ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA
“KEGIATAN KELUARGAKU” MENGACU KURIKULUM SD 2013
UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
Yohanes Eko Budiyanto
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk yang layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisoner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Gentan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 5 (sangat baik) dan skor 4,13 (baik) serta dua guru kelas I SD dengan skor 4,82 (sangat baik) dan 4,4 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,59 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON
CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN KELUARGAKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Yohanes Eko Budiyanto
Sanata Dharma University
2015
This research is a developmental research. The aim of this research is to produce learning instruments which refer to 2013 Curriculum of Elementary School by using the integrative thematic approach, scientific approach, high level thinking, characteristic education, and authentic assessment.
The development of this learning instrument used the procedure of
learning instruments’ development by Jerold E. Kemp and procedure of
developmental research by Borg and Gall. Both of those procedures were adapted to a simpler model of development which became the base of this research. The developmental procedure used in the research consisted of 5 steps which were: (1) Potency and Problem, (2) Data Gathering, (3) Design of the Product, (4) Experts’ Validation, and (5) Revision of the Design until the appropriate product of the
design was produced. Instruments of this research were list of needs’ analysis
questions and questionnaire. The interview was used to analyze the needs of the first grade teachers of Gentan Elementary School while the questionnaire was
used as validation of learning instruments’ quality done by the expert of 2013
Curriculum of Elementary School and two first grade Elementary School teachers. Based on the validation of 2013 Curriculum’s expert, the score were 5 (very good) and 4, 13 (good) while the score from the teachers were 4, 82 (very good) and 4, 4 (very good). The learning instrument got 4, 59 as the average score
and it was belonged to “very good” category. It was considered from the aspects in the validation instrument which were (a) RPP Identity, (b) Indicator Formulation, (c) Purpose Formulation, (d) Selection of Learning Material, (e) Selection of Learning Source, (f) Selection of Learning Media, (g) Learning
Method, (h) Learning Scenario, (i) Assessment, (j) Students’ Worksheet, (k)
Language. Thus, the learning instrument is ready to be used as the learning material which refers to 2013 Curriculum.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SUBTEMA KEGIATAN KELUARGAKU MENGACU
KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohanes Eko Budiyanto NIM. 111134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
SUBTEMA KEGIATAN KELUARGAKU MENGACU
KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohanes Eko Budiyanto NIM. 111134097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS
Terima kasih Tuhan telah memberikan kemudahan dan kelancaran setiap langkahku dalam mengerjakan karya ini.
Bapak dan Ibuku tercinta,
Bapak Markus Supriyanto yang mendidik, mendoakan dan memberikan semangat dalam hidupku di rumah Tuhan Yesus Kristus
Ibu Veronika Suratinah yang selalu memberikan semangat dan mendoakanku
Beserta adikku Antonius Dwi Kuncoro Jati yang mendukungku dan mendoakanku.
Rady Tiya Elvira,
Terima kasih atas dukungan, bantuan, perhatian, doa dan semangat.
Sahabat – sahabatku Bocah Bahagia,
Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.
Sahabat – sahabatku di UKM Teater Seriboe Djendela,
Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.
Sahabat – sahabatku mahasiswa PGSD kelas A,
Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,
v Motto
Jadikanlah pengalaman sebagai sesuatu yang indah karena dari pengalaman akan menemukan sesuatu yang membuat seseorang menjadi lebih baik lagi
Genggam pengalaman baik, Buang pengalaman buruk
Pengalaman = Guru yang terbaik
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Februari 2015
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Eko Budiyanto
Nomor Mahasiswa : 111134097
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Keluargaku
Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan rolayti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 Januari 2015
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA “KEGIATAN KELUARGAKU” MENGACU KURIKULUM SD 2013
UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
Yohanes Eko Budiyanto
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.
Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk yang layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisoner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Gentan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.
Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 5 (sangat baik) dan skor 4,13 (baik) serta dua guru kelas I SD dengan skor 4,82 (sangat baik) dan 4,4 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,59 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.
ix ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN KELUARGAKU” FOR
FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Yohanes Eko Budiyanto Sanata Dharma University
2015
This research is a developmental research. The aim of this research is to produce learning instruments which refer to 2013 Curriculum of Elementary School by using the integrative thematic approach, scientific approach, high level thinking, characteristic education, and authentic assessment.
The development of this learning instrument used the procedure of
learning instruments’ development by Jerold E. Kemp and procedure of
developmental research by Borg and Gall. Both of those procedures were adapted to a simpler model of development which became the base of this research. The developmental procedure used in the research consisted of 5 steps which were: (1) Potency and Problem, (2) Data Gathering, (3) Design of the Product, (4) Experts’ Validation, and (5) Revision of the Design until the appropriate product of the
design was produced. Instruments of this research were list of needs’ analysis
questions and questionnaire. The interview was used to analyze the needs of the first grade teachers of Gentan Elementary School while the questionnaire was
used as validation of learning instruments’ quality done by the expert of 2013
Curriculum of Elementary School and two first grade Elementary School teachers. Based on the validation of 2013 Curriculum’s expert, the score were 5 (very good) and 4, 13 (good) while the score from the teachers were 4, 82 (very good) and 4, 4 (very good). The learning instrument got 4, 59 as the average score
and it was belonged to “very good” category. It was considered from the aspects in the validation instrument which were (a) RPP Identity, (b) Indicator Formulation, (c) Purpose Formulation, (d) Selection of Learning Material, (e) Selection of Learning Source, (f) Selection of Learning Media, (g) Learning
Method, (h) Learning Scenario, (i) Assessment, (j) Students’ Worksheet, (k)
Language. Thus, the learning instrument is ready to be used as the learning material which refers to 2013 Curriculum.
