• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran

Pembelajaran langsung yang lebih dikembangkan dalam pembelajaran di SMALB Tunagrahita Ringan sebagai berikut :

1. Pasangan dalam Praktik – Mengulang

Model pembelajaran ini merupakan strategi

sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukkan

bahwa kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.

a. Prosedur

1) Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai.

Buatlah pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran:

1) penjelas atau pemeraga dan (2) pemeriksa. 2) Penjelas atau pemeraga menjelaskan

dan/atau memperagakan cara mengerjakan ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan apakah penjelasan

dorongan dan memberikan pelatihan bila diperlukan.

3) Pasangan berganti peran. Penjelas/ pemeraga yang baru diberikan ketrampilan atau prosedur lain untuk dikerjakan.

4) Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.

b. Variasi

1) Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif daribeberapa prosedur yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan perintahkan pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan langkahnya lengkap.

2) Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah peragaan di depan kelompok. *Tehnik ini didasarkan pada “DrillReview Pairs” karya David W Johnson, Roger T. Johnson, dan Karl A. Smith.

2. Peragaan

Model pembelajaran dengan tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui peragaan, ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara ini tidak begitu mengancam atau membuat siswa grogi. Siswa diberi banyak waktu untuk membuat

skenario mereka sendiri dan menentukan bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di kelas.

a. Prosedur

1) Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu, kenalilah beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang baru saja dibahas.

2) Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang diperlukan untuk memperagakan sekenario yang ada. Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa.

3) Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk membuat skenario tertentu yang mengbarkan situasi umum. 4) Sub-sub kelompok itu juga menentukan

bagaimana mereka akan memperagakan keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya. 5) Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan bagi siswa yang lain. Beri kesempatan adanya

b. Variasi

1) Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat skenario, pengarah dan penasihat. 2) Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada sub-sub kelompok tertentu.

3. Eksperimen

Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah (scientific thinking).Dengan eksperimaen siswa menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal- hal sebagai berikut:

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.

c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dansikap perlu

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut: 1)Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan

eksperimen, mereka harus mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang: a. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan

digunakan dalma percobaan.

b. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.

c. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

d. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.

e. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.

2) Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu

memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

3) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar Tanya jawab.

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al 2003;2006) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu:

d. Komunikasi antar anggota. e. Evaluasi proses kelompok

Karakteristik Pembelajaran Kooperatif diantaranya:

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.

b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang

diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajara yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah : a. Keterampilan berpikir dan keterampilan

memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

b. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.

Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan:

1)PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas;

diamati tersebut; dan (3) PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginter-pretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.

c. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. 6. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalamlingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme

(constructivism), bertanya (questioning), menyel id

iki (inquiry), masyaraka belajar (learning

(reflection), dan pen i laian autentik (authentic assessment).

Makna dari kontruktivisme adalah siswa mengkonstruksi/membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal melalui proses interaksi sosial dan asimilasi-akomodasi.

Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Inti dari inquiry atau menyelidiki adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Sesuai dengan teori kontruktivisme, melalui interaksi sosial dalam masyarakat belajar ini maka siswa akan mendapat kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, oleh karena itu bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain (siswa) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, dan mengembangkannya.

Menurut Albert Bandura, belajar dapat dilakukan dengan cara pemodelan ini. Penilaian autentik dimaksudkan untuk mengukur dan membuat keputusan tentang pengetahuan dan keterampilan

a. Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru, sementara siswa ”dipaksa” memperhatikan dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.

b. Materi pembelajaran bersifat abstrak teoritis-akademis, tdak terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari- hari di lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja.

c. Penilaian hanya dilakukan dengan tes yang menekankan pengetahuan, tidak menilai kualitas dan kemampuan belajar siswa yang autentik pada situasi yang autentik.

d. Sumber belajar masih terfokus pada guru dan buku. Lingkungan sekitar belum dimanfaatkan secara optimal.

Dalam penerapannya pembelajaran kontekstual tidak memerlukan biaya besar dan media khusus. Pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar seperti : tukang las, bengkel, tukang reparasi elektronik, barang-barang bekas, koran, majalah, perabot-perabot rumah tangga, pasar, toko, TV, radio, internet, dan sebagainya.

B. Penanaman Nilai-nilai Karakter Penilaian Sikap dan Karakter Siswa dapat dikembangkan sebagai berikut :

1. Pada semester I, berbagai sikap atau nilai karakter yang akan dikembangkan meliputi: disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama dan lain-lain.

2. Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai karakter tertentu pada diri siswa. Langkah-langkah di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penilaian.

a. Mengingat kendala yang ada, terutama ketersediaan waktu, maka dalam1 semester, guru dapat menentukan 2 atau 3 nilai karakter yang akandikembangkan dan dinilai secara langsung. Jenis karakter yang akan dikembangkan, hendaknya menjadi keputusan sekolah, meskipun tidak menutup kemungkinan, dalam satu kelas ada tambahan 1 atau 2 nilai karakter lain, sesuai dengan kebutuhan di kelas tersebut.

