SEKOLAH MENENGAH ATAS
LUAR BIASA
Buku Guru
Tematik Tema 2
Berbagai Pekerjaan
TUNAGRAHITA RINGAN
Buku Guru
Berbagai Pekerjaan
SMALB-TUNAGRAHITA RINGAN
Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang
Kontributor : SUDARNO
Penyunting materi : (tim pengarah)
Diterbitkan oleh : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kotak katalog dalam terbitan (KDT)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TUNAGRAHITA RINGAN; BERBAGAI PEKERJAAN Buku Guru/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.
viii, 144 hal. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas X
ISBN 978-602-282-549-4 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-550-0 (jilid 1)
I. Buku Tematik - Berbagai Pekerjaan – Studi dan
Pengajaran I. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA PENGANTAR
mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang
ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Dengan diberlakukannya implementasi kurikulum 2013 mulaitahunajaran 2014/ 2015 di SMALB, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan kurikulum pendidikan khusus. Kegiatan ini telah berhasil merumuskan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sejumlahmata pelajaran bagi peserta didik/siswa SMALB. Merujuk pada kurikulum tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengembangkan bahan ajar pendidikan khusus.Dari kegiatan pengembangan tersebut telah diterbitkan sebanyak 54 jenisbahan ajar pendidikan khusus untuk peserta didik/siswa SMALB kelas X Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa Ringan, Tunadaksa Sedang, dan Autis, yang terdiri dari 27 bahan ajar untuk peserta didik/siswa dan 27 bahan ajar untuk guru yang mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, dan Seni Budaya.
Khusus dan Layanan Khusus, dengan dibantu Kasubdit Pembelajaran, Kasi Pelaksanaan Kurikulum, Kasi Penilaiandan Akreditasi yang telah mengkoordinir penulis, penelaah/editor, illustrator, tim Dit PKLK.dan tim tenaga teknis sehingga atas kerja keras dan bekerja dengan penuh konsentrasi dapat dihasilkannya bahan ajar ini. Semoga ketersediaan bahan ajar ini akan mendorong semua guru dan Kepala Sekolah SMALB untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam mengelola kelas dan mengembangkan sekolah serta bagi guru diharapkan dapat menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik pada setiap kegiatan pembelajaran supaya dihasilkan lulusan SMALB yang kreatif, produktif, inovatif, dan mandiri serta memiliki sikap ilmiah.
Jakarta, Mei 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Karakteristik Siswa ... 2
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 7
D. Ruang Lingkup ... 9
E. Penggunaan Buku Siswa ... 9
F. Penggunaan Buku Guru ... 10
BAB II MODEL PEMBELAJARAN A. Model Pembelajaran ... 17
B. Penanaman Nilai-nilai Karakter ... 29
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Pembelajaran Sub Tema 1 Macam-macam Pekerjaan ... 68
1. Ayo Mengamati ... 68
2. Ayo Bertanya ... 71
3. Ayo Bermain ... 72
4. Ayo mengelompokan ... 73
5. Ayo Berlatih ... 74
B. Pembelajaran Sub Tema 2 Pertanian ... 81
1. Ayo Menyimak ... 81
C. Pembelajaran Sub Tema 3 Pertambangan ... 93
1. Ayo Menyimak ... 93
2. Ayo Mengelompokkan ... 95
3. Ayo Bercerita ... 96
4. Ayo Berkreasi ... 98
D. Pembelajaran Sub Tema 4 Perikanan ... 105
1. Ayo Menyimak ... 105
2. Ayo Membaca ... 106
3. Ayo Berlatih ... 107
4. Ayo Mengumpulkan Informasi ... 110
5. Ayo Berkarya ... 112
E. Pembelajaran Sub Tema 5 Jasa ... 120
1. Ayo Menyimak ... 120
2. Ayo Mengamati ... 121
3. Ayo Membaca ... 122
4. Ayo mencari Tahu ... 123
5. Ayo Bermain Peran ... 124
F. Pembelajaran sub Tema 6 Perdagangan ... 130
1. Ayo Menyimak ... 130
2. Ayo Berlatih ... 131
3. Ayo Mengamati ... 131
4. Ayo Mencari Informasi ... 134
5. Ayo Mengkomonikasikan ... 136
GLOSARIUM ... 142
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan pandangan masyarakat
mengenai pendidikan berpengaruh pada kebutuhan akan peningkatan mutu pendidikan termasuk peningkatan mutu
pembelajaran. Peningkatan dan pengembangan perangkat
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam membelajarkan siswa berkebutuhan khusus termasuk anak tunagrahita
yang keadaannya terdapat perbedaan baik antar dan intra
dari anak-anak tersebut.
Dalam upaya mengembangkan pembelajaran bagi anak tunagrahita digunakan beberapa model pembelajaran,
diantaranya pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik
pada hakekatnya merupakan salah satu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali,
mencoba, mengkomunikasikan apa yang dipelajarinya sehingga menemukan pengalaman belajar secara holistic,
autentik dan berkesibambungan. Melalui pembelajaran
tematik siswa belajar melalui interaksi diri sendiri dengan lingkungannya.
diraba, dibaui diraba dll yang ada di lingkungannya,
Integratif, dimaksudkan sisiwa memnandang apa yang
dipelajari merupakan suatu keutuhan atau keterpaduan.
Hal ini berarti materti pembelajaran dikait-kaitkan menjadi
pengalamanbelajar yang bermakna. Hirarkis adalah dari hal yang mudah ke hal yang sulit. Karena itu perlu
memperhatikan urutan logis, keterkaitan antar materi
pelajaran dan keluasannya. Bermakna, jika anak mengalami dan bukan mengetahuin tentang apa yang dipelajarinya.
Siswa dapat memiliki pengalaman tentang apa yang
dipelajarinya dengan jalan mengamati, menanykan,
mencoba, mengasosiai dan mengokomunikasikan apa yang dipelajarinya.
B. Karakteristik Siswa
Dalam dunia pendidikan terdapat sejumlah anak yang ketinggalam dalam belajarnya dari kawan yang sebaya,
namun anak-anak tersebut bukanlah termasuk anak
tunagrahita. Yang menentukan apakah ia termasuk
tunagrahita atau bukan adalah adanya keterbatasan kecerdasan dari rata-rata/anak normal yang disertai
kesulitan dalam tingah laku penyesesuain dan terjadi
selama masa perkembagan (usia 0 – 18). Salah satu definisi mengenai anak tunagrahita dikemukakan oleh AAMD
(American Association on Mental Deficiency) yang dikutip
oleh Grossman(Kirk $ Gallagher, 1986) alih bahasa Astati (2011:9):” Tunagtahita mengacu pada fungsi intelekt umum
kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan terjadi selama
periode perkembangan” Arti dari definisi tersebut mengisyaratkan bahwa seseorang disebut tunagrahita harus
memiliki ketiga cirri tersebut yaitu fungsi intelektu berada di
bawah rata-rata secara nyata/meyakinkan, kesulitan dalam perilaku adaptif dan terjadi di usia 0 – 18 tahun.
