• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Make A Match

Model pembelajaran Make A Match merupakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dimaksudkan adalah pembelajaran yang disusun melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Konsep belajar berkelompok, tingkat keberhasilannya tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Model pembelajaran Make a Match merupakan model pembelajaran kelompok yang memiliki dua orang anggota. Masing-masing anggota kelompok tidak diketahui sebelumnya tetapi dicari berdasarkan kesamaan pasangan, misalnya soal dan jawaban. Guru membuat dua kotak undian, kotak pertama berisi soal dan kotak kedua berisi jawaban. Peserta didik yang mendapat soal mencari peserta didik yang mendapat jawaban yang cocok, demikian pula sebaliknya. Metode ini dapat digunakan untuk membangkitkan aktivitas peserta didik belajar dan cocok digunakan dalam bentuk permainan.

Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah adanya permainan “mencari pasangan”. Permainan “mencari pasangan” menggunakan kartu yang berisi soal dan jawaban soal dari kartu lain. Siswa mencoba menemukan jawaban dari soal dalam kartunya yang terdapat pada kartu yang dipegang siswa lain. Model pembelajaran kooperatif tipe make a

34

match cocok digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa karena pada model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa lain, suasana belajar di kelas dapat diciptakan sebagai suasana permainan, ada kompetisi antar siswa untuk memecahkan masalah yang terkait dengan topik pelajaran serta adanya penghargaan, sehingga siswa dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan.

Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Model ini cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan model ini.

Miftahul Huda (2011: 253-254) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan model Cooperative Learning tipe Make a Match adalah :

1) Kelebihan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain.

a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik

b) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.

c) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

d) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi e) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

35

2) Kelemahan model pembelajaran tipe Make a Match antara lain:

a) Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang.

b) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya.

c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan.

d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu.

e) Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.

b. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran make a match adalah sebagai berikut :

a) Guru menyiapkan dua kotak kartu, satu kotak kartu soal dan satu kotak kartu jawaban.

b) Setiap peserta didik mendapatkan satu buah kartu.

c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

36

e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang ditetapkan akan diberi poin.

f) Setelah satu babak, kotak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

g) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. (Endang Mulyatiningsih, 2011:233).

Metode make a match atau yang dikenal dengan “mencari pasangan” dikembangkan oleh Lorna Curran. Metode ini merupakan metode yang menarik untuk digunakan dalam mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Metode baru juga dapat dilakukan dengan metode ini dengan catatan bahwa siswa diberikan tugas mempelajari materi atau topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan siswa sudah memiliki bekal pengetahuan akan materi yang akan dipelajari.

Adapun langkah-langkah penerapan metode make a match menurut Miftahul Huda (2011: 252) sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan materi atau memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah.

2) Siswa dibagi dalam dua kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

37

3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang diberikan kepada siswa.

5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangan di kelompok B. Jika siswa sudah menemukan pasangannya masingmasing, guru meminta siswa untuk melaporkan kepada guru. Guru akan mencatat nama-nama siswa pada kertas yang sudah dipesiapkan.

6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.

7) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.

8) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

9) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.

38

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran make a match dapat digunakan untuk semua mata pelajaran, misalnya dalam mata pelajaran PDTO. Model make a match dapat digunakan untuk menumbuhkan keaktifan siswa serta kelancaran dan kekompakan dalam semangat kerja kelompok. Dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut: (1) Guru membagi kelas menjadi dua kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu- kartu berisi jawaban-jawaban ; (2) Guru memberikan aba-aba sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling bergerak bertemu untuk mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok; (3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi; (4) Guru mengarahkan siswa yang sudah menemukan pasangan kartu untuk duduk berpasangan; (5) Siswa mempresentasikan hasil mencocokkan kartu yang kemudian dikonfirmasi oleh guru.

Dokumen terkait