• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar."

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA

“KEGIATAN KELUARGAKU” MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Yohanes Eko Budiyanto

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk yang layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisoner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Gentan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 5 (sangat baik) dan skor 4,13 (baik) serta dua guru kelas I SD dengan skor 4,82 (sangat baik) dan 4,4 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,59 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN KELUARGAKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Yohanes Eko Budiyanto

Sanata Dharma University

2015

This research is a developmental research. The aim of this research is to produce learning instruments which refer to 2013 Curriculum of Elementary School by using the integrative thematic approach, scientific approach, high level thinking, characteristic education, and authentic assessment.

The development of this learning instrument used the procedure of

learning instruments’ development by Jerold E. Kemp and procedure of

developmental research by Borg and Gall. Both of those procedures were adapted to a simpler model of development which became the base of this research. The developmental procedure used in the research consisted of 5 steps which were: (1) Potency and Problem, (2) Data Gathering, (3) Design of the Product, (4) Experts’ Validation, and (5) Revision of the Design until the appropriate product of the

design was produced. Instruments of this research were list of needs’ analysis

questions and questionnaire. The interview was used to analyze the needs of the first grade teachers of Gentan Elementary School while the questionnaire was

used as validation of learning instruments’ quality done by the expert of 2013

Curriculum of Elementary School and two first grade Elementary School teachers. Based on the validation of 2013 Curriculum’s expert, the score were 5 (very good) and 4, 13 (good) while the score from the teachers were 4, 82 (very good) and 4, 4 (very good). The learning instrument got 4, 59 as the average score

and it was belonged to “very good” category. It was considered from the aspects in the validation instrument which were (a) RPP Identity, (b) Indicator Formulation, (c) Purpose Formulation, (d) Selection of Learning Material, (e) Selection of Learning Source, (f) Selection of Learning Media, (g) Learning

Method, (h) Learning Scenario, (i) Assessment, (j) Students’ Worksheet, (k)

Language. Thus, the learning instrument is ready to be used as the learning material which refers to 2013 Curriculum.

(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA KEGIATAN KELUARGAKU MENGACU

KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohanes Eko Budiyanto NIM. 111134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SUBTEMA KEGIATAN KELUARGAKU MENGACU

KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1)

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohanes Eko Budiyanto NIM. 111134097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS

Terima kasih Tuhan telah memberikan kemudahan dan kelancaran setiap langkahku dalam mengerjakan karya ini.

Bapak dan Ibuku tercinta,

Bapak Markus Supriyanto yang mendidik, mendoakan dan memberikan semangat dalam hidupku di rumah Tuhan Yesus Kristus

Ibu Veronika Suratinah yang selalu memberikan semangat dan mendoakanku

Beserta adikku Antonius Dwi Kuncoro Jati yang mendukungku dan mendoakanku.

Rady Tiya Elvira,

Terima kasih atas dukungan, bantuan, perhatian, doa dan semangat.

Sahabat – sahabatku Bocah Bahagia,

Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.

Sahabat – sahabatku di UKM Teater Seriboe Djendela,

Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.

Sahabat – sahabatku mahasiswa PGSD kelas A,

Terima kasih atas segala dukungan, semangat, bantuan, perhatian dan doa yang kalian berikan kepadaku.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,

(8)

v Motto

Jadikanlah pengalaman sebagai sesuatu yang indah karena dari pengalaman akan menemukan sesuatu yang membuat seseorang menjadi lebih baik lagi

Genggam pengalaman baik, Buang pengalaman buruk

Pengalaman = Guru yang terbaik

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Februari 2015

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Eko Budiyanto

Nomor Mahasiswa : 111134097

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Keluargaku

Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan rolayti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 14 Januari 2015

Yang menyatakan

(11)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA “KEGIATAN KELUARGAKU” MENGACU KURIKULUM SD 2013

UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR

Yohanes Eko Budiyanto

Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, berfikir tingkat tinggi, pendidikan karakter, dan penilaian otentik.

Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk yang layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuisoner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Gentan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD.

Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 5 (sangat baik) dan skor 4,13 (baik) serta dua guru kelas I SD dengan skor 4,82 (sangat baik) dan 4,4 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,59 termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek yang ada pada instrumen validasi yaitu, a) identitas RPP, (b) perumusan indikator, (c) perumusan tujuan, (d) pemilihan materi ajar, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media belajar, (g) metode pembelajaran, (h) skenario pembelajaran, (i) penilaian, (j) lembar kerja siswa, dan (k) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.

(12)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENTS BASED ON CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEGIATAN KELUARGAKU” FOR

FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Yohanes Eko Budiyanto Sanata Dharma University

2015

This research is a developmental research. The aim of this research is to produce learning instruments which refer to 2013 Curriculum of Elementary School by using the integrative thematic approach, scientific approach, high level thinking, characteristic education, and authentic assessment.