Berdasarkan berat dan ringannya ketunagrahitaan
dikelompokkan: tunagrtahita ringan, sedang, berta dan sangat berat. Yang menjadi pembahasan dalam tulisan ini
adalah anak tunagrahita ringan berusia 16-18 tahun
dengan perkiraan usia kecerdasannya setara anak normal usia 10 sampai 13 tahun. Mereka diperkirakan pelajarannya
setara dengan anak normal kelas IV-VII smester I.
Pemahaman mengenai karakteristik anak tunagrahita
ringan sangat penting guna mengarahkan guru dalam merencanakan dan mengimpelemntasikan layanan
pendidikan atau pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan anak-anak tersebut. Karakteristik anak-anak tersebut adalah :
1) mengalami ketrbatasan dalam perbendaharaan kata
namun banyak yang lancer berbicara;
2) mengalami kesulitan berpikir abstrak tetapi masih
dapat mengikuti pelajaran akademik seperti anak
normal usia 12 tahun;
5) mereka mampu bergaul di masyarakat;
6) mereka dapat hidup layak di masyarakat asalkan memperoleh bimbingan yang optimal.”(adaptasi dari
Amin, 1995: 34-35).
Sejalan dengan karakteristik tersebut maka kecenderungan perkembangan berpikir anak tunagrahita ringan pada usia
16-18 tahun setara dengan anak normal usia 12 tahun.
Tahapan berpikir pada usia ini menurut Piaget adalah “operasi konkrit dan awal operasi formal)dengn ciri tingkah
laku anak :
1) anak mulai memandang dunia secara obyektif; 2) mulai berpikir secara operasional;
3) mengkalsifikasi bensa;
4) membentuk dan menggunakan keterhubungan
aturan-aturan, mempergunakan hubunagn sebab akibat; dan 5) memhami dan menggunakan konsep substansi, ukuran
dalam kehidupan sehari-hari” (adaptasi dari Rusman,
2011: 150).
Sedangkan ciri belajar anak tunagrahita Prinsip khusus:
1) Prinsip skala perkembangan mental Prinsip ini
menekankan pada pemahaman guru mengenai usia kecerdasan anak tunagrahita. Dengan memahami usia
ini guru dapat menentukan materi pelajaran yang sesuai
dengan usia mental anak tunagrahita tersebut. Dengan demikian, anak tunagrahita dapat mempelajari materi
yang diberikan guru. Melalui prinsip ini dapat diketahui
perbedaan antar dan intraindividu. Sebagai contoh: A
Sementara B telah mempelajari penjumlahan 6 sampai
10. Ini menandakan adanya perbedaan antar individu. Contoh berikut adalah perbedaan intraindividu, yaitu C
mengalami kemajuan berhitung penjumlahan sampai
dengan 20. Tetapi dalam pelajaran membaca mengalami kesulitan dalam membedakan bentuk huruf.
2) Prinsip kecekatan motorik Melalui prinsip ini anak
tunagrahita dapat mempelajari sesuatu dengan melakukannya. Di samping itu, dapat melatih motorik
anak terutama untuk gerakan yang kurang mereka
kuasai.
3) Prinsip keperagaan Prinsip ini digunakan dalam
mengajar anak tunagrahita mengingat keterbatasan
anak tunagrahita dalam berpikir abstrak. Oleh karena
sangat penting, dalam mengajar anak tunagrahita dapat menggunakan alat peraga. Dengan alat peraga anak
tunagrahita tidak verbalisme atau memiliki tanggapan
mengenai apa yang dipelajarinya. Dalam menentukan alat peraga hendaknya tidak abstrak dan menonjolkan
pokok materi yang diajarkan. Contohnya, anak belajar
membaca kata “bebek”, alat peraganya adalah tulisan kata bebek harus tebal sementara gambar bebek harus
tipis. Maksudnya, gambar bebek hanyalah untuk
pengulangan disertai contoh yang bervariasi. Oleh
karena itu, dalam mengajar anak tunagrahita janganlah cepat-cepat maju atau pindah ke bahan berikutnya
sebelum guru yakin betul bahwa anak telah memahami
betul bahan yang dipelajarinya. Contohnya, C belajar perkalian 2 (1 ´ 2, 2 ´ 2,). Guru harus mengulang
pelajaran itu sampai anak memahami betul arti
perkalian. Barulah kemudian menambah kesulitan materi pelajaran, yakni 3 ´ 2, 4 ´ 2, dan seterusnya.
Pengulangan-pengulangan seperti itu, sangat
menguntungkan anak tunagrahita karena informasi itu akan sampai pada pusat penyimpanan memori dan
bertahan dalam waktu yang lama.
5) Prinsip individualisasi Prinsip ini menekankan
perhatian pada perbedaan individual anak tunagrahita. Anak tunagrahita belajar sesuai dengan iramanya
sendiri. Namun, ia harus berinteraksi dengan teman
atau dengan lingkungannya. Jadi, ia tetap belajar bersama dalam satu ruangan dengan kedalaman dan
keluasan materi yang berbeda. Contohnya, pada jam
8.00 murid kelas 3 SDLB belajar berhitung. Materi pelajaran anak-anak itu berbeda-beda sehingga terdiri
dari 3 kelompok. Kelompok 1 harus ditunggui barulah ia
akan belajar, sedangkan kelompok 2 cukup diberi penjelasan dan langsung mengerjakan tugasnya. Oleh
karena itu melalui pembelajaran yang berdasarkan
karakteritik, tahapan bepikir dan pemanfaatan
dirumuskan pembelajaran tematik yang mampu
mewujudkan proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak-anak tunagrahita ringan.
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
anak tunagrahita karena makna pembelajaran tematik yakni mewujudkan pembelajaran di sekolah hubunagnnya
dengan kehidupn sehari-hari. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pembelajaran pada tunagrahita yakni menyesuaikan bahan pembelajaran dengan kehidupannya sehari-hari
dengan tujuan setelah anak belajar dapat menyesuaikan diri
dimasyarakat. Pembelajaran tematik berorientasi pada pada
kebutuhan dan pewrkembangan siswa. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu (integrated instruction) yang menekankan pada
penetapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
(learning by doing). Karena itu “pembelajaran tematik
haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan
perkembangan anak”, (Piaget dalam Ruslan: 2011:254). Pernyataan tersebut sesuai dengan keberadaan anak
tunagrahita termasuk tunagrahita ringan. Pembelajaran
tematik yang merupakan salah satu model pembelajaran
(memberikan kemudahan pada siswa untuk melakukan
sesuatu),
2) memberikan pengalaman langsung, maksudnya siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (melakukan
langsung) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak,
3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, maksudnya
focus pembelajaran diarhkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa,
4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, maksudnya siswa dapat memahami konsep tertentu
secara utuh,
5) bersifat fleksibel, maksudnya guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari mata pelajaran denga mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa
dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada,
6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa, maksudnya siswa diberi kesempatan untuk
mengoptimalkan potensinya, dan
7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan (adaptasi dari Ruslan, 2011: 258- 259).
