• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 12

B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menuru t Kemp

Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan penilaian merupakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru. hasil dari kompetensi tersebut adalah kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam kelas. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, “ Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hukum diatas, pengembangan perangkat pembelajaran dibatasi pada pengembangan silabus dan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jadi untuk mewujudkan hasilnya kompetensinya tergantung dari keyakinan dan kemampuan guru.

Pada penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran. Dalam pengembangan produk ini peneliti mengikuti prosedur penelitian

pengembangan antara Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall.

Menurut Kemp (1994) dalam buku Trianto (2010: 81) pengembangan merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Berikut model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp :

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat

kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran.

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche) Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis

tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan

uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari. l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mendukung untuk mencapainya suatu tujuan yang diinginkan dalam pendidikan. Dalam komponen yang mendukung pengembangan tersebut yakni silabus, RPP, penilaian dan LKS.

a) Silabus adalah disusun berdasarkan standar isi, yang didalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pemebelajaran, Alokasi Waktu, Sumber

Belajar, dan Penilaian. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Prinsip dalam pengembangan silabus yakni bersifat, ilmiah, relavan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh dan desentralistik.

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaraan dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektualn, social, emosional, dan spiritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsisten

Ada hubungan yang konsisten ( ajeg, taat asas) antara komptensi dasar, indicator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercabut dari lingkungannya.

h. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi ( kognitif, afektif, psikomotorik ).

i. Desentralistik

Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.

Sedangkan tahapan dalam pengembanagan silabus yaitu ; 1. Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.

2. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubugan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal.

5. Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkaitan dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.

Sedangkan dalam pengembangan silabus memiliki komponen-komponen yaitu, identitas silabus pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Daryanto, 2014: 6-10).

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pemebelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi (standar kurikulum). Komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan RPP yaitu, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian dan prosedur pemebelajaran. Fungsi pelaksanaan RPP yaitu untuk mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai kebutuhan peserta didik dan kondisi lingkungannya. Sedangkan ciiri-ciri dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu memuat aktivitas proses belajar mengajar, langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis, dan langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (Daryanto, 2014: 87-90).

c) Menurut Kurinasih (2014: 47-54) penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ruang lingkup dalam penilaian mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam Istrumen penilaian harus memenuhi persyaratan subtansi atau materi, konstruksi dan bahasa. Dalam persyaratan itu harus memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan dan penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Kurinasih, 2014: 47-54).

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan ( hasil belajar peserta didik). Fungsi penilaian adalah, a) menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi, b) mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya (sebagai bimbingan), c) menemukan kesulitan belajar, menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya, d) pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. Sedangkan jeni-jenis penilaian yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Selain fungsi dan jenis penilaian, kegunaan penilaian juga antara lain, a) memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi, b) memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial, c) untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, d) memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efekvitas pendidikan, e) memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan (Daryanto,2014:140-146).

Sedangkan menurut Arifin (2009: 69) dalam Kunandar (2013: 82) menyimpulkan bahwa karakteristik instrumen penilaian itu yakni, a) Valid,

artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika benar-benar mengukur apa yang hendak diukur secara tepat, b) Reliabel, artinya apabila instrumen itu digunakan mempunyai hasil yang relatif stabil atau ajeg (konsisten), c) Relavan, artinya instrumen yang digunakan itu harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan, d) Refresentatif, artinya materi instrumen harus benar-benar mewakili seluruh materi yang disampaikan, e) Praktis, artinya instrumen penilaian tersebut mudah digunakan baik secara administratif maupun teknis, f) Diskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apa pun, g) Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khsus untuk objek yang dievaluasi, dan h) Proporsional artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara soal sulit, sedang, dan mudah (Kunandar, 2013: 82). d) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas dapat berupa teori dan praktik, melakukan analisis kurikulum, SK,KD, Indikator dan materi pemebelaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS,menulis LKS, menentukan alat penilaian. Sedangkan langkah-langkah dalam LKS secara umumnya adalah, a) judul, mata pelajaran, semester, tempat, b) petunjuk belajar, c) kompetensi yang akan dicapai, d) indikator, e) informasi pendukung, f) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja dan, g) penilaian (Daryanto, 2014: 175).

Dokumen terkait