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah
memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua
Program Studi PGSD.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi
PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A selaku Dosen
Penguji
xi
8. Munjiatun Irianingsih, S.Pd. Selaku guru kelas 1 SD Negeri Gentan yang
telah memberikan informasi mengenai kesulitannya dalam menyusun
perangkat pembelajaran.
9. Rahayuningsih, A.Ma. guru kelas I SD Negeri Tlacap yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
10.Sartinah, S.Pd., SD. Guru kelas I SD Negeri Tlacap yang telah membantu
peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
11.Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A. selaku validator Pakar Kurikulum 2013
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan
validasi produk penelitian.
12.Ibu Indah Nugraheni selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi
produk penelitian.
13.Orang tuaku Markus Supriyanto dan Veronika Suratinah yang selalu
mendukung, mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi.
14.Adikku Antonius Dwi Kuncoro Jati yang selalu memberi semangat.
15.Teman-teman satu perjuangan 32 mahasiswa skripsi payung
pengembangan perangkar pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 14 Januari 2015
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Batasan Istilah ... 7
1.6 Spesifikasi Produk ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Teori ... 10
2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10
2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 11
2.1.3 Pendidikan Karakter ... 17
2.1.4 Berfikir Tingkat Tinggi ... 19
xiii
2.1.6 Pendekatan Saintifik... 23
2.1.7 Penilaian Otentik ... 28
2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 32
2.1.9 Penelitian yang relevan ... 41
2.1.10 Kerangka Pikir ... 44
2.1.11 Pertanyaan Penelitian ... 45
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 46
3.2 Prosedur Pengembangan ... 49
3.2.1 Potensi dan Masalah ... 50
3.2.2 Pengumpulan Data ... 51
3.2.3 Desain Produk ... 51
3.2.4 Validasi Ahli ... 51
3.2.5 Revisi Desain ... 52
3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 52
3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 52
3.6 Instrumen Penelitian... 53
3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.8 Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 58
4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 58
4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62
4.2 Deskripsi Produl Awal ... 63
4.2.1 Silabus ... 63
4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 64
4.2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 65
4.2.3.1 Sampul Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 66
4.2.3.2 Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 66
4.3 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk .... 67
xiv
4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 71
4.5.1 Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 71
4.5.2 Pembahasan ... 72
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 78
5.3 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 12
Tabel 2 Kerangka Pikir ... 44
Tabel 3 Konversi Nilai Skala Lima ... 54
Tabel 4 Kriteria Skor Skala Lima ... 57
Tabel 5 Komentar Pakar 1 Kurikulum 2013 dan Revisi ... 68
Tabel 6 Komentar Pakar 2 Kurikulum 2013 dan Revisi ... 69
Tabel 7 Komentar Guru Pelaksana 1 Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 70
Tabel 8 Komentar Guru Pelaksana 2 Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 70
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Revisi Taksonomi Bloom ... 20
Gambar 2 Sistem Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Menurut Jerold E Kemp ... 33
Gambar 3 Langkah – Langkah Prosedur Pengembangan ... 47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Wawancara ... 85
Lampiran 2 Surat Keterangan melakukan wawancara ... 87
Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Guru ... 89
Lampiran 4 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 93
Lampiran 5 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 104
Lampiran 6 Silabus ... 115
Lampiran 7 Biodata Penulis ... 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut UU no. 2 tahun 2003 adalah upaya sadar dan
terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar
tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab,
kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (Suyadi, 2013:4).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendidikan perlu adanya pembentukkan
karakter yang selanjutnya akan membentuk kepribadian seseorang.
Pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia dini agar karakter
tersebut tertanam dalam diri anak – anak hingga dewasa. Pendidikan di sekolah dasar menjadi jenjang yang pas untuk membentuk karakter
seseorang. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang
membentuk karakter seorang anak harus diperlukan sebuah kurikulum yang
dapat mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dipakai oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah untuk membuat perencanaan
pembelajaran, perangkat pembelajaran dan sistem penilaian yang akan
digunakan. Salah satu hal yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan
perannya sebagai pengajar adalah membuat perangkat pembelajaran dan
rencana kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang akan diajarkan
berkaitan dengan penggunaan metode tertentu. Wujud nyata dari kompetensi
pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses belajar
mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan
yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran di
kelas. Perangkat pembelajaran dibuat agar segala sesuatu yang telah
direncanakan dapat tercapai dan terlaksana dengan baik, setelah itu
dikembangkan sesuai dengan kriteria dan standar kualitas yang telah
ditentukan. Perangkat pembelajaran yang baik dapat membantu siswa dalam
memahami dan menguasai materi dengan baik sehingga dapat membuat siswa
aktif dalam kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sejak tahun 1945 kurikulum di indonesia mengalami perubahan, yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006
serta yang terbaru adalah kurikulum 2013. Melihat dari pendidikan di
indonesia pemerintah berusaha untuk terus menguji bahkan sampai
mengganti kurikulum. Sampai yang terbaru yaitu kurikulum 2013,
pengembangan kurikulum 2013 memberikan jawaban terhadap kurikulum
yang dianut sebelumnya yaitu kurikulum 2006, kurikulum 2013 yang terbaru
ini bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk menjadi lebih baik dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa
menerima materi pelajaran (Hidayat, 2013:2-17). Menurut Dakir (2004:2-3),
kurikulum merupakan sebuah program pendidikan yang dirancang dan
yang dibuat secara sistematik berdasarkan dengan norma-norma yang berlaku
sehingga dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.