Karakteristik tersebut sesuai dengan ciri-ciri belajar anak tunagtahita ringan, seperti: belajar dengan melakukan,
belajar sambil bermain, belajar dengan suasana flesibel,
materi pelajaran dihubungan dengan lingkungan dengan
keterampilannya untuk hidup dengan baik di
lingkungannya.
D. Ruang Lingkup Isi Buku
Buku ini memuat beberapa hal, yaitu:
Bab I : Pendahuluan meliputi: latar belakang, karakteristik siswa, karakteristik
pem-belajaran tematik, penggunaan buku
siswa, penggunaan buku guru, pengebangan materi.
Bab II : Pengembangan Pembelajaran meliputi:
Model-Model Pembelajaran, pengem-bangan nilai pendidikan karakter,
pemetaan KI dan KD ke dalam tema,
penyusunan jaringan tema,
pe-nyusunan silabus, dan pepe-nyusunan sub tema dan kegiatan pembelajaran,
Bab III : Pelaksanaan Pembelajaran meliputi:
pelaksanaan pebelajaran sub tema atau unit 1, 2, 3, 4, 5, 6
E. Penggunaan Buku Siswa
1. Penyusunan Buku
Alur penyusunan buku pegangan siswa adalah:
a. Merumuskan tujuan Dimulai dengan
b. Membuat sub tema Sub tema ditentukan bila
diperlukan artinya tema pelajaran ditentukan terlalu luas, sebaliknya jika tema itu sempit
ruang lingkupnya maka tidak dibutuhkan sub
tema.
c. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran
ditentukan dengan melihat komptensi apa yang
harus dimiliki siswa setelah mempelajari tema atau sub tema tertentu.
d. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran memuat 5
(lima) unsure pendekatan, yaitu: mengamati, menanya, mengekplorasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
F. Penggunaan Buku Guru
Buku Guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai
petunjuk penggunaan Buku Siswa dan sebagai acuan
kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan Tujuan
Pembelajaran yang dikaitkan dengan tema.
3. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan Kompetensi Inti (KI) II dalam semua kegiatan
pembelajaran. Guru diharapkan melakukan
penguatan untuk mendukung pembentukan sikap,
4. Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan
Kompetensi Inti (KI) II dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.
5. Sesuaikanlah setiap langkah kegiatan yang
berhubungan dengan buku siswa sesuai dengan halaman yang dimaksud.
6. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan
memberikan pengantar sesuai tema pembe- lajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan
kegiatan pembukaan yang menyenangkan dan
membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya bercerita, mengajukan pertanyaan yang
menantang, menyanyikan lagu, menunjukkan
gambar dan sebagainya. Demikian juga pada saat
menutup pembelajaran. Pemberian pengantar pada setiap perpindahan subtema dan tema, menjadi
faktor yang sangat penting untuk memaksimalkan
manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu yang diuraikan dalam buku ini.
7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode
pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi
kurangsesuai dengan perencanaan (misalnya,
pemberian tugas dan sebagainya). Penggunaan
beragam metode tersebut, selain melibatkan siswasecara langsung, diharapkan juga dapat
melibatkan warga sekolah dan lingkungan sekolah.
9. Kembangkanlah keterampilan berikut ini:
a. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM),
b. Keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berkomunikasi dankemandirian.
c. Keterampilan membuka dan menutup pembela-
jaran, dan
d. Keterampilan mengelola kelas dan pajangan
kelas.
10. Gunakanlah media yang sesuai dengan materi
pembelajaran atau Sumber belajar alternatif.
11. Gunakanlah pendekatan Scientifik dan Konseptual
12. Pada semester I terdapat 3 tema.
13. Perkiraan alokasi waktu dapat merujuk pada struktur kurikulum. Meskipun demikian, alokasi
waktu menurut mata pelajaran hanyalah sebagai
petunjuk umum. Guru diharapkan menentukan sendiri alokasi waktu berdasarkan situasi dan
kondisi di sekolah dan pendekatan tematik
terpadu.
14. Pada akhir tema buku siswa, dilengkapi dengan
bahan-bahan latihan yang sejalan dengan
pencapaian kompetensi. Meskipun demikian, guru
bagi siswa dari sumber-sumber yang relevan.
15. Hasil unjuk kerja siswa yang berupa karya dan bukti penilaian dapat berfungsi sebagai portofolio
siswa.
16. Buatlah catatan refleksi setelah satu tema selesai, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada
proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya
faktor-faktoryang menyebabkan pembelajaran berlangsung dengan baik, kendala-kendala yang
dihadapi, dan ide-ide kreatif untuk pengemba-
ngan pembelajaran lebih lanjut.
17. Demi pencapaian tujuan pembelajaran, diperlukan
komitmen guru untuk mendidik dengan sepenuh
hati (antusias, kreatif, kasih sayang dan
kesabaran)
G. Pengembangan Materi. Materi yang dikembangkan untuk
tema Berbagai Pekerjaan dibuat dalam rencana kegiatan
yang sudah disusun sebagai berikut:
1. Macam-macam Pekerjaan
a. Mengamati b. Menanyakan
c. Mengumpulkan informasi
d. Mengasosiasi
i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah
j. Daftar Pustaka/Referensi
2. Pertaniana. Mengamati
a. Menanyakan
b. Mengumpulkan informasi
c. Mengasosiasi
d. Mengkomunikasikan e. Rangkuman
f. Evaluasi
g. Pengayaan/Remedial
h. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah
i. Daftar Pustaka/Referensi
3. Pertambangan a. Mengamati
b. Menanyakan
c. Mengumpulkan informasi d. Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan
f. Rangkuman g. Evaluasi
h. Pengayaan/Remedial
i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah j. Daftar Pustaka/Referensi
4. Perikanan
b. Menanyakan
c. Mengumpulkan informasi d. Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan
f. Rangkuman g. Evaluasi
h. Pengayaan/Remedial
i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah j. Daftar Pustaka / Referensi
5. Jasa
a. Mengamati
b. Menanyakan
c. Mengumpulkan informasi
d. Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan
f. Rangkuman
g. Evaluasi
h. Pengayaan/Remedial
i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah
j. Daftar Pustaka / Referensi
6. Perdagangan
f. Rangkuman
g. Evaluasi
h. Pengayaan/Remedial
i. Glosari / Kata Kata Penting / Istilah
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran
Pembelajaran langsung yang lebih dikembangkan
dalam pembelajaran di SMALB Tunagrahita Ringan sebagai berikut :
1. Pasangan dalam Praktik – Mengulang
Model pembelajaran ini merupakan strategi
sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang
ketrampilan atau prosedur dengan pasangan
belajar. Tujuannya adalah memasukkan
bahwa kedua pasangan dapat memperagakan
ketrampilan atau prosedur Itu.
a. Prosedur
1) Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur
yang anda ingin siswa kuasai.
