• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN "

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK

PADA MATERI SISTEM SIRKULASI DARAH PADA MANUSIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 GOWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NURUL FADHILA NIM 105441109316

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan Mudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim)

“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman dan berilmu diantaramu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadapapa yang kamu

kerjakan.”

(Q.S Al-Mujadilah:11)

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ikhtiarku kepada Allah SWT, tanda terima kasihku kepada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dalam penyusunan skripsi ini, serta saudaraku tercinta yang telah memberikan bantuan, sahabatku dan orang- orang terdekatku yang memberikan dorongan dan dukungan juga kepada dosen dan teman- teman seperjuanganku.

(7)

vii ABSTRAK

Nurul Fadhila. 2020. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Materi Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia Kelas XI IPA Di SMA Negeri 14 Gowa. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Irmawanty dan Pembimbing II Nurul Magfirah.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest- Control-Group-Design. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa dan sampel yang terdiri dari kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran Predict-Observe- Explain (POE) dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran langsung, dengan cara pengampilan sampel yaitu Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai hasil belajar kognitif peserta didik yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain yaitu 84,31 dan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung yaitu 70,06. Hasil uji hipotesis dengan bantuan SPSS versi 24 for Windows dengan statistik uji Independent t-test menunjukkan nilai signifikan 0,000 atau kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain terhadap hasil belajar kognitif peserta didik materi sistem sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa.

Kata Kunci: Predict-Observe-Explain, Hasil Belajar Kognitif

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada tara kepada seluruh makhluk- Nya terutama manusia. Salam dan shalawat senantiasa dikirimkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang dengan keyakinan itu penulis dapat menyelesaikan kewajiban akademik dalam penyelesaian skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Materi Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia Kelas XI IPA Di SMA Negeri 14 Gowa”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mendapat hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan dapat diatasi.

Melalui kesempatan yang baik ini, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus yang disampaikan oleh penulis kepada kedua orng tuaku tercinta Ayahanda Jamal Pandil dan Ibunda Muttiara serta saudaraku Mutmainnah dan Pipit Ramadhani atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Terima kasih banyak kepasa Prof. Dr. H.Ambo Asse., M.Ag, selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala kebijakan dan dukungannya

(9)

ix

dalam proses perkuliahan serta peranannya sebagai model dalam penyelesaian penelitian sehingga penyusunan skripsi berjalan lancar. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, terima kasih atas dukungan dan kebijakannya sehingga proses perkuliahan maupun penyusunan skripsi diperlancar.

Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah lama memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan selama kuliah hingga proses penyelesaian studi. Bapak dan Ibu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya jurusan Pendidikan Biologi yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

Terima kasih banyak kepada ibu Irmawanty, S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan ibu Nurul Magfirah selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan arahan, petunjuk, dan motivasi kepada penulis mulai dari penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Terima kasih kepada Ibu Dra. Fauziah, MM kepala SMA Negeri 14 Gowa atas izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. Bapak Sunaryo, S.Pd guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Gowa yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian beserta semua guru dan staf di SMA Negeri 14 Gowa atas kesediaanya untuk memberikan informasi dan bantuan yang peneliti butuhkan.

Terima kasih juga untuk sahabatku (Khaidir, Imam, Ila, Biang dan Alma), serta Biologi C 2016 yang selalu memberikan dukungan dan doa atas penyusunan skripsi ini. Rekan-rekan P2K, semoga kebersamaan kita tak sesingkat waktu P2K.

(10)

x

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin.

Makassar, Agustus 2020 Penulis

Nurul Fadhila

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Hasil Belajar ... 9

2. Hasil Belajar Kognitif ... 15

3. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ... 16

(12)

xii

4. Materi Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia ... 23

5. Penelitian yang Relevan ... 30

B. Kerangka Pikir ... 32

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Rancangan Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Definisi Operasional ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 46

2. Analisis Statistik Inferensial ... 53

B. Kerangka Pikir ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65

RIWAYAT HIDUP ... 162

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ... 19

Tabel 3.1 Skema Pretest-Posttest Control Group Design ... 35

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa ... 39

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa... 39

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik ... 41

Tabel 3.5 Standar Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar ... 42

Tabel 3.6 Kategori Nilai N-Gain ... 43

Tabel 4.1 Data Deskriftif Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Klas Kontrol ... 47

Tabel 4.2 Kategori Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Kelas Eksperimen ... 48

Tabel 4.3 Data Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 50

Tabel 4.4 Data Statistik Deskriftif Hasil Beajar Kognitif Peserta Didik Kelas Kontrol ... 50

Tabel 4.5 Kategori Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Kelas Kontrol ... 52

Tabel 4.6 Data Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ... 52

Tabel 4.7 Hasil Uji Rata-Rata Normalitas Gain pada Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

(14)

xiv

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55 Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesei ... 56

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jantung ... 24

Gambar 2.2 Plasma Darah ... 26

Gambar 2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit) ... 26

Gambar 2.4 Sel Darah Putih (Leukosit) ... 27

Gambar 2.5 Keping Darah (Trombosit) ... 28

Gambar 2.6 Pembuluh Darah Manusia ... 29

Gambar 2.7 Mekanisme Sirkulasi Darah Manusia ... 30

Gambar 2.8 Bagan Kerangka Pikir ... 34

Gambar 4.1 Diagram Kategori dan Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 49

