• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Landasan Teori

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu prosedur proses pembelajaran yang membahas tentang kerjasama antara siswa yang satu dan yang lain. Model pembelajaran kooperatif diterapkan, supaya ada interaksi positif antarsiswa dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang akan dipaparkan dalam model pembelajaran kooperatif, antara lain pengertian dan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif. Paparan mengenai model pembelajaran kooperatif, sebagai berikut:

2.1.3.1Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau bahasa Inggrisnya cooperative learning, berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-

sama dengan saling membantu pada satu kelompok. Slavin dalam Isjoni (2010: 22) mengemukakan bahwa “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the

teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang sistem belajar dan bekerjanya dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif, sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Stahl dalam Isjoni (2010: 35-36) menyatakan bahwa “melalui model pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir, dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial”.

Solihatin dan Raharjo (2008: 4) menguraikan bahwa “model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sebagai sikap dalam bekerjasama yang teratur dalam kelompok, terdiri dari dua orang atau lebih dengan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan anggota kelompok”. Kerjasama yang baik dalam kelompok pada pembelajaran kooperatif sangat diperlukan, supaya dapat mencapai tujuan yang dicapai.

Model pembelajaran kooperatif menurut Morgan dalam Attle dan Baker (2007), “behavioral learning theory suggests that students will commit to participation in team efforts if they are rewarded for that participation, and are

likely not to commit if no reward are eviden”. Pernyataan tersebut artinya yaitu teori tingkah laku dalam model pembelajaran kooperatif menyebutkan bahwa siswa akan mengerjakan upaya untuk bekerjasama dalam kelompok jika mereka mendapat penghargaan, dan tidak dikerjakan apabila tidak ada penghargaan.

Cabrera et al. dalam Mc Wey, Henderson, dan Piercy (2006) menyatakan bahwa cooperative learning (CL) has been identified as an effective pedagogical strategy that promotes a variety of positive cognitive, affective, and social

outcomes. Pernyataan tersebut artinya bahwa pembelajaran kooperatif diidentifikasi sebagai strategi pedagogik yang efektif yang dapat memberikan hasil positif tentang kognitif, afektif, dan sosial yang bervariasi. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam proses pembelajaran, karena mengandung ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa. Ranah kognitif pada pembelajaran kooperatif, siswa dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang konsep pembelajaran. Pada ranah afektif dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat menunjukkan sikap yang baik dalam bersosialisasi dengan teman. Selain itu pada ranah psikomotor dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat menunjukkan keterampilan berpendapat pada kelompoknya masing-masing.

Dari pengertian model pembelajaran kooperatif di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar. Tujuannya yaitu dapat mengaktifkan belajar siswa, meningkatkan partisipasi, atau keikutsertaan siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain yang saling menghargai. Model pembelajaran kooperatif juga mengandung ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dalam proses pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran kooperatif dapat menciptakan suasana lingkungan belajar siswa yang baik seperti interaksi positif antarsiswa yang satu dengan yang lain, sehingga dapat saling menghargai.

2.1.3.2Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem pada model pembelajaran kooperatif terdapat unsur-unsur dasar yang saling terkait. Menurut Bennet dalam Isjoni (2010: 60), ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

2.1.3.2.1 Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdepedence)

Ketergantungan positif adalah hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan pada anggota kelompok bahwa keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Hubungan yang didasari kepentingan yang sama, akan memungkinkan terciptanya suatu ketergantungan yang positif pada anggota kelompok lainnya. Oleh karena itu, guru perlu merancang tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok dan memungkinkan setiap siswa untuk belajar bersosialisasi dengan siswa lain.

2.1.3.2.2 Adanya Interaksi Langsung (Interaction Face to Face)

Interaksi langsung adalah interaksi yang terjadi secara langsung antarsiswa tanpa adanya perantara. Interaksi tatap muka tersebut menjadikan siswa saling bertatap muka dalam kelompok, sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tersebut tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman kelompoknya. Jadi dengan adanya hubungan timbal balik yang positif secara langsung pada siswa yang satu dengan yang lain serta guru yang membimbing kelompok belajar.

2.1.3.2.3 Adanya Tanggung Jawab Pribadi Mengenai Materi Pelajaran Dalam Anggota Kelompok

Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu teman. Tujuan dalam pembelajaran kooperatif yaitu menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran koperatif membutuhkan kerjasama yang baik antaranggota kelompok belajar serta adanya bimbingan kelompok dari guru dalam memberi arahan proses kerja kelompok.

2.1.3.2.4 Membutuhkan Keluwesan

Membutuhkan keluwesan adalah menciptakan hubungan antarpribadi, mengembangkan kemampuan antaranggota kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. Pembelajaran kooperatif akan tercipta hubungan yang baik antaranggota kelompok. Penciptaan hubungan yang baik yaitu dengan adanya arahan yang positif dari guru kepada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai.

2.1.3.2.5 Meningkatkan Suatu Keterampilan Bekerjasama Dalam Memecahkan Masalah (Proses Kelompok)

Meningkatkan keterampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah (proses kelompok) adalah kerjasama yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif. Siswa akan belajar keterampilan bekerjasama dan keterampilan yang sangat diperlukan di masyarakat. Jadi siswa mengetahui tingkat keberhasilan dan efektifitas kerjasama yang telah dilakukan dengan siswa yang lain.

Dokumen terkait