• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Abidin, (2014:248) menyatakan bahwa pembelajaran tipe ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif tempat siswa belajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep. Semua anggota kelompok berbagi tanggung jawab.

Slavin (2005:143) mengungkapkan bahwa STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Sedangkan menurut

24 Trianto (2009:68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran koperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran anggota menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Huda (dalam Andari, 2016:25) berpendapat bahwa STAD merupakan metode yang melibatkan “kompetisi” antarkelompok, pemilihan kelompok sangat beragam berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, rasa atau etnis. Siswa mempelajari materi secara kelompok kemudian diuji secara individu melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang didapatkan kelompok. Jadi setiap anggota kelompok dipacu untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Adapun menurut Slavin (dalam Rusman (2013:214) gagasan utama STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi yang diajarkan guru. STAD ini bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pembelajaran dengan cara mengajak siswa berdiskusi dalam tim, dengan beriskusi berupa kerjasama tim untuk memecahkan masalah siswa terdorong untuk berbagi sehingga proses interaksi terjalin untuk mendapatkan prestasi yang tinggi (achievement) dari guru. Sedangkan menurut Isjoni (2013:74) tipe ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal.

25 Jadi pengertian STAD menurut penulis setelah melihat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan secara kelompok kecil dimana dalam pembelajaran tersebut siswa dibagi secara heterogen yang meliputi kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan suku untuk saling bekerjasama, berdiskusi memecahkan masalah dan memperoleh penghargaan atas prestasi yang telah dicapai.

b. Komponen utama STAD

Metode STAD ini terdapat lima komponen dasar atau utama dalam penerapannya yaitu: (Slavin, 2005:143)

1. Presentasi kelas

Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan metode langsung. Metode ini mengharapkan bahwa siswa benar-benar memberi perhatian pada apa yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis-kuis yang nantinya diberikan, skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang dalam setiap kelompok. Pembagian ini secara heterogen yang mana setiap kelompok harus ada laki-laki dan perempuannya dan kemampuan mereka juga harus ada yang tinggi, sedang dan rendah, serta dari berbagai latar belakang suku agama dan ras. Setelah guru

26 memberikan materi, anggota tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Kemudian yang paling penting dalan pembelajaran ini melibatkan pembahasan bersama, membandingkan jawaban, mengoreksi tiap kesalahpahaman apabila ada anggota tim yang membauat kesalahan.

3. Kuis

Setelah presentasi dilakukan satu atau dua periode oleh guru, kemudian diberikan tugas kepada masing-masing siswa. Dalam hal ini setiap siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan. Setiap siswa bertanggung jawab memahami materinya.

4. Skor kemajuan individual

Skor kemajuan individu ini bertujuan untuk memotivasi siswa belajar lebih giat. Sebab nilai yang mereka peroleh sangat berarti bagi kelompok. Berapa pun nilai yang dikumpulkan merupakan suatu sumbangan yang berarti bagi kelompok. Nilai setiap kelompok akan diperoleh dari skor awal tiap-tiap anggota kelompok dengan diberi kuis yang sama.

5. Rekognisi tim

Setiap kelompok berhak mendapatkan sertifikat atau penghargaan jika mereka telah berhasil mengumpulkan point melebihi dari yang telah disepakati.

Sedangkan Rusman (2013) membentuk model pembelajaran tipe STAD ini menjadi 6 langkah yaitu sebagai berikut:

27 1. Penyampaian Tujuan Pembelajaran

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.

2. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik dan kemampuan. 3. Presentasi Materi Oleh Guru.

Guru menyampaikan materi pemelajaran setelah terlebih dahulu meyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa serta pentingnya pokok bahasan yang akan dipelajari selain itu juga pentingnya memberikan dorongan untuk siswa saling bekerjasama. 4. Kegiatan Belajar Dalam Kelompok

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk dan mendalami materi yang telah dipelajari. Guru memberikan lembar kerja siswa sehingga ada pedoman bagi siswa untuk mengerjakan tugas terrsebut. Dengan adanya pedoman tersebut siswa dapat berdiskusi mengerjakan tugas dengan baik. Disinilah guru mengamati dan meberikan bantuan atau bimbingan dalam kelompok jika siswa belum memahami pelajaran.

5. Kuis

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap hasil pada

28 setiap siswa dan kelompok. Kuis diberikan secara individual dan jika berhasil dijawab akan menambah poin bagi kelompok.

6. Penghargaan Prestasi Tim

Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok merupakan kegiatan uantuk memotivasi ssiwa dalam kelompok nya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan apa yang telah dikembangkan oleh Rusman (2013) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) penyampaian tujuan dan arahan;2) pembagian kelompok;3) presentasi materi oleh guru;4) kegiatan belajar dalam kelompok dan mengerjakan tugas LKS;5) pemberian kuis;6) penghargaan tim atau kelompok. Alasan peneliti menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Rusman yaitu karena dalam mencapai hasil yang maksimal dibentuk langkah-langkah yang jelas dan runut sehingga dapat diikuti secara jelas pula.

c. Keunggulan tipe STAD

Menurut Lie (dalam Abidin, 2014:248) keunggulan tipe STAD ini jika dikaitkan dengan pembentukan kelompok berdasarkan heterogen yaitu :

1. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung

2. Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender.

29 3. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan asisten untuk setiap tiga orang.

Menurut peneliti beberapa keunggulan model pembelajaran tipe STAD ini yaitu siswa merasa bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sehingga memungkinkan mereka untuk bekerja keras dalam mencapai hasil yang maksimal,

Dokumen terkait