Gambar 4.2 Diagram Kategori dan Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas Kontrol... 51

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERSURATAN ... 66

1.1. Surat Izin Penelitian dari LP3M Universitas Muhammadiyah Makassar ... 67

1.2. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan ... 68

1.3. Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari UPT SMA Ngeri 14 Gowa ... 69

1.4. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ... 70

1.5. Kartu Kontrol Penelitian ... 71

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN VALIDASI ... 72

2.1. Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA ... 73

2.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 76

2.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 98

2.4. Lembar Kerja Peserta Didik... 106

2.5. Kisi-Kisi dan Indikator Soal ... 121

2.6. Soal Tes Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik (Pretest dan Posttest)... 122

2.7. Pedoman Penskoran ... 133

2.8. Kunci Jawab ... 134

2.9. Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik ... 135

LAMPIRAN 3 REKAPITULASI NILAI ... 140

3.1. Daftar Hadir Peserta Didik... 141

(17)

xvii

3.2. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik ... 143 3.3. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik ... 145 LAMPIRAN 4 ANALISIS DATA... 149

4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 150 4.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Peserta

Didik Kelas Eksperimen ... 152 4.3. Hasil Analisis Statistik Inferensial Uji Normalitas ... 154 4.4. Hasil Analisis Statistik Inferensial Uji Homogenitas ... 154 4.5. Hasil Analisis Statistik Inferensial Uji Normalitas Gain (N-Gain) 154 4.6. Hasil Analisis Statistik Inferensial Uji Hipotesis... 15 LAMPIRAN 5 DOKUMENTASI ... 156 5.1. Dokumentasi ... 157

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 menuntut setiap satuan pendidikan harus melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Peserta didik dituntut untuk terlibat dengan aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lingkungan sekolah.

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dalam kurikulum 2013, prinsip pembelajaran meliputi: (1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu, (2) guru bukan satu-satunya sumber belajar, (3) menggunakan pendekatan ilmiah, (4) pembelajaran berbasis kompotensi, (5) pembelajaran terpadu, (6) pembelajaran dengan jawaban yang memiliki kebenaran multidimensi, (7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif, (8) meningkatkan dan menyeimbangkan keterampilan fisikal dan keterampilan mental, (9) mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, (10) menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik, (11) pembelajaran berlangsung dirumah, sekolah, dan masyarakat, (12) menerapkan prinsip siapa saja guru, siapa saja peserta didik, dan dimana saja adalah kelas, (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efesiensi dan pembelajaran, (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Dengan demikian diperlukan adanya kerja sama yang baik antara guru, peserta didik,

(19)

maupun lingkungan sekolah untuk dapat mewujudkan prinsip pembelajaran sesuai yang tercantum dalam Permendikbud tersebut.

Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik kedalam proses belajar sehingga dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai- nilai. Ketika proses pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik yang memungkinkan bagi guru untuk dapat mengenali karakteristik serta potensi yang dimiliki peserta didik. Demikian pula sebaliknya, pada saat pembelajaran peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga potensi tersebut dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, pendidikan bukan lagi memberikan rangsangan akan tetapi mengembangkan yang dimiliki.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2009: 329), faktor internal, merupakan faktor-faktor yang datangnya dari diri sendiri, seperti kurang lengkapnya anggota tubuh atau kondisi tubuh (kesehatan dan cacat tubuh), selain itu dapat pula faktor psikologis, yaitu berupa kecerdasan (IQ), minat, perhatian, bakat, motif dan lain-lain. Adapun faktor eksternal, turut pula dalam menentukan kondisi belajar, faktor ini merupakan faktor yang datangnya dari luar individu, atau faktor lingkungan dimana seseorang berada, seperti lingkungan keluarga (orang tua, suasana

(20)

rumah, dan kondisi ekonomi keluarga), faktor lingkungan sekolah (kurikulum, hubungan sosial antar guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, alat pembelajaran, keadaan sekolah, dan sebagainya), dan bentuk kehidupan atau lingkungan dimasyarakat.

Proses pembelajaran tidak cukup dilaksanakan dengan menyampaikan informasi dan prinsip-prinsip, tetapi mempertimbangkan pemahaman konsep- konsep yang harus dikuasi oleh peserta didik melalui pengalamannya. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student-centered daripada teacher-centered.

Sebagian besar waktu proses belajar mengajar berlangsung dengan berbasis pada aktivitas peserta didik (Al-Tabany, 2017: 145). Dalam menumbuhkan keaktifan peserta didik diperlukan adanyanya berbagai upaya salah satunya menentukan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 14 Gowa menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa adalah 60 sedangkan standar dari KKM pembelajaran Biologi adalah 75.

Artinya kebanyakan peserta didik di kelas XI IPA, memiliki hasil belajar yang rendah atau belum mampu mencapai nilai KKM daripada yang mencapai KKM dengan persentase 50% yang tidak tuntas dan 50% yang tuntas.