Perangkat Pembelajaran adalah elemen penting yang terdapat pada
kurikulum. Seorang guru harus wajib mempunyai perangkat pembelajaran
untuk melakukan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan
hal penting bagi siswa sebagai fasilitas belajar. Oleh karena itu, perangkat
pembelajaran sebaiknya harus dibuat dan dirancang oleh guru sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu M I, guru kelas 1 SD N Gentan
pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 pukul 10.15 – 11.00 WIB, diperoleh bahwa pemahaman guru tentang kurikulum SD 2013 adalah sejauh yang
diterima dan diberikan oleh pemerintah. Guru menyadari pemahamannya
terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yaitu sesuai
dengan buku guru dan buku siswa yang diberikan oleh pemerintah. Beliau
memberi penjelasan bahwa cara mengajar dengan kurikulum SD 2013 lebih
menyenangkan karena kegiatan pembelajaran setiap harinya sudah dituang ke
dalam buku guru dan buku siswa. Pemahaman mengenai pendekatan tematik
integratif menurut guru yaitu pembelajaran saling terkait dan perpindahan
setiap muatan pelajarannya tidak dirasakan oleh siswa – siswi. Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik sesuai dengan 3 ranah, selain itu dalam
membuat RPP pendekatan saintifik harus selalu ada. Dengan adanya
pendekatan saintifik tersebut guru merasa lebih mudah dalam mengajar akan
penilaian otentik guru masih merasa kesulitan karena setiap soal harus
mengeluarkan kompetensi dasarnya sesuai dengan kriteria. Sehingga guru
masih sangat memerlukan contoh – contoh rubrik penilaian non tes.
Guru menyadari bahwa pemahaman pendidikan karakter dalam
pembelajaran adalah membentuk anak menjadi lebih baik, baik sikap, tingkah
laku maupun sopan santun tidak hanya berbicara saja tetapi dicontohkan
kepada anak. Pemahaman tentang jenis – jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional
tujuannya membuat manusia atau anak didik di indonesia menjadi orang yang
lebih baik, tidak hanya teori tetapi prakteknya harus dijalankan. Guru
mengalami kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu
dalam bahan yang diberikan pemerintah kurang kuat, belum mempunyai alat
peraga dan masih membutuhkan dana yang banyak untuk perangkat
pembelajaran. Contoh – contoh perangkat pembelajaran di sekolah sudah ada tetapi masih sangat sedikit, sehingga guru masih memerlukan contoh
perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013. Ciri – ciri RPPTH yang guru butuhkan sudah diberikan oleh pemerintah dan guru
sudah membuat lalu mengembangkan RPPTH tersebut, tetapi benar salahnya
belum diketahui. Guru sangat menginginkan pemerintah memberikan contoh
cara mengajar yang baik sesuai dengan kurikulum SD 2013 karena guru
hanya diberikan bahan tidak diberikan contoh cara mengajarnya. Saran guru
untuk dinas, mohon diberi contoh yang lengkap walaupun hanya sedikit tetapi
Berdasarkan kenyataan tersebut, perangkat pembelajaran adalah suatu
elemen yang penting yang terdapat dari kurikulum. Sedangkan kurikulum
adalah sesuatu program pendidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga
nantinya akan mendapatkan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab
itu, untuk mendapatkan hasil pendidikan yang berkualitas, peneliti mencoba
untuk merancang perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013
guna membantu guru dalam mengajar sehingga siswa dapat menanamkan
nilai pendidikan karakter dengan judul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Subtema “Kegiatan Keluargaku” Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan
Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)
Sekolah Dasar?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Kegiatan
Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan
Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran
subtema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk
siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh pengalaman melakukan perangkat pembelajaran
dengan pendidikan karakter melalui pendekatan tematik integratif
yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar.
1.4.2 Bagi Guru
Dapat memeberikan inspirasi dan memiliki perangkat pembelajaran
bagi guru lain dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan
pendidikan karakter melalui pendekatan tematik integratif yang
mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah
Dasar.
1.4.3 Bagi siswa
Dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan
menggunakan pendekatan tematik integratif dengan pendidikan
karakter yang mengacu pada kurikulum 2013.
