• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan,

tiap-tiap langkahnya berhubungan langsung dengan aktifitas revisi. (Kemp, 1994

dalam Trianto 2010: 81). Untuk melaksanakan pengembangan proses

pembelajaran diperlukan model – model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan (Sudjana 2001: 92 dalam Trianto 2007: 53). Dalam

pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan

perangkat, yaitu model Dick – Carey, Model Four – D, dan model Kemp. Di bawah ini adalah model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp:

Gambar 2. Sistem Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E

Kemp

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa unsur

pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E. Kemp yang telah

direvisi dalam Trianto (2010: 82) sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Dalam tahap ini mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di

lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik,

2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)

Dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik

siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu

maupun kelompok. Analisis tingkah laku awal siswa mengidentifikasi

keterampilan – keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

Sedangkan analisis karakteristik siswa dilakukan dengan memperhatikan

ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik, usia dan

tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,

keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial,

dan sebagainya.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas adalah alat yang digunakan oleh guru untuk

mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari

pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan.

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui dan

menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan. Jadi analisis

tugas digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang

tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

4. Merumuskan Indikator (Instructional Objective)

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan

identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran.

Indikator dirumuskan sebagai: 1. Alat untuk mendesain kegiatan

pembelajaran 2. Kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi

hasil belajar siswa, dan 3. Panduan siswa dalam belajar.

5. Urutan Isi (Content Sequencing)

Menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesulitannya untuk

membantu siswa dalam memahami pembelajaran.

6. Strategi pembelajaran (Instructional Strategies)

Menentukan strategi belajar mengajar mulai dari pemilihan model,

metode, pendekatan, pemilihan format untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Designing the Message) Menyampaikan pembelajaran dengan menentukan gambar atau

media yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu

siswa memahami pengetahuan.

8. Pengembangan Instruksi (Development of Instruction)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses

analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya

adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak,

9. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan intrumen evaluasi merupakan alat untuk mengukur

ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah

berlangsungnya proses pembelajaran.

10.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Revisi perangkat pembelajaran dilakukan setelah mendapatkan

masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat

pembelajaran oleh pakar. Produk yang dihasilkan dari penelitian

pengembangan ini adalah RPP dan Bahan ajar. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) merupakan rencana atau rancangan kegiatan yang

menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus,

serta bahan ajar tematik integratif yang disusun sesuai standar Kurikulum

2013. Bahan ajar ini berisi materi dan soal-soal latihan sebagai pedoman

guru dalam mengajar.

11.Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama

kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil posttes dan uji akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12.Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran

pengembang seberapa baik program telah berfungi dalam mencapai

berbagai sasaran. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan

dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat

dihindari.

13.Evaluasi Penegasan (Confirmative Evaluation)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan

adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap

sesuai dari waktu ke waktu.

14.(Perencanaan) dan Project Managent (Manajemen Proyek) (Planning) Apek teknis perencanaan sangat berpengaruh dengan keberhasilan

rancagan suatu pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan

suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembangan perangkat

untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus menerus

menilai kembali hubungan setiap bagian rencana dengan tata keseluruhan,

karena dalam setiap unsur terdapat pengaruh perkembangan unsur yang

lain.

15.Pelaksanaan (Implementation)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain

instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan

seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang

instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal

16.Manajemen Proyek (Project Management)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan

anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek

ditentukan oleh lingkup proyek.

17.Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung seperti: kebijakan kepala sekolah, guru

mitra, tata usaha, serta tenaga-tenaga terkait dan layanan laboratorium dan

juga perpustakaan. Di dibutuhkan anggaran dana, fasilitas, bahan,

perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap

perencanaan, dan pengembangan.

Adapun kelebihan dan kelemahan Model Kemp (dalam Rusman 2013:

184) ialah, dalam pengembangan model Kemp memiliki kelebihan yaitu adanya

revisi disetiap langkah dan prosedur yang bertujuan untuk memperbaiki pada

kekurangan atau kesalahan pada suatu tahap pengembangan. Sedangkan

kelemahannya ialah masih mengarah pada pembelajaran klasikal dimana guru

berperan dalam program pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pengajaran.

Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran Kemp

sangat tepat untuk dipakai dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang akan

peneliti buat karena, unsur – unsur yang terdapat pada langkah pengembangan perangkat sangat tepat dimana proses pengembangan dan hasil akhir menjadi

referensi dalam penyusunan perangkat.

Adapun perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan menggunakan

1. Silabus

Menurut Sholeh Hidayat (2013: 100) silabus diartikan sebagai rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar. Pihak yang mengembangkan dan menyusun silabus adalah guru

kelas/mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru

pada tingkat satuan pendidikan satu sekolah atau kelompok sekolah dengan

memperhatikan karakteristik sekolah masing – masing atau dinas pendidikan. Prinsip – prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (M.Fadlillah

2014:135). Silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya

silabus, seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana melaksanakan

pembelajaran yang baik, efektif dan efisien.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008:16) dalam (Sa’dun 2013 : 31)

silabus mempunyai prinsip yang harus dikembangkan yaitu (1) Prinsip relevansi,

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Menurut Permendikbud nomor 81A tahun 2013, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan rencana pembelajaran dari

suatu tema atau pelajaran yang didalamnya berisi (1) satuan pendidikan, mata

pelajaran, dan kelas/semester (2) materi pokok, (3) alokasi waktu, (4) tujuan

pembelajaran, (5) materi pembelajaran, metode pembelajaran, (6) media, alat, dan

sumber belajar, (7) langkah-lankah kegiatan pembelajaran, dan (8) penilaian yang

mengacu pada silabus.

Dalam RPPTH, terdapat materi ajar dan penilaian. Materi ajar berguna

untuk acuhan dalam pembelajaran supaya materi terarah dan lebih sistematis.

Penilaian berfungsi untuk menilai kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan

selama pembelajaran, hal ini akan terlampir disetiap RPPTH. Selain itu terdapat

lembar kegiatan siswa atau yang disingkat LKS.

Lembar Kegiatan Siswa menurut Sa’dun (2013 : 171) adalah lembar yang

berisi tentang tugas yang harus dikerjakan siswa dimana di dalamnya terdapat

judul, KD, waktu penyelesaian, peralatan, informasi singkat, langkah kerja, dan

laporan yang harus dikerjakan. Langkah-langkah menyiapkan lembar kegiatan

ialah:

- Analisis kurikulum

Dalam menganalisis kurikulum ini, digunakan untuk memilih materi

mana saja yang membutuhkan bahan ajar.

Peta kebutuhan diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang

dibutuhkan.

- Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentuan oleh KD-KD, materi pokok atau pengalaman belajar yang

terdapat dalam kurikulum

Berdasarkan pernyataan di atas, RPPTH dibuat berdasarkan silabus. Materi

ajar, penilaian, dan LKS termasuk dalam bagian RPPTH yang akan dibuat.

Dengan komponen yang terdapat dalam RPPTH berupa (1) Identitas RPP, (2)

Perumusan Indikator, (3) Perumusan Tujuan Pembelajaran, (4) Pemilihan Materi

Ajar, (5) Pemilihan Sumber Belajar, (6) Pemilihan Media Belajar, (7) Metode

Pembelajaran, (8) Skenario Pembelajaran, (9) Penilaian.

Dokumen terkait