• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-51)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

3. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

a. Pengertian Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah model pembelajaran yang diperkenalkan oleh White dan Gustone.

White dan Gustone, menyatakan bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) sebagai model yang efektif untuk memperoleh dan meningkatkan konsep sains peserta didik (Muna, 2017: 75).

Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk menemukan kemampuan peserta didik dalam memprediksi suatu fenomena alam serta alasan mereka dalam membuat prediksi tersebut.

Model pembelajaran ini lebih difokuskan dalam menemukan gejala yang diprediksi, diobservasi, dan dijelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil observasi (Wahyuni, 2013: 270).

Model Predict-Observe-Explain (POE) merupakan rangkaian proses pemecahan masalah dalam mengetahui keterampilan proses belajar peserta didik. Model pembelajaran ini salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkualitas. Peserta didik juga merasa tertantang untuk membuktikan hasil yang telah diprediksi melalui serangkaian kegiatan atau observasi (Hidayah, 2018: 23).

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Menurut Muna (2017:76-77), prosedur model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah meliputi peserta didik dari hasil demonstrasi (predict), melakukan eksperimen (observe), mendiskusikan alasan dari prediksi (hasil demonstrasi) yang dibuat dan terakhir menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan yang telah dilakukan (explain). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme utamanya adalah menekankan pengetahuan baru yang dibangun diatas pengetahuan yang ada/ yang telah dimilik oleh peserta didik. Menurut teori ini, peserta didik membuat hubungan antara apa yang peserta didik sudah tahu dan materi yang peserta didik pelajari.

Setelah membuat hubungan konseptual antara konsep baru dan yang

sudah peserta didik miliki, pengetahuan dibangun dalam pikiran peserta didik melalui proses asimilasi dan akomodasi, seperti yang diusulkan oleh Jean Piaget. Teori Piaget konstruktivisme dipandang erat kaitannya dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) hal ini dikarenakan peserta didik akan secara aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri maupun secara sosial, bukan sebagai proses dimana gagasan guru dipindahkan kepada peserta didik.

Menurut Muna (2017:78-79), pembelajaran dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ini menggunakan 3 langkah utama, yaitu:

1) Prediction (prediksi)

Prediksi suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Dalam membuat dugaan, peserta didik akan diminta guru memberikan alasan dari dugaannya, yaitu mengapa peserta didik memilih prediksi tersebut. Pada proses ini peserta didik diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk menyusun dugaan dengan alasannya, guru tidak membatasi pemikiran peserta didik, karena semakin banyak dugaan yang muncul dari pemikiran peserta didik, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran peserta didik tentang persoalan yang diajukan.

2) Observation (observasi atau pengamatan)

Observasi merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar.

Peserta didik dalam melakukan observasi menggunakan semua indra. Tahap ini peserta didik diajak untuk melakukan percobaan

atau eksperimen, tujuannya yaitu untuk menguji kebenaran prediksi yang disampaikan. Peserta didik mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi.

3) Explanation (eksplanasi)

Eksplanasi yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuian antara dugaan dengan hasil eksperimen pada tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka peserta didik dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Peserta didik akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, peserta didik dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Langkah Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik

Tahap 1 Meramalkan (Predict)

Memberikan

apersepsi terkait materi yang akan dibahas. Bisa melalui demonstrasi

Memberikan prediksi berdasarkan permasalahan yang diambil dari pengalaman peserta didik, atau buku yang memandu suatu peristiwa atau fenomena yang akan dibahas.

Tahap 2 Mengamati (Observe)

Sebagai fasilitator dan mediator

Mengobservasi dengan melakukan eksperimen atau percoban untuk membuktikan prediksi yang telah dibuat, kemudian mencatat hasil pengamatan.

Tahap 3 Menjelaskan (Explain)

Memfasilitasi jalannya diskusi

Mendiskusikan fenomena yang telah diamati secara konseptual-matematis,

membandingkan hasil observasi dengan prediksi sebelumnya bersama kelompok masing-masing.

Mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas.

Sumber: Muna, 2017

c. Krakteristik Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Menurut Muna (2017: 81), model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) hampir sama dengan struktur model berpikir induktif yang memiliki elemen-elemen dasar yakni:

1) Memiliki konsep yang terdiri dari: a. Mengkalkulasikan dan membuat daftar, b. Mengelompokkan, c. Membuat tabel dan kategori.

2) Interpretasi data, yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi hubungan yang penting, b. Mengeksplorasi menghubungan pola-pola dari suatu hubungan-hubungan, c. membuat dugaan dan kesimpulan.

3) Penerapan prinsip terdiri dari: a. Memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena asing, b. Menjelaskan atau mendukung prediksi, c. menguji kebenaran (verifikasi) prediksi.

d. Manfaat Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 81), menjelaskan beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) sebagai berikut:

1) Dapat digunakan untuk menggali gagasan awal yang dimiliki oleh peserta didik dapat dilihat dari hasil prediksi peserta didik.

2) Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran peserta didik melalui yang dibuat peserta didik.

3) Membangkitkan diskusi baik antara peserta didik dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru.

4) Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menyelidiki konsep yang belum dipahami untuk membuktikan hasil prediksinya.

5) Membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelidiki.

e. Kelebihan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 83), kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah sebagai berikut:

1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, dari prediksi yang dibuat peserta didik, guru menjadi tahu konsep awal yang dimiliki peserta didik.

2) Membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk melakukan penyelidikan, untuk membuktikan hasil prediksinya.

3) Dapat mengurangi verbalisme dengan melakukan eksperimen.

4) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi.

5) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan, dengan demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

f. Kekurangan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 83), kekurangan-kekurangan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah sebagai berikut:

1) Memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan dengan persoalan yang disajikan serta eksperimen dan demostrasi yang akan dilakukan serta waktu yang diperlukan karena biasanya waktu yang dibutuhkan lebih banyak.

2) Ketikan melakukan eksperimen dibutuhkan alat-alat dan bahan-bahan yang memadai bagi peserta didik.

3) Dituntut kemampuan dan keterampilan yang lebih bagi guru untuk melakukan kegiatan eksperimen dan demonstrasi, serta dituntut untuk lebih profesional

4) Memerlukan kemauan dan motivasi yang baik dari guru yang bersangkutan sehingga berhasil dalam proses pembelajaran.

4. Materi Pembelajaran Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia a. Pengertian Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

Menurut Sugiono (2018: 26), sistem sirkulasi darah atau disebut juga sistem transportasi adalah proses penyebaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tuguh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. P;ada sirkulasi darah manusia terdapat dua jenis sistem transportasi sebagai penyalur antara sel tubuh dan jaringan, yaitu sistem sirkulais darah dan sistem limfatik. Kedua sistem ini memiliki fungsi memindahkan gizi dari saluran pencernaan ke sel-sel tubuh untuk proses katabolisme, sintesis dan deposit.

b. Organ-Organ Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia 1) Jantung

Jantung terletak dipusat rongga dada. Terletak tepat diatas otot-otot diafragma, yang memisahkan dada dan perut, dan terletak dibawah tulang dada antara kedua paru-paru. Jantung adalah ruang tertutup dan berada pada kantung fibrosa berdinding ganda disebut sebagai selaput jantung. Memberan perikardium menghasilkan sejumlah cairan pericardial yang meminimalkan gesekan yang dihasilkan oleh gerakan jantung. Jantung berfungsi secara mekanis sebagai pompa yang memiliki ruang penerimaan dan ruang pengiriman serta katup (Wijayanti, 2017: 59).

