• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.(Rusman, 2010: 201-202)

Secara sederhana kata “kooperatif” berarti mengerjakan sesuatu secara

bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim. Pembelajaran kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.

Rusman (2010: 203-204) mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru

mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (Peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.

Menurut Rusman(2010: 206) menyatakan Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:

1) Guru menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual

2) Guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar

3) Guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri 4) Guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa

5) Guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa karakteristik. Karakteristik tersebut merupakan sesuatu yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran yang lain. Hal tersebut disebutkan dalam Rusman (2010: 207) yang menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran secara tim

Artinya pembelajaran dilakukan secara bersama–sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif mempunyai fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, sebagai organisasi dan sebagai kontrol.

3. Kemauan untuk bekerja sama

Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka prinsip kebersamaan dan bekerja sama yang harus selalu ditekankan.

4. Keterampilan bekerja sama. Pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk bekerja sama akan mempengaruhi kemampuan sosial siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan berinteraksi, berkomunikasi dan menyampaikan pendapat.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen atau prinsip-prinsip yang saling terkait. Menurut Roger dan David Johson sebagaimana di jelaskan oleh Rusman (2010: 212) ada beberapa unsur yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu, dan keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.

Aris (2014: 46) menyatakan bahwa terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.

FASE-FASE AKTIVITAS GURU Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Menyampaikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalandemonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaiman caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individual dan kelompok.

Kelebihan metode pembelajaran kooperatif, antara lain: 1) Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran; 2) Keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa dapat berkembang karena

adanya interaksi dan tukar pendapat; 3) Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar karena didorong dan didukung dari rekan sebaya.

Kelemahan pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 2) Saat diskusi kelompok, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

2.7 Game

Game merupakan kata dalam bahasa inggris yang berarti permainan. permainan adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak serius atau dengan tujuan refreshing.

Game merupakan sesuatu hal yang dimainkan dengan suatu aturan tertentu yang biasa digunakan untuk tujuan kesenangan dan dapat juga digunakan untuk tujuan pendidikan. (Sadiman, 2009: 75)

Game dibagi menjadi 3 kategori, yaitu game online, game offline dan game

yang ada didalam kelas. 1) Game online

Dalam kamus Wikipedia, game online disebutkan mengacu pada sejenis game yang dimainkan melalui jaringan komputer, umumnya dimainkan dalam jaringan internet. Biasanya internet games dimainkan oleh banyak pemain dalam waktu yang bersamaan dimana satu sama lain bisa tidak

mengenal. Game online adalah bentuk dari teknologi yang hanya bisa diakses melalui jaringan komputer, misalnya : Roly poly cannon 3 game dan game

memasak gulungan kalifornia.

2) Game offline

Game offline adalah game tanpa menggunakan jaringan internet sehingga

game tersebut tidak dapat dimainkan secara bebas oleh siapapun. Contoh

game offline yaitu: playstation, sega dan nitendo. 3) Permainan

Dewi(2010), menyatakan bahwa permainan merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari permainan keduanya saling berhubungan. Permainan adalah kegiatan yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan, play dan budaya. Permainan adalah kegiatan pelatihan di dalam atau di luar ruangan yang menyenangkan dan penuh dengan tantangan. Adapun bentuk dari kegiatannya berupastimulus kehidupan melalui kegiatan yang kreatif, rekreatif dan edukatif. Baik secara individual maupun secara kelompok, dengan tujuan untuk pengembangan diri maupun kelompok. Menurut beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi permainan adalah suatu aktifitas belajar yang dilakukan oleh beberapa individu atau kelompok yang melibatkan aspek motorik, kognitif dan psikomotorik untuk pengembangan diri yang meliputi kecakapan fisik, intelektual, soasial, moral, dan emosional.

Pada ensiklopedia wikipedia sebagaiman yang dikutip oleh sandyajizah (2013) menyatakan definisi dari game “ is a recreational activity involving one or

more players, defined by a) a good that the players try reach, and b) some set of rules that determines what the players can do. Games are played primarily for entertainment or enjoyment.

Dari definisi game tersebut dapat disimpulkan kriteria dari suatu permainan : a) tujuan akhir yang ingin dicapai pemain, b) ada sejumlah aturan yang menentukan batasan-batasan tindakan yang bisa dilakukan pemain, c) tindakan pemain diluar batasan-batasan tersebut akan dianggap sebagai tindakan curang.

Kriteria pemilihan media pembelajaran: (1). Ketepatan dengan tujuan pembelajaran (2). Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran (3). Kemudahan memperoleh media (4). Ketersediaan waktu dalam penggunaannya (5). Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf Berfikir siswa.(Ummi, 2014).

Tabel Jenis Game yang digunakan

Materi Game

Perpindahan kalor secara konduksi

 Video perpindahan kalor secara konduksi  Game memasak gulung california

Perpindahan kalor secara konveksi

Game memasak gulung california

Cooking akademi

 Ular tangga  Playing card

Perpindahan kalor secara radiasi

 Video perpindahan kalor secara radiasi  Ular tangga

Dokumen terkait