• Disiplin • Kerjasama • Percaya diri

d.Setiap karakter dibuatkan indikator.

Contoh indikator disiplin dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

No Katakter Definisi Indikator Disiplin Ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan - Hadir di sekolah tepat waktu -Pulang kerumah tepat waktu Percaya diri -Melafalkan

nama anggota keluarga Tanggungja-wab - Menyebutkan silsilah dalam keluarga

yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, ke-negaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

No Mapel Kompetensi Dasar Tema Hidup Rukun Berbagai pekerjaan Daerahku tercinta PPKn 3.1 Menganalisis sederhana kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai Pancasila menurut alam kehidupan ermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3.2. Memahami pokok pikiran sederhana yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3.2 Memahami pokok pikiran sederhana yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 3.3 Memahami sederhana bentuk dan kedaulatan Negara sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.4 Memahami sederhana hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3.5 Memahami sederhana sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI. 4.1 Menyaji kasus– kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4.2 Menyaji hasil telaah pokok-pokok

pikiran Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

4.3 Menyaji hasil telaah bentuk dan kedaulatan negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI

2 B.Ind 3.1. Mengenal informasi dari teks anekdot dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku

3.2. Mengenal isi teks laporan hasil observasi dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku V V 3.3.Mengenal teks V prosedur sederhana dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku

3.4.Mengenal informasi dari eksposisi dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosa kata baku

4.1 Mengidentifikasi informasi dari teks anekdot dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku

4.2. Menulis teks laporan hasil observasi dalam

V

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosa kata baku

4.3. Memaparkan prosedur V sederhana dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosa kata baku

4.4. Mengidentifikasi

informasi dari eksposisi dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku 3 I P A 3.1. Mengenal bentuk luar tubuh hewan, tumbuhan dan fungsinya 3.2 Menjelaskan daur

hidup beberapa jenis mahluk hidup.

3.3 Menyebutkan hubungan antara gaya, gerak, dan energi dalam

kehidupan sehari- hari melalui

pengamatan.

3.4Membedakan berbagai bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari melalui pengamatan 3.5M engenal sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 3.6M engenal sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.

3.7 Mengenal hubungan antara sumber daya alam dengan

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4.1 Menuliskan bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya berdasarkan hasil pengamatan. 4.2 Menuliskan dengan sederhana hasil pengamatan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.

4.3Menyajikan hasil percobaan tentang gaya, gerak dan energi.

4.4 Membuat sebuah karya / model

sederhana yang memanfaatkan

sifat energi cahaya

4.5M endemonstrasikan tentang bunyi dari benda-benda di sekitarnya. 4.6M elakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya. 4.7M enyajikan laporan sederhana hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari. 4 Mtk 3.1 Mengenal bangun datar dengan menggunakan benda- benda yang ada di sekitar rumah,

sekolah, atau tempat bermain .

3.2M engenal bangun

V

pengubinan sederhana .

3.3M emahami dengan memperkirakan panjang suatu benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang, lebih pendek) .

4.1M embentuk berbagai V bangun datar dengan

menggunakan berbagai media 4.2M elakukan pengubinan dari bangun datar sederhana tertentu. Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya. 4.3M enggunakan ukuran

V

panjang dalam

kehidupan sehari-hari (lebih panjang, lebih pendek) .

5 I P S 3.1 Mengenal perubahan dan keberlanjutan

yang terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, masa tumbuhnya rasa kebangsaan serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya 3.2 Memahami manusia Indonesia dalam bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi melalui

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan

perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan

budaya dalam lingkup sederhana dari sumber-sumber yang tersedia 4.2 Menyajikan V pemahaman tentang manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia 6 SBK 3.1 Mengenal tempat- tempat industri seni, galeri dan seni

3.2 Mengenal jenis jenis seni pertunjukan daerah

3.3 Mengenal gambar alam, benda, dan teknik lipat, gunting dan tempel (3M) 3.4 Mengenal panjang-

pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada dengan gerak tangan 3.5 Mengenal tari-tari

daerah dan keunikan geraknya

3.6 Mengetahui berbagai cara dan pengolahan media karya seni 3.7 Memahami cerita terkait situs-situs budaya. 4.1M embuat laporan singkat tentang kunjungan ke tempat- tempat bersejarah dan industri seni.

V V

seni pertunjukan di derah masing-masing 4.3M embuat gambar

alam, benda, karya seni melalui teknik lipat, gunting, tempel dengan berbagai bahan

4.4M enyanyikan lagu yang sesuai dengan panjang-pendek bunyi dan tinggi rendah nada disertai dengan gerak tangan yang sesuai.