Berdasarkan situasi diatas, dapat menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik di kelas tersebut masih belum optimal sehingga perlu untuk ditingkatkan, hal ini disebakan karena dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas diketahui bahwa peserta didik belum terlibat aktif dalam proses

(21)

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran masih satu arah teaching centre learning (TCL) yang dapat mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan terbatas pada apa yang diberikan. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran peserta didik hanya mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selain itu peserta didik juga kurang mampu mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan dalam menyelesaikan permasalahan. Salah satu model pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk membangun pengetahuannya yaitu model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan rangkaian proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh peserta didik melalui tahap prediksi atau membuat dugaan awal (predict), pengamatan atau pembuktian dugaan (observe), serta menjelaskan terhadap hasil pengamatan (explain). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ini mampu membantu peserta didik lebih aktif berfikir selama pembelajaran terutama dalam membuktikan suatu konsep berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan (Hidayah, 2018: 23). Pengalaman dalam belajar ini dapat mempermudah peserta didik memahami dan mengingat materi yang sedang dipelajari yang akan berdampak pada peningkatan penguasaan konsep peserta didik (Atriyanti, 2015: 62).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik pada Materi Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia Kelas XI IPA Di SMA Negeri 14 Gowa”.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Predict-

Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan alternatif pada pembelajaran biologi dan sebagai

(23)

salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik melalui model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi.

b. Bagi Guru

Membantu guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik

c. Bagi Peserta Didik

Meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik dalam proses pembelajaran serta mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran serta menambah pengetahuan penulis sehingga dapat dijadikan bekal dimasa yang akan datang.

e. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi acuan dalam penelitian sejenis.

(24)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dalam Rosyid (2019:12), hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.

Sunarto dalam Husamah (2018:20), menyatakan bahwa hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan ini berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar merupakan prestasi yang di capai setelah siswa menyelesaikan sejumlah pelajaran. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Adapun prestasi merupakan hasil yang di peroleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. (Sinar, 2018:20-21).

(25)

8

Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran tertentu.

(26)

Keberhasilan anak-anak mencapai tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi yang merupakan penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan yang efektif terhadap pemenuhan kebutuhan peserta didik. Prestasi belajar peserta didik tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan (Susanto, 2013: 5).

Selama proses belajar mengajar, sudah ditentukan standarisasi atau indikator-indikator tertentu sesuai apa yang ingin dicapai oleh pendidik. Indikator tersebut digambarkan dalam proses dan hasil belajar dengan harapan peserta didik mampu untuk mencapai hasilnya sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, kemampuan yang terdapat dalam tujuan pembelajaran mencakup pula tujuan akhir pembelajaran yang harus dicapai peserta didik dari hasil belajar (Rosyid, 2019: 11).

Hasil Belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhannya yang mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. (Surya, 2003:25). Jadi, hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun kelompok (Ibrohim, 2918:18).

Menurut Rosyid (2019: 12), hasil belajar dapat ditentukan apabila peserta didik memiliki tujuan dan proses pembelajaran yang memiliki standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwanya dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dengan itu, pembelajaran akan memiliki tujuan tertentu sehingga

(27)

dalam pelaksanaannya akan berjalan sistematis dan terarah. Selain itu, hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana peserta didik dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf atau simbol yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan.

b. Ciri-Ciri Hasil Belajar

Menurut Rosyid (2019: 11), karakteristik prestasi belajar juga menjadi bagian dari karakteristik interaksi belajar yang bernilai edukatif dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Prestasi belajar memiliki tujuan 2) Mempunyai prosedur

3) Adanya materi yang telah ditentukan 4) Ditandai dengan aktivitas peserta didik 5) Pengoptimalan peran guru

6) Kedisiplinan

7) Memiliki batas waktu 8) Evaluasi

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Darmadi (2017: 303-305), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik mencakup faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

(28)

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri yang terdiri dari faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan); dan faktor kelelahan.

2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu.

Faktornya terdiri dari faktor keluarga (cara mendidik, relasi antara anggota keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Menurut Tim Pengembangan MKDP (2013: 140-141), secara umum, hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri peserta didik dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diripeserta didik.

Yang tergolong faktor internal ialah:

1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupunketurunanyang meliputi:

(29)

3) Faktor intelektual terdiri atas:

a) Faktor potensial, yaitu inteligensi dan bakat.

b) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

4) Faktor nonintelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebaginya.

5) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal ialah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah c) Faktor lingkungan masyarakat d) Faktor kelompok

2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan sebagainya.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya

4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Menurut Syah (2015:145-156), menjelaskan bahwa secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dapat kita bedakan menjadi 3 macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) peserta didik. Pada aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan

(30)

tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ- organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan integritas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Sedangkan pada aspek psikologis, banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan/intelegensi peserta didik, sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat peserta didik, dan motivasi belajar.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Faktor eksternal peserta didik juga terdiri dari dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik.

Lingkungan sosial peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

(31)

ketegangan keluarga dan demografi keluarga semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai peserta didik. Sedangkan pada lingkungan nonsosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini merupakan seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

d. Macam-Macam Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 6-11), macam-macam hasil belajar sebagai berikut:

1) Pemahaman Konsep, diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan dengan kriteria pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan mengintreprestasikan sesuatu, mampu

(32)

memberikan gambaran atau tidak sekedar megetahui, mampu emberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif dan prosesnya bertahap masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri. Untuk mengukur hasil belajar peserta didik berupa pemahaman konsep, guru melakukan evaluasi produk seperti tes baik secara lisan maupun tertulis (ulangan).