Buatlah pasangan. Dalam tiap pasangan,
berikan dua peran:
1) penjelas atau pemeraga dan (2) pemeriksa.
2) Penjelas atau pemeraga menjelaskan
dan/atau memperagakan cara mengerjakan ketrampilan atau prosedur tertentu.
dorongan dan memberikan pelatihan bila
diperlukan.
3) Pasangan berganti peran. Penjelas/
pemeraga yang baru diberikan ketrampilan
atau prosedur lain untuk dikerjakan.
4) Proses itu berlanjut hingga semua
ketrampilan diulang.
b. Variasi
1) Gunakan ketrampilan atau prosedur
multilangkah sebagai alternatif
daribeberapa prosedur yang berbebeda. Perintahkan penjelas/pemeraga melakukan
satu lakah dan perintahkan pasangannya
melakukan langkah selanjutnya hingga
urutan langkahnya lengkap.
2) Bila pasangan telah menyelesaikan tugas
merek buatlah sebuah peragaan di depan
kelompok. *Tehnik ini didasarkan pada
“DrillReview Pairs” karya David W Johnson,
Roger T. Johnson, dan Karl A. Smith.
2. Peragaan
Model pembelajaran dengan tehnik ini memberi
siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui
peragaan, ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan acapkali merupakan alternatif
yang cocok untuk pemeranan lakon karena cara
ini tidak begitu mengancam atau membuat siswa
skenario mereka sendiri dan menentukan
bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang baru saja di bahas di
kelas.
a. Prosedur
1) Setelah berlangsungnya kegiatan belajar
tentang topik tertentu, kenalilah beberapa
situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan menggunakan ketrampilan yang
baru saja dibahas.
2) Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah peserta yang
diperlukan untuk memperagakan sekenario
yang ada. Umumnya diperlukan dua atau
tiga siswa.
3) Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10
hingga 15 menit untuk membuat skenario
tertentu yang mengbarkan situasi umum. 4) Sub-sub kelompok itu juga menentukan
bagaimana mereka akan memperagakan
keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit untuk mempraktikkannya.
5) Tiap sub kelompok akan mendapat
b. Variasi
1) Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih banyak untuk
keperluan pemeragaan bertiindak selaku
pembuat skenario, pengarah dan penasihat. 2) Anda dapat membuat skenario khusus dan
menugaskannya kepada sub-sub kelompok
tertentu.
3. Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu
pengertahuan, maka segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam
cara mengajar guru di kelas digunakan teknik
eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu
cara mengajr, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar
siswa mamapu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cra berpikir yang ilmiah
(scientific thinking).Dengan eksperimaen siswa
menemukan bukti keberanaran dari teori
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien
dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus
mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus
cukup bagi tiap siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan,
maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan
bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu
teliti dan konsetrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya
waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang
belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka
disamping memeproleh pengetahuan,
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua
masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa
segi kehidupan sosial dan keyakina
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah
itu tidak bisa diadakan percobaan karena
alatnya belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen
perlu memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1)Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus mehami masalah
yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
a. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
b. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu
mengetahui variable-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
c. Urutan yang akan ditempuh sewaktu
eksperimen berlangsung.
d. Seluruh proses atau hal-hal yang penting
saja yang akan dicatat.
e. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik
dan sebagainya.
2) Selama eksperimen berlangsung, guru harus
memberi saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
3) Setelah eksperimen selesai guru harus
mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi
dengan tes atau sekedar Tanya jawab.
4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu pembelajaran yang dikembangkan dari
teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional
(Rustaman et al 2003;2006) Pengertian
Pembelajaran Kooperatif Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning
merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka
d. Komunikasi antar anggota.
e. Evaluasi proses kelompok
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
diantaranya:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur
terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing
anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi
kepada kelompok daripada individu.
5. Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata
(real world). Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari
diberikan ini digunakan untuk mengikat
peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajara yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.
Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah :
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan
memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk
mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
b. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting
menjembatani gap antara pembelajaran
sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah.
Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan:
1)PBL mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas;
diamati tersebut; dan (3) PBL
melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan mereka
menginter-pretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya
tentang fenomena itu.
c. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning). Pembelajaran berbasis masalah
berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi
harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
6. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi
pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang
dihadapi siswa sehari-hari baik dalamlingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia
kerja, sehingga siswa mampu membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran yakni : kontruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menyel id
iki (inquiry), masyaraka belajar (learning
(reflection), dan pen i laian autentik (authentic
assessment).
Makna dari kontruktivisme adalah siswa
mengkonstruksi/membangun pemahaman
mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal melalui proses interaksi
sosial dan asimilasi-akomodasi.
Implikasinya adalah pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan. Inti dari inquiry atau
menyelidiki adalah proses perpindahan dari
pengamatan menjadi pemahaman. Sesuai dengan teori kontruktivisme, melalui interaksi sosial
dalam masyarakat belajar ini maka siswa akan
mendapat kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, oleh karena itu
bekerjasama dengan orang lain lebih baik
daripada belajar sendiri. Pemodelan merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain
(siswa) meniru, berlatih, menerapkan pada situasi
lain, dan mengembangkannya.
Menurut Albert Bandura, belajar dapat dilakukan
dengan cara pemodelan ini. Penilaian autentik
dimaksudkan untuk mengukur dan membuat
a. Sebagian besar waktu belajar sehari-hari di
sekolah masih didominasi kegiatan penyampaian pengetahuan oleh guru,
sementara siswa ”dipaksa” memperhatikan
dan menerimanya, sehingga tidak menyenangkan dan memberdayakan siswa.
b. Materi pembelajaran bersifat abstrak
teoritis-akademis, tdak terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi siswa sehari- hari di
lingkungan keluarga, masyarakat, alam
sekitar dan dunia kerja.
c. Penilaian hanya dilakukan dengan tes yang
menekankan pengetahuan, tidak menilai
kualitas dan kemampuan belajar siswa yang
autentik pada situasi yang autentik.
d. Sumber belajar masih terfokus pada guru dan
buku. Lingkungan sekitar belum dimanfaatkan
secara optimal.