1.4.4 Bagi Sekolah
Dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan perangkat
pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integratif dengan
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Dapat menambah koleksi bahan bacaan.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah sebuah kurikulum dimana terdapat
beberapa aspek yang harus di capai oleh peserta didik yaitu
peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
1.5.2 Pendidikan Karakter adalah usaha sadar manusia menjadi lebih baik
dengan membangun karakter dalam diri manusia yang melibatkan
pengetahuan, perasaan dan tindakan dalam perilaku sehari – hari. 1.5.3 Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara terpadu yang mengaitkan berbagai bidang studi, konsep
pembelajaran dan pokok bahasan melalui tema besar sehingga
pembelajaran dapat bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
1.5.4 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran untuk memberi
pemahaman kepada peserta didik dalam mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan mengkomunikasikan menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
1.5.5 Penilaian Otentik adalah sebuah penilaian siswa dengan aspek yang
dinilai berupa penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan
keterampilan.
1.5.6 Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik
Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan
ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal
dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yang didalamnya berisi (1)
satuan pendidikan, kelas, semester, tema/subtema, mata pelajaran
terkait, pembelajaran, dan alokasi waktu (2) Kompetensi Inti, (3)
Indikator, (4) Tujuan Pembelajaran, (5) Materi Pokok, (6) Pendekatan
dan Metode Pembelajaran, (7)Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran,
(8) Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran, (9) Penilaian.
1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan
pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap
spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran.
1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yaitu
pembelajaran yang dilakukan secara terpadu yang mengaitkan
melalui tema besar sehingga pembelajaran dapat bermakna dan
menyenangkan bagi siswa..
1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan
pendekatan saintifik yang didalam proses pembelajarannya memberi
pemahaman kepada peserta didik dalam mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yaitu
penilaian siswa dengan aspek yang dinilai berupa penilaian sikap,
penilaian pengetahuan dan keterampilan. RPPTH disusun sesuai
10 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kurikulum SD 2013
Kurikulum merupakan wadah yang menentukan arah pendidikan. Berhasil
dan tidaknya pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan.
Kurikulum adalah bagian ujung tombak dari terlaksananya kegiatan pendidikan.
Tanpa adanya kurikulum pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik, efektif dan
efisien. Karena itu peran kurikulum sangat penting bagi satuan pendidikan.
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis sebagaimana dikutip oleh Rusman (2011:
3), mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi
siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pedidikan Nasional.
Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa kurikulum ialah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (M. Fadlillah, 2014:15).
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun
pelajaran 2013/2014. Di dalam kurikulum 2013 ini terdapat beberapa aspek yang
harus di capai oleh peserta didik yaitu peningkatan dan keseimbangan soft skills
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Kemudian diturunkan yang semula dari mata pelajaran berubah
kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah
kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan
kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Prinsip – prinsip yang dijadikan pedoman dalam pengembangan
kurikulum 2013 ini sama seperti prinsip penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Permendikbud menyebutkan tentang implementasi kurikulum 2013
nomor 81A tahun 2013 sebagai berikut pertama, peningkatan iman, takwa dan
akhlak mulia. Kedua, kebutuhan kompetensi masa depan. Ketiga, peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik. Keempat, keberagaman potensi dan karakteristik
daerah dan lingkungan. Kelima, tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
Keenam, tuntutan dunia kerja. Ketujuh, perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Kedelapan, agama. Kesembilan, dinamika perkembangan
global. Kesepuluh, persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan. Kesebelas,
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Keduabelas, kesetaraan gender.
Ketigabelas, karakteristik satuan pendidikan.
2.1.2 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013
Menurut Majid (2014 : 28) orientasi kurikulum SD 2013 merupakan
adanya peningakatan dan keseimbangan antara UU 20 Tahun 2003 dengan
kompetensi sikap (atitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).
pada kurikulum 2006 (KTSP), adapun permasalahannya yaitu: (1) Konten
kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukan banyaknya mata pelajaran, (2)
kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, (3) kompetensi belum menggambarkn secara holistik
domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (4) Beberapa kometensi yang
dibutuhkan dengan perkembangan kebutuhan belum terakomodasi dalam
kurikulum, (5) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. (6) Standar proses
pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci. (7) Standar
penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi dan belum
tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala, (8) Dengan KTSP memerlukan
dokumen kurikulum yang lebih rinci.
Pengembangan kurikulum dilakukan karena adanya tantangan – tantangan
yang dihadapi, yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal antara
lain, tuntutan pengembangan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional
pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar
kompetensi kelulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana
dan prasarana serta standar pendidik dan tenaga kependidikan. tantangan internal
lainnya terkait dengan Kondisi pendidikan di indonesia dibandingkan dengan
negara – negara maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada
kompetensi dasar. Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia bangsa
Indonesia harus membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,
Daya Manusia (SDM) di Indonesia harus dapat memiliki kompetensi dan
keterampilan dalam bidang pendidikan (Husanah, 2013:8).
