Model ialah suatu abstraksi yang dapat digunakan untuk membantu memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan
48
suatu derajat struktur dan urutan (Seels & Richey,1994).
Gustafson (1981) mengajukan 4 kategori model,yakni (1) classroom ID model, (2) product development models, (3) systems development models, dan (4) organization development models. Model yang berpusat pada kelas atau classroom ID model berpijak pada asumsi bahwa telah ada seorang pembelajar, beberapa pebelajar, suatu kurikulum, dan suatu fasilitas. Sasaran pembelajar adalah untuk melakukan peningkatan pembelajaran. Pembelajar bukanlah bagian dari suatu tim peningkatan mutu kelas, tetapi hanya sepanjang memilih untuk menggunakan model yang dihasilkan. Model yang berpusat pada produk atau product fokus, product development models bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang bersifat spesifik yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan lebih efisien. Produk model pembelajaran yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan karakteristik pebelajar yang telah ada sebelumnya. Model ini digunakan dalam bidang
pendidikan, di mana keputusan atas “ya atau tidaknya”
pengembangan harus dilaksanakan oleh seseorang selain dari pengembang itu sendiri. Model yang berfokus pada sistem atau systems development models
berbeda bila dibandingkan dengan pengembangan model yang berorientasi pada produk. Model yang berfokus pada sistem mempunyai tujuan bahwa masukan dan keluaran dianggap sebagai suatu sistem. Keluaran pengembangan meliputi material, peralatan,
49
suatu rencana manajemen, dan barangkali suatu pelatihan instruktur. Ini berarti bahwa ”sistem”
kemudian bisa ditempatkan sebagai target. Sistem menuntut analisis yang luas: (a) lingkungan penggunaan, (b) karakteristik tugas, dan (c) ya atau tidaknya pengembangan perlu berlangsung. Ini merupakan suatu masalah yang perlu dipecahkan
dengan menggunakan pendekatan menuntut
pengumpulan data secara alamiah. Sedangkan model yang berpusat pada organisatoris atau organization development models tujuannya tidak hanya meningkatkan pembelajaran, tetapi juga memodifikasi atau mengadaptasi organisasi itu dan personilnya kepada suatu lingkungan baru. Akhir-akhir ini, model yang berorientasi pada pengembangan ini digunakan untuk pengembangan fakultas, pengembangan organisasi, dan pengembangan pembelajaran sebagai tiga komponen yang terpisah tetapi aktivitasnya berhubungan.
Penelitian ini termasuk dalam kategori system development models yang menuntut analisis yang luas antara lain : a) lingkungan penggunaan, b) karakteristik tugas, dan c) ya atau tidaknya pengembangan perlu berlangsung. Model pengembangan pendidikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Menurut Borg and Gall (Borg and Gall, 1983) :
“education research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of
50
studying research finding pertinent to the product to be developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives. (Borg and Gall, 1983)”
Artinya riset dan pengembangan pendidikan (R&D)
adalah suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi atau mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah–langkah dalam proses ini pada umumya dikenal sebagai siklus R&D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas
komponen-komponen pada produk yang akan
dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang, dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai objektifitas. Rangkaian-rangkaian penelitian dan pengembangan dilakukan sesuai dengan siklus dan pada setiap langkah yang akan dilalui selalu mengacu pada hasil dari langkah sebelumnya hingga akhirnya akan diperoleh suatu sistem pendidikan yang baru.
Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg dan Gall (1983) menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: 1) Mengembangkan produk,
51
dan 2) Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikan, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus dsertai dengan upaya validasinya.
Borg dan Gall menjelaskan serangkaian tahap
yang harus ditempuh dalam penelitian dan
pengembangan yaitu: Research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, final product revision, and, dissemination and implementation. Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum, sebagaimana diuraikan borg and Gall (1983), dalam model dibawah ini :
(Gbr. 2.1. Alur Prosedur pengembangan Borg dan Gall ,1983) Keterangan gambar:
1. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan
Research & Information Collecting
Planning Develop preliminary form of prduct
Preliminary Field testing
Main Product Revision Main field Testing
Operational Product Revision Operational Field testing Final Product Revision Dissemination & Implementation
52
persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan
dicapai pada setiap tahapan, dan jika
mungkin/diperlukan melaksanakan studi
kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket; 5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan
terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas;
6. Main field testing, uji coba utama.
7. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan; 9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan
akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
53
10.Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskanproduk/modelyang
dikembangkan.
Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R&D cycle Borg dan Gall (1983). Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan ”Jika
kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan
suatu produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan”. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.