• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan sampel pohon Akasia mangium yang dilakukan secara destruktif dengan menebang pohon Akasia mangium pada berbagai kelas diameter telah menghasilkan persamaan alometrik biomassa dan massa karbon Akasia mangium.

Persamaan yang diperoleh tersebut merupakan hubungan antara biomassa atau massa karbon pada tiap bagian-bagian pohon dengan diameter, tinggi bebas cabang ataupun tinggi total Akasia mangium. Model pendugaan biomassa dan massa karbon ini menggunakan pendekatan diameter, tinggi total dan tinggi bebas cabang hingga diperoleh suatu model terpilih.

Persamaan terpilih tersebut selanjutnya dibandingkan dengan persamaan- persamaan lain yang menggunakan beberapa variabel bebas yang berbeda. Model terbaik dari suatu persamaan yang menggunakan suatu variabel bebas tertentu akan dipilih untuk menduga biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium.

Model alometrik yang berhasil dibangun untuk menduga biomassa dan massa karbon bagian-bagian pohon Akasia mangium di BKPH Parung Panjang disajikan pada Tabel 14 dan 15.

Tabel 14 Model penduga biomassa bagian-bagian pohon Akasia mangium

Bagian Model Persamaan S P

R-Sq (adj) (%) F hit F tabel (95%) F tabel (99%) Akar W = 0,012882 D2,49 0,1261 0,000** 98,0 335,98** 5,99 13,75 W = 0,007244 D2,77 H0,701 0,1278 0,000** 97,9 163,91** 5,79 13,27 W = 0,006606 D2,10 Hb1,04 0,1038 0,000** 98,6 249,92** 5,79 13,27 Batang Utama W = 0,070794 D2,36 0,1633 0,000** 96,2 179,21** 5,99 13,75 W = 0,011748 D1,04 H2,17 0,0758 0,000** 99,2 426,99** 5,79 13,27 W = 0,074131 D2,39 Hb-0,092 0,1787 0,000** 95,5 74,83** 5,79 13,27 Cabang W = 0,0910201 D1,36 0,5454 0,060tn 38,2 5,33tn 5,99 13,75 W = 0,020892 D0,28 H1,77 0,5827 0.180tn 29,5 2.47tn 5,79 13,27 W = 0,645654 D2,53 Hb-3,12 0,5314 0,113tn 41,4 3,47tn 5,79 13,27 Ranting W = 0,013182 D2.32 0,0832 0,000** 99,0 669,09** 5,99 13,75 W = 0,019498 D2,62 H-0,492 0,0834 0,000** 99,0 333,53** 5,79 13,27 W = 0,016982 D2,48 Hb-0,42 0,0834 0,000** 99,0 333,33** 5,79 13,27 Daun W = 0,060256 D1,89 0,1153 0,000** 97,0 231,28** 5,99 13,75 W = 0,030199 D1,37 H0,847 0,1092 0,000** 97,3 129,57** 5,79 13,27 W = 0,044668 D1,71 Hb0,048 0,1188 0,000** 96,9 109,15** 5,79 13,27 Keterangan : W = Biomassa

D = Diameter Setinggi Dada (Dbh) (cm) H = Tinggi Total (m)

Hb = Tinggi Bebas cabang (m) R-sq (adj) = Koefisien Determinasi P = Taraf nyata

S = Simpangan Baku F = Uji F

** = Berbeda sangat nyata (P < 0,01) pada selang kepercayaan 99% * = Berbeda nyata (P 0,01-0,05) pada selang kepercayaan 95% tn = Tidak berbeda nyata (P > 0,05)

