• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.2. Model Persamaan Estimasi

Model pada penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vennet (1999). Adapun alat analisis yang digunakan adalah persamaan regresi. Pada penelitian Vennet tersebut, pertumbuhan total aset yang merupakan variabel endogen atau variabel terikat dipengaruhi oleh ROA, ROE, CAP, CRED, JKB, GDP, I_Riil dan GOVDEF. Hubungan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

TAt = βo + β1 ROAt + β2 ROEt+ β3 CAPt + β4 CREDt + β5 JKB t + β6 GDPt + β7

I_Riilt + β8 GOVDEFt + β9 COSTINCt + ε...(3.1)

Dimana:

βo = Konstanta Persamaan total aset

β1β30 = Slope (kemiringan variabel bebas terhadap variabel terikat)

ROAt = Return On Asset pada periode t (persen)

ROEt = Return On Equity pada periode t(persen)

CAPt = Kapital pada periode t (persen)

CREDt = NPF pada periode t (persen)

JKBt = Jumlah Kantor Bank pada periode t (unit/kapita)

GDPt = Gross Domestic Product pada periode t (milyar Rupiah)

GOVDEFt = Defisit Anggaran pada periode t (persen)

COSTINCt = Rasio Biaya Pendapatan pada periode t (persen) ε = Kesalahan pengganggu persamaan total aset

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan antara lain ROA, CAP, JKB, GDP dan I_Riil. Perbedaan penggunaan variabel ini disebabkan adanya beberapa alasan. Variabel ROE tidak dapat dimasukkan dalam persamaan estimasi disebabkan karena adanya multikolinearitas yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,99. Selain itu, variabel GOVDEF dan COSTINC juga tidak dapat dimasukkan karena ketidaktersediaan data.

Perbedaan selanjutnya dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini ditambahkan dua variabel baru, yaitu I_Riil dan INF. Variabel I_Riil ikut ditambahkan ke dalam pesamaan total aset karena diduga bahwa tingkat suku bunga bank konvensional akan mempengaruhi pertumbuhan total aset Bank Syariah, dimana dengan semakin tinggi tingkat suku bunga bank konvensional akan menyebabkan nasabah lebih memilih bank konvensional dibanding Bank Syariah. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan Amin (2004) bahwa memburuknya situasi perekonomian akibat kebijakan suku bunga yang tinggi.

Variabel kedua yang ditambahkan pada penelitian ini adalah Inf yang menyatakan inflasi. Dengan adanya inflasi diduga akan mempengaruhi

pertumbuhan Bank Syariah ke arah yang negatif, yang berarti pertumbuhan Bank Syariah akan mengalami penurunan.

Perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan lag yang terdistribusi (distributed lag). Penggunaan lag disebabkan karena dalam analisis regresi yang melibatkan deret waktu, variabel terikat tidak hanya dipengaruhi oleh variabel bebas saat itu tetapi juga dipengaruhi oleh nilai masa lalu dari variabel bebas tersebut. Untuk mendapatkan lag, terdapat dua langkah yang harus dilakukan. Langkah pertama adalah memasukkan lag yang panjang pada setiap variabel bebas sebelum melakukan estimasi persamaan. Apabila dalam memasukkan lag ini terjadi insufficient data maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah membuang lag dari masing-masing variabel bebas yang memiliki nilai probabilitas yang paling tinggi sehingga pada akhirnya akan diperoleh nilai probabilitas yang signifikan secara statistik atau hasil yang terbaik. Secara matematis, hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

TAt = βo + β1 ROAt + β2 ROAt-1 + ... +β6 ROAt-n + β7 CAPt + β8 CAPt-1 + ... + β12

CAPt-n + β13 JKBt + β14 JKBt-1 + ... + β18 JKBt-n + β19 GDPt + β20 GDPt-1 +

... + β24 GDPt-n + β25 I_Riilt + β26 I_Riilt-1 + ... + β30 I_Riilt-n + β31 Log NPFt

+ β32 Log NPF t-1 + ... + β36 Log NPFt-n + β37 INFt + β38 INFt-1 + ... + β42

INFt-n + dummy + ε...(3.2)

Dimana:

βo = Konstanta Persamaan total aset

β1β30 = Slope (kemiringan variabel bebas terhadap variabel terikat)

TAt = Total aset pada periode t (juta Rupiah)

ROAt = Return On Asset pada periode t (persen)

JKBt = Jumlah Kantor Bank pada periode t (unit/kapita)

GDPt = Gross Domestic Product pada periode t (milyar Rupiah)

I_Riilt = Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional (persen)

NPFt = Non Performing Financings pada periode t(milyar Rupiah)

INFt = Inflasi pada periode t (persen)

t-1, t-n = Panjang lag maksimum

ε = Kesalahan pengganggu persamaan total aset Pengertian dari masing-masing faktor:

1. TA (Total aset) merupakan variabel endogen atau variabel terikat atau variabel tak bebas atau variabel yang dipengaruhi. Besarnya total aset adalah dalam juta Rupiah, sehingga untuk memudahkan dalam pembahasan dan menyamakan dengan variabel lain yang dalam bentuk persen maka variabel ini dilogkan sehingga akan memiliki satuan yang sama yaitu dalam persen. Sebelum diubah dalam bentuk log, total aset harus disesuaikan dalam bentuk riil agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat ini dengan cara membagi total aset yang masih dalam bentuk nominal dengan tahun dasar 2000 (2000 =100).