2) Keterampilan Proses, merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu peserta didik dengan mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab, disiplin, dan kerja sama. Terdapat enam aspek keterampilan proses yaitu observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunisasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.

3) Sikap, diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan temnik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu maupun objek. Terdapat tiga komponen struktur sikap yaitu komponen kognitif merupakan respresentasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap;

komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.

(33)

e. Manfaat Hasil Belajar

Menurut Syahputra (2020: 27), manfaat hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sesorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar tertentu. Pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada peserta didik merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar peserta didik,dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan. Hasil belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga bermanfaat untuk:

1) Menambah pengetahuan

2) Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya 3) Lebih mengembangkan keterampilannya

4) Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal 5) Lebiih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya 2. Hasil Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif menekankan bahwa tingkah laku peserta didik ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan ndengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai perilaku yang tampak. Teori belajar kognitif memiliki perspektif bahwa peserta

(34)

diidk memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya, mengorganisir, menyimpan dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada (Simatupang:

2019: 27)

Menurut Astiti (2017: 21), aspek kognitif mencakup pengetahuan dan perkembangan keterampilan intelektual. Menurut Bloom (1956), jenjang aspek kognitif terdiri dari enam jenjang yaitu, (1) pengetahuan (Knowledge), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (syntesis), dan (6) evaluasi (evaluation) yang kemudian direvisi menjadi (1) mengingat (remembering), (2) memahami (understanding), (3) menerapkan (applying), (4) menganalisis (analyzing), (5) mengevaluasi (evaluating), (6) menciptakan (creating).

3. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

a. Pengertian Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah model pembelajaran yang diperkenalkan oleh White dan Gustone.

White dan Gustone, menyatakan bahwa model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) sebagai model yang efektif untuk memperoleh dan meningkatkan konsep sains peserta didik (Muna, 2017: 75).

Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk menemukan kemampuan peserta didik dalam memprediksi suatu fenomena alam serta alasan mereka dalam membuat prediksi tersebut.

(35)

Model pembelajaran ini lebih difokuskan dalam menemukan gejala yang diprediksi, diobservasi, dan dijelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil observasi (Wahyuni, 2013: 270).

Model Predict-Observe-Explain (POE) merupakan rangkaian proses pemecahan masalah dalam mengetahui keterampilan proses belajar peserta didik. Model pembelajaran ini salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkualitas. Peserta didik juga merasa tertantang untuk membuktikan hasil yang telah diprediksi melalui serangkaian kegiatan atau observasi (Hidayah, 2018: 23).

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Menurut Muna (2017:76-77), prosedur model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah meliputi peserta didik dari hasil demonstrasi (predict), melakukan eksperimen (observe), mendiskusikan alasan dari prediksi (hasil demonstrasi) yang dibuat dan terakhir menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan yang telah dilakukan (explain). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme utamanya adalah menekankan pengetahuan baru yang dibangun diatas pengetahuan yang ada/ yang telah dimilik oleh peserta didik. Menurut teori ini, peserta didik membuat hubungan antara apa yang peserta didik sudah tahu dan materi yang peserta didik pelajari.

Setelah membuat hubungan konseptual antara konsep baru dan yang

(36)

sudah peserta didik miliki, pengetahuan dibangun dalam pikiran peserta didik melalui proses asimilasi dan akomodasi, seperti yang diusulkan oleh Jean Piaget. Teori Piaget konstruktivisme dipandang erat kaitannya dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) hal ini dikarenakan peserta didik akan secara aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri maupun secara sosial, bukan sebagai proses dimana gagasan guru dipindahkan kepada peserta didik.

Menurut Muna (2017:78-79), pembelajaran dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ini menggunakan 3 langkah utama, yaitu:

1) Prediction (prediksi)

Prediksi suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Dalam membuat dugaan, peserta didik akan diminta guru memberikan alasan dari dugaannya, yaitu mengapa peserta didik memilih prediksi tersebut. Pada proses ini peserta didik diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk menyusun dugaan dengan alasannya, guru tidak membatasi pemikiran peserta didik, karena semakin banyak dugaan yang muncul dari pemikiran peserta didik, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran peserta didik tentang persoalan yang diajukan.

2) Observation (observasi atau pengamatan)

Observasi merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar.

Peserta didik dalam melakukan observasi menggunakan semua indra. Tahap ini peserta didik diajak untuk melakukan percobaan

(37)

atau eksperimen, tujuannya yaitu untuk menguji kebenaran prediksi yang disampaikan. Peserta didik mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi.

3) Explanation (eksplanasi)

Eksplanasi yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuian antara dugaan dengan hasil eksperimen pada tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka peserta didik dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Peserta didik akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, peserta didik dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

Langkah Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik

Tahap 1 Meramalkan (Predict)

Memberikan

apersepsi terkait materi yang akan dibahas. Bisa melalui demonstrasi

Memberikan prediksi berdasarkan permasalahan yang diambil dari pengalaman peserta didik, atau buku yang memandu suatu peristiwa atau fenomena yang akan dibahas.