Tabel 15 Model penduga massa karbon bagian-bagian pohon Akasia mangium

Bagian Model Persamaan S P

R-Sq (adj) (%) F hit F tabel (95%) F tabel (99%) Akar C = 0,004786 D2,58 0,1267 0,000** 98,1 356,56** 5,99 13,75 C = 0,002630 D2,14 H0,727 0,1277 0,000** 98,0 175,86** 5,79 13,27 C = 0,002754 D2,26 Hb0,858 0,1167 0,000** 98,4 211,06** 5,79 13,27 Batang Utama C = 0,039810 D2,39 0,1670 0,000** 96,2 176,33** 5,99 13,75 C = 0,006760 D1,1 H2,13 0,0901 0,000** 98,9 310,54** 5,79 13,27 C = 0,041686 D2,43 Hb-0,092 0,1828 0,000** 95,4 73,62** 5,79 13,27 Cabang C = 0,145881 D1,01 0,5656 0,150tn 19,8 2,73tn 5,99 13,75 C = 0,057543 D0,32 H1,14 0,6138 0,374tn 5,6 1,21tn 5,79 13,27 C = 1,023292 D2,17 Hb-3,09 0,5575 0.231tn 22,1 1,99tn 5,79 13,27 Ranting C = 0,004570 D2,38 0,0835 0,000** 99,0 697,67** 5,99 13,75 C = 0,007079 D2,70 H-0,53 0,0825 0,000** 99,0 358,38** 5,79 13,27 C = 0,005248 D2,47 Hb-0,239 0,0891 0,000** 98,9 306,81** 5,79 13,27 Daun C = 0,016218 D1,91 0,1126 0,000** 97,2 247,72** 5,99 13,75 C = 0,007762 D1,36 H0,909 0,1030 0,000** 97,7 149,12** 5,79 13,27 C = 0,012882 D1,78 Hb0,361 0,1193 0,000** 96,9 110,62** 5,79 13,27 Keterangan : C = Massa Karbon

D = Diameter Setinggi Dada (Dbh) (cm) H = Tinggi Total (m)

Hb = Tinggi Bebas cabang (m) R-sq (adj) = Koefisien Determinasi P = Taraf nyata

S = Simpangan Baku F = Uji F

** = Berbeda sangat nyata (P < 0,01) pada selang kepercayaan 99% * = Berbeda nyata (P 0,01-0,05) pada selang kepercayaan 95% tn = Tidak berbeda nyata (P > 0,05)

Model penduga biomassa dan massa karbon dengan diameter dan tinggi pohon adalah berbentuk pangkat (power) dengan nilai R-sq (adj) tertinggi dan nilai S terkecil diantara semua model yang dianalisis. Dari hasil analisis pada tabel 14 dan 15 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara biomassa dan massa karbon dengan diameter dan tinggi pohon memiliki korelasi yang signifikan. Young (1982) dalam Adiriono (2009) mengatakan bahwa ukuran korelasi dinyatakan sebagai berikut :

1. 0,70 s.d. 1,00 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang tinggi 2. 0,40 s.d. < 0,70 menunjukkan tingkat hubungan yang substansial

3. 0,20 s.d. < 0,40 menunjukkan tingkat hubungan yang rendah 4. < 0,20 menunjukkan tidak adanya hubungan

Tabel 14 dan 15 memperlihatkan bahwa pada bagian akar persamaan alometrik terbaik adalah dengan menggunakan variabel bebas diameter dan tinggi bebas cabang pohon untuk perhitungan biomassa dan massa karbon. Perhitungan biomassa dan massa karbon bagian batang utama menggunakan variabel diameter dan tinggi total pohon sebagai persamaan alometrik terbaik. Bagian ranting menggunakan variabel bebas diameter dan tinggi total pohon dan daun menggunakan variabel bebas diameter dan tinggi total pohon untuk persamaan alometrik terbaiknya.

Persamaan alometrik menggunakan variabel bebas diameter dan tinggi pohon didapatkan pada semua bagian pohon. Namun demikian, pada prakteknya di lapangan, jika ketersediaan data tinggi pohon tidak dapat dipenuhi, maka sebaiknya pendugaan biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium cukup menggunakan variabel bebas diameter pohon saja. Pengukuran diameter lebih mudah dan akurat di lapangan jika dibandingkan dengan pengukuran variabel tinggi.