The development of this learning instrument used the procedure of

learning instruments’ development by Jerold E. Kemp and procedure of

developmental research by Borg and Gall. Both of those procedures were adapted to a simpler model of development which became the base of this research. The developmental procedure used in the research consisted of 5 steps which were: (1) Potency and Problem, (2) Data Gathering, (3) Design of the Product, (4) Experts’ Validation, and (5) Revision of the Design until the appropriate product of the

design was produced. Instruments of this research were list of needs’ analysis

questions and questionnaire. The interview was used to analyze the needs of the first grade teachers of Gentan Elementary School while the questionnaire was

used as validation of learning instruments’ quality done by the expert of 2013

Curriculum of Elementary School and two first grade Elementary School teachers. Based on the validation of 2013 Curriculum’s expert, the score were 5 (very good) and 4, 13 (good) while the score from the teachers were 4, 82 (very good) and 4, 4 (very good). The learning instrument got 4, 59 as the average score

and it was belonged to “very good” category. It was considered from the aspects in the validation instrument which were (a) RPP Identity, (b) Indicator Formulation, (c) Purpose Formulation, (d) Selection of Learning Material, (e) Selection of Learning Source, (f) Selection of Learning Media, (g) Learning

Method, (h) Learning Scenario, (i) Assessment, (j) Students’ Worksheet, (k)

Language. Thus, the learning instrument is ready to be used as the learning material which refers to 2013 Curriculum.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah

memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kegiatan Keluargaku Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik

secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan

dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua

Program Studi PGSD.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Program Studi

PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A selaku Dosen

Penguji

(14)

xi

8. Munjiatun Irianingsih, S.Pd. Selaku guru kelas 1 SD Negeri Gentan yang

telah memberikan informasi mengenai kesulitannya dalam menyusun

perangkat pembelajaran.

9. Rahayuningsih, A.Ma. guru kelas I SD Negeri Tlacap yang telah

membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Sartinah, S.Pd., SD. Guru kelas I SD Negeri Tlacap yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

11.Ag. Hardi Prasetyo, S.Pd., M.A. selaku validator Pakar Kurikulum 2013

yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan

validasi produk penelitian.

12.Ibu Indah Nugraheni selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi

produk penelitian.

13.Orang tuaku Markus Supriyanto dan Veronika Suratinah yang selalu

mendukung, mendoakan, dan sangat memperhatikan selama proses skripsi.

14.Adikku Antonius Dwi Kuncoro Jati yang selalu memberi semangat.

15.Teman-teman satu perjuangan 32 mahasiswa skripsi payung

pengembangan perangkar pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

16.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk

bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan

dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari

berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 14 Januari 2015

Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Teori ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.2 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 11

2.1.3 Pendidikan Karakter ... 17

2.1.4 Berfikir Tingkat Tinggi ... 19

(16)

xiii

2.1.6 Pendekatan Saintifik... 23

2.1.7 Penilaian Otentik ... 28

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 32

2.1.9 Penelitian yang relevan ... 41

2.1.10 Kerangka Pikir ... 44

2.1.11 Pertanyaan Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Prosedur Pengembangan ... 49

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 50

3.2.2 Pengumpulan Data ... 51

3.2.3 Desain Produk ... 51

3.2.4 Validasi Ahli ... 51

3.2.5 Revisi Desain ... 52

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 52

3.5 Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 52

3.6 Instrumen Penelitian... 53

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.8 Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 58

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 58

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62

4.2 Deskripsi Produl Awal ... 63

4.2.1 Silabus ... 63

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 64

4.2.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 65

4.2.3.1 Sampul Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 66

4.2.3.2 Isi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 66

4.3 Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk .... 67

(17)

xiv

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 71

4.5.1 Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 71

4.5.2 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 78

5.3 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 12

Tabel 2 Kerangka Pikir ... 44

Tabel 3 Konversi Nilai Skala Lima ... 54

Tabel 4 Kriteria Skor Skala Lima ... 57

Tabel 5 Komentar Pakar 1 Kurikulum 2013 dan Revisi ... 68

Tabel 6 Komentar Pakar 2 Kurikulum 2013 dan Revisi ... 69

Tabel 7 Komentar Guru Pelaksana 1 Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 70

Tabel 8 Komentar Guru Pelaksana 2 Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 70

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Revisi Taksonomi Bloom ... 20

Gambar 2 Sistem Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Menurut Jerold E Kemp ... 33

Gambar 3 Langkah – Langkah Prosedur Pengembangan ... 47

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Wawancara ... 85

Lampiran 2 Surat Keterangan melakukan wawancara ... 87

Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Guru ... 89

Lampiran 4 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013... 93

Lampiran 5 Data Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 104

Lampiran 6 Silabus ... 115

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 153

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut UU no. 2 tahun 2003 adalah upaya sadar dan

terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar

tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab,

kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (Suyadi, 2013:4).

Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendidikan perlu adanya pembentukkan

karakter yang selanjutnya akan membentuk kepribadian seseorang.

Pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia dini agar karakter

tersebut tertanam dalam diri anak – anak hingga dewasa. Pendidikan di sekolah dasar menjadi jenjang yang pas untuk membentuk karakter

seseorang. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan pendidikan yang

membentuk karakter seorang anak harus diperlukan sebuah kurikulum yang

dapat mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum merupakan suatu pedoman yang dipakai oleh guru dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah untuk membuat perencanaan

pembelajaran, perangkat pembelajaran dan sistem penilaian yang akan

digunakan. Salah satu hal yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan

perannya sebagai pengajar adalah membuat perangkat pembelajaran dan

rencana kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang akan diajarkan

berkaitan dengan penggunaan metode tertentu. Wujud nyata dari kompetensi

(22)

pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses belajar

mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan

yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran di

kelas. Perangkat pembelajaran dibuat agar segala sesuatu yang telah

direncanakan dapat tercapai dan terlaksana dengan baik, setelah itu

dikembangkan sesuai dengan kriteria dan standar kualitas yang telah

ditentukan. Perangkat pembelajaran yang baik dapat membantu siswa dalam

memahami dan menguasai materi dengan baik sehingga dapat membuat siswa

aktif dalam kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Sejak tahun 1945 kurikulum di indonesia mengalami perubahan, yaitu

pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006

serta yang terbaru adalah kurikulum 2013. Melihat dari pendidikan di

indonesia pemerintah berusaha untuk terus menguji bahkan sampai

mengganti kurikulum. Sampai yang terbaru yaitu kurikulum 2013,

pengembangan kurikulum 2013 memberikan jawaban terhadap kurikulum

yang dianut sebelumnya yaitu kurikulum 2006, kurikulum 2013 yang terbaru

ini bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk menjadi lebih baik dalam

melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa

menerima materi pelajaran (Hidayat, 2013:2-17). Menurut Dakir (2004:2-3),

kurikulum merupakan sebuah program pendidikan yang dirancang dan

(23)

yang dibuat secara sistematik berdasarkan dengan norma-norma yang berlaku

sehingga dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.