4.5M emperagakan tari- tari daerah dan keunikan geraknya

4.6M embuat karya kreatif berupa benda

aksesoris pelengkap busana dengan berbagai bahan dan cara

4.7M enuturkan cerita terkait situs-situs

V V

budaya di Indonesia dengan menggunakan bahasa nasional dan daerah

7 PJOK 3.1 Mengenal variasi dan kombinasi keterampilan gerak salah satu permainan bola besar sesuai dengan kemampuan anak 3.2 Mengenal variasi dan kombinasi keterampilan permainan bola kecil sesuai dengan kemampuan anak 3.3 Membedakan

variasi dan kombinasi

keterampilan salah satu nomor atletik ( lari, lompat dan

dengan

kemampuan anak 3.4 Mengenal permainan

tradisional dalam olah raga rekreasi sesuai dengan kemampuan anak 3.5 Mengenal rangkaian senam lantai , sesuai dengan kemampuan anak

3.6 Mengenal variasi dan kombinasi

keterampilan

rangkaian aktivitas gerak ritmik sesuai dengan kemampuan anak 3.7 Mengetahui salah satu keterampilan renang gaya bebas dan tekhniknya sesuai dengan kemampuan

anak 3.8 Mengetahui jenis makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 3.9 Mengetahui aktivitas fisik sebagaiupaya pencegahan penyakit untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan. 3.10 Mengetahui jenis- jenis dan bahaya penggunaan NARKOBA diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas. 4.1 Menampilkan gaya variasi dan

keterampilan dalam memainkan salah satu permainan bola besar dengan koordinasi gerak sesuai dengan kemampuan anak 4.2 Menampilkan variasi dan kombinasi keterampilan dalammemainka n salah satu permainan bola kecil sesuai dengan kemampuan anak 4.3 Menampilkan variasi dan kombinasi keterampilan salah satu nomor atletik

(jalan cepat, lari, lompat dan lempar denganalat bantu atautanpaalat bantu)) sesuai dengan kemampuan anak. 4.4Memainkan permainan tradisionaldalam olah raga rekreasisesuai dengan kemampuan anak 4.5 Mempraktikkan rangkaian senam lantai sesuai dengan kemampuan anak. 4.6 Menirukan variasi dan

kombinasi rangkaian aktivitas gerak ritmik sesuai dengan kemampuan anak 4.7 Mempraktikkan keterampilan satu gaya renang sesuai dengan kemampuan anak

4.8 Menyajikan hasil interpretasi berbagai jenis makanan dan minuman yang bermanfaat terhadap kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. 4.9Menampilkanlangkah -langkah aktivitas fisik sebagaiupaya pencegahan penyakit untuk V

mengurangi biaya perawatan

kesehatan.

4.10 Mengetahuijenis- jenis dan bahaya penggunaan

NARKOBA terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat luas sesuai dengan kemampuan anak.

8 Bina 3.1 Menemukan informasi

Diri tentang manfaat kebersihan dan keselamatan tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari di lingkungan keluarga 3.2 Menemukan informasi tentang manfaat pemeliharaan dan menjaga kebersihan alat reproduksi di lingkungan keluarga 3.3 Mengkomunikasikan

kegiatan bina diri melalui bahasa lisan dan tulisan di lingkungan keluarga 3.4 Menemukan informasi tentang cara melakukan kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga 3.5Menemukan informasi tentang fungsi kegiatan relaksasi di lingkungan keluarga 4.1 Melakukankegiatan pemeliharaan diri ( makan –minum, kebersihan diri) di lingkungan keluarga 4.2 Melakukan kegiatan

dalam hal mengurus diri (berpakaian,

berhias, bersepatu) di lingkungan keluarga 4.3M elakukan kegiatan

dalam hal menolong diri(menghindari

bahaya benda tajam, obat-obat terlarang, penggunaan rambu- rambu lalu lintas di lingkungan keluarga 4.4B erkomunikasi (mampu menerima dan menyampaikan pesan serta menyatakan keinginan) di lingkungan keluarga 4.5M elakukan kegiatan

sehari-hari yang dapat berguna untuk diri sendiri maupun orang lain (menyiapkan makan-minum untuk diri sendiri maupun orang lain) di

lingkungan keluarga 4.6M elakukan kegiatan dalam

penggunaan waktu luang (bermain bersama. bercerita,

bernyanyi, rekreasi) di lingkungan keluarga.

IPS

3.2 Memahami manusia Indonesia dalam bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi melalui berbagai media. 4.2 Menyajikan pemahaman tentang manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia.

SBK

3.3 Mengenal gambar alam, benda, dan teknik lipat, gunting dan tempel (3M)

3.6 Mengetahui berbagai cara dan pengolahan media karya

Dokumen terkait