Umumnya pengukuran tinggi lebih sulit dilakukan, dimana kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar dengan kerapatan vegetasi yang tinggi. Simon (1993) dalam Adiriono (2009) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam kegiatan pengukuran tinggi pohon, yaitu :

1. Kesalahan melihat puncak pohon dikarenakan kondisi tegakan yang rapat sehingga puncak pohon tidak terlihat

2. Pohon yang akan diukur posisinya miring atau condong. Kesalahan ini dapat diminimumkan dengan membuat garis tegak lurus terhadap arah condong dan melakukan pengukuran dari garis tersebut

3. Jarak antara pengukur dengan pohon tidak horizontal, biasanya terjadi pada kondisi lapangan yang miring > 15%

4. Kesalahan dalam menentukan jarak, terjadi pada pengukuran menggunakan haga, dimana pengukuran dilakukan pada jarak yang sudah ditentukan.

Dalam penelitian ini, tinggi pohon diukur dengan cara mengukur panjang pohon pada saat pohon direbahkan ke tanah setelah ditebang, sehingga kesalahan tersebut dapat diusahakan seminimal mungkin.

Melalui analisis uji nyata (P) dan uji F, dapat dilihat bahwa pada bagian akar, batang utama, ranting dan daun memiliki variabel bebas diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi total berbeda sangat nyata pada selang kepercayaan 95% dan 99%. Artinya diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi total berpengaruh nyata terhadap perubahan persamaan pada biomassa dan massa karbon bagian akar, batang utama, ranting dan daun. Sedangkan diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi total tidak berpengaruh nyata terhadap persamaan pada bagian cabang.

Model alometrik yang berhasil dibangun untuk menduga biomassa dan massa karbon total Akasia mangium disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Model alometrik biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium

Bagian Model Persamaan S P

R-Sq (adj) (%) F hit F tabel (95%) F tabel (99%) Biomassa W = 0,140928 D2,31 0,0946 0,000** 98,7 514,76** 5,99 13,75 W = 0,044668 D1,47 H1,38 0,0088 0,000** 100 29941,19** 5,79 13,27 W = 0,136144 D2,29 Hb0,055 0,1035 0,000** 98,4 214,95** 5,79 13,27 Massa Karbon C = 0,060255 D2,39 0,1085 0,000** 98,3 415,94** 5,99 13,75 C = 0,016595 D1,44 H1,56 0,0252 0,000** 99,9 3899,03** 5,79 13,27 C = 0,060255 D2,38 Hb0,017 0,1189 0,000** 98,0 173,33** 5,79 13,27 Keterangan : W = Biomassa C = Massa Karbon

D = Diameter Setinggi Dada (Dbh) (cm) H = Tinggi Total (m)

Hb = Tinggi Bebas cabang (m) R-sq (adj) = Koefisien Determinasi P = Taraf nyata

S = Simpangan Baku F = Uji F

** = Berbeda sangat nyata (P < 0,01) pada selang kepercayaan 99% * = Berbeda nyata (P 0,01-0,05) pada selang kepercayaan 95% tn = Tidak berbeda nyata (P > 0,05)

Tabel 16 memperlihatkan bahwa model pendugaan biomassa dan massa karbon total pohon Akasia mangium dengan menggunakan variabel bebas diameter dan tinggi pohon memiliki nilai koefisien determinasi tertinggi yaitu untuk biomassa sebesar (R² adj. = 100 % ), nilai P terkecil (0,000) dan S terkecil

(0,0088) dan untuk massa karbon sebesar (R2 adj. = 99,9%), nilai P terkecil (0,000) dan S terkecil (0,0252).

Namun demikian, jika ketersediaan atau pengambilan data tinggi total pohon Akasia mangium mengalami kesulitan dan kekhawatiran terhadap tingkat ketepatan serta untuk kepraktisan para pelaksana di lapangan, maka model alometrik dapat digunakan dengan variabel bebas diameter saja. Melalui uji nyata (P) dan uji F, model alometrik dengan menggunakan variabel diameter dapat menduga biomassa dan massa karbon pohon Akasia mangium sehingga bentuk W = 0,140928 D2,31 dan C = 0,060255 D2.39 dapat diterapkan.

Dokumen terkait