Perangkat Pembelajaran adalah elemen penting yang terdapat pada

kurikulum. Seorang guru harus wajib mempunyai perangkat pembelajaran

untuk melakukan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan

hal penting bagi siswa sebagai fasilitas belajar. Oleh karena itu, perangkat

pembelajaran sebaiknya harus dibuat dan dirancang oleh guru sesuai dengan

kebutuhan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu M I, guru kelas 1 SD N Gentan

pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 pukul 10.15 – 11.00 WIB, diperoleh bahwa pemahaman guru tentang kurikulum SD 2013 adalah sejauh yang

diterima dan diberikan oleh pemerintah. Guru menyadari pemahamannya

terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yaitu sesuai

dengan buku guru dan buku siswa yang diberikan oleh pemerintah. Beliau

memberi penjelasan bahwa cara mengajar dengan kurikulum SD 2013 lebih

menyenangkan karena kegiatan pembelajaran setiap harinya sudah dituang ke

dalam buku guru dan buku siswa. Pemahaman mengenai pendekatan tematik

integratif menurut guru yaitu pembelajaran saling terkait dan perpindahan

setiap muatan pelajarannya tidak dirasakan oleh siswa – siswi. Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik sesuai dengan 3 ranah, selain itu dalam

membuat RPP pendekatan saintifik harus selalu ada. Dengan adanya

pendekatan saintifik tersebut guru merasa lebih mudah dalam mengajar akan

(24)

penilaian otentik guru masih merasa kesulitan karena setiap soal harus

mengeluarkan kompetensi dasarnya sesuai dengan kriteria. Sehingga guru

masih sangat memerlukan contoh – contoh rubrik penilaian non tes.

Guru menyadari bahwa pemahaman pendidikan karakter dalam

pembelajaran adalah membentuk anak menjadi lebih baik, baik sikap, tingkah

laku maupun sopan santun tidak hanya berbicara saja tetapi dicontohkan

kepada anak. Pemahaman tentang jenis – jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional

tujuannya membuat manusia atau anak didik di indonesia menjadi orang yang

lebih baik, tidak hanya teori tetapi prakteknya harus dijalankan. Guru

mengalami kesulitan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu

dalam bahan yang diberikan pemerintah kurang kuat, belum mempunyai alat

peraga dan masih membutuhkan dana yang banyak untuk perangkat

pembelajaran. Contoh – contoh perangkat pembelajaran di sekolah sudah ada tetapi masih sangat sedikit, sehingga guru masih memerlukan contoh

perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013. Ciri – ciri RPPTH yang guru butuhkan sudah diberikan oleh pemerintah dan guru

sudah membuat lalu mengembangkan RPPTH tersebut, tetapi benar salahnya

belum diketahui. Guru sangat menginginkan pemerintah memberikan contoh

cara mengajar yang baik sesuai dengan kurikulum SD 2013 karena guru

hanya diberikan bahan tidak diberikan contoh cara mengajarnya. Saran guru

untuk dinas, mohon diberi contoh yang lengkap walaupun hanya sedikit tetapi

(25)

Berdasarkan kenyataan tersebut, perangkat pembelajaran adalah suatu

elemen yang penting yang terdapat dari kurikulum. Sedangkan kurikulum

adalah sesuatu program pendidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga

nantinya akan mendapatkan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh sebab

itu, untuk mendapatkan hasil pendidikan yang berkualitas, peneliti mencoba

untuk merancang perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013

guna membantu guru dalam mengajar sehingga siswa dapat menanamkan

nilai pendidikan karakter dengan judul “Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Subtema “Kegiatan Keluargaku” Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan

Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)

Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Kegiatan

Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)

Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Kegiatan

Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1)

(26)

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran

subtema Kegiatan Keluargaku mengacu kurikulum SD 2013 untuk

siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Dapat memperoleh pengalaman melakukan perangkat pembelajaran

dengan pendidikan karakter melalui pendekatan tematik integratif

yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar.

1.4.2 Bagi Guru

Dapat memeberikan inspirasi dan memiliki perangkat pembelajaran

bagi guru lain dalam mengembangkan perangkat pembelajaran dengan

pendidikan karakter melalui pendekatan tematik integratif yang

mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah

Dasar.

1.4.3 Bagi siswa

Dapat memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan

menggunakan pendekatan tematik integratif dengan pendidikan

karakter yang mengacu pada kurikulum 2013.