(38)

Tahap 2 Mengamati (Observe)

Sebagai fasilitator dan mediator

Mengobservasi dengan melakukan eksperimen atau percoban untuk membuktikan prediksi yang telah dibuat, kemudian mencatat hasil pengamatan.

Tahap 3 Menjelaskan (Explain)

Memfasilitasi jalannya diskusi

Mendiskusikan fenomena yang telah diamati secara konseptual-matematis,

membandingkan hasil observasi dengan prediksi sebelumnya bersama kelompok masing-masing.

Mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas.

Sumber: Muna, 2017

c. Krakteristik Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE)

(39)

Menurut Muna (2017: 81), model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) hampir sama dengan struktur model berpikir induktif yang memiliki elemen-elemen dasar yakni:

1) Memiliki konsep yang terdiri dari: a. Mengkalkulasikan dan membuat daftar, b. Mengelompokkan, c. Membuat tabel dan kategori.

2) Interpretasi data, yang terdiri dari: a. Mengidentifikasi hubungan yang penting, b. Mengeksplorasi menghubungan pola-pola dari suatu hubungan-hubungan, c. membuat dugaan dan kesimpulan.

3) Penerapan prinsip terdiri dari: a. Memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena asing, b. Menjelaskan atau mendukung prediksi, c. menguji kebenaran (verifikasi) prediksi.

d. Manfaat Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 81), menjelaskan beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan model pembelajaran Predict-Observe- Explain (POE) sebagai berikut:

1) Dapat digunakan untuk menggali gagasan awal yang dimiliki oleh peserta didik dapat dilihat dari hasil prediksi peserta didik.

2) Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran peserta didik melalui yang dibuat peserta didik.

3) Membangkitkan diskusi baik antara peserta didik dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru.

(40)

4) Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menyelidiki konsep yang belum dipahami untuk membuktikan hasil prediksinya.

5) Membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk menyelidiki.

e. Kelebihan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 83), kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah sebagai berikut:

1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, dari prediksi yang dibuat peserta didik, guru menjadi tahu konsep awal yang dimiliki peserta didik.

2) Membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik untuk melakukan penyelidikan, untuk membuktikan hasil prediksinya.

3) Dapat mengurangi verbalisme dengan melakukan eksperimen.

4) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi.

5) Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan, dengan demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

f. Kekurangan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Menurut Muna (2017: 83), kekurangan-kekurangan dari model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah sebagai berikut:

(41)

1) Memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan dengan persoalan yang disajikan serta eksperimen dan demostrasi yang akan dilakukan serta waktu yang diperlukan karena biasanya waktu yang dibutuhkan lebih banyak.

2) Ketikan melakukan eksperimen dibutuhkan alat-alat dan bahan- bahan yang memadai bagi peserta didik.

3) Dituntut kemampuan dan keterampilan yang lebih bagi guru untuk melakukan kegiatan eksperimen dan demonstrasi, serta dituntut untuk lebih profesional

4) Memerlukan kemauan dan motivasi yang baik dari guru yang bersangkutan sehingga berhasil dalam proses pembelajaran.

4. Materi Pembelajaran Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia a. Pengertian Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia

Menurut Sugiono (2018: 26), sistem sirkulasi darah atau disebut juga sistem transportasi adalah proses penyebaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tuguh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. P;ada sirkulasi darah manusia terdapat dua jenis sistem transportasi sebagai penyalur antara sel tubuh dan jaringan, yaitu sistem sirkulais darah dan sistem limfatik. Kedua sistem ini memiliki fungsi memindahkan gizi dari saluran pencernaan ke sel-sel tubuh untuk proses katabolisme, sintesis dan deposit.

b. Organ-Organ Sistem Sirkulasi Darah pada Manusia 1) Jantung

(42)

Jantung terletak dipusat rongga dada. Terletak tepat diatas otot-otot diafragma, yang memisahkan dada dan perut, dan terletak dibawah tulang dada antara kedua paru-paru. Jantung adalah ruang tertutup dan berada pada kantung fibrosa berdinding ganda disebut sebagai selaput jantung. Memberan perikardium menghasilkan sejumlah cairan pericardial yang meminimalkan gesekan yang dihasilkan oleh gerakan jantung. Jantung berfungsi secara mekanis sebagai pompa yang memiliki ruang penerimaan dan ruang pengiriman serta katup (Wijayanti, 2017: 59).

Gambar 2.1 Jantung

(Sumber: https://www.ruangguru.co.id/wp-content/uploads/2018/10/gambar- jantung.jpg)

2) Darah

Menurut Kuntoadi (2019: 61), darah atau blood dalam bahasa inggris atau disebut hema dalam bahasa latgin medis adalah organ tubuh yang bertugas mengangkut berbagai macam materi yang sangat berguna bagi tubuh ataupun materi-materi yang dapat membahayakan tubuh. Rata-rata tiap orang memiliki kandungan darah sebanyak 4-6 liter dalam tubuhnya tergantung berat badan dan usia masing-masing.

(43)

a) Fungsi Darah

Menurut Kuntoadi (2019: 61-62), darah sebagai salah satu organ penting dari sistem kardiovaskuler mempunyai beberapa fungsi dasar, yaitu:

(1) Sebagai alat pengangkut atau alat transportasi

Bahan-bahan atau zat-zat yang diangkut oleh darah adalah gas pernapasan (O2 dan CO2), zat-zat nutrisi dari sari makanan yang berguna bagi seluruh jaringan tubuh, sampah sisa metabolisme jaringan tubuh, racun-racun, obat-obatan, zat hormon dan berbagai macam bakteri, virus dan mikroorganisme yang bersifat patogen.

