• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

kesulitan dan masalah dalam pembelajaran namun dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif yang baik harus memiliki ciri-ciri dan memenuhi lima unsur yang dijelaskan di atas.

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe. Make a match

merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif. Model make a match

merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pengertian dari model make a match atau mencari pasangan (Nurani 2012) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, peserta didik yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan atau jawaban dan dibacakan di depan kelas untuk dinilai oleh kelompok penilai.  

Model pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ciri utama dari model make a match adalah peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam pembelajaran. Salah satu keunggulan dari model make a match adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan (Isjoni 2011: 112).

Karakteristik model make a match memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik peserta didik yang gemar bermain. Pelaksanaan model make a match

 

harus didukung dengan keaktifan peserta didik untuk bergerak mencari pasangan dengan kartu yang sesuai dengan jawaban atau pertanyaan dalam kartu tersebut. Peserta didik tidak hanya diam dalam mengikuti pembelajaran, namun dengan model make a match ini peserta didik aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik dapat menemukan pengetahuannya sendiri dan mempunyai pengalaman belajar yang bermakna, misalnya dalam pembelajaran matematika dengan materi sifat dan jaring-jaring kubus dan balok.

Alasan lain yang mendukung pemilihan model kooperatif tipe make a match untuk materi sifat dan jaring-jaring kubus dan balok dikarenakan matematika biasanya memuat strategi pembelajaran problem solving (pemecahan masalah). Menurut Muhsetyo dkk (2009: 1.26), problem solving (pemecahan masalah) merupakan strategi dimana peserta didik disajikan permasalahan-permasalahan. Permasalahan ini dirancang agar peserta didik tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Meskipun awalnya peserta didik mengalami kesulitan namun peserta didik berusaha untuk menemukan pemecahan masalah. Menurut peneliti, pelaksanaan model make a match memiliki karakteristik yang sama dengan strategi pembelajaran problem solving (pemecahan masalah). Persamaannya terdapat pada proses yang ada di dalam pembelajaran make a match

dimana permasalahan diberikan melalui kartu pertanyaan dan penyelesaian masalahnya diberikan melalui kartu jawaban.

Penerapan model make a match menuntut peserta didik untuk mencari penyelesaian dari sebuah masalah yang ada di hadapannya dengan berpikir kritis dan mandiri sehingga peserta didik mengalami pembelajaran yang bermakna. Peserta didik dikatakan mengalami pembelajaran bermakna karena peserta didik

 

mengalami pembelajaran sendiri dan ikut aktif berfikir selama pembelajaran berlangsung.

2.1.10.1 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match

(Nurani 2012) antara lain yaitu: (1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, (2) materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian, (3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikalModel make a match dapat mengubah suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan di mana peserta didik terlibat dalam mencari pasangan kartu pertanyaan atau jawaban yang dipegangnya. Peserta didik mencari dengan bergerak lari ke tengah kelas dan mencari pasangan kartunya. Kegiatan ini mengajak peserta didik untuk aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Kegiatan yang tak hanya diam membuat pembelajaran menyenangkan, dari kegiatan yang menyenangkan peserta didik lebih mempunyai ketertarikan belajar daripada hanya dengan mendengarkan ceramah dari guru. Dampak dari pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dan menarik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran klasikal atau hanya menerapkan model konvensional dengan metode ceramah selama pembelajaran. 

2.1.10.2 Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe make a match

(Nurani 2012) yaitu: (1) diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan, (2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa bermain-main dalam pembelajaran, (3) guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.

 

Pembelajaran menggunakan model make a match tidak dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta didik. Guru harus membimbing peserta didik untuk memahami langkah-langkah model make a match, sehingga guru harus ada dalam kelas bersama peserta didik. Guru selain harus ada di kelas juga harus memahami langkah model make a match, sehingga dapat menentukan waktu dan mempersiapkan alat dan bahan yang memadai. Kekurangan ini dapat diantisipasi dengan mempersiapkan secara matang sebelum menerapkan model make a match. Persiapan yang matang dapat mengurangi kendala atau kesulitan dalam penerapan model make a match.

2.1.10.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Hal yang perlu dipersiapkan dalam make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Kartu jawaban merupakan kartu yang berisi jawaban dari pertanyaan yang ada di kartu pertanyaan. Kartu telah disiapkan, maka langkah make a match selanjutnya yaitu:

(1) Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu pertanyaan, kelompok kedua kelompok yang membawa jawaban dari pertanyaan yang ada di kartu pertanyaan, dan kelompok tiga sebagai kelompok penilai.

(2) Atur posisi perkelompok hingga membuat huruf U untuk ketiga kelompok tersebut dengan kelompok pertama dan kedua saling berhadapan.

(3) Guru memberikan tanda, misal dengan menggunakan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kedua saling bergerak, bertemu dan mencari pasangan jawaban yang cocok.

 

(5) Hasil diskusi ditandai oleh pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dengan anggota kelompok pembawa kartu jawaban.

(6) Pasangan-pasangan tersebut wajib memberikan pertanyaan dan jawaban yang dibawanya kepada kelompok penilai.

(7) Penilai menilai jawaban pasangan-pasangan yang terbentuk dari diskusi. (8) Pelaksanaan make a match dapat diulangi hingga semua peserta didik

dalam kelas mengalami berada dalam ketiga kelompok di atas dengan perannya masing-masing.

(Suprijono 2011: 94)

Dokumen terkait