1.4.4 Bagi Sekolah

Dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan perangkat

pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integratif dengan

(27)

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Dapat menambah koleksi bahan bacaan.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah sebuah kurikulum dimana terdapat

beberapa aspek yang harus di capai oleh peserta didik yaitu

peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

1.5.2 Pendidikan Karakter adalah usaha sadar manusia menjadi lebih baik

dengan membangun karakter dalam diri manusia yang melibatkan

pengetahuan, perasaan dan tindakan dalam perilaku sehari – hari. 1.5.3 Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dilakukan

secara terpadu yang mengaitkan berbagai bidang studi, konsep

pembelajaran dan pokok bahasan melalui tema besar sehingga

pembelajaran dapat bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

1.5.4 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran untuk memberi

pemahaman kepada peserta didik dalam mengamati, menanya,

menalar, mencoba dan mengkomunikasikan menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

tergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi

pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong

(28)

1.5.5 Penilaian Otentik adalah sebuah penilaian siswa dengan aspek yang

dinilai berupa penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan

keterampilan.

1.5.6 Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik

Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan

ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal

dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1.6.1 Komponen RPPTH yang disusun lengkap yang didalamnya berisi (1)

satuan pendidikan, kelas, semester, tema/subtema, mata pelajaran

terkait, pembelajaran, dan alokasi waktu (2) Kompetensi Inti, (3)

Indikator, (4) Tujuan Pembelajaran, (5) Materi Pokok, (6) Pendekatan

dan Metode Pembelajaran, (7)Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran,

(8) Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran, (9) Penilaian.

1.6.2 RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan

pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap

spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan

pembelajaran.

1.6.3 RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yaitu

pembelajaran yang dilakukan secara terpadu yang mengaitkan

(29)

melalui tema besar sehingga pembelajaran dapat bermakna dan

menyenangkan bagi siswa..

1.6.4 RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan

pendekatan saintifik yang didalam proses pembelajarannya memberi

pemahaman kepada peserta didik dalam mengamati, menanya,

menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

1.6.5 Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik yaitu

penilaian siswa dengan aspek yang dinilai berupa penilaian sikap,

penilaian pengetahuan dan keterampilan. RPPTH disusun sesuai

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan wadah yang menentukan arah pendidikan. Berhasil

dan tidaknya pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan.

Kurikulum adalah bagian ujung tombak dari terlaksananya kegiatan pendidikan.

Tanpa adanya kurikulum pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik, efektif dan

efisien. Karena itu peran kurikulum sangat penting bagi satuan pendidikan.

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis sebagaimana dikutip oleh Rusman (2011:

3), mengartikan kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi

siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pedidikan Nasional.

Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa kurikulum ialah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (M. Fadlillah, 2014:15).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun

pelajaran 2013/2014. Di dalam kurikulum 2013 ini terdapat beberapa aspek yang

harus di capai oleh peserta didik yaitu peningkatan dan keseimbangan soft skills

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Kemudian diturunkan yang semula dari mata pelajaran berubah

(31)

kurikulum 2013 lebih bersifat tematik integratif dalam semua mata pelajaran.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kurikulum 2013 adalah sebuah

kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan

kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

Prinsip – prinsip yang dijadikan pedoman dalam pengembangan

kurikulum 2013 ini sama seperti prinsip penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Permendikbud menyebutkan tentang implementasi kurikulum 2013

nomor 81A tahun 2013 sebagai berikut pertama, peningkatan iman, takwa dan

akhlak mulia. Kedua, kebutuhan kompetensi masa depan. Ketiga, peningkatan

potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kemampuan peserta didik. Keempat, keberagaman potensi dan karakteristik

daerah dan lingkungan. Kelima, tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

Keenam, tuntutan dunia kerja. Ketujuh, perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni. Kedelapan, agama. Kesembilan, dinamika perkembangan

global. Kesepuluh, persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan. Kesebelas,

kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Keduabelas, kesetaraan gender.

Ketigabelas, karakteristik satuan pendidikan.

2.1.2 Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Majid (2014 : 28) orientasi kurikulum SD 2013 merupakan

adanya peningakatan dan keseimbangan antara UU 20 Tahun 2003 dengan

kompetensi sikap (atitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).

(32)

pada kurikulum 2006 (KTSP), adapun permasalahannya yaitu: (1) Konten

kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukan banyaknya mata pelajaran, (2)

kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan fungsi dan

tujuan pendidikan nasional, (3) kompetensi belum menggambarkn secara holistik

domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (4) Beberapa kometensi yang

dibutuhkan dengan perkembangan kebutuhan belum terakomodasi dalam

kurikulum, (5) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan yang

terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. (6) Standar proses

pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci. (7) Standar

penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi dan belum

tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala, (8) Dengan KTSP memerlukan

dokumen kurikulum yang lebih rinci.

Pengembangan kurikulum dilakukan karena adanya tantangan – tantangan

yang dihadapi, yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal antara

lain, tuntutan pengembangan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional

pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar penilaian, standar

kompetensi kelulusan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana

dan prasarana serta standar pendidik dan tenaga kependidikan. tantangan internal

lainnya terkait dengan Kondisi pendidikan di indonesia dibandingkan dengan

negara – negara maju. Aspek ini akan melihat standar isi, khususnya pada

kompetensi dasar. Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia bangsa

Indonesia harus membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,

(33)

Daya Manusia (SDM) di Indonesia harus dapat memiliki kompetensi dan

keterampilan dalam bidang pendidikan (Husanah, 2013:8).

Tantangan lain yang harus dihadapi adalah tantangan eksternal. Di mana

tantangan eksternal ini meliputi persepsi masyarakat yang berkembang. Maksud

dari persepsi masyarakat yang berkembang adalah pendidikan yang terlalu

menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan kurang

bermuatan karakter. Jika seseorang pelajar dititik beratkan pada pengetahuan

terus-menerus lama kelamaan beban siswa terlalu berat dan menjadi jenuh.