(2) Sebagai zat imunitas pembunuh kuman yang masuk kedalam tubuh yang dilakukan oleh sel darah putih.

(3) Menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah.

(4) Menjaga kestabilan suhu dan pH tubuh.

b) Komponen Darah (1) Plasma darah

Menurut Firani (2018: 2), plasma darah merupakan komponen cairan yang mengandung berbagai nutrisi maupun substansi penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh manusia, antara lain protein albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan darah, dan berbagai macam elektrolit natrium (Na+), kalium (K+), klorida (CI+), Magnesium (Mg2+), hormon dan sebagainya.

(44)

Gambar 2.2 Plasma Darah

(Sumber:https://images.app.goo.gl/hLbnx4SH6TDuh5wk8) (2) Sel-Sel Darah

(a) Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit adalah komponen pentusun darah dalam bentuk sel yang jumlahnya paling banyak nomor dua setelah plasma darah yaitu 4.000.000/

mikroliter darah (45%). Pada manusia eritrosit dibuat dibuat disumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan cakram biokonkaf. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.

Fungsi eritrosit adalah mengangkut gas-gas pernafasan, yaitu oksigen dan karbondioksida dengan cara berikatan dengan hemoglobin (Kuntoadi, 2019:

63-64).

(45)

Gambar 2.3 Sel Darah Merah (Eritrosit) (Sumber: https://www.pelajaran.co.id/wp- content/uploads/2018/02/Sel-Darah-Merah-Eritrosit.jpg)

(b) Sel Darah Putih (Leukosit)

Menurut Nugrahaeni (2020: 90-91), sel darah putih berasal dari berbagai bentuk dannukuran.

Beberapa sel memiliki nukleus dengan banyak lobus, sedangkan yang lain mengandung satu nukleus bulat besar. Beberapa mengandung sekumpulan butiran disitoplasma, dikenal sebagai granulosit. Terlepas dari perbedaan bentuk, semua berbsgai janois sel darah putih memiliki peran dalam respon imun. Sel darah putih bersirkulasi dalam darah sampai mereka menerima sinyal bahwa bagian tubuh dalam bahaya.

(46)

Gambar 2.4 Sel Darah Putih (Leukosit) (Sumber: http://ilmupengetahuan.org/wp- content/uploads/2015/09/sel-darah-putih-150x150.jpg) (c) Keping Darah (Trombosit)

Keping darah atau trombosit adalah salah satu komponen darah yang berperan penting didalam proses pembekuan darah. Jumlahnya adalah sebesar 150.000- 300.000/ mikroliter darah (<1%). Trombosit dapat ditemukan dalam darah dan limfa. Sel darah ini tidak memiliki warna dan memiliki siklus hidup hanya selama 10 hari. Trombosit berukuran 2-5 mikron.

Trombosit akan bereaksi jika pembuluh darah rusak atau mengalami luka (Kuntoadi, 2019: 68)

(47)

Gambar 2.5 Keping Darah (Trombosit) (Sumber: https://hellosehat.com/wp- content/uploads/2018/07/trombosit.jpg) 3) Pembuluh Darah

Menurut Wijayanti (2017: 57-59), dinding pembuluh darah berisi berbagai jaringan fibrosa, jaringan elastis dan otot polos.

Semua pembuluh darah yang dilapisi dengan satu lapisan sel endotel membentuk endhotelium. Sistem sirkulasi darah pada manusia tediri dari beberapa anatomi dan fungsional pembuluh darah yang berbeda, meliputi:

a) Arteri b) Arteriol c) Kapiler d) Vena

Gambar 2.6 Pembuluh Darah Manusia (Sumber: https://i0.wp.com/www.amongguru.com/wp-

content/uploads/2018/05/Screenshot_1339.png?fit=525%2C344&ssl=1) c. Peredaran Darah pada Manusia

Menurut Wijayanti (2017: 55-57), darah dipompa melalui salah satu sirkulasi (sirkulasi pulmonari) dari ventrikel kanan melalui paru-

(48)

paru kemudian ke atrium kiri. Selanjutnya dipompa melalui sirkulasi sistemik dari ventrikel kiri melalui semua organ dan jaringan tubuh kecuali paru-paru dan kemudian ke atrium kanan. Pada kedua sirkulasi darah dari jantung disebut arteri, dan yang membawa darah dari salah satu paru-paru atau semua bagian tubuh (organ perifer dan jaringan) kembali ke jantung disebut vena. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui arteri tunggal yang besar disebut aorta. Vena cava dan vena superior inferior yang mengumpulkan darah dari atas setengah dari tubuh. Kemudian kembali melalui kedua vena, darah kembali kembali ke atrium kanan. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui arteri besar tunggal pada batang paru-paru, yang membagi ke dalam dua arteri paru-paru. Darah meninggalkan paru-paru melalui empat vena paru, yang menuju atrium kiri, saat darah mengalir melalui kapiler paru-paru, darah mengambil oksigen yang dipasok ke kantung-kantung udara yang berdekatan dengan pembuluh kapiler. Darah dipompa melalui paru-paru sehingga darah kembali dari organ perifer tubuh melalui vena sistemik.

