• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

4.2.2. Model Persamaan Regresi

Pendekatan statistik yang digunakan untuk melihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan menggunakan uji glejser. Berikut ini ditampilkan Tabel uji glejser:

Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,003 ,217 ,016 ,987 DV -,059 ,027 -,308 -2,155 ,035 SA -,018 ,083 -,032 -,215 ,830 UP ,008 ,010 ,113 ,817 ,418

a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil olah data SPSS 18

Dari hasil pengujian tabel 4.4 terlihat pada variabel DV terjadi signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absut. Hal ini terlihat dari nilai EPS adaalah 0.035 signifikan dibawah tingkat

kepercayaan α (sig<0,05).

Sedangkan variabel SA dan UP tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen absut. Hal ini terlihat dari SA dan UP signifikannya di atas tingkat kepercayaan α (sig>0,05).

4.2.2. Model Persamaan Regresi

Dalam pengelolaan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahap untuk mencari pengaruh antara variabel independen

45 (DV, SA, UP) dan variabel dependen (DR), melalui pengaruh antara X1 (DV), X2 (SA), X3 (UP), terhadap Y (DR).

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,931 ,387 -2,406 ,019 DV ,024 ,049 ,062 ,484 ,630 SA ,576 ,147 ,516 3,917 ,000 UP ,056 ,017 ,404 3,260 ,002 a. Dependent Variable: DR

Sumber: : Hasil Pengolahan SPSS 18

Berdasarkan table 4.5 diatas dapat disusun sebuah persamaan regresi: Y = -0,931 + 0,024X1 + 0,576 X2 – 0,056 X3 + e

Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. a = -0,931

menyatakan bahwa jika nilai X1 (DV), X2 (SA), dan X3 (UP) adalah nol, maka kebijakan hutang yang terjadi adalah sebesar -0,931.

2. B1 = 0,024

Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel X1 (DV) meningkat satu satuan. Maka 1% akan memberikan

46 kontribusi terhadap perubahan Kebijakan Hutang sebesar 0.024 atau 2,4 % dengan asumsi variabel lain tetap.

3. B2 = 0,576

Nilai koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel X2 (SA) meningkat satu satuan. Maka 1% akan memberikan kontribusi terhadap perubahan kebijakan hutang sebesar 0,576 atau 57,6% dengan asumsi variabel lain tetap.

4. B3 = 0.056

Nilai koefisien regresi b3 ini menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel X3 (UP) meningkat satu satuan. Maka nilai 1% akan memberikan penurunan kontribusi terhadap perubahan kebijakan hutang sebesar 0.056 atau 5,6 % dengan asumsi variabel lain tetap. 4.2.2.1 Koefisien Determinasi

Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu.

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,518a ,269 ,229 ,1681727 a. Predictors: (Constant), UP, DV, SA

b. Dependent Variable: DR

47 Hasil uji determinan pada Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa:

a. Nilai R = 0.518

Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dari hasil olehan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,518 atay 51,8 % artinya hubungan antara variabel X (DV, SA dan UP) terhadap variabel Y (DR) dalam kategori kuat.

b. Adjusted R Square = 0.229

Adjusted R Square menjelaskan seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh X, dari hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0.229 atau 22,9% artinya kebijakan hutang dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas DV, SA, dan UP. Sedangkan sisanya 77,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar kebijakan hutang.

c. Standard Error of Estimate =0,1681727

d. Standard Error of Estimate atau standar deviasi digunakan untuk mengukur nilai variasi dari nilai yang diprediksi. Standar deviasi dalam penelitian adalah sebesar 0,1681727

4.2.2.2 Uji F (Uji Secara Simultan)

Uji F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

48

1. Jika Ho : βι = β2 = ...= 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel dependen dan independen secara simultan.

2. Jika Ho : βι ≠ β2≠...≠ 0, berarti ada pengaruh signifikan antara

variabel dependen dan independen secara simultan.

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji F. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan

(α) = 5%. Jika tingkat signifikan di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Bila nilai F hitung < nilai F tabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak apabila nilai signifikan (α) = 5%, artinya secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel terikat.

b. Bila nilai F hitung > nilai F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima apabila nilai signifikan (α) = 5%, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

49 Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,582 3 ,194 6,857 ,001a Residual 1,584 56 ,028 Total 2,166 59

a. Predictors: (Constant), UP, DV, SA b. Dependent Variable: DR

Sumber: : Hasil Pengolahan SPSS 18

Berdasarkan hasil Perhitungan uji F pada table 4.7 dapat disimpulkan bahwa hitung sebesar 6,857 dan tabel sebesar 3,89, dengan demikian F-hitung lebih besar dari F-tabel dan signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variable independen Dividen (DV), Struktur Aset (SA), Ukuran Perusahaan (UP) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variable dependen Kebijakan Hutang (DR).

4.2.2.3 Uji T (Uji Secara Parsial)

Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 ; 35). Pengujian ini memiliki beberapa tahap, yaitu:

a. Hipotesis ditentukan dengan formula nol secara statistik, diuji dalam bentuk:

1. Jika Ho : βι > 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara parsial.

50

2. Jika Ho : βι = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel

dependen dan independen secara parsial.

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji T. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan

(α) = 5%. Jika tingkat signifikan di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan H1

diterima. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

a. Bila nilai T hitung < nilai T tabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak apabila nilai signifikan (α) = 5%, artinya secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh dan tidak signifikan pada variabel terikat. b. Bila nilai T hitung > nilai T tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

apabila nilai signifikan (α) = 5%, artinya secara simultan variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.8 Hasil Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -,931 ,387 -2,406 ,019 DV ,024 ,049 ,062 ,484 ,630 SA ,576 ,147 ,516 3,917 ,000 UP ,056 ,017 ,404 3,260 ,002 a. Dependent Variable: DR Sumber: : Hasil Pengolahan SPSS 18

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil olahan data dari model SPSS, maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

51 1. Nilai t hitung untuk DV adalah 0,484 dengan tingkat signifikans 0,630. Maka variabel Deviden (DV) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai thitung (0,484) < ttabel (2,145) dan nilai signifikan (0,630) > 0.05. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Deviden (DV) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Hutang.

2. Nilai t hitung untuk SA adalah 3,917 dengan tingkat signifikans 0,000. Maka variabel Struktur Aset (SA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai thitung (3,917) > ttabel (2,145) dan nilai signifikan (0,000) > 0.05. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Struktur Aset (SA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang.

3. Nilai t hitung untuk UP adalah 3,260 dengan tingkat signifikans 0,002. Maka variabel Ukuran Perusahaan (UP) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang dengan nilai thitung (3,260) > ttabel (2.145) dan nilai signifikan (0,002) < 0.05. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang

Dokumen terkait