Gambar 2.1 Jantung

(Sumber: https://www.ruangguru.co.id/wp-content/uploads/2018/10/gambar-jantung.jpg)

2) Darah

Menurut Kuntoadi (2019: 61), darah atau blood dalam bahasa inggris atau disebut hema dalam bahasa latgin medis adalah organ tubuh yang bertugas mengangkut berbagai macam materi yang sangat berguna bagi tubuh ataupun materi-materi yang dapat membahayakan tubuh. Rata-rata tiap orang memiliki kandungan darah sebanyak 4-6 liter dalam tubuhnya tergantung berat badan dan usia masing-masing.

a) Fungsi Darah

Menurut Kuntoadi (2019: 61-62), darah sebagai salah satu organ penting dari sistem kardiovaskuler mempunyai beberapa fungsi dasar, yaitu:

(1) Sebagai alat pengangkut atau alat transportasi

Bahan-bahan atau zat-zat yang diangkut oleh darah adalah gas pernapasan (O2 dan CO2), zat-zat nutrisi dari sari makanan yang berguna bagi seluruh jaringan tubuh, sampah sisa metabolisme jaringan tubuh, racun-racun, obat-obatan, zat hormon dan berbagai macam bakteri, virus dan mikroorganisme yang bersifat patogen.

(2) Sebagai zat imunitas pembunuh kuman yang masuk kedalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih.

(3) Menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah.

(4) Menjaga kestabilan suhu dan pH tubuh.

b) Komponen Darah (1) Plasma darah

Menurut Firani (2018: 2), plasma darah merupakan komponen cairan yang mengandung berbagai nutrisi maupun substansi penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh manusia, antara lain protein albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan darah, dan berbagai macam elektrolit natrium (Na+), kalium (K+), klorida (CI+), Magnesium (Mg2+), hormon dan sebagainya.

Gambar 2.2 Plasma Darah

(Sumber:https://images.app.goo.gl/hLbnx4SH6TDuh5wk8) (2) Sel-Sel Darah

(a) Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit adalah komponen pentusun darah dalam bentuk sel yang jumlahnya paling banyak nomor dua setelah plasma darah yaitu 4.000.000/

mikroliter darah (45%). Pada manusia eritrosit dibuat dibuat disumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan cakram biokonkaf. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.

Fungsi eritrosit adalah mengangkut gas-gas pernafasan, yaitu oksigen dan karbondioksida dengan cara berikatan dengan hemoglobin (Kuntoadi, 2019:

63-64).

Gambar 2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit) (Sumber: https://www.pelajaran.co.id/wp-content/uploads/2018/02/Sel-Darah-Merah-Eritrosit.jpg)

(b) Sel Darah Putih (Leukosit)

Menurut Nugrahaeni (2020: 90-91), sel darah putih berasal dari berbagai bentuk dannukuran.

Beberapa sel memiliki nukleus dengan banyak lobus, sedangkan yang lain mengandung satu nukleus bulat besar. Beberapa mengandung sekumpulan butiran disitoplasma, dikenal sebagai granulosit. Terlepas dari perbedaan bentuk, semua berbsgai janois sel darah putih memiliki peran dalam respon imun. Sel darah putih bersirkulasi dalam darah sampai mereka menerima sinyal bahwa bagian tubuh dalam bahaya.

Gambar 2.4 Sel Darah Putih (Leukosit) (Sumber: http://ilmupengetahuan.org/wp-content/uploads/2015/09/sel-darah-putih-150x150.jpg) (c) Keping Darah (Trombosit)

Keping darah atau trombosit adalah salah satu komponen darah yang berperan penting didalam proses pembekuan darah. Jumlahnya adalah sebesar 150.000-300.000/ mikroliter darah (<1%). Trombosit dapat ditemukan dalam darah dan limfa. Sel darah ini tidak memiliki warna dan memiliki siklus hidup hanya selama 10 hari. Trombosit berukuran 2-5 mikron.

Trombosit akan bereaksi jika pembuluh darah rusak atau mengalami luka (Kuntoadi, 2019: 68)

Gambar 2.5 Keping Darah (Trombosit) (Sumber: https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/07/trombosit.jpg) 3) Pembuluh Darah

Menurut Wijayanti (2017: 57-59), dinding pembuluh darah berisi berbagai jaringan fibrosa, jaringan elastis dan otot polos.