Tantangan lain yang harus dihadapi adalah tantangan eksternal. Di mana
tantangan eksternal ini meliputi persepsi masyarakat yang berkembang. Maksud
dari persepsi masyarakat yang berkembang adalah pendidikan yang terlalu
menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang
bermuatan karakter. Jika seseorang pelajar dititik beratkan pada pengetahuan
terus-menerus lama kelamaan beban siswa terlalu berat dan menjadi jenuh.
Akibatnya akan terjadi permasalahan – permasalahan negatif dikalangan pelajar
seperti narkoba, tawuran pelajar, dan lain-lain. Kurikulum 2013 diharapkan
mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dihadapi dimasa yang
akan datang yaitu dengan mengembangkan tiga komponen penting yaitu ASK
(attitude, skil and knowledge) (Husanah, 2013:8).
Tantangan internal dan eksternal merupakan dua hal yang harus dihadapi
seiring dengan perkembangan zaman. Hal lain yang perlu dihadapi adalah
kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini dan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini (Mulyasa, 2013: 61-63).
Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
A. KOMPETENSI LULUSAN
1 Belum sepenuhnya
menekankan pendidikan
karakter
2 Belum menghasilkan
keterampilan sesuai kebutuhan
2 Keterampilan yang relevan
3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan
terkait
B. MATERI PEMBELAJARAN
1 Belum relevan dengan
kompetensi yang dibutuhkan
1 Relevan dengan materi yang
dibutuhkan
2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial
3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
C. PROSES PEMBELAJARAN
1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik
2 Proses pembelajaran
berorientasi pada pada buku
teks
2 Sifat pembelajaran yang
kontekstual
3 Buku teks hanya memuat 3 Buku teks memuat materi dan
materi bahasan penilaian serta kompetensi
yang diharapkan
D. PENILAIAN
1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik secara
proposional
2 Tes menjadi cara penilaian
yang dominan
2 Penilaian tes pada portofolio
saling melengkapi
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1 Memenuhi kompetensi profesi
saja
1 Memenuhi kompetensi profesi,
pedagogi, sosial, dan personal
2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar
F. PENGELOLAAN KURIKULUM
1 Satuan pendidikan mempunyai
pembebasan dalam pengelolaan
kurikulum
1 Pemerintah pusat dan daerah
memiliki kendali kualitas
dalam pelaksanaan kurikulum
di tingkat satuan pendidikan
2 Masih terdapat kecenderungan
satuan pendidikan menyususn
2 Satuan pendidikan mampu
kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi
satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi
daerah.
mempertimbangkan kondisi
satuan pendidikan, kebutuhan
peserta didik, dan potensi
daerah
3 Pemerintah hanya menyiapkan
sampai standar isi mata
pelajaran
3 Pemerintah menyiapkan semua
komponen kurikulum sampai
buku teks dan pedoman
Melihat tantangan-tantangan dan kesenjangan yang dihadapi pada saat ini,
maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir harus
membandingkan dengan kurikulum sebelumnya yaitu (Husanah, 2013:8):
1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
2. Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran.
3. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
4. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
5. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).
Melihat kesenjangan yang terjadi dalam kurikulum tersebut perlu adanya
perubahan, adapun elemen perubahan yang terjadi di kurikulum 2013 adalah
menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan
2.1.3 Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter (Fakry dalam Kusuma dkk, 2011:5) adalah sebuah
proses tranformasi nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan, dalam
kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.
Menurut Lickona pendidikan karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu
mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan (Suyadi,
2013: 6). Tujuannnya untuk membentuk kepribadian anak supaya menjadi
manusia yang baik dan menjadi warga negara yang baik. Sedangkan menurut
(Samami, 2012: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan
kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Dari ketiga teori di atas,
mengandung makna bahwa pendidikan karakter dalam prosesnya melibatkan
pengetahuan (pikir,raga,mengetahui kebaikan, proses transformasi), perasaan
(hati, rasa, mencintai kebaikan) dan tindakan (perilaku, melakukan kebaikan).
Samani (2012: 45) mengungkapkan tujuan pendidikan karakter adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik –
buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari – hari dengan sepenuh hati. Tujuan pendidikan karakter dalam setting
sekolah (Kusuma, 2011:9) adalah:
1. Menguatkan dan mengembangkan nilai – nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik
2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai –
nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa sekolah dari
“Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas 2010)
adalah:
1. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi
berperilaku baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku
yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
2. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat
3. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai – nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.
Menurut Furqon (2010: 79-81) menyebutkan nilai – nilai karakter menjadi
30 butir karakter diantaranya (1) adil (2) amanah (3) pengampunan (4) antisipatif
(5) arif (6) baik sangka (7) kebajikan (8) keberanian (9)kebijaksanaan (10)
cekatan (11) cerdas (12) cerdik (13) cermat (14) pendaya guna (15) demokratis
(16) dermawan (17) dinamis (18) disiplin (19) efisien (20) empan papan (21)
empati (22) fair play (23) gigih (24) gotong royong (25) hemat (26) hormat (27)
ikhlas (28) inisiatif (29) inovatif dan (30) kejujuran. Semua karakter di atas dapat
nilai karakter dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang
lebih sosial.