Akibatnya akan terjadi permasalahan – permasalahan negatif dikalangan pelajar

seperti narkoba, tawuran pelajar, dan lain-lain. Kurikulum 2013 diharapkan

mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dihadapi dimasa yang

akan datang yaitu dengan mengembangkan tiga komponen penting yaitu ASK

(attitude, skil and knowledge) (Husanah, 2013:8).

Tantangan internal dan eksternal merupakan dua hal yang harus dihadapi

seiring dengan perkembangan zaman. Hal lain yang perlu dihadapi adalah

kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini dan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini (Mulyasa, 2013: 61-63).

Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya

menekankan pendidikan

(34)

karakter

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan

terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan

kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang

dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik

2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku

teks

2 Sifat pembelajaran yang

kontekstual

3 Buku teks hanya memuat 3 Buku teks memuat materi dan

(35)

materi bahasan penilaian serta kompetensi

yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif,

afektif, psikomotorik secara

proposional

2 Tes menjadi cara penilaian

yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio

saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi

saja

1 Memenuhi kompetensi profesi,

pedagogi, sosial, dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai

pembebasan dalam pengelolaan

kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah

memiliki kendali kualitas

dalam pelaksanaan kurikulum

di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan

satuan pendidikan menyususn

2 Satuan pendidikan mampu

(36)

kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan

peserta didik, dan potensi

daerah.

mempertimbangkan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan

peserta didik, dan potensi

daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan

sampai standar isi mata

pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua

komponen kurikulum sampai

buku teks dan pedoman

Melihat tantangan-tantangan dan kesenjangan yang dihadapi pada saat ini,

maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir harus

membandingkan dengan kurikulum sebelumnya yaitu (Husanah, 2013:8):

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui

Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran.

3. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan.

4. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.

5. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).

Melihat kesenjangan yang terjadi dalam kurikulum tersebut perlu adanya

perubahan, adapun elemen perubahan yang terjadi di kurikulum 2013 adalah

menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan

(37)

2.1.3 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter (Fakry dalam Kusuma dkk, 2011:5) adalah sebuah

proses tranformasi nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan, dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.

Menurut Lickona pendidikan karakter mencakup tiga unsur pokok, yaitu

mengetahui kebaikan, mencintai kebaikan dan melakukan kebaikan (Suyadi,

2013: 6). Tujuannnya untuk membentuk kepribadian anak supaya menjadi

manusia yang baik dan menjadi warga negara yang baik. Sedangkan menurut

(Samami, 2012: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan

kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Dari ketiga teori di atas,

mengandung makna bahwa pendidikan karakter dalam prosesnya melibatkan

pengetahuan (pikir,raga,mengetahui kebaikan, proses transformasi), perasaan

(hati, rasa, mencintai kebaikan) dan tindakan (perilaku, melakukan kebaikan).

Samani (2012: 45) mengungkapkan tujuan pendidikan karakter adalah

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik –

buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan

sehari – hari dengan sepenuh hati. Tujuan pendidikan karakter dalam setting

sekolah (Kusuma, 2011:9) adalah:

1. Menguatkan dan mengembangkan nilai – nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik

(38)

2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai –

nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam

memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa sekolah dari

“Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas 2010)

adalah:

1. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi

berperilaku baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku

yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.

2. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung

jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat

3. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain

yang tidak sesuai dengan nilai – nilai budaya dan karakter bangsa yang

bermartabat.

Menurut Furqon (2010: 79-81) menyebutkan nilai – nilai karakter menjadi

30 butir karakter diantaranya (1) adil (2) amanah (3) pengampunan (4) antisipatif

(5) arif (6) baik sangka (7) kebajikan (8) keberanian (9)kebijaksanaan (10)

cekatan (11) cerdas (12) cerdik (13) cermat (14) pendaya guna (15) demokratis

(16) dermawan (17) dinamis (18) disiplin (19) efisien (20) empan papan (21)

empati (22) fair play (23) gigih (24) gotong royong (25) hemat (26) hormat (27)

ikhlas (28) inisiatif (29) inovatif dan (30) kejujuran. Semua karakter di atas dapat

(39)

nilai karakter dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang

lebih sosial.

Berdasarkan pengertian di atas pendidikan karakter perlu diberikan kepada

anak – anak dari usia dini. Dengan begitu, perlahan anak Indonesia mempunyai

karakter yang lebih baik. Peneliti menyimpulkan bahwa, pendidikan karakter

adalah usaha sadar manusia menjadi lebih baik dengan membangun karakter

dalam diri manusia yang melibatkan pengetahuan, perasaan dan tindakan dalam

perilaku sehari – hari.

2.1.4 Berpikir Tingkat Tinggi

Taksonomi Bloom menggolongkan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah

yaitu:

a. Ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam

bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”),

b. Ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”),

c. Ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani,

gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”–walau

sebenarnya tidak sama persis.

Taksonomi Bloom dalam Anderson (210:43) memuat dimensi proses

kognitif yaitu:

(1) Tahap Mengingat

(40)

(2) Tahap Memahami

Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang

diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru

(3) Tahap mengaplikasikan

Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu

(4) Tahap menganalisis

Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan

hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian

tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan

(5) Tahap Mengevaluasi

Mengambil keputusan berdasarkan kriteria

(6) Tahap mencipta

Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru atau untuk

membuat suatu produk

Terdapat 3 aspek yang menjadi bagian dari kemampuan berpikir tinggi

yaitu aspek analisa, aspek evaluasi, dan aspek mencipta sebagai pedoman

berpikir.