Dalam penerapannya pembelajaran kontekstual
tidak memerlukan biaya besar dan media khusus.
Pembelajaran kontekstual memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang
ada di lingkungan sekitar seperti : tukang las,
bengkel, tukang reparasi elektronik, barang-barang bekas, koran, majalah, perabot-perabot
rumah tangga, pasar, toko, TV, radio, internet,
B. Penanaman Nilai-nilai Karakter Penilaian Sikap
dan Karakter Siswa dapat dikembangkan sebagai berikut :
1. Pada semester I, berbagai sikap atau nilai
karakter yang akan dikembangkan meliputi: disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kerjasama
dan lain-lain.
2. Untuk mencapai sikap atau nilai karakter tersebut, selain dilakukan secara tidak langsung
melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang
dilakukan, guru diharapkan dapat melakukan penilaian secara langsung atas ketercapaian nilai
karakter tertentu pada diri siswa.
Langkah-langkah di bawah ini dapat dijadikan
pertimbangan untuk melakukan penilaian.
a. Mengingat kendala yang ada, terutama
ketersediaan waktu, maka dalam1 semester,
guru dapat menentukan 2 atau 3 nilai karakter yang akandikembangkan dan dinilai secara
langsung. Jenis karakter yang akan
dikembangkan, hendaknya menjadi keputusan sekolah, meskipun tidak menutup
kemungkinan, dalam satu kelas ada tambahan
• Disiplin
• Kerjasama • Percaya diri
d.Setiap karakter dibuatkan indikator.
Contoh indikator disiplin dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
No Katakter Definisi Indikator Disiplin Ketaatan
atau tepat waktu
-Pulang kerumah tepat waktu
Percaya diri -Melafalkan
yang dianutnya sesuai dengan kemampuan anak
berkebutuhan khusus.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
menempatkan diri sesuai dengan kemampuan
anak berkebutuhan khusus.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
ke-negaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
No Mapel Kompetensi Dasar Tema
3.1 Menganalisis sederhana dan pemajuan HAM sesuai dengan nilai Pancasila menurut alam kehidupan ermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.2. Memahami pokok pikiran sederhana Undang Dasar Negara
nilai Pancasila
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara.
3.2 Memahami pokok
pikiran sederhana
yang terkandung
dalam Pembukaan
Undang- Undang
Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945
3.3 Memahami
sederhana bentuk dan kedaulatan Negara sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.4 Memahami
sederhana hubungan struktural dan
fungsional
menurut Undang-
Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945.
3.5 Memahami
sederhana sistem
hukum dan
peradilan nasional
dalam lingkup
NKRI.
4.1 Menyaji kasus–
kasus pelanggaran
HAM dalam rangka
perlindungan dan
pemajuan HAM
sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara.
4.2 Menyaji hasil telaah
pokok-pokok
pikiran Pembukaan
Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun
1945.
4.3 Menyaji hasil telaah
bentuk dan
kedaulatan negara
sesuai dengan
Undang-Undang
Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945.
4.4 Menyaji hasil telaah
hubungan
struktural dan
fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah
menurut Undang-
Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
4.5 Menyaji hasil
telaah sistem
hukum dan
peradilan nasional
dalam lingkup
NKRI
2 B.Ind 3.1. Mengenal informasi dari teks anekdot
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata
baku
3.2. Mengenal isi teks
laporan hasil observasi
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata
baku
V
V
3.3.Mengenal teks V
prosedur sederhana
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata
baku
3.4.Mengenal informasi
dari eksposisi dalam
bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosa kata baku
4.1 Mengidentifikasi
informasi dari teks
anekdot dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata
baku
4.2. Menulis teks laporan
hasil observasi dalam
V
bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosa kata baku
4.3. Memaparkan prosedur V
sederhana dalam
bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosa kata baku
4.4. Mengidentifikasi
informasi dari eksposisi
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata
baku
3 I P A 3.1. Mengenal bentuk luar tubuh
hewan, tumbuhan
dan fungsinya
hidup beberapa
jenis mahluk
hidup.
3.3 Menyebutkan
hubungan antara
gaya, gerak, dan
energi dalam
kehidupan sehari-
hari melalui
pengamatan.
3.4Membedakan berbagai
bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari
melalui pengamatan
3.5M engenal sifat-sifat
bunyi melalui
pengamatan dan
keterkaitannya dengan
indera pendengaran.
3.6M engenal sifat-sifat
cahaya melalui
pengamatan dalam
3.7 Mengenal hubungan
antara sumber daya
alam dengan
lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
4.1 Menuliskan bentuk
luar (morfologi) tubuh
hewan dan
tumbuhan serta
fungsinya berdasarkan
hasil pengamatan.
4.2 Menuliskan dengan
sederhana hasil
pengamatan daur
hidup beberapa jenis
mahluk hidup.
4.3Menyajikan hasil
percobaan tentang
gaya, gerak dan energi.
4.4 Membuat sebuah
karya / model
sederhana yang
memanfaatkan
sifat energi cahaya
4.5M endemonstrasikan
tentang bunyi dari
benda-benda di
sekitarnya.
4.6M elakukan
percobaan tentang
sifat-sifat cahaya.
4.7M enyajikan laporan
sederhana hasil
pengamatan tentang
teknologi yang
digunakan di
kehidupan sehari-hari.
4 Mtk 3.1 Mengenal bangun datar dengan
menggunakan benda-
benda yang ada di
sekitar rumah,
sekolah, atau tempat
bermain .
3.2M engenal bangun
V
pengubinan sederhana
.
3.3M emahami dengan
memperkirakan
panjang suatu benda
menggunakan istilah
sehari-hari (lebih
panjang, lebih pendek)
.
4.1M embentuk berbagai V
bangun datar dengan
menggunakan
berbagai media
4.2M elakukan
pengubinan dari
bangun datar
sederhana tertentu.
Menentukan urutan
berdasarkan panjang
pendeknya benda,
tinggi rendahnya
badan, dan urutan
kelompok berdasarkan
jumlah anggotanya.
4.3M enggunakan ukuran
V
panjang dalam
kehidupan sehari-hari
(lebih panjang, lebih
pendek) .