Berdasarkan pengertian di atas pendidikan karakter perlu diberikan kepada
anak – anak dari usia dini. Dengan begitu, perlahan anak Indonesia mempunyai
karakter yang lebih baik. Peneliti menyimpulkan bahwa, pendidikan karakter
adalah usaha sadar manusia menjadi lebih baik dengan membangun karakter
dalam diri manusia yang melibatkan pengetahuan, perasaan dan tindakan dalam
perilaku sehari – hari.
2.1.4 Berpikir Tingkat Tinggi
Taksonomi Bloom menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah
yaitu:
a. Ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam
bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”),
b. Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”),
c. Ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani,
gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”–walau
sebenarnya tidak sama persis.
Taksonomi Bloom dalam Anderson (210:43) memuat dimensi proses
kognitif yaitu:
(1) Tahap Mengingat
(2) Tahap Memahami
Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang
diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
(3) Tahap mengaplikasikan
Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu
(4) Tahap menganalisis
Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian
tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan
(5) Tahap Mengevaluasi
Mengambil keputusan berdasarkan kriteria
(6) Tahap mencipta
Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru atau untuk
membuat suatu produk
Terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tinggi
yaitu aspek analisa, aspek evaluasi, dan aspek mencipta sebagai pedoman
berpikir.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan tahap – tahap pembelajaran yang mempunyai 3
tujuan pendidikan yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik
melalui 6 tahap yang dimulai dari tahap mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta sehingga dapat membentuk
pembelajaran yang efektif.
2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif
Kurikulum 2013 memiliki salah satu ciri khas yaitu pembelajaran yang
menggunakan pendekatan tematik integratif. Pola pikir kurikulum 2013 merujuk
pada perubahan yang memiliki karakteristik hampir sama dengan pembelajaran
kontekstual. Suprijono (2011:79) mengungkapkan pembelajaran kontekstual
merupakan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengaitkan
pengetahuan atau materi dengan kondisi dunia nyata yang terjadi pada saat ini,
hingga siswa berusaha menemukan sendiri hubungan antara materi tersebut
dengan kehidupannya. Hubungan dengan kehidupannya bisa berupa cara bagi
siswa untuk menerapkan pengetahuannya pada kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual memiliki fokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman, keterampilan siswa, dan pemahaman kontekstual siswa dengan dunia
nyata yang dialami siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual mengajak siswa untuk mengutamakan pengetahuan dan
pengalaman nyata dalam pembelajarannya, mengajak siswa berpikir tingkat
tinggi, menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa, menuntut siswa
menyenangkan, asyik, tidak membosankan dan diusahakan belajar dapat
darimana, kapan saja dan di mana saja. Suprijono (2011:80-81) menegaskan
bahwa prinsip pembelajaran kontekstual ada tiga (1) adanya saling
ketergantungan antar materi satu dengan lainnya, (2) pengenalan keberagaman
realitas kehidupan, dan (3) pengaturan diri yang dapat membuat siswa berani
mengekspresikan potensi diri yang dimiliki.
Jika pembelajaran sudah kontekstual, maka tugas guru hanya mengaitkan
mata pelajaran sehingga tidak lagi terpisah – pisah seperti konsep pendekatan
tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif dilaksanakan menggunakan
prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai
acauan kegiatan pembelajaran, dimana di dalam setiap tema tersebut terdapat
berbagai macam mata pelajaran. Pembelajaran tematik integratif berfungsi
memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan mendalami
konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat
belajar peserta didik, karena materi yang diajarkan sesuai dengan kenyataan
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik menurut (Kemendikbud,
2013a:197).
Mulyasa (2013:170) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif
sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja, dan kelas tinggi setiap
mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Dalam penerapan kurikulum
2013, murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing – masing mata pelajaran
secara terpisah. Pembelajaran tematik integratif dalam penerapannya
mata pelajaran lain yang saling berkaitan. Pembelajaran tematik menurut Rusman
(2013:254) merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan
konsep sehingga siswa dapat belajar secara holistik, bermakna, dan autentik.
Berdasarkan teori – teori yang sudah diuraikan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
dilakukan secara terpadu yang mengaitkan berbagai bidang studi, konsep
pembelajaran dan pokok bahasan melalui tema besar sehingga pembelajaran dapat
bermakna dan menyenangkan bagi siswa.
2.1.6 Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 menekankan dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan saintifik / pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)
dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua muatan pelajaran.
Langkah-langkah pokok dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah
meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Semiawan (1987: 14-16)
mengemukakan empat alasan pentingnya pendekatan keterampilan proses
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat alasan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat sehingga menuntut
perkembangan tersebut. Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
mengajarkan fakta dan konsep (metode ceramah) tidak memberikan
kemampuan untuk menemukan pengetahuan kepada siswa, melainkan
hanya memiliki pengetahuan. Untuk itu guru harus mengembangkan strategi
pembelajaran yang dapat memberikan keterampilan memperoleh
pengetahuan kepada siswa.
2. Siswa mudah memahami konsep apabila kegiatan pembelajaran menyajikan
contoh konkrit, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
siswa, serta mempraktekkan atau melakukan sesuatu (learning by doing).