2. ROA (Return On Assets) merupakan salah satu rasio profitabilitas dari Bank Syariah yang menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum pajak dengan aktiva.

Hubungan tersebut dapat dituliskan:

Aktiva Pajak Sebelum Laba

ROA=

3. JKB (Jumlah Kantor Bank) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kepadatan bank. Cara penghitungan JKB adalah dengan membagi jumlah kantor bank dengan jumlah penduduk atau populasi di Indonesia. Secara matematis dapat dirumuskan:

Penduduk Jumlah Bank Kantor Jumlah JKB=

Jumlah Kantor bank yang digunakan dalam penelitian ini bukan hanya jumlah Bank Umum Syariah (BUS) maupun kantor cabang dari BUS, tetapi juga mencakup jumlah Unit Usaha Syariah (UUS). UUS merupakan bank konvensional yang membuka cabang syariah. Dengan diberlakukannya sistem ini Bank Syariah tumbuh lebih cepat.

4. CAP (Capital)

Merupakan rasio capital terhadap aset (capital to asset), dimana semakin besar modal maka akan dapat mendukung pertumbuhan aset. Selain itu, semakin kuat modal yang dimiliki maka akan mengurangi resiko-resiko bank dan mengarah kepada penilaian ranking atau rating yang lebih baik. 5. GDP merupakan ukuran jumlah output suatu negara. Sama seperti total aset,

GDP yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan harga konstan tahun 2000. Oleh karena satuan GDP adalah milyar Rupiah, maka untuk menyamakan dengan variabel lain variabel ini juga diubah dalam bentuk log.

6. I_Riil (Tingkat Suku Bunga Bank Konvensional)

Menurut kamus perbankan, suku bunga adalah adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen pada jangka waktu tertentu. Suku bunga dapat dibedakan ke dalam suku bunga nominal dan suku bunga riil.

a. Suku Bunga Nominal

Merupakan kewajiban membayar atau hak untuk mendapatkan bunga tingkat tertentu tanpa memperhatikan tingkat inflasi.

b. Suku Bunga Riil

Menurut Irving Fischer (1867-1947) tingkat suku bunga dengan inflasi akan saling mempengaruhi Persamaan Fischer yang dinyatakan dengan:

i = V +

π,

sehingga V = i - π Dimana:

i : Tingkat suku bunga nominal yaitu tingkat bunga yang dibayar bank. V : Tingkat suku bunga riil yaitu kenaikan dalam daya beli masyarakat.

π : Tingkat inflasi.

I_Riil yang digunakan dalam penelitian ini, merupakan tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank konvensional untuk jangka waktu 3 bulan yang sudah disesuaikan dengan inflasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga bank konvensional maka akan menurunkan pertumbuhan total aset Bank Syariah. Hal ini disebabkan tingginya tingkat suku bunga bank konvensional yang ditunjukkan oleh I_Riil akan mengakibatkan beralihnya nasabah Bank Syariah ke bank konvensional sehingga akan menurunkan total aset.

7. NPF (Non Performing Financing)

NPF adalah istilah yang digunakan pada Bank Syariah yang memiliki definisi yang sama dengan NPL pada bank konvensional. Pembiayaan yang disalurkan Bank Syariah dibagi menjadi lima kategori, yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Pengkategorian

tersebut didasarkan pada tingkat pengembalian dan besarnya nominal pengembalian dari nasabah peminjam yang memiliki besaran yang berbeda- beda tergantung kebijakan masing-masing bank. NPF merupakan penjumlahan dari pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet.

8. INF (Tingkat Inflasi)

Menurut kamus perbankan, inflasi adalah keadaan yang menunjukkan daya beli uang berkurang dalam masa tertentu, karena jumlah uang relatif lebih besar dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kenaikan harga-harga yang menjadi penyebab terjadinya inflasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a Creeping Inflation merupakan kenaikan harga yang terjadi secara perlahan-lahan.

b Hyper Inflation merupakan kenaikan harga yang terjadi secara cepat. 9. Dummy

Merupakan variabel boneka yang digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya kualitas atau ciri-ciri, dengan cara mengambil nilai 1 atau 0, dimana angka 1 menyatakan adanya suatu ciri tersebut, dan angka 0 menyatakan ketidakhadiran ciri. Pada penelitian ini, variabel dummy digunakan untuk mengindikasikan adanya fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang ditetapkan pada bulan November 2003. Dengan adanya fatwa MUI tersebut, diharapkan pertumbuhan total aset akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka model dalam persamaan penelitian ini mengalami perubahan, yang semula berbentuk model persamaan regresi linier berganda berubah menjadi berbentuk model persamaan regresi berganda double log atau yang bisa juga disebut log linier atau model elastisitas konstan. Model tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Log TAt = βo + β1 ROAt + β2 ROAt-1 + ... +β6 ROAt-n + β7 CAPt + β8 CAPt-1 + ... + β12 CAPt-n + β13 JKB t + β14 JKBt-1 + ... + β18 JKBt-n + β19 LogGDPt + β20

LogGDPt-1 + ... + β24 LogGDPt-n + β25 I_Riilt + β26 I_Riilt-1 + ... + β30 I_Riilt- n + β31 Log NPFt + β32 Log NPF t-1 + ... + β36 Log NPFt-n + β37 INFt + β38

INFt-1 + ... + β42 INFt-n + dummy + ε... (3.3)

Dokumen terkait