5 I P S 3.1 Mengenal perubahan dan keberlanjutan
yang terjadi dalam
kehidupan manusia
dan masyarakat
Indonesia pada masa
penjajahan, masa
tumbuhnya rasa
kebangsaan serta
perubahan dalam
aspek sosial, ekonomi,
pendidikan dan
budaya
3.2 Memahami manusia
Indonesia dalam
bentuk-bentuk dan
sifat dinamika
interaksi dengan
lingkungan alam,
sosial, budaya, dan
ekonomi melalui
4.1 Menyajikan hasil
pengamatan mengenai
aktivitas dan
perubahan kehidupan
manusia dalam ruang,
konektivitas antar
ruang dan waktu serta
dan keberlanjutannya
dalam kehidupan
sosial, ekonomi,
pendidikan dan
budaya dalam lingkup
sederhana dari
sumber-sumber yang
tersedia
4.2 Menyajikan V
pemahaman tentang
manusia dalam
hubungannya dengan
kondisi geografis di
wilayah Indonesia
6 SBK 3.1 Mengenal tempat- tempat industri seni,
galeri dan seni
3.2 Mengenal jenis jenis
seni pertunjukan
daerah
3.3 Mengenal gambar
alam, benda, dan
teknik lipat, gunting
dan tempel (3M)
3.4 Mengenal panjang-
pendek bunyi, dan
tinggi-rendah nada
dengan gerak tangan
3.5 Mengenal tari-tari
daerah dan keunikan
geraknya
3.6 Mengetahui berbagai
cara dan pengolahan
media karya seni
3.7 Memahami cerita
terkait situs-situs
budaya.
4.1M embuat laporan
singkat tentang
kunjungan ke tempat-
tempat bersejarah dan
industri seni.
seni pertunjukan di
derah masing-masing
4.3M embuat gambar
alam, benda, karya
seni melalui teknik
lipat, gunting, tempel
dengan berbagai
bahan
4.4M enyanyikan lagu
yang sesuai dengan
panjang-pendek bunyi
dan tinggi rendah
nada disertai dengan
gerak tangan yang
sesuai.
4.5M emperagakan tari-
tari daerah dan
keunikan geraknya
4.6M embuat karya kreatif
berupa benda
aksesoris pelengkap
busana dengan
berbagai bahan dan
cara
4.7M enuturkan cerita
terkait situs-situs
budaya di Indonesia
dengan menggunakan
bahasa nasional dan
daerah
7 PJOK 3.1 Mengenal variasi dan kombinasi
keterampilan gerak
salah satu
permainan bola
besar sesuai
dengan
kemampuan anak
3.2 Mengenal variasi
dan kombinasi
keterampilan
permainan bola
kecil sesuai dengan
kemampuan anak
3.3 Membedakan
variasi dan
kombinasi
keterampilan salah
satu nomor atletik (
dengan
kemampuan anak
3.4 Mengenal permainan
tradisional dalam
olah raga rekreasi
sesuai dengan
kemampuan anak
3.5 Mengenal rangkaian
senam lantai ,
sesuai dengan
kemampuan anak
3.6 Mengenal variasi dan
kombinasi
keterampilan
rangkaian aktivitas
gerak ritmik sesuai
dengan kemampuan
anak
3.7 Mengetahui
salah satu
keterampilan
renang gaya
bebas dan
tekhniknya
sesuai dengan
anak
3.8 Mengetahui jenis
makanan dan
minuman yang
bermanfaat bagi
kesehatan,
pertumbuhan dan
perkembangan
tubuh.
3.9 Mengetahui
aktivitas fisik
sebagaiupaya
pencegahan
penyakit untuk
mengurangi biaya
perawatan
kesehatan.
3.10 Mengetahui jenis-
jenis dan bahaya
penggunaan
NARKOBA diri
sendiri, keluarga
dan masyarakat
luas.
4.1 Menampilkan
gaya variasi dan
keterampilan
dalam
memainkan
salah satu
permainan bola
besar dengan
koordinasi gerak
sesuai dengan
kemampuan
anak
4.2 Menampilkan
variasi dan
kombinasi
keterampilan
dalammemainka
n salah satu
permainan bola
kecil sesuai
dengan
kemampuan
anak
4.3 Menampilkan
variasi dan
kombinasi
keterampilan
salah satu
(jalan cepat, lari,
lompat dan
lempar
denganalat
bantu
atautanpaalat
bantu)) sesuai
dengan
kemampuan
anak.
4.4Memainkan
permainan
tradisionaldalam
olah raga
rekreasisesuai
dengan
kemampuan
anak
4.5 Mempraktikkan
rangkaian
senam lantai
sesuai dengan
kemampuan
anak.
4.6 Menirukan
kombinasi
rangkaian
aktivitas gerak
ritmik sesuai
dengan
kemampuan
anak
4.7 Mempraktikkan
keterampilan satu
gaya renang sesuai
dengan kemampuan
anak
4.8 Menyajikan hasil
interpretasi berbagai
jenis makanan dan
minuman yang
bermanfaat
terhadap kesehatan,
pertumbuhan dan
perkembangan
tubuh.
4.9Menampilkanlangkah
-langkah aktivitas
fisik sebagaiupaya
pencegahan
penyakit untuk
mengurangi biaya
perawatan
kesehatan.
4.10 Mengetahuijenis-
jenis dan bahaya
penggunaan
NARKOBA terhadap
dirinya, keluarga
dan masyarakat
luas sesuai dengan
kemampuan anak.
8 Bina 3.1 Menemukan informasi
Diri tentang manfaat kebersihan dan
keselamatan tubuh
dalam melakukan
aktivitas sehari-hari di
lingkungan keluarga
3.2 Menemukan informasi
tentang manfaat
pemeliharaan dan
menjaga kebersihan
alat reproduksi di
lingkungan keluarga
kegiatan bina diri
melalui bahasa lisan
dan tulisan di
lingkungan keluarga
3.4 Menemukan informasi
tentang cara
melakukan kegiatan
sehari-hari di
lingkungan keluarga
3.5Menemukan informasi
tentang fungsi
kegiatan relaksasi
di lingkungan
keluarga
4.1 Melakukankegiatan
pemeliharaan diri (
makan –minum,
kebersihan diri) di
lingkungan keluarga
4.2 Melakukan kegiatan
dalam hal mengurus
diri (berpakaian,
berhias, bersepatu) di
lingkungan keluarga
4.3M elakukan kegiatan
dalam hal menolong
diri(menghindari
bahaya benda tajam,
obat-obat terlarang,
penggunaan rambu-
rambu lalu lintas di
lingkungan keluarga
4.4B erkomunikasi
(mampu menerima
dan menyampaikan
pesan serta
menyatakan
keinginan) di
lingkungan keluarga
4.5M elakukan kegiatan
sehari-hari yang dapat
berguna untuk diri
sendiri maupun orang
lain (menyiapkan
makan-minum untuk
diri sendiri maupun
orang lain) di
lingkungan keluarga
4.6M elakukan kegiatan dalam
penggunaan waktu luang
(bermain bersama. bercerita,
bernyanyi, rekreasi) di
lingkungan keluarga.
IPS
3.2 Memahami manusia Indonesia dalam bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi melalui berbagai media. 4.2 Menyajikan pemahaman tentang manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia.
SBK
3.3 Mengenal gambar alam, benda, dan teknik lipat, gunting dan tempel (3M)
3.6 Mengetahui berbagai cara dan pengolahan media karya seni
4.3 Membuat gambar alam, benda, karya seni melalui teknik lipat, gunting, tempel dengan berbagai bahan
4.6 Membuat karya kreatif berupa benda aksesoris pelengkap busana dengan berbagai bahan dan cara.
D. JARINGAN TEMA
BAHASA INDONESIA
3.1. Mengenal informasi dari teks anekdot dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
3.2. Mengenal isi teks laporan hasil observasi dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
3.3. Mengenal teks prosedur sederhana dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
4.1 Mengidentifikasi informasi dari teks anekdot dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
4.2. Menulis teks laporan hasil observasi dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
4.3. Memaparkan prosedur sederhana dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
PJOK
3.8 Mengetahui jenis makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
4.8 Menyajikan hasil interpretasi berbagai jenis makanan dan minuman
IPA
3.7 Mengenal hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4.7 Menyajikan laporan sederhana
hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari.
MATEMATIKA
3.1 Mengenal bangun datar dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain .
3.3 Memahami dengan memperkirakan panjang suatu benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang, lebih pendek) .
4.1 Membentuk berbagai bangun datar dengan menggunakan berbagai media
4.3 Menggunakan ukuran panjang dalam kehidupan sehari-hari (lebih
BINADIRI
3.4 Menemukan informasi tentang cara melakukan kegiatan sehari-hari di lingkungan keluarga
4.4 Berkomunikasi (mampu menerima dan menyampaikan pesan serta
menyatakan keinginan) di lingkungan keluarga
Sekolah : SMALB/C
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, Matematika,
IPS, SBK, PJOK,Binadiri
Kelas / Semester : X / I
Tema : Berbagai Pekerjaan
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya sesuai dengan kemampuan
anak berkebutuhan khusus.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural sesuai dengan kemampuan
anak berkebutuhan khusus berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
kemampuan anak berkebutuhan khusus
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
dengan memilih dan memilah kosa kata baku 3.3. Mengenal teks
prosedur sederhana dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosa kata baku.
4.1 Mengidentifikasi informasi dari teks anekdotdalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku
4.2. Menulis teks laporan
SUM- BER BELA-
JAR MATERI
NO KOMPETENSI DASAR POKOK
ALO-PENI- KASI PEMBELAJARAN
LAIAN WAKT U
an Pekerja a40” an
1 Bahasa Indonesia 1.Macam- 1. Mengamati 3.1. Mengenal informasi
dari teks anekdot dalam bahasa Indonesia Lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosa kata baku 3.2. Mengenal isi teks
laporan hasil observasi dalam
macam pekerjaan. 2. Menyimak
bacaan berbagai macam pekerjaan. 3. Menyimak
bacan bidang-bahasa Indonesia gangan bidang lisan dan tulis pekerjaan.
4. Mengamati gambar kegiatan pertanian. 5. Menyimak
bacaan tentang pertanian. 6. Mengamati
gambar hasil pertanian. 7. Mengamati
gambar sumber daya alam. 8. Menyimak
bacaan sumber daya alam. 9. Mengamati
gambar sumber daya alam non hayati. 10.Mengamati
ATERI
PEMBELAJARAN POKOK
kegiatan mendulang emas. 11.Menyimak
bacaan mendulang emas. 12.Menyimak
bacaan tentang perikanan. 13.Membaca cerita
tentang nelayan. 14.Menyimak
bacaan jasa. 15.Mengamati
gambar pekerjaan jasa. 16.Menyimak
bacaan Kaila Sakit Gigi. 17.Menyimak
bacaan perdagangan. 18.Mengamati
gambar kegiatan perdagangan..
Menanyakan
1. Tanya jawab dengan teman mengenai pekerjaan orang tua.
NO KOMPETENSI DASAR
hasil observasi dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata baku 4.3. Memaparkan
prosedur sederhana dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosa kata baku.
2 IPA
3.7 Mengenal hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4.7 Menyajikan
NO KOMPETENSI DASAR
yang digunakan di kehidupan Indonesia dalam bentuk-bentuk dan
sifat dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi melalui berbagai media.
4.2 Menyajikan pemahaman tentang manusia dalam
hubungannya dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia.
ALO- SUM- MATERI
PEMBELAJARAN POKOK
pertanian. 3. Tanya jawab
tentang hasil pertanian. 4. Tanya jawab
tentang kandungan karbohidrat dan vitamin pada hasil- hasil pertanian.
tentang hasil tambang. 7. Tanya jawab
tentang bidang pekerjaan perikanan. 8. Tanya jawab
dengan penjual ikan di pasar tradisional. 9. Tanya jawab
tentang bacaan Jasa.
10.Tanya jawab tentang bacaan Kaila Sakit Gigi. 11.Tanya jawab
tentang
PENI- KASI LAIAN WAKT
U
BER BELA-
PEMBELAJARAN
bagaimana cara merawat gigi.
12.Tanya jawab tentang kegiatan perdagangan. 13.Tanya jawab
dengan pedagang di sekitar sekolah. 14.Wawancara
dengan pedagang yang sukses.
Mengumpulkan informasi
1. Mengelompokk an gambar hasil dari bidang pekerjaan. 2. Mengukur
panjang (cm) benda-benda yang ada di kelas dengan penggaris. 3. Melakukan
percobaan menanam
NO KOMPETENSI DASAR
4 Seni Budaya 3.6 Mengetahui
berbagai cara dan pengolahan media karya seni
MATERI
PEMBELAJARAN POKOK
pengukuran barang-barang hasil pertanian dengan penggaris. 5. Membuat karya
seni dari kulit jagung. 6. Mengisi tabel
hasil dari pertambangan. 7. Membandingka
n panjang- pendek benda- benda hasil tambang. 8. Berkreasi
membuat karya seni dari hasil tambang. 9. Melakukan
kunjungan ke pasar tradisional. 10. Mengukur
hasil perikanan di pasar tradisional. 11.
Membandingka n panjang pendek hasil perikanan. 12. Membuat
karya seni gantungan
ALO- SUM- PENI- KASI LAIAN WAKT
U
BER BELA-
JAR NO KOMPETENSI DASAR
busana dengan berbagai bahan dan cara.