Dengan kata lain, apabila siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung
maka siswa akan mudah memahami konsep dan diperoleh hasil belajar yang
bermakna serta berlangsung tetap.
3. Penemuan ilmiah bersifat tentatif, artinya dapat berubah berdasarkan fakta
dan data baru. Pembelajaran harus menanamkan kemampuan berfikir
kritis-analitis terhadap permasalahan.
4. Pengembangan konsep seyogyanya tidak terlepas dari pengembangan sikap
dan nilai pada diri siswa, sehingga mereka memiliki kemampuan secara
intelektual dan sosial. Pembelajaran harus mengembangkan kemampuan
yang terintegrasi antara kemampuan intelektual dan kemampuan sosial.
Menurut Sudarwan dalam Abdul Majid (2014 : 194) pendekatan saintifik
mempunyai ciri-ciri yaitu: penonjolan dalam pengamatan, penalaran, penemuan,
Menurut Majid (3014 : 211) kurikulum SD 2013 menggunakan pedagogik modern
dimana menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi:
1. Mengamati
Kegiatan mengamati lebih pada proses pembelajaran. Metode mengamti sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa menjadi
antusias dalam belajar. Prinsip yang digunakan dalam pengamatan yang harus
diperhatikan oleh guru dan siswa adalah:
- Cermat, objektif, dan jujur serta fokus pada objek
- Menentukan dan menyepakati prosedur pengamatan
- Memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya.
2. Menanya
Guru mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan
ranah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap melalui bertanya. Kriteria pertanyaan
yang baik ialah: (1) singkat, padat, jelas. (2) menginspirasi jawaban, (3) memiliki
fokus, (4) bersifat probing, (5) bersifat validatif, (6) memberi kesempatan peserta
didik berfikir ulang, (7) merangsang peningkatan kemampuan kognitif, (8)
merangsang proses interaksi.
3. Menalar
Dalam kurikulum SD 2013, menalar digunakan untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik berlaku aktif melalui kerangka proses pembelajaran. Cara
menalar ada dua, yaitu secara induktif dan secara deduktif. Menalar secara
sedangkan deduktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari bersifat umum
ke bersifat khusus.
4. Mencoba
Pada proses mencoba, peserta didik dimaksudkan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi seari-hari. Tahapan mencoba adalah:
- Persiapan
- Pelaksanaan
- Tindak Lanjut
5. Mengkomunikasikan
Pada tahap mengkomunikasikan, siswa dapat mengkomunikasikan hasil
belajarnya dengan baik menurut yang ada dalam standar proses.
Komponen-komponen tersebut dapat dimunculkan dalam setiap praktik
pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran. Permendikbud No. 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mensiratkan
tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah
pendekatan saintifik atau ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan Saintifik atau
ilmiah dalam proses pembelajaran sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan sendiri
dari keberadaan Kurikulum SD 2013, yang menarik untuk dipejari dan
dielaborasi lebih lanjut.
Pendekatan saintifik memiliki cirri-ciri penonjolan pada dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengesahan, dan penjelasan tentang suatu
kebenaran. Dalam Kurikulum SD 2013 pendekatan saintifik atau pendekatan sains
pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam (dalam Imas
Kuriasih dan Berlin Sani:2014). Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka dengan serta-merta,pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir berdasarkan
hipotesis dalam melihat perbedaan , kesamaan, dan tautan satu sama lain
dari substansi atau materi pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif
dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
Berdasarkan uraian di atas pendekatan saintifik yang diterapkan dalam
pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 merupakan suatu proses
yang dilakukan siswa dengan mengedepankan ide-ide kreatif. Kemampuan
siswa dapat dikembangkan secara holistik mulai dari ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
2.1.7 Penilaian Otentik
Ada beberapa istilah yang sering dipergunakan dalam konteks penilaian
yang tidak jarang dikacaukan penggunaannya. Istilah – istilah itu adalah penialian
(evaluation), pengukuran (measurement), tes (test), dan asesmen (asessment)
(Nurgiantoro, 2011: 22). Otentik dapat berarti nyata, benar – benar hasil tampilan
peserta didik, akurat, dan bermakna. Penilaian otentik merupakan penilaian
kinerja (perfomansi) yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan
keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan
yang dikuasainya. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai
keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata
di mana keterampilan – keterampilan tersebut digunakan (Nurgiantoro, 2011: 22).
Nurhadi (2004: 172) mengungkapkan penilaian otentik merupakan
penilaian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait
perkembangan dan pencapaian pembelajaran mengunakan berbagai teknik hingga
menunjukkan bahwa pembelajaran telah dikuasai siswa. Petunjuk tersebut perlu
digunakan sebagai gambaran agar guru mengetahui perkembangan siswa dan
jangan hanya dilakukan diakhri saja, tetapi akan baik jika dilakukan selama proses
belajar siswa (Nurhadi, 2004: 68).
