنِم اَنْل س ْرَأ آَم و

ْمِه

ْسَف

ْهَأ ا ْوٌلَئ

ِرْكِذلا َل

( َن ْوٌمَلْعَت لا ْمٌتْنٌك ْنِإ

: ةيلآا , لحنلا ةروس نآرقلا

43

.)

Artinya: “ dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S An-Nahl ayat 43).

Dari potongan ayat diatas menjelaskan bahwa sebagai muslim harus bertanya dan saling diskusi. Begitu halnya dengan model pembelajaran kooperatif, siawa akan terlibat saling kerjasama dan diskusi dalam menyelesaikan permasalahn yang ada.

Dari beberapa Defenisi menurut para ahli diatas dapat diperoleh bahwa pembelajaran model kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan membetuk kelompok-kelompok kecil umtuk saling bekerja sama dan

24 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran,hlm. 108

25 Departemen Agama RI, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Jakarta: CV. Madinatul Ilmi,

saling membantu satu sama lain dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Arends dalam Wahyudin berpendapat bahwa ada tiga tujuan pembelajaran kooperatif penting dalam pengembangan pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:26

a. Prestasi akademik. Salah satu tujuan untuk meningkatkan perestasi dalam bidang akademis.

b. Penerimaan keberagaman. Tujuan pembelajaran kooperatif ini adalah penerimaan yang lebih luas terhadap masyarakat baik segi ras, budaya, kelas social.

c. Pengembangan keterampilan social. Anak-anak dapat mempelajari keterampilan social dari orang tua, pendidik dan masyarakat.

Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:

(1) guru menekankan akan pentingnya kerja sama disamping usaha individual, (2) guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar,(3) guru ingin menanamkan tutor sebaya, (4) guru mengendaki pemerataan partisipasi aktif siswa, (5) guru menghendaki kemampuan siawa dalam memecahkan berbagai masalah.27

Pembelajaran kooperatif learning berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajran yang lebih menekannkan pada proses kerjasama dalam kelompok. Menurut Johnson dan Roger dalam Rusman, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:28

a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

b. Tanggung jawab perorangan, yaitu keberhasil kelompok sangat tergantung dari masing – masing anggota kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok.

26 Nur , Wahyudin,Strategi Pembelajaran, (Perdana Publishing:Medan, 2014)hlm. 104-106

27 Trianto. 2014.Mendesain Model Pembelajaran. hal 108

c. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberikan dan menerima informasi dari kelompok lain.

d. Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Selain lima unsur penting yang terdapat model pembelajaran kooperatif, model pembelajran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajran yang lain. Konsep utama dari belajar koopertif menurut Slavin yaitu:

a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai criteria yang ditentukan.

b. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok.

c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri.29

Adapun prosedur atau langkah- langkah pembelajran kooperatif terdapat enem langkah atau tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif, yaitu:30

Table 2.1

Langakah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan dan membantu setiap kelompok agar

29 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran,hlm.113

Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke adalam pembelajaran kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar baik individu maupun kelompok

b. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:31

1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dan berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu, dan sikap terhadap sekolah.

6) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan

masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajarabstrak menjadi nyata (rill).

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Di samping keunggulan, pembelajaran kooperatif memiliki keterbatasan, diantaranya :32

1) Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarakan.

3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok.

4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlkan priode eaktu yang cukup panjang.

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan individual.

Dokumen terkait