5 Matematika 3.1 Mengenal
bangun datar dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain . 3.3 Memahami
dengan memperkirakan panjang suatu benda
menggunakan istilah sehari- hari (lebih panjang, lebih pendek) . 4.1 Membentuk
MATERI
PEMBELAJARAN POKOK
kunci. 13. Bermain peran
sebagai dokter gigi.
14. Melakukan pengamatan kegiatan perdagangan di lingkungnan sekolah.
Mengasosiasi
1. Melakukan permainan pekerjaan apa yang akan dilakukan nanti. 2. Melakukan
pengamatan tentang karbohidrat atau vitaminnya. 3. Diskusi
tentang hasil dari pertanian. 4. Diskusi
tentang hasil dari NO KOMPETENSI DASAR
ukuran panjang dalam kehidupan sehari-hari (lebih panjang, lebih pendek) .
6
7
PJOK.
3.8 Mengetahui jenis pertumbuhan dan
perkembanga n tubuh. 4.8 Menyajikan
NO KOMPETENSI DASAR
informasi tentang cara melakukan kegiatan sehari- hari di
lingkungan keluarga 4.4 Berkomunikasi
(mampu menerima dan menyampaikan pesan serta menyatakan keinginan) di lingkungan keluarga
ALO- SUM- MATERI
PEMBELAJARAN POKOK
5. Mengelompok kan gambar hasil perikanan. 6. Diskusi
tentang tugas setiap jenis pekerjaan. 7. Membuat
laporan hasil pengamatan menjadi dokter gigi. 8. Membuat
laporan hasil tanya jawab/ wawancara dengan pekerjaan. 2. Menyampikan
informasi jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan nanti. 3. Menceritakan
jenis tanaman apa saja yang
PENI- KASI LAIAN WAKT
U
BER BELA-
NO KOMPETENSI DASAR
informasi tentang kandungan karbohidrat atau vitamin pada hasil tanaman pertanian. 5. Menceritakan
alat dan bahan yang
digunakan
PENI- KASI sayuran di polibag. 7. Menceritakan
kembali kegiatan mendulang emas. 8. Menceritakan
alat dan bahan membuat karya seni dari hasil tambang. 9. Menceritakan
MATERI membuat karya
LAIAN WAKT U
BELA- JAR
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru bertanya jawab tentang pekerjaan orangtua peserta didik.
Peserta didik mengamati gambar tentang berbagai pekerjaan dan bertanyajawab tentang isi gambar.
Dok.PKLK Dikmen Dikbud
TEMA
BERBAGAI PEKERJAAN
Sub
Tema 1
MACAM-MACAM PEKERJAAN
Sumber: Buku IPS kelas IV SD
Guru dan peserta didik menyimpulkan pengertian pekerjaan.
Pekerjaan adalah kegiatan aktif yang dilakukan oleh
manusia. Seseorang yang bekerja akan menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang ada
di sekitar kita beranekaragam.
Peserta didik membaca berbagai bidang pekerjaan secara bergantian
Saat peserta didik membaca, guru memperbaiki kelancaran membaca.
Bidang-bidang Pekerjaan
1. Macam-macam pekerjaan
Pekerjaan adalah tugas yang dilakukan seseorang
berdasarkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Seseorang bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pekerjaan tersebut banyak macamna. Coba
sekarang sebutkan pekerjaan yang ada dalam gambar di bawah ini.
2. Pertanian
Pertanian merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bercocok tanam. Orang yang melakukan kegiatan
pertanian biasanya disebut petani. Kegiatan
3. Pertambangan
Pertambangan adalah bidang pekerjaan yang berkaiatan dengan penggunaan hasil bumi. Beberapa bahan
tambang yang terdapat di Indonesia, antara lain aspal,
minyak bumi, batu bara, belerang, timah, biji besi, biji tembaga, emas, dan perak.
4. Perikanan
Perikanan merupakan bidang pekerjaan yang berkaitan dengan penangkapan, pemeliharaan, dan pembudidayaan
ikan. kegiatan perikanan dapat dilakukan di laut atau di
tambak. Kegiatan perikakan di laut dilakukan oleh nelayan, sedangkan di tambak dilakukan oleh penambak.
5. Jasa
Pekerjaan-pekerjaan dibidang jasa bersifat membantu
atau melayani orang lain. Para pekerja di bidang jasa dapat memberikan tenaga, pikiran, atau keahlian. Salah satu
pekerjaan tersebut ada yang bersifat profesi. Profesi artinya
keahlian dan pendidikan khusus. Contoh guru, dokter, penjahit, sopir dan sebagainya
6. Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan menyalurkan barang dagangan kepada orang lain . Orang yang melakukan
perdagangan disebut pedagang. Ada beberapa jenis
Peserta didik dimotivasi untuk bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
Peserta didik mengisi daftar tabel pekerjaan orangtua.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab dengan teman-temanya mengenai
pekerjaan orang .
Bertanyalah pada temanmu dan tuliskan pada tabel yang
tersedia.
1. Apa pekerjaan ayahmu?
2. Apa pekerjaan ibumu?
Tabel Pekerjaan Orangtua
No Nama Siswa Pekerjaan orang tua
Ayah Ibu
Peserta didik bermain peran tentang berbagai pekerjaan. 1. Tuliskan pekerjaan yang ingin kalian lakukan bila
besar nanti pada selembar kertas.
2. Peragakanlah jenis pekerjaan tersebut di depan
temanmu.
3. Teman-temanmu yang lain akan menebak nama
pekerjaan yang kamu peragakan. Jika tebakan
teman-temanmu benar, berarti kamu telah berhasil memerankan pekerjaan tersebut dengan baik.
4. Lakukanlah secara bergantian di depan kelas.
• Peserta didik menyatakan perasaannya (senang atau sedih).
• Peserta didik mengelompokkan benda dari hasil
bidang pekerjaan.
• Guru memperhatikan pemahaman peserta didik
terhadap hasil bidang pekerjaan.
Ayo Bermain
1 2 3
4 5 6
Dok.google.com Kelompokkanlah menurut hasil dari bidang
pekerjaan !
No. Pernyataan No. Gambar
1. Termasuk hasil pertanian ………... ……….
2. Termasuk hasil
peternakan
………. ……….
Guru menjelaskan tentang ukuran (panjang- pendek) dan manfaat kemampuan mengukur
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya membeli
baju, sepatu atau sandal dengan ukuran yang sesuai.
Peserta didik mengukur benda-benda di dalamkelas dan membandingkan hasil
pengukuran
No. Nama Benda Panjang (cm)
1. Tempat pensil ………
……… 2. Penghapus papan tulis ………
………
2. Meja guru ………
………
4. Meja siswa ………
………
5. Buku tulis ………
………
6. Buku gambar ………
………
7. Pensil ………
………
8. Pulpen ………