Sesuai dengan Kurikulum 2013, penilaian otentik dituntut untuk memiliki
relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Penilaian tersebut
berfungsi untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam
rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain
sebagainya. Penilaian ini lebih berfokus pada tugas-tugas kompleks dan
kontekstual, membuat anak untuk mampu menunjukan kompetensi yang dimiliki
dalam pengaturan yang lebih otentik. Penilaian otentik sangat relevan dengan
pembelajaran terpadu khususnya pada jenjang sekolah dasar.
Burhan (2011: 34) menyebutkan ada beberapa hal yang bisa digunakan
sebagai dasar menilai prestasi siswa dalam penilaian otentik yaitu
1. Penilain kinerja. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan
peserta didik dalam mendomenstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian kinerja ini bisa dalam kinerja lisan seperti berpidato, berdiskusi,
berdialog, dll.
2. Wawancara lisan. Wawancara lisan disebut juga penilaian kinerja
kebahasaan. Tujuan utama wawancar lisan ini adalah untuk menilai
kompetensi peserta didik dalam membahasakan secara lisan informasi yang
ditanyakan pewawancara dengan benar.
3. Pertanyaan terbuka. Penilaian dilakukan dengan memberikan pertanyaan
atau tugas yang harus dijawab atau dilakukan oleh peserta didik secara
4. Menceritakan kembali teks maupun cerita. Pemberian tugas menceritakan
kembali teks maupun cerita dilakukan untuk mengukur pemahaman wacana
yang didengar atau dibaca secara lisan maupun tertulis.
5. Portofolio. Porofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang
dikumpulkan secara sengaja, terencana, dan sistematik yang kemudian
dianalisis secara cermat untuk menunjukan perkemabnagan kemajuan
peserta didik dari waktu ke waktu.
6. Poyek. Proyek merupakan bentuk penugasan untuk menghasilakn karya
maupun produk tertentu yang dilakukan secara berkelompok dalam hal
dengan penilaian hasil pembelajaran. Hasil kerja akhir proyek dapat
berbentuk laporan tertulis, rekaman video, gambar, aksi, atau perpaduan
semuanya.
Menurut Panduan Teknis Penilaian (2013: 9) aspek yang akan dinilai
melalui penilaian otentik dapat dilakukan melalui:
1. Penilaian Sikap (KI 1 dan KI 2) yang mencakup sikap sosial dan spiritual
dapat dinilai dengan cara:
a. Observasi
Teknik penilaian dilakukan secara berkesinambungan menggunakan
indera dan dapat dilakukan melalui pembelajaran di luar atau di dalam
kelas.
b. Penilaian Diri
Penilaian dimana meminta siswa mengemukakan kelebihan dan
c. Penilaian Aantar teman
Teknik penilaian melibatkan siswa dalam menilai sikap dan perilaku
keseharian peserta didik.
d. Jurnal
Catatan pendidik di luar dan di dalam kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan peserta didik
2. Penilaian Pengetahuan (KI 3) dapat dilakukan dengan cara:
a. Tes tulis
Tes tulis merupakan tes soal dan jawaban yang tertulis beupa pilihan
ganda, isian, uraian, dan menjodohkan.
b. Tes Lisan
Tes yang berupa pertanyaan yang diberika guru terhadap siswa melalui
daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh guru.
c. Penugasan:
Penugasan dilakukan oleh pendidik dapat berupa pekerjaan rumah dan
proyek baik secara individu atau kelompok
3. Ketrampilan (KI 4) dapat dinilai dengan cara:
a. Performance atau kinerja
Penilaian diaman siswa diminta untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang sesungguhnya.
b. Produk
c. Proyek
Penilaian terhadap siswa dimana penyelesaian tugas dilakukan dalam
periode tertentu yang mana tugas mengandung investigasi.
d. Portofolio
Penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik secara sistematis dalam
kurun waktu tertentu.
Sedangkan karakteristik penilaian otentik ada 4 yaitu (1) Bisa digunakan
untuk formatif maupun sumatif. (2) Mengulur pencapaian kompetensi yang
menekankan aspek keterampilan dan kinerja bukan hanya kompetensi. (3)
Penilaian otentik dilakukan secara berkesinambungan dan merupakan satu
kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap
pencapaian kompetensi siswa.
2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan,
tiap-tiap langkahnya berhubungan langsung dengan aktifitas revisi. (Kemp, 1994
dalam Trianto 2010: 81). Untuk melaksanakan pengembangan proses
pembelajaran diperlukan model – model pengembangan yang sesuai dengan
sistem pendidikan (Sudjana 2001: 92 dalam Trianto 2007: 53). Dalam
pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan
perangkat, yaitu model Dick – Carey, Model Four – D, dan model Kemp. Di
Gambar 2. Sistem Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E
Kemp
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa unsur
pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E. Kemp yang telah
direvisi dalam Trianto (2010: 82) sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)
Dalam tahap ini mengidentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di
lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik,
2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)
Dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik
siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu
maupun kelompok. Analisis tingkah laku awal siswa mengidentifikasi
keterampilan – keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk
memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.
Sedangkan analisis karakteristik siswa dilakukan dengan memperhatikan
ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun
sebagai kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik, usia dan
tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,
keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial,
dan sebagainya.
3. Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas adalah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan.
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan. Jadi analisis
tugas digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang
tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan