• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran juga merencanakan dan melaksanakan penilaian merupakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari kompetensi pedagogik tersebut. Perangkat pembelajaran merupakan perwujudan

persiapan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pasal 20, “ Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Perangkat pembelajaran mesti dipersiapkan guru dengan baik dan sekreatif mungkin. Perangkat pembelajaran dipersiapkan dengan baik karena perangkat pembelajaran merupakan tolok ukur apa saja yang dilakukan selama kegiatan belajar mengajar. Persiapan yang matang dan penyusun rencana kegiatan pembelajaran yang baik setidaknya dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010 :81) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b.Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d.Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

e. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran .

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g.Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery)

Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut. h.Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses

pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k.Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari.

l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan identifikasi kebutuhan awal akan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru kelas IV SD/MI. Model pengembangan Jerold E. Kemp sangat mudah untuk dipelajari dibandingkan model-model pengembangan yang lain. Pengembangan

perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti yakni Silabus, RPPTH, Instrumen Penilaian, dan LKS.

1. Silabus

a.) Pengertian

Menurut Salim (1987) dalam Hidayat (2013:100) silabus dapat didefenisikan sebagai “garis besar,ringkasan, ikhtisar atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Istila silabus diguinakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus diartikan pula sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indiklator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2013:6), silabus adalah rancangan yang disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi waktu, Sumber belajar dan penilaian.

b.) Pengembang Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan dinas Pendidikan. (Daryanto dan Dwicahyono).

1. Guru

Sebagai tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain, guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya

2. Kelompok Guru

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut

3. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/ PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP setempat.

4. Dinas Pendidikan

Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

c.) Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah artinya, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan artinya cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

3. Sistematis artinya komponen-komponen silabus Saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4. Konsisten artinya ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai artinya, cakupan indikator, materi pokok, materi pembelajaran, sumber belajar, dan sistem pembelajaran cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan Kontekstual artinya, cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel artinya, keseluruhan komponen-komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksud agar kehidupan peserta didik peserta didik tidak tercerabut dari lingkungannya.

8. Menyeluruh artinya, komponen silabus mencakup seluruh ranah (kognitif, afektif, psikomotorik).

9. Desentralistik artinya, kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing atau pun sekolah masing-masing.

d.) Tahap-tahap pengembangan silabus 1. Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multimedia dan internet

2. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran

3. Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melinatkan para spesialis kurikulum, ahli

mata pelajaran, ahli didatik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/ instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orangtua siswa, dan siswa itu sendiri.

4. Pemantapan

Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

5. Penilaian silabus

Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara terus-menerus/ berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum. Penilaian terhadap pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berlanjut (continue) agar silabus yang dikembangkan semakin baik dalam pelaksanaannya.

2. RPP

Menurut Purwanto (2014:87) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar atau inti yang telah ditetapkan dalam standar isi (standar kurikulum) yang memuat: 1). Identitas ( nama sekolah, kelas/semester, tema/subtema, pertemuan ke dan alokasi waktu). 2) Kompetensi Inti. 3). Kompetensi dasar. 4). Indikator. 5). Tujuan pembelajaran. 6). Materi pembelajaran. 7). Pendekatan dan Metode. 8). Media, alat dan sumber. 9). Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 10). Penilaian. Lebih lanjutnya dapat dilihat diagram langkah-langkah menyusun RPPTH menurut PERMENDIKBUD 2013 di bawah ini.

Gambar 2. Skema Penyusunan RPP

Berdasarkan diagram tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan ketika menyusun RPPTH, yaitu sebagai berikut: menyiapkan bahan baku yakni silabus, buku-buku pelajaran, sintaks dari model-model pembelajaran yang dipilih, menginventaris sumber belajar yang mungkin dapat digunakan

e.) LKS (lembar kerja siswa)

Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014:175), lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk,

langkah-SKEMA PENYUSUNAN RPP Kurikulum 2013 Silabus

Materi dan Sumber Belajar RPP Model-Model Pembelajaran Tulis Sesuai Sistematika Lihat Permendikbud No 81a Thn 2010 KEGIATAN INTI Langkah-Langkah Pembelajaran PENDAHU LUAN ELABORASI

Sesuaikan sintaks dari Model Pembelajaran

EKSPLORASI

KEGIATAN PENUTUP

KONFIRMASI

Mengamati, Menanya, Mengumpulkan, Mengasosiasikan,Dan Mengkomunikasikan hasil,

ALAT EVALUASI

langkah untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupateori atau praktik. Tahapan untuk menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian.

Struktur penyusun LKS secara umum antara lain: 1). Judul, mata pelajaran, semester, tempat 2). Petunjuk belajar

3). Kompetensi yang akan dicapai 4). Indikator

5). Informasi pendukung

6). Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7). Penilaian.

f.) Instrumen Penilaian a). Pengertian

Menurut Daryanto (2014:15) penilaian merupakan serangkain kegiatan untuk memperolaeh, menganalisi atau menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.

b). Prinsip dan Pendekatan Penilaian.

Menurut Imas dan berlin (2014:49) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Dokumen terkait