(49)

Gambar 2.7 Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia (Sumber: https://www.pelajaran.co.id/wp-content/uploads/2017/03/Sistem-

Peredaran-Darah.jpg) 5. Penelitian Relevan

a. Widyaningrum, R., Sarwanto. & Karyanto, P (2013) menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai hasil belajar peserta didik sebelum diberikan modul pembelajaran dengan nilai hasil belajar peserta didik setelah diberikan modul pembelajaran. Merujuk pada hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemberian modul berorientasi POE berwawasan lingkungan pada materi pencemaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta kognitif didik.

b. Firdos, N.A.Y., Rudyatami, E. & Herlina, L (2013) menyimpulkan bahwa, terdapat perbedaan signifikan antara nilai delta prestest-

(50)

posttest peserta didik kelas eksperimen dengan kontrol. Dengan demikian dapat diartikan bahwa nilai delta posttest-pretest peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kontrol. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada uji t nilai akhir siswa, yaitu 5,275 > 2,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai akhir peserta didik kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kontrol. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai akhir peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kontrol.

c. Banjar, Jamanat, A. & Silitonga, Melva (2017) menyimpulkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe- Explain (POE) pada materi sistem peredaran darah manusia di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 14 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018 termasuk baik, hasil belajar peserta didik (76,25 ± 10,83) dan aktivitas peserta didik (70,68)

d. Nurfiyani, O.I., suharsono. & Mustofa, R.S. (2019) menyimpulkan bahwa, berdasarkan hasil analisis data dan hipotesis maka diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran POE terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X MIPA 1 SMA Islam Cipasung Singaparna Tahun Ajaran 2019/2020.

e. Wahyuni, S.E., Sudarisman, S. & Karyanto. P (2013) menyimpulkan bahwa rerata hasil belajar pembelajaran POE melalui laboratorium riil lebih tinggi daripada laboratorium vitual baik pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

(51)

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang optimal yaitu adanya interaksi timbal balik antara guru dengan peserta didik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang mendukung berbagai kegiatan dan tindakan pada proses pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja yang melibatkan peserta didik untuk belajar pada suatu lingkungan dalam melakukan kegiatan pada kondisi tertentu. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang mendukung, yang dapat mendorong peserta didik agar tidak kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran dan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar kognitif peserta didik mencapai KKM.

Pada proses pembelajaran terdapat peserta didik yang dalam kegiatan belajarnya hanya mencatat apa yang diterangkan oleh guru, peserta didik juga kurang mampu mengaitkan fakta-fakta yang ditemukan dalam menyelesaikan permasalahan. Peserta didik masih kurang aktif dalam menggali informasi mengenai materi pembelajaran, dominasi guru yang masih lebih besar dibandingkan dengan peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa, dimana dalam proses pembelajaran keaktifan peserta didik masih kurang hal ini dikarenakan peserta didik lebih banyak bermain tanpa memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Hal ini yang menyebabkan situasi belajar menjadi monoton dan peserta didik menjadi kurang aktif. Untuk itu diperlukan adanya inovasi pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran

(52)

yang sesuai dengan materi pembelajaran, juga menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga hasil belajar kognitif peserta didik mencapai KKM.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia yaitu model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, serta terampil dalam mengkomunikasikan pemikiran dan hasil diskusinya. Model pembelajaran ini dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang dimulai dengan titik padang peserta didik, bukan guru atau ilmuan, sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) diharapkan dapat membantu proses pembelajaran agar peserta didik lebih memahami konsep pembelajaran dan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga mudah memahami materi yang diberikan oleh guru yang menyebabkan hasil belajar kognitif peserta didik mencapai KKM.

Adapun karangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan 2.8 sebagai berikut:

Peserta didik pasif dan sulit memahami materi pelajaran Biologi

(53)

Gambar 2.8 Bagan Karangka Pikir C. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini yaitu, ada pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia Kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Gowa.

Pembelajaran di kelas satu arah Teaching Centre Learning (TCL) dan pemberian tugas

Hasil belajar kognitif tidak mencapai KKM

Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe- Explain (POE)

Membantu peserta didik lebih aktif dan membangun pemahaman konsep

pembelajaran

Hasil belajar kognitif mencapai KKM

(54)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design, dalam desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pada desain ini menggunakan dua kelas, yaitu kelaseksperimend an kelas kontrol. Kelas eksperimen sebagai kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

2. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain Pretest-Posttest Control Group Design. Desain ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Skema Pretest-Posttest Control Group Design

Subjek Pretest Perlakuan Posttest

R1 O1 X O2

R2 O3 O4

Sumber: Sugiyono, 2018: 79 Keterangan:

R1 = Kelas eksperimen R2 = Kelas kontrol

O1 = Nilai tes awal (pretest) kelas eksperimen O2 = Nilai tes awal (pretest) kelas kontrol

(55)

O3 = Nilai tes akhir (posttest) kelas eksperimen O4 = Nilai tes akhir (posttest) kelas kontrol

X = Perlakuan yang diberikan, dengan model pembelajaran Predict Observe-Explain (POE).

3. Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (bebas). Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) yaitu model Predict-Observe-Explain (POE) dan variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia.

4. Waktu dan tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 14 Gowa, waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 pada bulan Mei-Agustus 2020.

5. Prosedur penelitian

Adapun rencana prosedur penelitian ini yaitu:

a. Observasi

1) Membuat surat izin penelitian untuk observasi ke sekolah

2) Bertemu dengan kepala sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan membawa surat izin penelitian untuk observasi.

3) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

(56)

4) Melakukan wawancara dengan salah seorang guru biologi mengenai permasalahan dalam pembelajaran biologi yang ada di SMA Negeri 14 Gowa

5) Mengamati proses pembelajaran di dalam kelas.

b. Persiapan

1) Menentukan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) sebagai solusi dari permasalahan yang didapatkan setelah melakukan observasi di SMA Negeri 14 Gowa.

2) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) serta kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

3) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP dan LKPD.

4) Membuat instrument penelitian berupa pretest dan posttest yakni tes tertulis berupa soal pilihan ganda mengenai materi sistem sirkulasi pada manusia

5) Melakukan uji validasi perangkat dan instrumen pembelajaran ke validator.

c. Pelaksanaan

Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran pada kelas yang sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan RPP dan instrumen yang telah dibuat dan diuji

(57)

kevalidannya serta dilakukan selama 6 kali pertemuan. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan penelitian:

1) Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur tingkat kecakapan berfikir rasional peserta didik sebelum diberi perlakuan (treatment).

2) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) melalui kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian ini.

3) Memberikan tes akhir (posttest) nuntuk mengukur tingkat kecakapan rasional peserta didik dan membuat kesimpulan.

d. Evaluasi

1) Evaluasi pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada saat akhir pembelajaran setelah diterapkan model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) dengan dilakukan post-test menggunakan soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal.

2) Setelah data hasil evaluasi pembelajaran diperoleh, selanjutnya melakukan analisis data.

3) Menyusun laporan hasil penelitian.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa yang terdaftar pada tahun ajaran 2020/2021.

Jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(58)

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa Kelas Jumlah Peserta Didik (Orang)

XI IPA 1 35

XI IPA 2 35

XI IPA 3 35

XI IPA 4 35

XI IPA 5 35

Jumlah 175

Sumber: SMA Negeri 14 Gowa, 2020

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas belajar kontrol. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling.

Simple random sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel secara acak, dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

Tabel. 3.3 Sampel Penelitian Kelas XI IPA SMA Negeri 14 Gowa Kelas Jumlah Peserta Didik (Orang)

XI IPA 2 35

XI IPA 3 35

Jumlah 70

Sumber: SMA Negeri 14 Gowa, 2020

C. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:

(59)

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) yaitu, tahap-tahap kegiatan (fase) yang dilakukan oleh peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Yang mana tahapan tersebut terdiri dari tiga tahap yaitu, memprediksi, mengamati dan menjelaskan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yaitu kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah dilakukan pembelajaran dengan model Predict-Observe-Explain (POE).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik pada materi sistem sirkulasi darah pada manusia berupa tes dan non tes. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Soal yang diberikan mengukur ranah kognitif yang meliputi C1 (ingatan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis). Sedangkan non tes dengan menggunakan lembar observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan terdiri dari:

1. Tes

Tes dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest pada akhir materi pembelajaran sistem sirkulasi darah pada manusia. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal.

(60)

2. Non Tes

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dibuat dalam bentuk tabel. Jadi dalam pengisiannya, yaitu mencatat jumlah peserta didik yang aktif pada tahapan-tahapan model pembelajaran yang dilakukan untuk melihat dan menilai kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian dan hasil penelitian dokumentasi ini akan menjadi sangat kuat kedudukannya.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai pencapaian hasil belajar kognitif peserta didik bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, hasil belajar kognitif yang diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria hasil belajar seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik

Interval Nilai Predikat Keterangan

93 – 100 A Sangat Baik

84 – 92 B Baik

75 – 83 C Cukup

Referensi

Dokumen terkait

Wakatobi untuk 5 tahun kedepan , dimana dalam perhitungan perkiraan pendanaan APBD Kota; APBD Provinsi; APBN dan Non Pemerintah untuk rencana program

bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a , maka Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan

RKA - SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2014 Organisasi Urusan Pemerintahan : : 1.03.. - DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN

Dengan demikian, pemahaman konsep terhadap pembelajaran matematika merupakan hal yang penting, karena hal tersebut merupakan suatu dasar yang akan menuntun siswa untuk memahami

Pri pregledu in primerjavi izračunanih podatkov kriminalitetno število kaznivih dejanj v zvezi z drogami na 10.000 prebivalcev, sem za povprečje vzel podatek za Slovenijo, je

di Dukuh Baksari, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Di Kecamatan Cepogo, khususnya Desa Mliwis dan lebih tepatnya di Dukuh Baksari melaksanakan tradisi Ngapati

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti strategi metakoginitif pemecahan masalah dengan siswa

Metode operasi piksel yang digunakan yaitu peningkatan kecerahan (brightness), perenggangan kontras (contrast), kombinasi kecerahan dan kontras serta ekualisasi