(41)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berpikir tingkat tinggi merupakan tahap – tahap pembelajaran yang mempunyai 3

tujuan pendidikan yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik

melalui 6 tahap yang dimulai dari tahap mengingat, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta sehingga dapat membentuk

pembelajaran yang efektif.

2.1.5 Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum 2013 memiliki salah satu ciri khas yaitu pembelajaran yang

menggunakan pendekatan tematik integratif. Pola pikir kurikulum 2013 merujuk

pada perubahan yang memiliki karakteristik hampir sama dengan pembelajaran

kontekstual. Suprijono (2011:79) mengungkapkan pembelajaran kontekstual

merupakan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengaitkan

pengetahuan atau materi dengan kondisi dunia nyata yang terjadi pada saat ini,

hingga siswa berusaha menemukan sendiri hubungan antara materi tersebut

dengan kehidupannya. Hubungan dengan kehidupannya bisa berupa cara bagi

siswa untuk menerapkan pengetahuannya pada kehidupan mereka.

Pembelajaran kontekstual memiliki fokus pada perkembangan ilmu,

pemahaman, keterampilan siswa, dan pemahaman kontekstual siswa dengan dunia

nyata yang dialami siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual mengajak siswa untuk mengutamakan pengetahuan dan

pengalaman nyata dalam pembelajarannya, mengajak siswa berpikir tingkat

tinggi, menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa, menuntut siswa

(42)

menyenangkan, asyik, tidak membosankan dan diusahakan belajar dapat

darimana, kapan saja dan di mana saja. Suprijono (2011:80-81) menegaskan

bahwa prinsip pembelajaran kontekstual ada tiga (1) adanya saling

ketergantungan antar materi satu dengan lainnya, (2) pengenalan keberagaman

realitas kehidupan, dan (3) pengaturan diri yang dapat membuat siswa berani

mengekspresikan potensi diri yang dimiliki.

Jika pembelajaran sudah kontekstual, maka tugas guru hanya mengaitkan

mata pelajaran sehingga tidak lagi terpisah – pisah seperti konsep pendekatan

tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif dilaksanakan menggunakan

prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai

acauan kegiatan pembelajaran, dimana di dalam setiap tema tersebut terdapat

berbagai macam mata pelajaran. Pembelajaran tematik integratif berfungsi

memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan mendalami

konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat

belajar peserta didik, karena materi yang diajarkan sesuai dengan kenyataan

(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik menurut (Kemendikbud,

2013a:197).

Mulyasa (2013:170) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif

sebelumnya hanya dilaksanakan pada kelas rendah saja, dan kelas tinggi setiap

mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Dalam penerapan kurikulum

2013, murid sekolah dasar tidak lagi mempelajari masing – masing mata pelajaran

secara terpisah. Pembelajaran tematik integratif dalam penerapannya

(43)

mata pelajaran lain yang saling berkaitan. Pembelajaran tematik menurut Rusman

(2013:254) merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated

instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan

siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan

konsep sehingga siswa dapat belajar secara holistik, bermakna, dan autentik.

Berdasarkan teori – teori yang sudah diuraikan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang

dilakukan secara terpadu yang mengaitkan berbagai bidang studi, konsep

pembelajaran dan pokok bahasan melalui tema besar sehingga pembelajaran dapat

bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

2.1.6 Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 menekankan dalam pembelajaran, yaitu menggunakan

pendekatan saintifik / pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)

dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua muatan pelajaran.

Langkah-langkah pokok dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah

meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Semiawan (1987: 14-16)

mengemukakan empat alasan pentingnya pendekatan keterampilan proses

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat alasan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cepat sehingga menuntut

(44)

perkembangan tersebut. Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada

mengajarkan fakta dan konsep (metode ceramah) tidak memberikan

kemampuan untuk menemukan pengetahuan kepada siswa, melainkan

hanya memiliki pengetahuan. Untuk itu guru harus mengembangkan strategi

pembelajaran yang dapat memberikan keterampilan memperoleh

pengetahuan kepada siswa.

2. Siswa mudah memahami konsep apabila kegiatan pembelajaran menyajikan

contoh konkrit, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi

siswa, serta mempraktekkan atau melakukan sesuatu (learning by doing).

Dengan kata lain, apabila siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung

maka siswa akan mudah memahami konsep dan diperoleh hasil belajar yang

bermakna serta berlangsung tetap.

3. Penemuan ilmiah bersifat tentatif, artinya dapat berubah berdasarkan fakta

dan data baru. Pembelajaran harus menanamkan kemampuan berfikir

kritis-analitis terhadap permasalahan.

4. Pengembangan konsep seyogyanya tidak terlepas dari pengembangan sikap

dan nilai pada diri siswa, sehingga mereka memiliki kemampuan secara

intelektual dan sosial. Pembelajaran harus mengembangkan kemampuan

yang terintegrasi antara kemampuan intelektual dan kemampuan sosial.

Menurut Sudarwan dalam Abdul Majid (2014 : 194) pendekatan saintifik

mempunyai ciri-ciri yaitu: penonjolan dalam pengamatan, penalaran, penemuan,

(45)

Menurut Majid (3014 : 211) kurikulum SD 2013 menggunakan pedagogik modern

dimana menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati lebih pada proses pembelajaran. Metode mengamti sangat

bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa menjadi

antusias dalam belajar. Prinsip yang digunakan dalam pengamatan yang harus

diperhatikan oleh guru dan siswa adalah:

- Cermat, objektif, dan jujur serta fokus pada objek

- Menentukan dan menyepakati prosedur pengamatan

- Memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya.

2. Menanya

Guru mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan

ranah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap melalui bertanya. Kriteria pertanyaan

yang baik ialah: (1) singkat, padat, jelas. (2) menginspirasi jawaban, (3) memiliki

fokus, (4) bersifat probing, (5) bersifat validatif, (6) memberi kesempatan peserta

didik berfikir ulang, (7) merangsang peningkatan kemampuan kognitif, (8)

merangsang proses interaksi.

3. Menalar

Dalam kurikulum SD 2013, menalar digunakan untuk menggambarkan bahwa

guru dan peserta didik berlaku aktif melalui kerangka proses pembelajaran. Cara

menalar ada dua, yaitu secara induktif dan secara deduktif. Menalar secara

(46)

sedangkan deduktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari bersifat umum

ke bersifat khusus.

4. Mencoba

Pada proses mencoba, peserta didik dimaksudkan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi seari-hari. Tahapan mencoba adalah:

- Persiapan

- Pelaksanaan

- Tindak Lanjut

5. Mengkomunikasikan

Pada tahap mengkomunikasikan, siswa dapat mengkomunikasikan hasil

belajarnya dengan baik menurut yang ada dalam standar proses.

Komponen-komponen tersebut dapat dimunculkan dalam setiap praktik

pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran. Permendikbud No. 65

Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mensiratkan

tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah

pendekatan saintifik atau ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan Saintifik atau

ilmiah dalam proses pembelajaran sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan sendiri

dari keberadaan Kurikulum SD 2013, yang menarik untuk dipejari dan

dielaborasi lebih lanjut.

Pendekatan saintifik memiliki cirri-ciri penonjolan pada dimensi

pengamatan, penalaran, penemuan, pengesahan, dan penjelasan tentang suatu

kebenaran. Dalam Kurikulum SD 2013 pendekatan saintifik atau pendekatan sains

(47)

pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam (dalam Imas

Kuriasih dan Berlin Sani:2014). Dengan demikian, proses pembelajaran harus

dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:

 Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang

dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas

kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

 Penjelasan guru, respons peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta

didik terbebas dari prasangka dengan serta-merta,pemikiran subjektif, atau

penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis,

dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir berdasarkan

hipotesis dalam melihat perbedaan , kesamaan, dan tautan satu sama lain

dari substansi atau materi pembelajaran.

 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif

dalam merespons substansi atau materi pembelajaran.

 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung

jawabkan.

 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

(48)

Berdasarkan uraian di atas pendekatan saintifik yang diterapkan dalam

pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 merupakan suatu proses

yang dilakukan siswa dengan mengedepankan ide-ide kreatif. Kemampuan

siswa dapat dikembangkan secara holistik mulai dari ranah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

2.1.7 Penilaian Otentik

Ada beberapa istilah yang sering dipergunakan dalam konteks penilaian

yang tidak jarang dikacaukan penggunaannya. Istilah – istilah itu adalah penialian

(evaluation), pengukuran (measurement), tes (test), dan asesmen (asessment)

(Nurgiantoro, 2011: 22). Otentik dapat berarti nyata, benar – benar hasil tampilan

peserta didik, akurat, dan bermakna. Penilaian otentik merupakan penilaian

kinerja (perfomansi) yang meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan

keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan

yang dikuasainya. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai

keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata

di mana keterampilan – keterampilan tersebut digunakan (Nurgiantoro, 2011: 22).

Nurhadi (2004: 172) mengungkapkan penilaian otentik merupakan

penilaian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait

perkembangan dan pencapaian pembelajaran mengunakan berbagai teknik hingga

menunjukkan bahwa pembelajaran telah dikuasai siswa. Petunjuk tersebut perlu

digunakan sebagai gambaran agar guru mengetahui perkembangan siswa dan

(49)

jangan hanya dilakukan diakhri saja, tetapi akan baik jika dilakukan selama proses

belajar siswa (Nurhadi, 2004: 68).

Sesuai dengan Kurikulum 2013, penilaian otentik dituntut untuk memiliki

relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Penilaian tersebut

berfungsi untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam

rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain

sebagainya. Penilaian ini lebih berfokus pada tugas-tugas kompleks dan

kontekstual, membuat anak untuk mampu menunjukan kompetensi yang dimiliki

dalam pengaturan yang lebih otentik. Penilaian otentik sangat relevan dengan

pembelajaran terpadu khususnya pada jenjang sekolah dasar.

Burhan (2011: 34) menyebutkan ada beberapa hal yang bisa digunakan

sebagai dasar menilai prestasi siswa dalam penilaian otentik yaitu

1. Penilain kinerja. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan

peserta didik dalam mendomenstrasikan pengetahuan dan keterampilan.

Penilaian kinerja ini bisa dalam kinerja lisan seperti berpidato, berdiskusi,

berdialog, dll.

2. Wawancara lisan. Wawancara lisan disebut juga penilaian kinerja

kebahasaan. Tujuan utama wawancar lisan ini adalah untuk menilai

kompetensi peserta didik dalam membahasakan secara lisan informasi yang

ditanyakan pewawancara dengan benar.

