• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan komponen penting untuk melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), rangkuman materi, LKS, dan instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. Oleh sebab itu, pengembangan perangkat pembelajaran memerlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan.

Menurut Kemp (dalam Trianto 2012: 81), berpendapat bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pada model Kemp ini, rancangan pengembangan perangkat pembelajaran terdiri dari beberapa komponen tahapan dan tidak memiliki titik awal tertentu. Oleh sebab itu, proses pengembangan perangkat dapat dimulai dari komponen yang manapun. Selain itu,

setiap langkah rancangan pengembangan berhubungan langsung dengan revisi untuk memperbaiki produk yang dibuat. (Ahmadi, 2014: 68)

Berikut ini model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp.

Gambar 2. Pengembangan Perangkat Model Kemp (Morrison, 2011:12)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto, 82-89).

1) Instructional Problems (Identifikasi Masalah Pembelajaran)

Pada tahap ini dilakukan analisis tujuan berdasarkan masalah pembelajaran yang terdapat di dalam kurikulum yang berlaku untuk bahan

kajian yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Leaner Characteristic (Analisis Siswa)

Pada tahap ini dilakukan analisis siswa yang akan menjadi tempat implementasi perangkat. Analisis siswa tersebut meliputi:

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Kardi (dalam Trianto, 2012: 83), menyatakan banwa perlu mengidentifikasi keterampilan khusus yang dapat dilakukan siswa untuk memulai pembelajaran agar berjalan dengan efektif, lancer, dan efisien.

b. Karakteristik Siswa

Pada awal perencanaan perlu dilakukan analisis karakteristik siswa dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa secara individu maupun kelompok. Ibrahim (dalam Trianto 2012: 83), mengatakan bahwa ada beberapa analisis siswa yang meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai gambaran dalam menyiapkan perangkat pembelajaran.

3) Task Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas merupakan perincian isi mata pelajaran secara garis besar untuk menguasai isi bahan kajian. Jadi analisis tugas tidak lain dari analisis pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan

pemahaman terkait tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalm bentuk RPP dan LKS.

4) Instructional Objectives (Merumuskan Indikator)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari analisis tujuan yang dikakukan pada tahap masalah pembelajaran. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan khusus yang lebih operasional. Fungsi dirumuskan indikator adalah alat untuk mendesain pembelajaran, sebagai kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai panduan siswa dalam belajar.

5) Content Sequencing (Urutan Isi)

Menurut Morrison (2011: 16-17), langkah ini dilakukan dengan menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran.

6) Instructional Strategis (Strategi Pembelajaran)

Strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini diantaranya pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, sehingga dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Designing the Message (Pemilihan Media atau Sumber Belajar)

Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan

dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan, dan menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

8) Development of Instruction (Pengembangan Instruksi)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9) Evaluation Instruments (Penyusunan Instrumen Evaluasi)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian hasil belajar.

10) Formative Evaluation (Evaluasi Formatif)

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan setelah pengembangan dan ujicoba. Penilaian ini berfungsi untuk menemukan kelemahan dan perencanaan pembelajaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program dipakai secara luas.

11) Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)

Penilaian sumatif diarahkan pada pengukuran seberapa jauh hasil belajar yang dicapai pada akhir seluruh pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil posttes maupun ujian akhir unit.

12) Confirmative Evaluation (Evaluasi Penegasan)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

13) Planning (Perencanaan)

Menurut Morrison (2011: 17), proyek desain instruksional bervariasi dalam tingkat kerumitan dan jumlah perencanaan serta manajemen yang mereka butuhkan. Perencanaan sangat penting untuk mengembangkan dan mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek.

14) Implementation (Pelaksanaan)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin, dapat membantu memastikan kelancaran program instruksional.

15) Project Management (Manajemen Proyek)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek.

16) Support Services (Pelayanan Pendukung)

Selama pengembangan pelayanan pendukung cukup penting bagi terlaksananya pengembangan yang baik. Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijakan kepala sekolah, guru mitra dan tenaga-tenaga terkait lainnya. Selain itu, anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.

17) Revision (Revisi Perangkat Pembelajaran)

Revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap tersebut diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajran agar sesuai dengan kebutuhan awal perangkat pembelajran siswa kelas I SD. Alasan menggunakan pengembangan perangkat model Kemp karena komponen-komponen yang ada dalam model Kemp relatif lebih lengkap dibandingkan dengan model-model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain.

Adapun perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan menggunakan model Kemp ialah:

1) Silabus

Menurut Trianto (2010: 96), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Akbar (2013: 8-13), mengemukakan ada beberapa komponen silabus yang meliputi.

a. Identitas mata pelajaran

Berisi nama sekolah, mata pelajaran tema, kelas/semester. b. Standar kompetensi

Menurut Chamsiatin (dalam Akbar, 2013: 8-9), standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengabarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tingkat dan/atau semester.

c. Kompetensi dasar

Menurut Chamsiatin (dalam Akbar, 2013: 9) kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

d. Materi pokok

Materi pokok adalah materi pembelajaran yang harus dipelajari dan dibangun oleh peserta didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar. Dalam pemilihan materi pokok ada beberapa hal yaitu akurasi (kebenarannya teruji), benar-benar dibutuhkan peserta didik, bermanfaat untuk kepentingan pengembangan kemampuan akademis dan nonakademis, kelayakan, dan menarik peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut.

e. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

KBM adalah rangkaian kegiatan belajar secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar, bersifat herarkis dalam penyajian materi pembelajaran, tercermin dalam kegiatan belajar peserta didik.

f. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Kemendikbud (2013: 9), RPPTH adalah rencana pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPPTH dikembangan dari tema tertentu dengan mengacu pada silabus agar pembelajaran menjadi terarah untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Komponen RPPTH terdiri atas:

a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester;

d. Materi pokok;

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan matapelajaran;

g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

1. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait mata pelajaran; 2. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi

dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal:

a) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.

b) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).

c) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.

d) Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

h. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

i. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

j. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

k. Media, alat, dan, sumber pembelajaran

1. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

2. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.

3. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

l. Langkah –langkah kegiatan pembelajaran, mencakup:

1. Penggalan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan inti, dan penutup. 2. Penggalan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

m. Penilaian

1. Berisi jenis/teknik penilaian; 2. Bentuk instrumen

3. Pedoman perskoran

Dalam penelitian ini, RPPTH dilengkapi dengan rangkuman materi, penilaian, dan LKS. Rangkuman materi berguna sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Penilaian digunakan untuk menilai kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu, RPPTH ini juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah lembar yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dimana di dalamnya terdapat judul, KD, waktu penyelesaian, peralatan, informasi singkat, langkah kerja, dan laporan yang harus dikerjakan (Akbar, 2013: 171). Menurut Trianto (2008: 148) LKS dapat berupa panduan latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan pengembangan aspek pembelajaran yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa RPPTH dibuat dengan mengacu pada silabus dan RPPTH harus dilengkapi beberapa komponen di dalamnya. Selain itu, RPPTH juga berisi rangkuman materi, penilaian, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Dokumen terkait