Semua pembuluh darah yang dilapisi dengan satu lapisan sel endotel membentuk endhotelium. Sistem sirkulasi darah pada manusia tediri dari beberapa anatomi dan fungsional pembuluh darah yang berbeda, meliputi:

a) Arteri b) Arteriol c) Kapiler d) Vena

Gambar 2.6 Pembuluh Darah Manusia (Sumber:

https://i0.wp.com/www.amongguru.com/wp-content/uploads/2018/05/Screenshot_1339.png?fit=525%2C344&ssl=1) c. Peredaran Darah pada Manusia

Menurut Wijayanti (2017: 55-57), darah dipompa melalui salah satu sirkulasi (sirkulasi pulmonari) dari ventrikel kanan melalui

paru-paru kemudian ke atrium kiri. Selanjutnya dipompa melalui sirkulasi sistemik dari ventrikel kiri melalui semua organ dan jaringan tubuh kecuali paru-paru dan kemudian ke atrium kanan. Pada kedua sirkulasi darah dari jantung disebut arteri, dan yang membawa darah dari salah satu paru-paru atau semua bagian tubuh (organ perifer dan jaringan) kembali ke jantung disebut vena. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui arteri tunggal yang besar disebut aorta. Vena cava dan vena superior inferior yang mengumpulkan darah dari atas setengah dari tubuh. Kemudian kembali melalui kedua vena, darah kembali kembali ke atrium kanan. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui arteri besar tunggal pada batang paru-paru, yang membagi ke dalam dua arteri paru-paru. Darah meninggalkan paru-paru melalui empat vena paru, yang menuju atrium kiri, saat darah mengalir melalui kapiler paru-paru, darah mengambil oksigen yang dipasok ke kantung-kantung udara yang berdekatan dengan pembuluh kapiler. Darah dipompa melalui paru-paru sehingga darah kembali dari organ perifer tubuh melalui vena sistemik.

Gambar 2.7 Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia (Sumber:

https://www.pelajaran.co.id/wp-content/uploads/2017/03/Sistem-Peredaran-Darah.jpg) 5. Penelitian Relevan

a. Widyaningrum, R., Sarwanto. & Karyanto, P (2013) menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai hasil belajar peserta didik sebelum diberikan modul pembelajaran dengan nilai hasil belajar peserta didik setelah diberikan modul pembelajaran. Merujuk pada hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemberian modul berorientasi POE berwawasan lingkungan pada materi pencemaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta kognitif didik.

b. Firdos, N.A.Y., Rudyatami, E. & Herlina, L (2013) menyimpulkan bahwa, terdapat perbedaan signifikan antara nilai delta

prestest-posttest peserta didik kelas eksperimen dengan kontrol. Dengan demikian dapat diartikan bahwa nilai delta posttest-pretest peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kontrol. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada uji t nilai akhir siswa, yaitu 5,275 > 2,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai akhir peserta didik kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kontrol. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai akhir peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kontrol.

c. Banjar, Jamanat, A. & Silitonga, Melva (2017) menyimpulkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada materi sistem peredaran darah manusia di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018 termasuk baik, hasil belajar peserta didik (76,25 ± 10,83) dan aktivitas peserta didik (70,68)

d. Nurfiyani, O.I., suharsono. & Mustofa, R.S. (2019) menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil analisis data dan hipotesis maka diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran POE terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X MIPA 1 SMA Islam Cipasung Singaparna Tahun Ajaran 2019/2020.

e. Wahyuni, S.E., Sudarisman, S. & Karyanto. P (2013) menyimpulkan bahwa rerata hasil belajar pembelajaran POE melalui laboratorium riil lebih tinggi daripada laboratorium vitual baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dalam dokumen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 34-51)

Dokumen terkait