3. Pertanyaan terbuka. Penilaian dilakukan dengan memberikan pertanyaan

atau tugas yang harus dijawab atau dilakukan oleh peserta didik secara

(50)

4. Menceritakan kembali teks maupun cerita. Pemberian tugas menceritakan

kembali teks maupun cerita dilakukan untuk mengukur pemahaman wacana

yang didengar atau dibaca secara lisan maupun tertulis.

5. Portofolio. Porofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang

dikumpulkan secara sengaja, terencana, dan sistematik yang kemudian

dianalisis secara cermat untuk menunjukan perkemabnagan kemajuan

peserta didik dari waktu ke waktu.

6. Poyek. Proyek merupakan bentuk penugasan untuk menghasilakn karya

maupun produk tertentu yang dilakukan secara berkelompok dalam hal

dengan penilaian hasil pembelajaran. Hasil kerja akhir proyek dapat

berbentuk laporan tertulis, rekaman video, gambar, aksi, atau perpaduan

semuanya.

Menurut Panduan Teknis Penilaian (2013: 9) aspek yang akan dinilai

melalui penilaian otentik dapat dilakukan melalui:

1. Penilaian Sikap (KI 1 dan KI 2) yang mencakup sikap sosial dan spiritual

dapat dinilai dengan cara:

a. Observasi

Teknik penilaian dilakukan secara berkesinambungan menggunakan

indera dan dapat dilakukan melalui pembelajaran di luar atau di dalam

kelas.

b. Penilaian Diri

Penilaian dimana meminta siswa mengemukakan kelebihan dan

(51)

c. Penilaian Aantar teman

Teknik penilaian melibatkan siswa dalam menilai sikap dan perilaku

keseharian peserta didik.

d. Jurnal

Catatan pendidik di luar dan di dalam kelas yang berisi informasi hasil

pengamatan peserta didik

2. Penilaian Pengetahuan (KI 3) dapat dilakukan dengan cara:

a. Tes tulis

Tes tulis merupakan tes soal dan jawaban yang tertulis beupa pilihan

ganda, isian, uraian, dan menjodohkan.

b. Tes Lisan

Tes yang berupa pertanyaan yang diberika guru terhadap siswa melalui

daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh guru.

c. Penugasan:

Penugasan dilakukan oleh pendidik dapat berupa pekerjaan rumah dan

proyek baik secara individu atau kelompok

3. Ketrampilan (KI 4) dapat dinilai dengan cara:

a. Performance atau kinerja

Penilaian diaman siswa diminta untuk melakukan suatu tugas pada situasi

yang sesungguhnya.

b. Produk

(52)

c. Proyek

Penilaian terhadap siswa dimana penyelesaian tugas dilakukan dalam

periode tertentu yang mana tugas mengandung investigasi.

d. Portofolio

Penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik secara sistematis dalam

kurun waktu tertentu.

Sedangkan karakteristik penilaian otentik ada 4 yaitu (1) Bisa digunakan

untuk formatif maupun sumatif. (2) Mengulur pencapaian kompetensi yang

menekankan aspek keterampilan dan kinerja bukan hanya kompetensi. (3)

Penilaian otentik dilakukan secara berkesinambungan dan merupakan satu

kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap

pencapaian kompetensi siswa.

2.1.8 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan,

tiap-tiap langkahnya berhubungan langsung dengan aktifitas revisi. (Kemp, 1994

dalam Trianto 2010: 81). Untuk melaksanakan pengembangan proses

pembelajaran diperlukan model – model pengembangan yang sesuai dengan

sistem pendidikan (Sudjana 2001: 92 dalam Trianto 2007: 53). Dalam

pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan

perangkat, yaitu model Dick – Carey, Model Four – D, dan model Kemp. Di

(53)

Gambar 2. Sistem Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E

Kemp

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa unsur

pengembangan perangkat pembelajaran menurut Jerold E. Kemp yang telah

direvisi dalam Trianto (2010: 82) sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Dalam tahap ini mengidentifikasi adanya kesenjangan antara

tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di

lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik,

(54)

2. Analisis Siswa (Learner Characteristics)

Dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik

siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu

maupun kelompok. Analisis tingkah laku awal siswa mengidentifikasi

keterampilan – keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk

memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

Sedangkan analisis karakteristik siswa dilakukan dengan memperhatikan

ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik, usia dan

tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,

keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial,

dan sebagainya.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Analisis tugas adalah alat yang digunakan oleh guru untuk

mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari

pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan.

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengetahui dan

menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan. Jadi analisis

tugas digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang

tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam

bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

Gambar

Tabel 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum .................................................
Gambar 4 Langkah – langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran  ........ 50
Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Gambar 1. Revisi Taksonomi Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dilihat dari sudut pandang desain, bengkel – bengkel modifikasi yang ada terkesan seadanya dalam bidang interior, padahal para konsumen seharusnya mendapat tempat yang

Program Kerja PPL yang direncanakan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan di SMK Negeri 2 Pengasih tahun 2015 ini meliputi: (1) Pembuatan

[r]

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui nilai beban kerja mental pada Pabrik Alum Cair, Seksi Operasi dan Laboratorium Analisa Kimia

Sehubungcn dengon penoworon Soudoro untuk poket pekerjoon tersebut diotos seteloh dilokukon evoluosi, moko dimohon kehodiron Soudoro untuk hodir dolom

bagi peserta yang merasa keberatan atas hasil Pengumuman Pemenang Pelelangan ini, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan lewat aplikasi SPSE pada paket E-Lelang yang

Saat cotton bud yang telah dicelupkan ke dalam sabun dan dimasukkan ke dalam susu, maka sabun tersebut akan memecah lemak dalam susu.. Proses