• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.3 TUJUAN PENELITIAN

2.1.6. Model Pembelajaran

2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran

Salah satu faktor yang mempunyai peran dalam menciptakan keberhasilan proses pembelajaran adalah model pembelajaran. Penerapan model yang sesuai dalam pembelajaran akan mendorong guru menyampaiakan materi tanpa mengakibatkan siswa bosan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik mengikuti pelajaran dengan keingintahuan yang berkelanjutan.

Trianto (2010:53) berpendapat bahwa model adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Huda (2013:73) menyatakan bahwa model-model pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu seperti pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berpikir, studi nilai-nilai sosial dan sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu.

Model pembelajaran menurut Suprijono (2012;45) adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurutnya, model merupakan landasan praktik pembelajaan hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasi pada tingkat operasional di kelas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu langkah yang ditempuh oleh guru dalam membelajarkan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Selain tercapainya tujuan pembelajaran, model juga dapat menimblkan ingatan yang lama dalam otak siswa, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak sia-sia. Dalam memilih model pembelajaran, hendaknya disesuaikan dengan materi yang di ajarkan. Penelitian yang akan dilakukan ini adalah materi pada mata pelajaran IPS tentang Peristiwa Seputar Proklamasi. Siswa kesulitan dalam mengenali tokoh-tokoh pahlawan. Jadi, peneliti akan mencoba menggunakan model Role Playing.

2.1.6.2. Model Role Playing

Huda (2013;208) mengartikan Role Playing sebagai suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. pengembanagan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dimainkan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan. Pada strategi Role Playing, titik tekannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan ke dalam suatu indera ke dalam situasi yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang secara aktif melakukan

praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) dengan teman-temannya pada situasi tertentu.

Uno (2011;26) mengartikan Role Playing sebagai model yang bertujuan untuk membentu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui model ini siswa belajar tentang konsep peran, menyadari adanya peran yang berbeda dan memikirkan perilaku orang lain.

Tujuan Role Playing menurut Sudjana (2013;84) adalah : (1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan oranglain; (2) Dapat belajar tentang bagaimana membagi bertanggung jawab; (3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara psontan, dan (4) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Menurut Huda (2013;209), dalam Role Playing masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru.akan tetapi, siswa diberi kesempatan berimprovisasi , namun masih dalam batas skenario dari guru. Sintaks strategi Role Playing adalah sebagai berikut :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;

2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan KBM;

3. Guru membentuk kelompok yang masing-masing beranggota 9 orang; 4. Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;

5. Guru memanggil kelompok yang akan memerankan skenario yang telah disiapkan;

6. Kelompok lain menyimak sambil mengamati skenario yang diperankan; 7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja

untuk memberikan pendapat dan penilaian atas penampilan kelompok yang maju;

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan; 9. Guru memberikan kesimpulan dan evalusi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal ini bergantung kepada apa yang diperankan. Dengan menggunakan model ini diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran IPS tentang Peristiwa Seputar Proklamasi. Selain itu, siswa diharapkan mengenal nama-nama serta mengerti gambar tokoh pahlawan yang berjuang dalam meraih kemerdekaan. Karena dengan model Role Playing, siswa seolah-olah melihat secara kejadian yang terjadi pada masa lampau.

2.1.6.3. Kekurangan dan Kelebihan Role Playing

Suatu model, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Berikut merupakan kekurangan dan kelebihan model Role Playing antara lain sebagai berikut :

2.1.6.3.1. Kekurangan Role Playing

Huda (2013;211) menyebutkan Role Playing memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Banyaknya waktu yang dibutuhkan;

2. Kesulitan menegaskan peran tertentu kepada siswa apabila tidak dilatih dengan baik;

3. Ketidakmungkinan menerapkan Role Playing apabila suasana kelas tidak kondusif;

4. Membutuhkan persiapan yang benar-benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga;

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui strategi ini. 2.1.6.3.2. Kelebihan Role Playing

Hamdani (2011;87) menyebutkan kelebihan Role Playing adalah seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama. Beberapa keuntungan dalam metode ini yaitu : 1) siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh; 2) permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda; 3) guru dapat mngevaluasi pemahaman setiap siswa melalui pengamatan pada saat permainan, dan permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Huda (2013;210) menyebutkan keunggulan yang diperoleh siswa dengan menggunakan model Role Playing diantaranya :

1. Dapat memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa;

2. Bisa menjadi pengalaman belajar yang sulit dilupakan; 3. Membuat suasana menjadi dinamis dan antusias;

4. Membagkitkan gairah dan optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan;

5. Memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.

2.1.7. Media Pembelajaran